15 January 2013

Tian

Dear Tian, 
Ingin kusebut engkau bagai pena yang menerjemahkan banyak kata. Engkau mengukir berbagai tawa menghapus gemuruh derita yang enggan berlalu.
 
Ingin kusebut engkau bagai rembulan yang datang menyinari bumi gelap. Kehadiranmu tak pernah kutunggu namun nyata kini aku melihatmu. Melihat binar dan letupanmu yang gembira. Bahagia.

Tian, bolehkah aku menyebutmu jemariku. Yang membuatku mengetik rindu tanpa sudah. Menulis kembali cerita hidup tanpa gundah.

Bagaimanapun aku menyebutmu, apapun caraku memanggilmu, bagiku engkau adalah keabadian.

Saat kupanggil namamu. Selalu ada rindu yang bergemuruh dan enggan kuterjemahkan. Aku takut menanggapi rindu. Namun hatiku berdegup tanpa jemu. Tian, bagiku kau adalah kata; BAHAGIA.


Oleh @buleg_darmi

No comments:

Post a Comment