30 January 2013

Surat #DuaHati @nadyasiaulia dan @PriaHujan

Berbahagialah!

27 Januari 2013, Pukul 10.30 WIB

Pesawat saya landing di Banda Aceh (BNA). Sebelum dipersilahkan turun, saya tertegun mendengar pengumuman di pesawat, biasanya saya tidak pernah peduli, entahlah sekarang saya sering peduli hal-hal kecil dan sering melupakan hal-hal besar.
Selamat Datang di Banda Aceh. Selamat Berpisah dan Sampai Jumpa, Semoga bertemu kembali..”
Saya tertegun, mudah sekali ia mengucapkan perpisahan. Iya, karena perpisahan sebenarnya juga adalah perayaan. Betul juga.

Ketika kita merayakan pertemuan dengan sukacita, mengapa tidak kita menyikapi perpisahan dengan tersenyum senang dan lambaian tangan?
Menurutmu, itu teori. Kenyataannya, tidak ada seorangpun yang mau meninggalkan dan ditinggalkan seseorang yang dikasihi. Tidak ada seorangpun yang rela dilupakan dan melupakan seseorang yang dicintai.
Baik, sayang. Pria, pria, pria, hujan, hujan, hujan. Seandainya kamu ada disini, saya ingin sekali menggenggam tanganmu dan menaruh kedua matamu di hadapan. Agar kita berbicara bertatap-tatapan dan kamu bisa meraba, apa yang saya rasakan.
Kamu lihat mata saya, “Siapa sih yang sudah bisa melupakan?
Saya tidak bisa lupa, mana mungkin saya bisa lupa selagi saya belum dianugrahi amnesia?
Apa saya perlu berjalan di rel membiarkan lokomotif kereta api menggilas saya dan menghancurkan otak saya yang penuh namamu? Seringkali saya berfikir bahwa saya perlu ditabrak tronton agar badan saya terlindas dan hati yang selalu meneriakan namamu menjadi kandas.
Namun, saya masih disini, belum juga bisa berhasil mati.
Tolong lihat mata aku, percaya sama aku. Aku -dengan menaruh tanganku di dadaku- dan kamu -dengan menaruh tanganku di dadamu-, kita akan bahagia dengan sendirinya dan baik-baik saja.”
Ah, sayangnya saya tidak bisa berkata langsung seperti itu.
Dan saya ingin juga melanjutkan pembicaraan tadi dengan perkataan; “Mungkin kita mencintai karna sama-sama merasa nyaman dan terbiasa. Mungkin itu hanyalah cinta-cinta biasa. Lihat aku, lihat mataku. Percayalah, kamu akan lebih mudah melupakan dan mendapatkan cinta yang baru, sayang.
--
Sore tadi, langit Banda Aceh cerah menawan. Banyak orang datang kesini untuk berlibur, bukan seperti saya, berhibur.
Ah ya.. Satu hal yang perlu kamu ketahui, Saya tidak lupa dua puluh tujuh januari, sebuket mawar merah, langit Makassar, awan  cumulus dan Pantai Losari. Itu keramat dan terpahat, dalam mata, hati dan otak saya.  
Seperti katamu, kenangan menikam kita diam-diam. Namun, satu hal yang perlu kamu ketahui. Saya tidak berusaha untuk melupakanmu. Jangan pernah menuduh saya sekeji itu.
Biarlah semua kenangan yang selama ini kita ratapi akan terus menjadi kenangan baik. Tertanam indah berakar kokoh, berbunga setiap musim hujan dan akan saya petik setiap kuntum itu lalu simpan dalam palung terdalam dalam samudra cinta yang terkelam.
Jika bunga-bunga dari kenangan yang ada, durinya akan mencederai saya. Tidak apa, setiap sakit yang saya rasa menyadarkan saya bahwa saya ternyata masih manusia. Masih memiliki hati untuk dapat merasakan. Saya pikir hati saya sudah mati, setengah tertinggal di Makassar, setengahnya jatuh berhamburan di langit saat penerbangan kembali ke Medan.
Saya sangka kemarin saya hanyalah mayat hidup yang berairmata. Ternyata saya salah, saya masih manusia. 
Biar kita cari arah jalan pulang masing-masing sendiri.
Pria, pria, pria.. Hujan, hujan, hujan.. Kamu hanya perlu memandang berkeliling. Masih banyak yang menjajakan cinta ranum untuk setiap tetes hujanmu yang harum.
Jika ini memang cinta yang baik, maka perpisahan sekalipun akan melahirkan senyuman setiap kali terkenang. Berbahagialah, berbahagialah dengan perpisahan pasangan jiwaku. Sesungguhnya dengan perpisahan berarti kita pernah bertemu.
Selamat Berpisah, Saya Mencintaimu.
[N]
Surat ini balasan untuk: 27 Januari
 
 
 
Oleh @nadyasiaulia untuk @PriaHujan



---


Surat balasan @PriaHujan untuk @nadyasiaulia 
 

Aku dan Malam Tadi 

Semalam aku tak bisa tertidur lelap, mengingatmu disetiap sela bangunku, sehatkah kau disana? Hati-hati disana, karena kau sedang membawa hatiku bersamamu.

Masihkah kau berpikir tentang perpisahan? Bukankah perpisahan itu hal yang paling kita benci? bukankah pisah adalah hal yang dulu kita laknat saat genggaman kita begitu erat di Pantai Losari?

Pertama kali bertemu dirimu di Bandung, begitu banyak mimpi yang aku tata rapi,

“Suatu saat nanti tak perduli apa yang aku kerja, aku harus menggunakan dasi, agar kau bisa setiap hari merapikan dasiku dan aku bisa lebih lama menatapmu”

Sedang mimpi yang lain,

“Aku ingin menutup mata sambil menatapmu tertidur dan bangun saat kau masih di dalam dekapanku”

Tidakkah itu semua menjadi mimpi kita? Tapi kenapa jarak yang seharusnya menguji kita malah menjadi pemisah, malah menjadi alasan untukmu pergi.  Segampang itukah kau maknai perpisahan?

“Mimpiku sesederhana itu, sesederhana memelukmu dan tertidur.”

Begitu banyak cinta yang akan kita hapus dalam perpisahan, seberapa banyak air yang tersimpan di dalam mata-air matamu dan mata air-mata yang akan tertumpah dan mengasinkan bibir kita?

“Maaf bila kali ini aku banyak tanya, karena perpisahan tak pernah terlintas dalam kepalaku”

Pagi tadi bangun dengan badan yang lemas, biasanya, kalau aku begini, kau begitu sigap membuatkan teh panas kesukaanku.
[PH]
 
 
 
 

Surat #DuaHati @ajenglembayung dan @_Kelly78

Aku Baik-baik Saja

Dear Kay,

Maaf kalau aku merepotkanmu dan membuatmu khawatir karena tidak bisa menghubungiku. Aku baik-baik saja, sungguh. Aku melanjutkan hidupku seperti biasa dan malah sedang sibuk-sibuknya di kantor.

Sedih karena kehilangan? Tentu saja. Perasaan sedih itu wajar, jangan dilawan. Tapi aku tahu bahwa saat ini aku sedang diajarkan untuk ikhlas. Semua hal dalam hidup itu tidak ada yang abadi, semuanya datang dan pergi. Membuatku sadar bahwa semua hal dalam hidupku merupakan titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja.

Seringkali manusia akan merasa lebih kehilangan ketika seseorang atau sesuatu sudah tidak ada. Jadi yang akan aku lakukan saat ini adalah bersyukur atas segala yang hadir dalam hidupku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, yang bisa kulakukan adalah berusaha. Mengusahakan dan memberikan yang terbaik bisa kulakukan untuk hidupku. Termasuk pasrah akan ketentuanNya.


Kamu juga jaga dirimu baik-baik ya..


With Love,
Ay




Oleh @ajenglembayung untuk @_Kelly78
Diambil dari dlembayung.blogspot.com



---



Aku (Pun) Baik-Baik Saja.. 

Dear Ay,

Mohon camkan ini.. Dirimu tidak pernah merepotkanku. Wajar kan kalau aku peduli terhadapmu setelah apa yang kita lalui selama ini? Tetapi kalau pada akhirnya kamu ternyata baik-baik saja, maka aku pun lega.

Iya. Aku sangat setuju mengenai pernyataanmu di surat sebelumnya bahwa perasaan sedih itu wajar dan jangan dilawan. Tapi aku pun tahu bahwa ikhlas bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Semuanya butuh proses dan betul adanya bahwa apapun yang ada dalam hidup tidak ada yang abadi.. semuanya datang dan pergi atas seijin-Nya. Membuatku sadar bahwa walaupun kehadiranmu merupakan titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja justru akan semakin kujaga dan ku kasihi dengan segala upaya.

Menurutku.. pasrah dengan ketentuan-Nya adalah kewajiban kita.. Namun selalu berjuang untuk merasakan kebahagian itu juga merupakan kewajiban kita.. DIA hanya memberikan kita jalan dan pilihan.. baik dalam bertindak, bersikap maupun bereaksi akan apapun cobaan yang sedang kita hadapi.. Satu hal yang aku selalu percaya dan imani bahwa di saat kita diijinkan untuk merasakan kehilangan dan kita masih bisa mensyukuri apa yang kita masih miliki.. Di saat itu pula DIA akan memberikan penggantinya yang jauh lebih baik dari apapun kehilangan kita.

Ay.. Saat ini aku sedang sering sekali mendengarkan lagu yang pertama aku dengarkan seumur hidupku di saat kita pertama kali berkencan di kedai kopi favoritmu.. Iya.. Kamu pasti bisa menebak lagu apa yang aku maksudkan.. “Falling In Love at a Coffee Shop” by Landon Pigg.

Kita cerita banyak hal di malam itu walau dirimu masih berkutat dengan setumpuk pekerjaanmu sedangkan aku asyik memperhatikanmu dengan segala kegiatanmu sambil sesekali menyuruput Kopi Toraja pekat tanpa gula.. walau pekat, entah kenapa pecinta White Coffee sepertiku malah tidak merasakan kepahitan.. mungkin karena ada perempuan manis yang ada di dekatku yang sesekali menepuk bahu sendiri seakan bisa menghilangkan lelah dan pegal karena duduk terlalu lama di depan laptop..

Ketika mengingat kejadian itu, ingin rasanya aku memberikan pijatan di pundakmu untuk sekedar menghilangkan penatmu saat itu.. tetapi tidak kulakukan karena itu pertemuan kita pertama kali.. dan aku tidak mau dianggap melakukan hal yang tidak sopan terhadapmu.

Ah.. Betapa kurindu kebersamaan kita lagi walaupun aku harus merelakanmu tenggelam dengan segala kesibukanmu.. Yang penting kau ada di dekatku.. Itu saja sudah cukup buatku untuk merasa bersyukur.. Iya.. Aku (Pun) Baik-Baik Saja.. Hanya Rindu..
Untuk sementara.. Jaga dirimu dan jaga hatimu baik-baik.. Sangat kunantikan hari dimana kita dapat bertemu kembali.
With Lots of Love,
Kay



Diambil dari kellyoktavian.tumblr.com

Surat #DuaHati @fairyteeth dan @inirudy

#DearL, Like a Fairytales

Dear L,

Aku sedikit tersentil dengan suratmu kemarin, mungkin benar juga yang kamu katakan soal berkomitmen terhadap diri sendiri itu. Karena selama aku merasa belum sanggup untuk berkomitmen dengan diri sendiri, gimana aku bisa berkomitmen dengan orang lain. Jangan sampai ketika aku berkoar-koar soal gimana orang lain menyikapi komitmen, eh aku malah gagal menetapkan komitmen yang paling dasar, yaitu dengan diri sendiri. Ah aku jadi ingat sebuah cerita lain soal komitmen ini, tapi akan aku ceritakan di surat yang lain aja ya…

Anyway, aku senang sekali ketika membaca suratmu dan mengetahui kamu berhasil menemukan buku titipanku itu. Buku itu sangat langka dan susah dicari. Aku sudah berputar di semua toko buku yang khusus menjual buku-buku import seperti Kinokuniya, Periplus, Times dan Ak.sa.ra, tapi semua stok yang ada habis. Sedih sekali perasaanku ketika menghadapi kenyataan itu. *apeu*

BAtKS2pCUAE0GHA

L, buku yang terlihat di gambar disamping ini buku yang lama aku cari-cari dan akhirnya berhasil kamu dapatkan itu. Buku itu menceritakan kisah-kisah dongeng atau cerita rakyat, yang bisa kita tahu dengan “fairytales” karya Grimm Bersaudara. Tapi kamu tahu tidak, kalau kisah yang diceritakan dalam buku ini tidak seindah dongeng-dongeng yang kita dengar ketika masih kecil dulu, melainkan lebih kelam dan kejam, mirip sama realita masa kini kan?

Some said that “Too much fairytales will kill your hopes and senses”. Karena dalam kehidupan nyata tak ada kisah seindah dongeng. Kalau buatku, semua itu justru salah. Dengan dongenglah kita diberi harapan bahwa sesuatu yang indah gak harus selalu mainstream, sebagaimana pangeran yang harus berpasangan dengan putri. Kenapa pangeran gak bisa mendapatkan upik abu seperti Cinderella? Kan dalam cinta tidak ada logika. Karena kisah-kisah dongeng itu pulalah aku yakin bahwa cerita seperti yang ditayangkan di FTV itu mungkin saja terjadi (walau mungkin proses dan dialognya gak selebay yang di TV ya…). Lalu, apakah karena aku terlalu percaya sama fairytale membuatku buta dan tidak bisa melihat realitas? Oh tidak begitu.. Dalam kuliah aja teori tidak harus selalu sama dengan prakteknya kan.

Someone also said that coz I had read too much fairytales, sehingga prilakuku terlalu berbunga-bunga dan tampak tidak menjejak bumi. Benarkah begitu? Karena setahuku kisah dongeng yang asli tidak selalu memiliki akhir yang bahagia. And I don’t really want to have a happy ending, you know why? because endings are the saddest part on every journey. So I just pray that someday I will have a happy beginning that last forever. :)

L, do you believe in fairytales?

Sincerely,
D




Oleh @fairyteeth untuk @inirudy
Diambil dari di-ta.com 




---



Surat balasan @inirudy untuk @fairyteeth


#DearD, Lagu Kenangan

Dear, D.

Kamu tahu, belakangan aku mulai membaca buku lagi. Kegiatan yang sejak dulu kumasukan di bagian hobby ketika membuat curriculum vitae di saat yang lain mengisi main musik atau olah raga. Mungkin karena sudah terbiasa sejak kecil, tiap Kamis sore bapak membawakan majalah Bobo jadi terbawa menjadi hobby. Dengan membaca aku seperti mendapati sebuah pengalaman baru dari tokoh yang diceritakan oleh si penulis. Malah kadang terbawa memerankan sebagai siapa.

Aku juga pernah belajar alat musik. Seperti gitar, piano, bahkan angklung! Tapi, tidak ditekuni secara serius. Jadi, sekarang semuanya lupa. Haha! Aku sebenarnya ketawa miris, karena setiap melihat orang main gitar atau main piano atau main alat musik lain sebenarnya dalam hati yang paling dalam pingin bisa seperti mereka. Belajar sesuatu memang tidak seharusnya setengah-setengah. Harus total.
Ngomong-ngomong fairytales. Jujur saja aku tahu fairytales justru setelah menginjak umur-umur belasan. Bukan masa kanak-kanak. Ketika masih bocah bapakku lebih sering mendongeng dengan cerita Kancil Mencuri Timun atau Kisah Pewayangan. Beberapa kali malah diajak nonton wayang kulit langsung menjelang pagi. Karena menurut bapak bagian paling seru dari pertunjukan Wayang Kulit justru ketika menjelang selesai. Yakni ketika terjadi perang Baratayuda antara keluarga Pandawa melawan Kurawa.

Menurutku wajar jika setiap fairytales (yang dikhususkan untuk anak-anak) berakhir bahagia. Bahagia seperti yang dilukiskan sang pendongeng ; menikah dengan kekasih pujaan hati, hidup kaya raya dan sang penjahat mati. Karena pemikiran anak kecil masih terbatas. Sebatas tahu baik atau tidak. Hitam atau putih. Belum mengenal abu-abu. Jadi, sebagai pelajaran untuk si anak kecil bahwa setiap anak yang berbuat baik akan mendapat imbalan yang baik pula. Yaitu kebahagiaan yang abadi.

Selain membaca belakangan aku juga suka mendengarkan musik dari radio. Mendengarkan musik dari radio itu menurutku lebih menyenangkan daripada lewat CD Player atau Tape atau pemutar musik lainnya. Selain koleksi lagunya lebih beragam kadang kita juga dikejutkan oleh lagu yang diputar oleh penyiarnya. Karena lagu itu membawa kenangan pada sesuatu atau pada seseorang misalnya. Seperti Sing For Absolution dari Muse mengingatkanku pada seorang sahabat karena tiap kali berkumpul selalu menyanyikan lagu itu, The Reason – Hoobastank, yang mengingatkan pada saat mengejar cewek sampai tergila-gila. HAHA. Atau Lebih Indah dari Adera yang baru-baru ini, ah sudahlah.. Hihihi.

Lalu, lagu apa yang mengingatkanmu pada sebuah kenangan? :)

Sincerely,
L



Diambil dari inirudy.wordpress.com

Surat #DuaHati @EviSriRezeki dan @ch_evaliana

Goodreads

Dear Eva,
Bagaimana kabarmu? Ditungguin, nggak ada nongol di pintu rumahku. Huuhhh….
Kangen tahu!

Oya, hari ini aku mau cerita hal menyenangkan dan ringan. Ini menyangkut sebuah situs bernama Goodreads. Kamu udah punya akunnya belum? Katanya suka baca dan nulis. Bikin dong, Va!
Apa sih yang seru dari situs itu?
Begini, situs itu memungkinkan orang-orang yang suka baca seperti kita untuk berinteraksi dengan sesamanya. Kita bisa kasih rate buku yang udah kita baca, kasih komentar dan nulis review juga. Langsung sama penulisnya lagi! Kamu suka Ayu utami kan? Dewi Lestari, atau siapalah jejeran penulis kesukaanmu.

Aku bikin akun di Goodreads sejak tahun 2009, tapi nggak tahu gimana cara pakenya. Haduh, gaptek banget ya? Hehehe…. Baru-baru ini, aku tertarik untuk mempelajarinya. Ternyata seru loh! Bisa searching buku-buku jaman dulu, bisa beli online buku klasik, pokoknya bisanya banyak! Seru! Dan kalau sudah memberi rate minimal 50 buku, kamu bisa jadi salah satu author di sana. Kamu kan udah punya beberapa buku antologi, Va. Bisa jadi ajang kamu promosi buku punya sendiri.

Gimana? Tertarik?
Kalau sudah bikin akun, jangan lupa add punyaku ya!

Ya sudah, segitu dulu ya. Aku ditunggu klien nih.

Bye Eva.

Your Mate




Oleh @EviSriRezeki untuk @ch_evaliana
Diambil dari myfairytalemytale.blogspot.com 


---


Surat balasan @ch_evaliana untuk @EviSriRezeki


Malam yang Menegangkan 

Hai V

Maaf, masih belum bisa berkunjung ke rumahmu padahal sudah kangen berat. Nah, yah kamu membolos lagi menulis surat! 

Iya, sudah lama aku tahu tentang Goodreads. Kamu yang kemana saja tampaknya baru tahu dan baru saja menyelami di dalamnya. Aku ngga bikin akun di sana hanya menjadi pembaca pasif saja. :) Nanti mungkin.

V, ada kejadian menegangkan! Bikin jantung copot, deg-deg-degan parah. Ini jemari saja masih gemetaran hebat. Motor Oki, adikku hampir saja dimaling orang. Untung, Tuhan masih baik dan sayang sama keluarga kita.

Kejadiannya tadi jam sebelas malam, belum terlalu larut malam padahal. Mama sedang nonton serial Korea di atas, aku sedang twitteran di kamar atas, Oki sudah tidur di kamar depan, sedangkan Papa entah masih sibuk apa di belakang. Miki, anjingku tiba-tiba menyalak. Awalnya kupikir oh Oki baru pulang dari warnet. Mama yang tersadar sudah jam sebelas mematikan tv, ke bawah ke kamarnya, mau tidur. Miki masih saja mengonggong. Mama ngecek ke jendela.

Kemudian terdengarlah teriak-teriak. "Pah, ada yang ambil motor!" "Bangsat!!!!" "Malinngggggg!"
Saat kita berhambur ke luar, malingnya sudah tidak ada. Hilang ditelan malam. Mungkin dia mantan atlit lari. Puji Tuhannya motor Oki tidak ikut hilang juga. Cuma gerbang agak rusak dan gemboknya diambil si maling.

Papa langsung pergi beli gembok baru dan sekotak susu untuk Miki. He he he.

Jadi teringat kamu yang suka sendirian di rumah. Hati-hati V.

Sudah yah ini masih deg-deg-degan aku.

Bye V
-Your Eva-




Diambil dari 3v4s-mind.blogspot.com

Surat #DuaHati @gelaph dan @Dear_Connie

G4uL di Senev Elenev Neverland

Senev Elenev Neverland, 28 Januari 2013

Hollaaaa Tante,

Aku sama Wendy dan Tinker Bell lagi di Senev Elenev nih waktu surat Tante datang. Tante pingin tahu aku lagi jatuh cinta sama siapa? Hehehe. Ada deh. Hehehe. Nanti Tante kaget kalau tahu. Hehehe.

Dan…

APA?! Cewek-cewek yang bareng King Magnus itu sebenernya cowok? Gila! Serius tuh Tante?! Geblek! Mereka cantik-cantik banget! Gak keliatan sama sekali kalau mereka itu aslinya lakik! Dokter operasinya pasti kerja keras banget tuh buat ngetok magic mereka!

Nah kalau ngebahas orang tua, aku malah jadi sedih Tante. Soalnya aku aja bingung siapa orang tua aku. Kayaknya dulu Dewa Langit lagi gatel hidungnya, trus bersin, trus keluar deh aku dari hidungnya. Hiks. Atu tedih. :’(

Tapi aku punya keluarga Darling sih. Mereka selalu menganggap aku bagian dari keluarga. Jadi ya gak masalah sih walaupun aku sering dikatain upilnya Dewa Langit. :D

Eiya, aku belum cerita tentang Senev Elenev ya? Ini tempat bergaulnya anak muda di Neverland. Bentuk bangunannya segi lima, bercat kuning gading. Atapnya terbuat dari marshmallow pink tahan air. Meja kursinya berbentuk seperti awan warna-warni. Tapi jangan tertipu dengan rupa kursinya yang kayaknya lembut. Karena kursinya terbuat dari kaca nako, Tante. Keras banget di pantat. :|

Di sini jual macam-macam makanan dan minuman. Dari pancake saus jantung kodok sampe es akar pohon pisang. Rasanya yaa kayak jantung kodok dan akar pohon pisang biasa. Lumayanlah. Gak enak-enak banget sih, tapi dibilang gak enak juga enggak. Jual kue bintang dan jus buah delima juga, tapi gak seenak bikinan Tante. :(

Aku mau banget datang ke istana. Mau makan kue bintang! Hahaha. Lusa mungkin ya. Tunggu cuaca agak baikan dan jemuran aku kering. Aku gak punya kolor nih Tante. Keabisan. :|

Cheers,
Peter




Oleh @gelaph untuk @Dear_Connie
Diambil dari gelaph.tumblr.com



---



Surat balasan @Dear_Connie untuk @gelaph




Peter,

Sumpah deh, Tante jadi tambah penasaran. Kamu itu lagi jatuh cintanya sama siapa sih? Setau Tante sih, kalo sampe dirahasiain gitu artinya Tante kenal sama orangnya… Bukan Snow, bukan Wendy, bukan Tinker. Terus siapa dong?

Eh, Peter. Nyonya Darling itu gimana sih tampangnya? Tante penasaran. Haha. Dulu kan papanya Wendy ninggalin Tante untuk nikah sama perempuan itu. Katanya sih cantik dan keibuan gitu ya? Sukur deh, mereka sayang semua sama kamu.

Tapi sebenernya kalo kita udah kenal dari dulu, Tante juga mau lho adopsi kamu. Tante kesepian. Snow nggak sayang soalnya sama Tante… Dia juga sibuk terus, sekarang lagi kursus bikin jamu sama nenek sihir di Puerto Rico. Eh, tunggu. Puerto Rico apa Purwokerto ya? Lupa. Yang jadi penasehatnya Mayang Sarimin itulah. Di mana ya itu?

Kapan-kapan Tante mau dong diajak ke Senev Elenev itu! Kayaknya harus bawa bantal sendiri tapi ya, karena kursinya keras. Nggak apa-apa deh. Yang penting sama kamu perginya.

Kamu lusa mau ke Istana ya? Yah… sayang banget. Tante lusa itu udah janjian sama sepupunya temen Tante yang mau dikenalin ke Tante itu. Semalem kita udah telfonan. Namanya Raffles Ahmad, sepupu Raja dari Kerajaan Entahlah Terserah. Dia baru putus sama pacarnya. Mantannya itu seumuran Tante juga, tapi katanya penyanyi padang pasir gitu. Yuni Sahara namanya. Kamu pernah dengar? Nanti kalo bisa Tante foto deh pas kita berduaan. Ini Tante kirim foto dia juga. Menurut kamu gimana? Ganteng nggak?

Kayaknya koq susah banget ya kita ketemuannya?

Peter, kamu harus bilang: Kamu lagi naksir siapa?


Ravenna




Diambil dari poeticonnie.tumblr.com

Surat #DuaHati @godhfd dan @heyechi

Bagong Kena Virus


Subject  : Bagong Kena Virus
From : Narada Kanekaputra (narada.kanekaputra@gmail.com)
To : Retna Anjani Nirmala (cupumanik_anjani@yahoo.com)
Date : Thursday, 24 January, 2013 10:14 PM

DORR!! Cangik!!

Hayooo … Kaget ya baca subject sama salamnyaaaa.. Hayo ngaku.. Hehehehe…

Ngik, kamu di Jakarta baik-baik aja kan? Aku tahu kok kamu baik-baik aja. *sok tahu* Baca email kamu yang terakhir bikin aku yakin kalo kamu baik-baik aja dan gak kekurangan suatu apapun, kecuali kehadiran Bagong. Hahahahahaha.

Membaca subject email ini pasti bikin kamu khawatir dan bertanya-tanya kan? Apakah yang terjadi sama aku. Tenang Ngik! Aku akan ceritain semuanya, jadi kamu gak bingung. Kasian juga kamu gak dapet cerita dari kemaren-kemaren.

Aku disini hampir tiap hari kerjaannya jalan-jalan sama baca. (*baca : reccee dan reading). Cuma salah satu pemain aku ada yang kena demam gitu, kayaknya karena masih nyesuain udara disini. Dan pada dasarnya, waktu kesini dia emang udah gak enak badan. Tapi selain itu, semuanya baik-baik aja. Reccee lancar, reading juga oke.

Nah, yang jadi masalah lokasi yang akan aku pake syuting nanti ternyata juga bakal dipake sama orang sini buat syuting juga. Jadi kita harus milih antara pindah lokasi atau tetap syuting disana tapi diundur tanggalnya. Akhirnya setelah perdebatan yang alot dengan tim produksi, kita mutusin untuk tetap pake lokasi yang udah direncanain, dengan konsekuensi bahwa kita harus extend di Amsterdam. Ini adalah pilihan yang paling efektif dan efisien buat produksi yang sekarang.

Dan karena harus extend itu, akunya jadi kena virus nih Ngik. Bukan. Bukan virus flu kayak pemain aku. Bukan virus berasa ganteng kayak Antasena juga. Virus ini cuma khusus menyerang aku.
Iya. VIRUS, keVikiran kamu teRUS. :))))

Kepikiran harus ninggalin kamu lebih lama, kepikiran kamu jadi makin susah tidur atau enggak, kepikiran rencana kita yang bakal tertunda, kepikiran kamu yang bakal jadi makin mikirin aku, dan kepikiran kalo aku harus lebih lama disini, lebih enak kalo sama-sama kamu. Pokoknya kepikiran kamu terus deh tiap detik, tiap menit, tiap jam, tiap saat. Sampe aku takut sendiri nanti dibilang musyrik, gegara kepikiran kamu terus, bukannya Tuhan. Tapi kalo dipikir lebih dalam lagi, dengan mengingat kamu setiap saat itu kan salah satu bentuk bersyukur sama Tuhan dan bentuk mencintai Tuhan juga. Karena Tuhan udah nyiptain kamu buat aku VIkirin teRUS, buat inget terus, dan buat aku sayang terus, terus, dan terus. Karena mencintai makhluk ciptaan Tuhan berarti juga mencintai Tuhan. Jadi kamu gak usah kawatir ya Ngok, VIRUS ini VIRUS yang baik kook.

Aku udahin dulu ya Ngik. Kalo aku tumpahin semua pikiran aku tentang kamu gak akan selese-selese dan aku gak bakal tidur-tidur. Kayak yang kamu bilang kalo ensiklopedi aja gak akan cukup buat ngungkapinnya. Aku kan mau kirim email, bukan kirim ensiklopedia, nanti kamu juga kapan bacanya kalo kebanyakan aku yang aku tulis. Nanti Hastina Bakery sapa yang mao ngurusin kalo kamu baca muluk. Nah tuh kan gak kelar-kelar, ya udah ya ngiiik, terusin besok lagiii, daaaah cangiiik, salam elus2 buat cipluuuk.

Bagong, yang doyan bikin kawatir




Oleh @godhfd untuk @heyechi
Diambil dari halamandepan.tumblr.com 



---


Surat balasan @heyechi untuk @godhfd


Cangik Datang Membawa Kesembuhan

Subject :    Cangik Datang Membawa Kesembuhan
 From :       Retna Anjani Nirmala (cupumanik_anjani@yahoo.com)
To :             Narada Kanekaputra (narada.kanekaputra@gmail.com)
Date :        
Friday, 25 January, 2013 11:24 PM

Hai Bagong!

Kaget katamu? Kaget katamu? Gak, aku sama sekali gak kaget dengan subject dan salam di emailmu kemarin. Tapi ini hanyalah dusta. Ya iyalah aku kaget Bagong yang rese tiada tara! Bagong yang doyan bikin khawatir memang sudah paling pas untuk menggambarkan diri kamu. Sekarang, sudah senang dan puas membuat aku ketar ketir disini sepanjang membaca email kamu?

Bagong, aku gak tau harus ngomong apa dengan ditundanya kepulangan kamu. 3 minggu itu gak sebentar lho. Dan harus menunggu lebih lama lagi, bukan hal yang mudah. Tapi demi kesuksesan kamu dan juga demi masa depan kamu yang cemerlang, maka aku harus kuat! Harus berani melawan musuh terbesar bernama jarak! Dan harus tegar menghadapi cobaan-cobaan rese lainnya dari kamu *menggebu-gebu*

Waktu kamu bilang kamu kena virus, aku langsung pusing. Bingung. Gundah gulana. Dan berdebar-debar. Aku khawatir kalau virus yang mendera kamu itu gak ada obatnya. Terus kalau gak ada obatnya, kamu gak sembuh-sembuh, dan kamu makin lama pulangnya. Ah, tidaaakk!

Tapi setelah baca kelanjutannya, rasanya aku pingin tancepin pensil dikuping kamu.

Bagong yang lagi kena virus, kamu tenang aja. Bukan Cangik namanya kalau tidak bisa bikin kamu jadi lebih baik. Bukan Cangik namanya kalau tidak bisa menemukan cara-cara yang paling ampuh untuk bikin kamu senang lagi. Bukan Cangik juga namanya kalau tidak bisa menenangkan kamu. Dan lewat email ini, Cangik datang membawa kesembuhan.

Ketika kita lagi memikirkan seseorang maka diwaktu yang bersamaan orang itu juga memikirkan kita. Seperti itu juga yang aku alami. Meskipun kita lagi terpisah jarak begini. Tapi itu namanya telepati. Koneksi yang tak tampak, tapi kita punya karena kedekatan hati kita. Sama seperti waktu kita mengomentari sesuatu dengan kata-kata yang persis sama. Makanya, aku tahu kamu lagi kepikiran terus sama aku. Soalnya aku disini bisa merasakannya.

Kamu sebetulnya juga gak perlu khawatir dengan aku. Rencana kita bisa menunggu, kita pasti bisa menemukan waktu yang lebih tepat untuk melakukannya. Mungkin saja memang sudah bagian dari rencananya Tuhan supaya kita menunda dulu pelaksanaan rencana kita supaya kita bisa menikmatinya berkali-kali lipat lebih menyenangkan. Dan pastinya jauh lebih baik daripada yang kita duga.

Jadi, kamu disana tetap jaga diri dan jaga hatimu baik-baik. Aku bakal tetap menemani kamu lewat mimpi-mimpi tiap malam, secangkir teh atau cokelat panas di pagi hari, kue cokelat yang lumer dimulut, kutipan di post it, juga tulisan-tulisan dan surat yang terselip di notebook kecilmu. Dan aku akan selalu menjaga hatiku disini.

Cangik, yang selalu khawatir


Diambil dari flanelmerah.tumblr.com

Surat #DuaHati @starlian dan @egbertz

Empty


Hey there,
  All my dreams it suddenly seems, It suddenly seems, Empty

Kalau kamu tanya apa saya sedih, jawabnya pasti ya. Tapi saya tidak menangis.
Kalau kamu tanya apa saya marah, jawabnya pasti ya. Tapi tidak kepada nasib.
Kalau kamu tanya apa saya kecewa, jawabanya pasti ya. Tapi tidak kepada kehilangan.

Vari,
Kepergian Clint memang menyedihkan tapi entah saya tidak bisa berlinang air mata. Mungkin karena saya tahu ini akan terjadi. Mungkin karena saya siap untuk selalu kehilangan, seperti saya pernah kehilangan Nafka dulu, calon suami saya. Kehilangan Clint hanyalah bentuk kehilangan yang lain.

Seperti lirik lagu dari The Cranberries di atas, saya hanya merasa kosong. Hanya merasa tak lagi bertuan, meski kami pernah gagal sebelumnya.

Perempuan tak bertuan,
Agnes




Oleh @starlian untuk @egbertz
Diambil dari starlian24.wordpress.com 



---



Surat balasan @egbertz untuk @starlian

(Masih) Sakit

Teruntuk Bandung,

Apa kabarnya kawan ?
Setahun sudah lewat sejak surat pertamaku untukmu.
Mungkin surat tertulis, karena di luar surat tertulis itu sudah banyak kata - kata yang kuucapkan untukmu.

Seperti setahun yang lalu kamu tampaknya masih sakit.
Sekilas tidak terlihat seperti itu.
Semua orang masih beraktifitas seperti biasa, anak sekolah di pagi hari disusul dengan para pekerja.
Diselingi dengan orang -orang lainnya.
Para wisatawan yang selalu setia menghampirimu bahkan saat kami, orang - orang yang telah hidup lama denganmu, merasa penat dengan segala masalah transportasi di sini.

Bagaimana rasanya melihat pohon - pohon yang ditebangi hanya untuk melihat perumahan - perumahan yang muncul karena ada orang - orang yang membutuhkan tempat untuk berteduh ?
Melihat sampah - sampah yang terjatuh karena tidak ada tempat untuknya dan banyak orang yang tidak  mau bersusah payah untuk membuangnya.
Melihat angkutan kota yang semakin kesepian karena penumpangnya saat ini lebih memilih jenis kendaraan lain.
Melihat jalan - jalan yang sepi dan tidak pernah tahu kejahatan apa yang selanjutnya dapat terjadi kepada kita.

Kamu semakin sakit namun masih bisa disembuhkan.
Ada dokter - dokter yang mungkin tidak bergelar dalam wujud orang - orang yang peduli.
Ada perawat - perawat yang tak mengenal waktu dengan segala komunitasnya untuk menunjukkan bahwa kota ini berjuang untuk sembuh.
Ada langkah - langkah kaki dengan tawa ceria di gelap malam yang menandakan kota ini masih hidup.

Setahun dari sekarang mungkin akan ada surat lagi, mungkin dariku atau juga dari orang lain.
Semoga kamu sudah lebih baik pada saat itu.
Setahun itu waktu yang lama.



 Diambil dari lubang-hitam.blogspot.com

Surat #DuaHati @NiaNoor dan @_Romulus

Poros Bahagia 

"Baca surat ini satu kali, maka akan kau temukan dirimu mengerti. Baca surat ini dua kali, maka kau akan mengelak ini bukan tentangmu. Baca surat ini tiga kali, maka kau hanya akan menyangkal semua yang tertulis disini."

Kepada S,

Euforia menyapaku, bulan menemanimu, kita tak berada dalam satu langit tapi seluruh angkasa menyambutmu. Mereka mengirimmu dalam ruang rindu.

Tahukah kamu?

Bagiku nada telepon adalah nyanyian benda canggih terhebat. Dan auramu merambat menggetariku. Inilah waktumu. Inilah waktuku. Kusimpan getar kita.

Halo S,

Aku berharap semoga hujan ditempatmu bukan wanita, karena aku bisa cemburu--dia lebih dulu menyentuh tubuhmu.

Aku mendengar suara hujan, dan entah bagaimana dingin dan hangat bisa menjadi satu di jemari, mata, dan hatiku.

Selamat malam S,

Tahukah kamu?

Aku yang tidak tahu menahu tentang arsitektur, mengetahui benar senyummu mampu menjembatani langit dan bumi.

Kemudian aku yang tak tahu menahu tentang ilmu bumi ini tahu pasti, bahwa tatapmu meski hanya dalam bayangku, masih membuatku lupa akan gravitasi.

Jadi S,

Ini semua tetap salahmu.

Jika aku tak juga percaya, makhluk seindahmu, menjanjikan diri sebagai milikku.

Kepada S,
Tetaplah menjadi poros bahagiaku.

Kebumen,
28 Januari 2013.
12:27




 Oleh @NiaNoor untuk @_Romulus
Diambil dari petrichora.blogspot.com



---


Surat balasan @_Romulus untuk @NiaNoor


Neurosis 

Jika setiaku dipertanyakan,
Takkan kuberi sebuah jawaban.
Kubiarkan kau merasakan sendiri,
Agar kau lebih mengerti.

Tears drop not from my eyes,
But straight from my heart.
When you want me no more,
I had no idea what to do with that.

Aku tidak menjanjikan untuk menjadi milikmu,
Aku ingin menjadi milikmu.
Aku juga tidak menjanjikan untuk setia padamu,
Aku ingin setia padamu.

I'm not as good as you think of,
I'm no more than a broken man.
My smile is not as magical as you think of,
It's nothing more than a broken smile of a torn man.

Hujan disini bukan wanita,
Bukan pula hujan berwarna.
Namun hujan bayanganmu,
Yang membuatku semakin rindu.

N,
Aku seperti pengidap neurosis tanpamu.

Get back soon,
I feel lost without you.




Diambil dari ksatriasemesta.blogspot.com

Surat #DuaHati @brutalita dan @enkanaa

Jealous? Are You Serious?

Cemburu.

Aku tahu kamu bukan orang yang terlalu sabar. Aku pun mengerti kamu bukan orang yang pandai menyembunyikan perasaan. Tidak jarang aku melihatmu cemburu. Tapi apa kamu tahu bahwa semakin lama cemburumu mengarah sedikit keterlaluan? Gadget? Please, Mbum. Apakah aku harus membuang seluruh gadgetku agar kamu tidak lagi cemburu? Pada laptop… Pffft.


Lalu bagaimana jika setiap saat aku berkutat dengan tab? Atau aku berubah menjadi gamer? Bercumbu dengan DoTa, PointBlank, Counter-apalah-itu-namanya. Jangan-jangan kamu mogok kuliah sebab cemburu tak tertahan hanya agar tidak bertemu aku… Iya?

Dan lagi, pada teman? Hah. Setan apa yang menyelip di kepalamu? Bagaimana bisa kamu cemburu pada teman yang kita berdua bantu mengejar cintanya? Bagaimana kamu tega being jealous pada sahabat yang baiknya tak terkira? Atau karena dia terlalu baik, maka dari itu kamu cemburu? Iya kah? Seriously, aku hilang arah, hilang cara untuk membuatmu tak lagi berpikiran gila. Apa sekali lagi aku harus bilang dan memberimu pengertian? No. Aku harap kamu buka pikiran hingga mengerti sendiri. Bukankah kamu bukan lagi lelaki usia dini?

Tolong besarkan pikiran, kecilkan ego kalau kamu mau belajar sabar. Jangan sampai tak ada lagi celah untuk sayang di hati sebab cemburu terlampau merajai.

Mbum,
Aku sayang kamu. Sebaik apapun orang kalau dia bukan kamu, aku juga takkan mau. Belajarlah memilah, mana yang patut dicemburui dan yang tidak. Berhentilah jadi seperti ini; where’s the fire kok suddenly you’ve become the rain?





Oleh @brutalita untuk @enkanaa
Diambil dari brutalogic.tumblr.com 



---



Surat balasan @enkanaa untuk @brutalita

Kemana Pijakan Hati

Berkehendak.

Hari ini aku sedih, dikala aku sakit gigi..
Semua masalah datang menghampiri..
Kemana aku harus lari..
Ataukah harapan akan kandas dalam mimpi..
Kemana Kekasih hati pergi, akankah dia datang untuk mengobati, ataukah dia akan pergi melepas bahagia sendiri.. Atau. Atau. Atau entahlah.. Selama aku kuat disini, kutunggu kau kekasih hati.. Doakan ku sabar menanti.

Kemana suaramu, kemana pelukan hangat yang kau berikan kepadaku dikala kita senang.. Aku rindu, aku butuh kamu.. Butuh kamu..




Diambil dari kadalkrispi.tumblr.com

Kembali Ke Jakarta

Lodtunduh, 29 Januari 2013

Untuk yang baru saja kutinggali,


Aku sedang bermanja dengan kesunyian, disalah satu desa di Ubud yang semudah beberapa detik bisa membuatku terlelap ketiduran. Katanya hidup ini perlu keseimbangan, maka aku memilih meninggalkanmu sebentar untuk menepi dari keramaian.

Jangan cemburu, baru beberapa waktu aku menyebrang pulau saja hati ini sudah rindu. Sungguh, aku tidak kecewa terhadap hiruk-pikuk berita duka yang menimpamu di layar kaca minggu lalu. Sungguh, bukan ini alasanku menepi darimu. Tiap malam aku berdoa pada Tuhan, agar menadahkan wadah-wadah airmata bagi langit agar tak tumpah pada kota tercintaku. Aku berdoa agar Tuhan menyembuhkan luka di dada setiap pusat kota, agar kau pun tak kena imbasnya. Aku pun selalu berdoa bagi pemegang kendali atas ibu kota ini. Aku tahu, kau sedang dipegang oleh orang yang tepat. Dua perawakan Jawa-Cina yang sangat kuhormati semoga benar-benar bisa menjagamu dengan sepenuh hati. Aku pergi hanya untuk beberapa pekan, mari kita sama-sama belajar saling merindukan.

Jakarta, dibatas waktu saat nanti kita kembali bertemu. Aku ingin menyender dibalik keramaianmu, bisa siapkan tempat untukku? Aku akan kembali secepatnya. Tunggu ya.

Penghunimu yang sedang menepi.




Oleh @lovepathie
Diambil dari http://lovepathie.tumblr.com/post/41777786195/kembali-ke-jakarta

Take Me Out to Berastagi, Now!

Dear @yutaria ,

Me miss you so bad!

Gue kangen banget sama lo. Pertemuan beberapa jam di bulan September 2012 lalu tidak jua meredakan kangen gue ke lo. Cuma beberapa saat saja, and actually i need more and more time to talks with you! Ah, but when? :') Kita terlalu sibuk dengan pekerjaan masing - masing. Gue dengan keribetan dunia entrepeneur gue, lo dengan dunia bisnis pendidikan lo. Apa kabar "Serdika Tutorial?" Semakin sukses dong ya di tangan lo pastinya. I can't doubt it! ;)

By the way, semalam gue stalking page Facebook lo. Aha iya, I'm the greatest stalker! :p
Gue selalu iri deh sama lo Tha, dijaman heits-nya Twitter, lo masih setia dengan Facebook and you're a celeb there! Iya sih gue tahu, the biggest reason why you've stayed in FB just because the foreigners! Am I right? Gue juga sih sebenernya. Saking banyak-nya temen - temen foreigners gue yang gak bisa main Twitter, gue masih harus suka buka Facebook untuk sekedar bertegur sapa lewat kolom chatting-nya. But its fun, except the games and apps which became too annoyed! (--,)

Okay, back to point of why I wrote this letter for you,

Tha, gue pengen ke Berastagi! Iya, gue pengen banget ke Berastagi!

Ngeliat foto - foto di Facebook lo tentang Berastagi dan objek - objek wisata disekitarnya itu drooling me so bad! I wanna be there! Gue pengen banget naik kuda ke Bukit Gundaling, ke Gunung Sibayak, ke Gunung Sinabung yanng ada Danau Lau Kawar nya itu, ke Hill Park, Ke Vihara Lumbini, foto di depan Tugu kota yang bentuknya 'kol' (bener gak?), terus nanti ujung - ujungnya ke Danau Toba dan ntar nginepnya di rumah lo ya Tha, iya doong :D.

Pokoknya gue gak sabar banget pengen ke Berastagi! Cuma Medan - Berastagi satu - satunya  kota di Sumatera yang belum pernah gue kunjungi selain Aceh. Lo tau kan gue selalu kagum sama daerah pegunungan? Serasa saat ini juga gue pengen loncat ke suatu tempat yang dingin dan sejuk serta nyaman buat menghapus semua stress karena kerjaan gue ini and surely Berastagi is the next destination!

So, please take me out to Berastagi, Now!



Oleh @lionychan untuk @yutaria
Diambil dari http://www.lionymayestica.com/2013/01/take-me-out-to-berastagi-now.html

Aku Jatuh Cinta, Sidoarjo

aku memang belum lama tinggal di kota ini. tetapi kenangan yang terkumpul membuat rasa itu tumbuh. ya, aku jatuh cinta pada kota ini. mungkin kota ini tak seluas kota lainnya. tapi bagiku, cukup. cukup mengesankan.
aku dan adikku biasa mengelilingi kota dengan motorku. sederhana memang. tapi begitulah kebersamaan cinta. indah bukan?
dua kali aku terjatuh di aspal Sidoarjo. sakit. sungguh. tapi setidaknya aku mendapat banyak pengalaman dari itu.
kota ini memang sederhana. bagiku tak sempurna.
justru karna kesederhanaan itulah aku jatuh cinta pada kota ini, Sidoarjo :)




Oleh @lunaisyah
Diambil dari http://luna-aisyah.blogspot.com/2013/01/aku-jatuh-cinta-sidoarjo.html

Malang, Aku Bercerita

Malang, untuk kisah cinta malang

Dari sini aku mengenal jarak dan dipaksa menyerah olehnya dengan kamu pria pertama yang membuatku jatuh cinta.
Disini aku mengakhirkan perjuangan memulihkan hati dengan kamu yang sempat memberiku perhatian lebih.
Disini aku kembali membuka hati dengan kamu yang ku anggap mampu memulihkan hati namun kembali harus menutupnya sebelum berhasil menempatkanmu di hati ini.
Disini aku memaksakan untuk menyembuhkan hati dengan kamu sahabatku sensiri dan berujung dengan saling menyakiti.
Memang, kisah cintaku terbilang malang sesuai dengan nama kota ini, Malang. 


Malang, untuk hariku yang tak malang

Disini aku aku banyak belajar tentang hidup. Dimana aku harus bisa berkomunikasi yang baik dengan orang yang baru saja aku kenal. Dimana aku harus menghargai arti uang dan yang terpenting bagaima aku harus menghargai waktu yang sering aku buang sia-sia.
Disini, tempat pertama aku harus jauh dari keluarga. Disini tempatku menumpang untuk mencari ilmu.
Dan disini pula Tuhan memberiku keluarga baru untuk menemani hariku. Aku bersyukur memiliki mereka. Karena mereka, hariku tak malang seperti nama kota ini, Malang. 


Malang, untuk mereka yang selalu membuatku senang

Disini aku menemukan keluarga baruku. Mereka yang selalu ada saat aku butuhkan. Mereka yang selalu membuatku tersenyum.
Gadis kecil berkaca mata dan bertampang jutek yang kutemukan saat ospek.
Gadis kecil berkerudung dan sangat periang yang sering dibilang mirip denganku.
Gadis berambut pendek yang sudah ku anggap seperti kakakku.
Gadis berkulit sawo matang yang dengan sabar mendengarkan keluh kesahku.
Gadis berkurudung yang mengau dirinya peranakan Uzbek.
Pria berkumis tipis berkaca mata dengan sejuta ucapan manisnya. Beruntung aku tak berpikir untuk jatuh cinta denganmu.
Pria bertubuh bongsor dengan segala ketidak jelasan dan leluconnya yang selalu dapat menghibur.
Pria dengan sosok peranakan china dengan segala kata-katanya yang tajam.
Pria berkaca mata namun tak berkumis yang sangat cuek namun selalu asik untuk jadi bahan bullyan.
Dan, pria berkulit sawo matang yang sangat sabar dan rajin ibadah.
Aku bersyukur bisa mengenal kalian. Aku tak sabar melihat kita mewujudkan mimpi-mimpi besar yang kita ciptakan.  


Malang, cukup disini aku bercerita. Aku beruntung memiliki kesempatan untuk menikmati hidup disini.


 
Malang, 29 Januari 2013
Aku.



Oleh @oriin_
Diambil dari http://orindmorind.blogspot.com/2013/01/malang-aku-bercerita.html#links

Yogya-heART-a

 Timurmu adalah tempatku pertama kali menyapamu setiap kali aku datang, dan dalam hatiku selalu berkata, "Aku pulang."
Selatanmu adalah tempatku melepaskan segala bebanku, membiarkan mereka pergi ke lautan tersapu ombak dengan deru yang menenangkan.
Tengahmu adalah tempatku merasa sendirian di tengah keramaian, menapaki setiap jalan yang penuh dengan manusia yang tidak aku kenal.
Utaramu adalah tempatku mendinginkan hati yang mendidih karena cemburu, menyentuh titik-titik embun yang menjadikanku suci di ketinggian.
Baratmu adalah tempatku mengadu, mencaci, dan menumpahkan segala kekesalanku, karena lelaki yang paling kubenci ada di baratmu. Ayahku.
Aku mencintaimu dengan semua kehidupanku yang pernah ada di dalammu. Aku telah melewati bagian tersulit dan terindah di hidupku di dalammu. Dan kelak aku akan tua dan mati di dalammu.
Yogyakarta, kota yang aku cintai, aku titip kekasihku saat ini. Jagalah dia sampai akhirnya dia menjemputku dan membawaku pulang nanti.



Oleh @meyrzashrie
Diambil dari http://meyrzashrie.blogspot.com/2013/01/yogya-heart-a.html

Potrosari Kidul

Hai Magelang, bagaimana kabarmu sekarang? Kamu pasti sedang berduka setelah kejadian Merapi beberapa waktu lalu. Aku melihat berita tentangmu melalui televisi, beberapa kali Merapi terbatuk. Tapi semoga bisa tetap menguatkanmu.

Sepertinya aku lama tak mengunjungimu. Mungkin sudah 4 tahun yang lalu terakhir kali aku menyapa pagimu. Masihkah lengang jalan kotamu? Ataukah sudah banyak penghuni kota besar yang menginvasi (hayah, bahasamu lee)?

Kamu tahu? Meski sudah hampir 5 tahun aku tak mengunjungimu, tapi kamu akan selalu menjadi bagian dihidupku. Enggak percaya? Bagaimana cara agar aku melupakanmu jika di KTP-ku selalu tertulis namamu? Bukan hanya tempat lahir, ada teman, masa kecil, dan salak pondoh. Wah yang kusebut terakhir itu benar-benar bisa membiusku.

Jangankan Jakarta, dari Surabaya tempat tinggalku sekarang-pun kamu masih jauh lebih kecil, tapi kamu mempunyai tempat yang tak kalah besar dihatiku. Dulu sering sekali ku menyapamu, setidaknya setahun sekali saat lebaran Idul Fitri datang. Tapi semenjak kepergian nenek sekitar 4 tahun lalu, aku tak pernah lagi menginjakkan kakiku disana.

Emm, aku mau buat pengakuan. Kurang lebih 11 bulan yang lalu aku mengunjungi tetanggamu, Jogjakarta. Tapi maaf aku tak sempat mengunjungimu. Aku tak mengelak, waktulah yang membuatku tak bisa menyapamu. Kamu mau khan memaafkanku? Aku janji diwaktu yang lain jika aku berkesempatan mengunjungi Jogja aku akan mengunjungimu.

Potrosari Kidul, alamat rumah kakek dan nenekku. Dengan pemandangan Gunung Sumbing di sebelah barat dan hamparan sawah yang hijau menambah kesejukan. Berjalan ke tengah kota dimalam minggu, Wedang Ronde dan lesehan di Alun-alun. Dingin yang menyapa pagi seperti mengajak aku untuk melangkah kembali ke tempat tidur. Terik matahari yang menyengat serasa hangat karena angin yang meniup perlahan.

Ah, aku benar-benar merindukanmu. Merindukan keramahanmu, merindukan semua kenanganmu, merindukan semua tentangmu.

Oiya, aku ada permintaan untukmu. Bisakah kau menjaga dirimu tetap ramah seperti dulu? Bisakah kamu menjaga kesejukanmu saat aku mengunjungimu suatu saat nanti? Tahun ini, yah tahun ini aku akan mengunjungimu. Semoga.

~ Dari orang yang sedang berperang dengan hati.



Oleh @mazni_
Diambil dari http://dmazni.wordpress.com/2013/01/29/potrosari-kidul/

Untukmu, Kota Kecil

Selamat siang kota ku yang tersayang,

aku nggak tau apa aku pantas menyebutmu dengan sebutan kota'ku' atau tidak, karena sebenarnya aku lahir di kota besar yang ramai itu, bukan disini, tapi selang waktu bergulir dari berumur 3 tahun semua ceritaku tergantung di dalam air,tanah dan aktifitasmu.

Kamu, ah kamu bukan seorang manusia, tapi aku menghargaimu sebanyak aku menghargai seorang manusia. Kota kecil yang sekarang lebih di kenal dengan kota industrial, tentunya karena di tanahmu ini banyak industri yang terbangun dengan indahnya. Banyak orang di kotamu ini, tentu disini tidak banyak orang yang betul-betul asli dari mu yang dulu. Kebanyakan orang disini adalah perantau yang mencari nafkah, tentu untuk keluarga yang tercinta.

Aku? aku hanyalah seorang gadis kecil yang masih saja memanjakan diriku disini, tapi aku akan pergi sebentar lagi, jangan kuatir aku akan kembali untuk mengunjungi mu nanti. Akhir tahun aku akan pergi, pindah ke kota sebelah, ya si Singa. haha.

hei kota kecil yang indah, kamu memang tidak menyenangkan tentunya karena disini tidak banyak tempat untuk kita lihat, tidak seperti kota kota besar yang selalu di banggakan. Kamu, kamu unik dalam cara mu sendiri. Aku selalu mencintaimu, pantaimu yang tidak terkenal dengan kata 'indah' masih indah di mataku, aku tidak peduli dengan komentar orang lain, mereka tidak mengenalmu sebaik aku mengenalmu. Mereka masih terus saja menghancurkanmu, membangun bangunan yang tidak berguna, mengapa mereka tidak melestarikan keindahanmu saja, mereka bodoh, tapi aku tidak, aku akan menjagamu dengan segenap hatiku.

Sudah dulu ya kota kecil yang ku cintai. Surat cintaku ini special, pake telur hanya untukmu.

Dariku,
gadis yang menumpang disini.



Oleh @lolytaabella
Diambil dari http://theauroraluminary.blogspot.com/2013/01/untukmu-kota-kecil.html

Untuk Makassar

Untuk Makassar.

Kota tempatku merajut asa, tempat banyak kisah senyum ada, pun sesekali kecewa datang menyapa.kota yang baik, tak seperti yang selalu perlihatkan di layar kaca, mereka belum punya waktu saja untuk duduk di tiap sudutmu dan menyaksikan nyata yang ada.  Kota yang ramah tempat pecahnya tawa di tengah ragam suku yang ada, tempat nyaman berbagi cerita saat malam tiba, penyembuh tiap penat kepala di losarimu yang indah. Ahh iya kau juga jadi saksi senyum dari salah satu penghunimu membuat hatiku pertama kali jatuh, kutitip ia dengan tiap orang-orang baik disana dan semoga yang buruk jauh darinya.

Makassar, terima kasih dengan segala baik yang kau punya, tawa bahagia juga ramah yang penuh canda, dan kecewa ahh itu akan membuatku lebih baik nantinya.
terima kasih, Makassar.

 


Oleh @mengawali
Diambil dari http://catatan-awal.blogspot.com/2013/01/untuk-makassar.html

Kota Malaikat

Kamu bisa melihat satu sudut dari potret disana?
Kamu jatuh cinta? Saya juga demikian.
Namanya Kota Sibolga. Sering kusebut-sebut kota malaikat. Tempat malaikatku bertempat. Mama.
Mungkin terdengar asing, karena kota ini memang tidak terlalu terkenal karena belum maju.
Jarak antara kota Medan dan Sibolga adalah sekitar +349 km dari sebelah barat daya kota Medan dan untuk pulang pergi jarak ini dikalikan dua.

Sibolga, kotamu bukan saja kupandang sebagai bingkai keindahan semata. Jejak-jejak yang kulepas ditanahmu membuatmu lebih indah daripada kota-kota megah. Visual fisik yang pantas dikagumi, membuka rasa syukur dalam hati kami.
Aku tidak tahu bagaimana mereka mengubahmu menjadi baru, tetapi kupastikan kau tak pernah menghapus kenangan. Pengingat yang membuatku mengais masa lalu, tanpa merasa luka seperti yang lalu-lalu. kau menegaskan, kenangan cukup menjadi kenangan, tak perlu ada penyesalan.

Pantai dan hamparan lautmu mengasup perahu-perahu ketenangan. Ah, aku begitu memujimu hingga berlebihan. Bagaimana tidak? Setiap aku bermain0main dipasir pantaimu, kesedihan yang membuat sesak mulai tenggelam, mungkin lautmu membawanya jauh kedalam.

Kini tak ada lagi pilihan, waktu seakan berlari membawaku berpikir ke masa depan. Kali ini aku tak bisa berlama-lama menikmati kenangan. Aku harus ke luar menuju kota yang memberiku pelajaran.
Kupesankan agar kau menjaga para malaikatku didalammu. Tetaplah tenang, Sibolga. Jangan tegang hingga memancing amarah dari alammu.




Oleh @omaaaaaaa
Diambil dari http://kawahrasa.blogspot.com/2013/01/kota-malaikat.html

Halo-halo, Jakarta!

Halo, Jakarta!

Hanya ingin menyampaikan terima kasih karena telah berbaik-hati kepada si perantau ini.

Banyak yang bilang kamu itu kejam. Well, they’re true. Sometimes. Then, i found things that makes me think, oftenly Jakarta can be a nice and friendly city. Awalnya orang tuaku pun berberat hati melepaskan putri sulungnya ini mengadu nasib di ibukota, dengan berbagai alasan untuk meyakinkan mereka, akhirnya aku diijinkan merantau ke kota ini. Kota yang hanya 3 jam saja dari kota tempatku tinggal.

Namanya juga proses adaptasi, aku jadi membandingkan antara kamu dan tempatku tinggal dulu. Aku tidak suka dengan hawa dan udara yang pengap dan panas. Aku tidak suka dengan pemandangan gedung-gedung tinggi pencakar langit. Aku masih suka melihat pepohonan yang rimbun dan tinggi menjulang di sepanjang jalan atau sawah-sawah yang hijaunya menyejukkan mata. Kemacetan yang tak kenal waktu. Hal-hal itu yang membuatku sering homesick.

Namun, ternyata Tuhan memberikanku teman-teman (bahkan di antaranya menjadi sahabat-sahabat baru) lewat.kamu yang membuat aku lebih betah berlama-lama denganmu. Aku mulai terbiasa dengan pengap dan panasnya udara, pemandangan gedung-gedung pencakar langit, dan kemacetan yang tak kenal waktu. Aku tidak lagi mengeluhkan hal-hal tersebut. Aku justru merasa bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk mengenal dan bahkan menjadi sedikit bagian dari dirimu. Aku masih menerka-nerka apa lagi yang disiapkan Tuhan untukku di kemudian hari, di sini. Sampai kapan aku harus bersama denganmu? Apakah nanti aku akan kembali ke kotaku lagi? Atau.. Apakah kamu akan menyediakan rumah untukku selalu pulang sehingga aku tidak lagi berpetualang?

    Halo-halo Jakarta
    Ibu kota Indonesia
    Halo-halo Jakarta
    Kota metropolitan
    Sudah lama beta mencari nafkah di sana
    Sekarang sudah menjadi bagian hati
    Tempatku selalu kembali!

(dinyanyikan dengan nada Halo-halo Bandung)




Oleh @naminadini
Diambil dari http://berceloteh.tumblr.com/post/41693236129/halo-halo-jakarta

Salam dari Gudeg untuk Rujak Cingur

Untuk kenangan yang pernah tercipta dan akan tercipta.
Untuk Surabaya tercinta.

Surabaya yang tidak akan terlupa.
Kau tahu? Dulu aku berpikir kau adalah kota yang paling menyebalkan. Karena cuaca yang selalu panas, banjir yang sering datang saat hujan turun, asap dan debu yang mengepul. Kau tahu apa yang paling membuatku malas? Macet yang sering terjadi hampir di setiap jalan kotamu, yang membuatku harus berangkat lebih awal jika ke sekolah agar tidak terlambat dan berada di ruangan guru selama satu jam pelajaran.
Tapi kau juga memberiku banyak kenangan yang tak terkira indahnya. Kau mengajarkanku tentang arti sebuah kehidupan, persahabatan, dan cinta. Kau mengenalkanku pada kebahagiaan dan kepedihan. Kau mengajarkanku tentang arti ketulusan dan berbagi.

Saat ini aku begitu merindukanmu, kotaku.
Aku begitu merindukan tiap-tiap jengkal kenangan yang pernah tercipta di tiap sudut kotamu. Aku rindu tawa dan tangis yang sudah tak terhitung jumlahnya yang aku bagi bersama kawan-kawan baikku sejak aku berada di taman kanak-kanak hingga sekolah menengah. Aku rindu melirik diam-diam ke arah rumah kakak kelasku yang aku kagumi saat aku berangkat sekolah. Aku merindukanmu, Surabayaku.

Bila dulu aku tidak memutuskan untuk bersekolah di Jogja? Apakah sekarang aku akan tetap berada bersamamu? Bila Bapak tidak pergi setahun yang lalu, apakah aku masih bisa berada di sana dan tetap bersama dengan kawan-kawan baikku?

Sejujurnya aku belum siap meninggalkanmu sepenuhnya.
Salamku dari Kota Gudeg dengan penuh cinta.
Tolong jaga kawan-kawan baikku disana ya. :)




Oleh @nadhiayoe
Diambil dari http://ceritadikalahujan.blogspot.com/2013/01/salam-dari-gudeg-untuk-rujak-cingur.html

Surat Cinta Untuk Yogyakarta

Untuk kau yang begitu istimewa..

Selamat pagi, Yogyakarta. Apa kabar? Ah, ya, aku ingin mengatakan betapa rindunya diriku padamu, lewat surat cintaku. Apa kau juga merindukan aku? Hehe. Tidak terasa ya, sudah hampir dua tahun lamanya, aku tidak pernah lagi berkunjung secara langsung ke kotamu. Tapi, secara tulisan, aku selalu mendatangimu.

Beberapa cerita panjang, sudah kutuliskan tentang bagaimana indahnya kotamu. Ya, meski semua orang juga sudah jelas tahu, kau begitu indah. Bahkan, nyamanmu laksana sebuah pelukan kekasih, menenangkan. Bukan begitu?

Berapa banyak orang yang tetap tinggal di kotamu, meski amukan merapi pernah begitu hadir dengan mengerikannya. Berapa banyak mahasiswa yang tetap memilih tinggal di kotamu, meski pendidikan mereka telah usai.

Itu bukti, kau itu benar-benar istimewa.

Ah, terimakasih juga atas segala inspirasi tempat yang kujadikan latar keindahan sebuah cerita. Tentang beragam kuliner yang bisa membangkitkan hasrat lidah untuk menikmatinya, tentang budaya maha indah yang tak ada di kota lainnya. Tentang sejuta tempat wisata yang bisa membuat segala rasa hadir di sana, salah satunya untuk selalu bersyukur atas anugerah Tuhan.

Terimakasih juga, Yogyakarta. Sudah menjadi tempat istimewa untuk mempertemukan aku dengan orang-orang luar biasa. Karena mereka, dan juga kau, aku bisa banyak mendapatkan inspirasi bercerita. Kau selalu jadi tempat yang kurindukan, dan mungkin jika nanti ada kesempatan, aku akan mengunjungimu lagi. Tentu, dengan aku yang lain dan cerita baru.

Dari yang pernah singgah di kotamu..

Rahmawati


Oleh @OdetRahma
Diambil http://odetrahmawati.wordpress.com/2013/01/29/surat-cinta-untuk-yogyakarta/

Mataram, Keindahan Bak Pualam

Untukmu Mataramku,

Ini adalah surat terbuka pertama dariku untukmu, Mataram. Semoga saja, entah kapan pun, akan ada pejabat pemerintahan di wilayahmu yang membaca curahan rasa cintaku ini. Rasa cinta yang mulai tumbuh sejak aku mengenalmu, dua belas tahun yang lalu.

Mataramku yang semakin maju,

Di salah satu titikmu, aku pernah menjadi saksi perubahanmu ke arah yang lebih maju. Aku mengenalnya sebagai pasar Kebon Roek. Aku ingat betul, sebab hampir delapan tahun lamanya aku setia menjelajahi setiap titiknya, membantu masku berjualan bakso. Dulu, pasti kamu ingat seperti apa pasar Kebon Roek, kan? Aku pun masih ingat betul pasar Kebon Roek, sebuah pasar tradisional yang semrawut dan belum tertata. Sampai akhirnya, terjadi musibah dua kali kebakaran, pasar itu tetap bisa berdiri sampai sekarang. Kini, pasar tradisional yang kumuh itu telah berubah menjadi pasar yang rapi dan maju. Akan tetapi, jangan bangga dulu. Sebab masih perlu pembenahan di beberapa lokasinya. Mulai dari pengaturan lapak pedagang sampai sistem drainase. Terlebih di bagian timur pasar yang menjelma genangan dan tumpukan sampah, sehingga mengeluarkan bau busuk. Semoga bisa segera ditangani dengan kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah dengan pedagang untuk bersama-sama membenahi melalui kesadaran membuang sampah pada tempatnya. Sehingga pada akhirnya, penghargaan-penghargaan yang pernah kamu terima itu memang pantas adanya.

Mataramku yang semakin religius,

Tentu kamu masih menyimpan memori kejadian kerusuhan antaragama tahun 1999, kan? Kenangan itu juga masih membekas di hatiku. Meskipun aku tidak menjadi saksi secara langsung karena sedang mudik, tetapi aku tahu dampak yang kamu alami. Terlebih di dunia pariwisata Lombok yang mendadak menurun jumlah kunjungan wisatawannya. Sangat disayangkan waktu itu karena wargamu mendadak mudah terprovokasi. Waktu itu aku bahkan sempat berpikir untuk tidak menginjakkan kaki lagi di tanahmu. Tapi kemudian kenyataan menyadarkanku, bahwa hidup harus berjalan apa pun kondisimu waktu itu. Aku pun kembali menjejakkan kaki di tanah suburmu. Kini, aku bisa berbangga hati, karena sejak kejadian itu tak ada lagi konflik yang mengancam ketenanganmu. Semua umat beragama bisa hidup rukun dalam satu tujuan bersama, memajukanmu. Semoga tragedi itu tidak terjadi lagi dengan semakin tingginya toleransi umat beragama di wilayahmu.

Mataramku yang semakin berbudaya,

Dulu, pertama kali aku mengenalmu, kutemukan keunikan budaya yang tidak pernah kutemui sebelumnya di tanah kelahiranku, Solo. Aku begitu kagum dengan apa yang kamu miliki. Adat-istiadat dan budaya yang tetap dilestarikan dan dijunjung tinggi. Dari keragaman aksen bicara sampai pada adat unik ‘nyongkolan’ dan tradisi-tradisi lainnya. Meskipun statusnya sebagai pendatang, tetapi aku ikut bangga dengan yang kamu miliki. Salah satu caranya yaitu aku selalu berusaha menyempatkan diri hadir dalam setiap event tahunan, seperti Lebaran Topat. Terkait dengan budaya, sepertinya semua bisa dilestarikan, karena bisa menarik perhatian wisatawan. Menurutku perlu diperbanyak lagi event budaya yang diselenggarakan secara profesional.

Mataramku yang semakin kubanggakan,

Semua itu adalah hal-hal yang membuatku jatuh cinta padamu. Selain tentunya keramahan wargamu, suasanamu yang tenang, dan perkembangan yang semakin menjanjikan. Tapi, sayang sekarang Mataramku yang dulu lahan hijau perlahan-lahan berubah menjadi lahan ruko. Dan, sayangnya tidak semua ruko dimanfaatkan dengan baik, bahkan beberapa di antaranya justru terbengkalai. Apakah memang seperti ini wajah Mataramku seharusnya? Tentu tidak. Tapi bagaimanapun juga itu adalah konsekuensi kemajuanmu. Semoga pada waktu mendatang aku bisa kembali menemukan wajah Mataramku yang tetap memikat seperti sebelumnya meskipun sudah berjamur ruko-ruko. Bukan itu saja. Sebagai wargamu, kadang aku merasa iri dengan kemajuan pariwisata daerah lain di pulau Lombok. Padahal sebenarnya, kamu juga memiliki potensi yang tidak kalah besarnya. Kamu punya pusat budaya, pusat kerajinan, pusat kuliner, dan pusat wisata pantai. Mungkin butuh waktu untuk membenahi pariwisatamu. Sebisa mungkin aku akan selalu mendukung demi kemajuanmu lewat karya nyata sesuai bidang keahlianku.

Sekian dulu, dan asal kamu tahu, apa pun adanya dirimu saat ini, aku tetap mencintaimu. Sebab itu jangan kecewakan aku dengan berhenti berbenah. Aku yakin kamu bersama wargamu, termasuk aku, bisa membenahi semua kekurangan dan menjadikanmu lebih maju, sehingga keindahanmu yang bak pualam takkan pernah memudar.

Dariku yang mendambakanmu lebih maju, religius, dan berbudaya,

@momo_DM


Oleh @momo_DM
Diambil dari http://bianglalakata.wordpress.com/2013/01/29/mataram-keindahan-bak-pualam/

Pemilik Tugu Muda


Sepi. Senyap. Lengang. Itulah yang lebih banyak kuingat tentangmu. Meski gerah kerap menyuguh peluh lebih banyak. Ya, namun aku lebih menikmati kamu yang sepi, senyap, lengang.

Apa kabar kamu sekarang? Masihkah menjadi satu kerinduan bagi mereka yang membutuhkan ketenangan? Aku tahu, kamu pun memiliki kelemahan. Musim hujan… ya musim hujan. Ketika aku menikmati rintik-rintiknya yang cantik, kamu menyuguhkannya berlebihan. Banjir. Rob. Genangan.

Tenanglah, dari sekian kelemahan, aku tetap menyebutmu satu bentuk indahnya kenangan. Nyatanya, sampai kini pun aku masih kerap mengenang-kenangan kamu tak hanya di bibir, pun selalu di hati.

Terlalu banyak tawa yang kamu suguhkan saat itu. Terlalu banyak kait persahabatan yang memang tak mungkin aku aku lupakan. Kamu juga yang menyaksikan aku tumbuh dengan tawa-tawa kecil dan menabung senyum malu-malu untuk cinta pertama. Ah, bila saja bisa aku temui jejak ketika itu.. :’)

Berapa lama ya aku tak mencumbu jejak bersamamu? Sepertinya, itu terjadi musim hujan dua tahun lalu. Ketika gerimismu mengantarkan aku menjauh darimu. Namun kupesankan saat itu, bahwa aku akan datang lagi, bahwa kamu masih boleh menyuguh memori-memori yang pernah aku toreh di sebagian kamu.

Ya..ya..ya..ya.. Aku harap tahun ini aku bisa memeluki memori itu. Sebagian kamu yang menyatu dalam seluruhnya aku. Aku ingin kembali menyusuri jalan senyap itu, menuju hingarnya Simpang Lima. Melanjutkan langkahku menyapa gagahnya Tugu Muda. Ya.. kamu satu ibukota di tengah Pulau Jawa.

Empat penari kian kemari
jalan berlenggang…
aduh… langkah gayanya menurut suara irama gambang…

Sebait lagu yang kamu kenangkan, tak pernah henti menyusupi ingatan. Iya.. Aku masih fasih melantunkannya. Itu karena aku yang tak mau menjauhkan kamu dari seluruhnya aku. Ya, kamu pemiliknya Tugu Muda.

Aku,

pecinta logat bahasamu, selalu :’)


oleh @wulanparker
diambil dari http://lunastory.wordpress.com/

Liwa, Kota Berbunga


Aku, nulis surat ini dengan perasaan menggebu-gebu dan gemetar karena takut mati listrik lagi karena saking cintanya aku dengan tanah kelahiranku yang kaya dan cantik. Takkan pernah bosan mataku mengagumi keindahan kota kecil ini. Kalo aku ga merantau untuk menuntut ilmu di pusat Lampung, mungkin sampe sekarang aku ga sadar kalo kota ini indah, cantik, mempesona, eksotis dan ramah.

Liwa, ibukotanya Lampung Barat, beguai jejama nganik bebakhong (bekerja bersama, makanpun bersama-sama). kota berbunga, bersih berbudaya dan penuh kenangan. Agak jauh sih dari Bandarlampung, membutuhkan waktu sekitar 6 jam untuk sampe disini (itu kalo pake mobil pribadi, kalo pake bis odong-odong bisa 12 jam!!). Liwa itu “puncak”-nya Lampung. Bedanya dengan puncak bogor, disana terhampar perkebunan teh yang luas, tapi kalo disini membentang perkebunan kopi yang tak kalah luasnya. Kopi Liwa, kopi tereenak di Lampung. Sungguh!!

Kota kecil ini surga bagi para pecinta alam. Surga bagiku. Letak kota yang dikelilingi hijaunya Bukit Barisan dan kebiruan yang menjulang tinggi nan kokoh gunung Pesagi, gunung tertinggi di Lampung, membuat kota ini berhawa sejuk (dan sedikit menggigil). Ngga terlalu jauh kalo mau liburan ke Danau Ranau, danau Vulkanik itu, Cuma 1,5 jam pake motor dari sini. Atau pantai, berselancar kayak bulek-bulek? belok kiri aja dari tugu Liwa, sekitar 2 jam perjalanan kita bisa menikmati pesona Pantai Krui yang eksotis. Sebelum kepantai, bisa mampir dulu ke wisata Air terjun di TNBBS. semuanya… lengkap disini.

Ada banyak hal yang buat aku semakin bangga dengan tanah kelahiranku ini (kecuali pemadaman listrik setiap harinya). Tradisi dan budaya turun temurun yang masih sangat terjaga, seperti Nayuhan (upacara pernikahan), bediom (upacara menempati rumah baru), masih banyak sih tapi aku ga ngerti-ngerti namanya apa. Upacara-upacara adat yang terkesan ribet tapi menyimpan sejuta makna. Dan menakjubkan. Ah, dan juga pesta rakyat Sekura cakak Buah, pesta topeng (+ panjat pinang) ala hellowen yang diadakan setiap bulan syawal tiba, sebagai ungkapan rasa syukur rakyat telah melewati bulan Ramadhan. Setiap pekon (kampung) ada jadwalnya untuk mengadakan pesta ini, semua warga tumpah ruah merayakan hari kemenangan. Ada 2 jenis Sekura, yaitu Sekura Helau (bagus) mereka memakai kacamata hitam dan selendang panjang yang dililit menutupi muka mereka, dipinggangnya berjuntai berbagai kain panjang. Mereka berkeliling, dari rumah kerumah, bersalaman, bergembira. Dan Sekura Kamak (kotor), sekura yang ini yang manjat pohon pinang, mereka pake kostum yang unik (malah kadang mengerikan :p) dari tumbuh-tumbuhan. Meriah sekali.

Ga cukup Cuma dengan satu surat aja untuk mengungkapkan betapa kagumnya aku dengan kota ini. Kota yang dingin tapi hangat, menyenangkan, tenang (tenang banget~~) dan damai bagi semua orang.

Nb: jangan suka goyang-goyang (gempa) lagi ya… jujur kami masih trauma dengan goyangan dahsyat 6,7 SR tahun 1994 yang lalu. Tapi karena saking seringnya Liwa digoyang gempa kecil-kecilan kami sedikit-dikit jadi terbiasa.

Oya, kenapa mati lampu terus sih, wahai PLN?! Lampung Barat kan punya PLTA Way Besai, penghasil energi listrik terbesar di Lampung. Tapi kok masih sering mati listrik seharian suntuk? Kalo musim kemarau kekurangan debit air, kalo musim ujan kelebihan debit air gitu? Terus musim apa yang ga mati lampu!!?

adu pai, yu sukhatku ji..

kik wek salah-salah kata khik penulisan, nyak ngilu mahap. Assalamualaikum!


oleh @wenramni
diambil dari http://wenwenii.tumblr.com/