Hai, kamu.
Kamu masih inget kan sama aku? Kalo aku sih jelas dong masih inget. Ya, kalo lupa gimana aku bisa tulis surat ini coba? Hehe.
Oh, ya. Aku dengar sekarang kamu sudah masuk bulan ke-5 dalam menjalani hubungan kamu sama pacarmu itu? Hebat, ya. Tapi aku juga gak mau kalah, aku juga sedang masuk dalam bulan ke-5. Iya, bulan ke-5 dalam proses melupakanmu.
Aku pikir ini sebuah ironi. Aku hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk berkenalan denganmu, dan membutuhkan waktu 5 bulan untuk melupakan. Ya, 5 bulan atau mungkin bisa lebih dari itu karena hingga kini aku belum dapat menemukan titik balik untuk aku berpaling dari semua bayangmu. Aku terjerat.
Ngomong-ngomong gimana hubungan kamu dengan pacarmu itu? Kata orang bulan ke-5 adalah masa yang sulit dalam sebuah hubungan. Tapi, aku yakin hubungan kamu dengan dia akan berjalan dengan baik. Kan kamu menjalin hubungan dengan dia, dia yang waktu itu kamu pilih ketimbang diriku.
Aku masih mengigat semua percakapan kita, dari hanya percakapan ringan tentang berita-berita selebritis hingga percakapan berat seperti harga cabai yang mempengeruhi sistem pemerintahan. Aku juga masih ingat semua tingkahmu, tingkahmu saat menceritakan sesuatu yang seru, gerak tanganmu yang menirukan semua adegan dalam ceritamu, serta tawa renyahmu yang seolah membuat dunia terasa lebih bersinar. Ah, aku rindu.
Masa lalu ternyata memang candu, walau kenyataannya hanya membuat pilu. Ya, itu rindu.
Oh, ya. Intinya sih aku mau bilang terima kasih. Terima kasih atas semua waktu yang pernah kamu luangkan untuk kita. Eh, maksudku untuk diriku atau dapat dibilang untuk kita yang sebenarnya tak pernah menjadi kita. Terima kasih juga untuk semua kenangan serta luka yang pernah kau tores di hatiku.
Di sini, aku masih menantimu. Menanti untuk kita dapat menjadi kita yang sebenarnya.
I Love you, and always do.
oleh @terhampar
diambil dari http://hamparankisah.wordpress.com
No comments:
Post a Comment