kendi, teko dan sepasang cangkir.
sayang, sekarang kau sudah bisa pulang.
kita sudah bisa menyeduh kopi kesayanganmu lagi bersama.
kemarin sengaja aku beli kendi air baru untuk di dapur sebagai wadah kebahagiaan yang lalu sempat kau pecahkan,
juga kubelikan teko pengganti yang terlempar kala kita berdebat malam itu,
tidak lupa aku bawa pulang sepasang cangkir kopi baru untuk menghangatkan kepala disaat kita dingin seperti saat itu,
kendi air yang kau pecahkan itu kesayanganku, kau tahu itu kan?
berapa banyak kebahagiaan kita yang sudah ia tampung?
seharusnya kau tidak perlu memecahkannya,
sekarang bahagianya menyebar entah kemana, sudah aku punguti beberapa tapi sebagian besar hilang masuk ke dalam tanah yang mana menjadi alas rumah kita.
teko yang tidak sengaja kau pecahkan saat melempar kendi air itu juga sudah aku perbaiki, teko itu wadah yang biasa aku gunakan untuk menaruh kepercayaanku sayang.
walaupun sudah kuperbaiki tapi masih tak bisa sempurna seperti sebelumnya.
kemarin aku mencoba menyeduh kopi kesukaanmu lagi di sana tapi ada beberapa tetes yang mengalir keluar, aku sedih karena tidak bisa menampungnya lagi di situ.
itu teko yang dibeli sejak kita bersama, kau sengaja membelinya agar aku tidak repot terus-menerus menyeduhkanmu kopi yang tidak hentinya kau sruput dari cangkir itu.
aku suka, sejak saat itu aku menjadikannya salah satu barang kesayangan yang akan aku jaga tapi berdebatan malam itu membuatnya pecah. aku sedih dan aku juga tahu kau lebih sedih.
cangkir yang biasa kita gunakan itu satu pasang tapi cangkirmu turut melayang kala itu, pecah tak terselamatkan.
kemarin aku mencoba menyelamatkan cangkir itu walau tak menghiraukan ia mungkin bisa terlempar di kepalaku.
kepalaku bisa pecah tapi cangkir itu lebih dari sekedar kepalaku.
kepalaku hanya sebuah benda yang selalu membuat onar, sibuk memikirkan hal yang tidak mungkin kau lakukan.
malam itu kau memuncah, tidak bisa menahan emosi lagi karena semua kata yang aku ucapkan setelah kepala ini berpikir.
cangkir milikmu sudah pecah.
lalu ketika aku mencari kendi dan teko baru, aku juga menemukan sepasang cangkir yang saling bertautan seolah memanggilku.
iya mereka membuatku ingat bahwa kita tidak bisa terpisah seperti mereka.
aku lihat cangkir milik perempuan mendengarkan dengan sangat perkataan cangkir pria itu, merek terlihat cantik sesekali cangkir perempuan membelai rambut cangkir pria seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.
aku pikir cangkir pria itu sedang berada diantara kegusaran tapi cangkir perempuan berhasil membuatnya tenang.
sama seperti dulu, seperti kita.
umm aku lupa sudah lama sekali kita tidak saling mendengarkan, aku malu melihat mereka.
awalnya aku ingin membeli cangkir pria itu saja sebagai pengganti cangkir kopimu yang pecah belah tapi kau tau aku takkan tega membiarkan cangkir perempuan itu sendiri di sana kan?
makanya aku memutuskan untuk turut membelinya.
lagipula kita sudah lama sekali tidak duduk berdua di teras belakang.
rutinitas dimana kau menyeruput kopi hangatmu dan aku dengan secangkir coklat panas.
sekarang kita sudah punya kendi, teko dan cangkir baru sayang, kita sudah bisa duduk bersama lagi sambil kuseduhkan minuman kesukaanmu itu.
kendi baru ini bisa kita gunakan untuk menampung sisa bahagia kemarin dan cerita bahagia yang akan kita lalui lagi bersama,
teko barunya bisa menggantikan teko yang pecah, sekarang tidak akan ada kepercayaan yang keluar melalui celah-celah pecahan teko yang lama,
dan akan ada sepasang cangkir baru yang akan kita gunakan lagi,
selain itu sepasang cangkir ini akan membuat kita selalu ingat bahwa kita seperti mereka, satu.
kemarin ketika aku pulang dengan kendi, teko dan sepasang cangkir baru ini, aku sempat ingin mengantar kendi, teko dan sepasang cangkir lama kepada tempat sampah.
tapi mereka bukan sampah sayang,
mereka bagian dari cerita kita, maka aku biarkan saja.
aku sudah simpan mereka di lemari belakang,
untuk sekedar memberi tahu bahwa kita pernah pecah,
aku susun dengan rapi agar tidak terlihat,
bila nanti mereka diperlukan untuk mengingatkan kita tapi jangan pernah dibuka lagi ya.
biarkan mereka mengintip kita dengan hal yang lebih indah sembari tersenyum karena sempat menjadi bagian dari bahagia ini.
kembalilah karena rumah ini terlalu besar untuk aku tempati sendirian,
selain itu aku ingin ada canda dan tawa lagi yang menggaung di dalamnya.
uumm kau masih tau jalan pulang kan?
cepat kembali.
aku yang merindukanmu
-rkd-
oleh @riakade
diambil dari http://riakade.tumblr.com
No comments:
Post a Comment