Teruntuk kamu
Di masa lalu
Hallo selamat dini hari, saat aku menuliskan surat ini. Hallo selamat pagi, selamat siang, selamat sore, atau mungkin selamat malam, saat kamu membacanya. :)
Ah, terlalu banyak hallo! :)) Ya, anggap saja itu hallo yang ingin aku ucapkan kepadamu, dulu. Maaf aku baru bisa mengucapkannya sekarang. Ya, kalau kata orang bijak, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Iya kan? :)
Ohiya, kamu tahu gak kenapa aku bikin surat ini buat kamu? Ini surat pertama dan mungkin surat terakhir yang aku tujukan padamu. Bukan, bukan karena kita tak akan pernah bertemu lagi, tapi karena hatiku ternyata tak mungkin dapat beriringan denganmu. Kamu tahu, dulu, aku sering berharap jika kita bertemu akan ada sedikit percakapan yang keluar dari salah satu bibir kita. Memang, pernah terjadi. Tapi itu bisa dihitung hanya dengan sebelah tangan saja. Padahal kita bertemu lebih dari itu. Entah apa yang membuatmu tak menyapaku. Yang kutahu, gengsilah yang membuatku enggan menyapamu.
Aku terlalu lemah untuk melawan gengsiku sendiri. Aku selalu berpikir, “ah, masa cewek duluan sih!”. Ya aku begitu, seperti kebanyakkan perempuan pada umumnya. :) Hingga akhirnya, sekarang, dengan berbagai alasan yang tak mungkin aku ceritakan padamu, aku dikalahkan gengsi. Mungkin.
Kini aku yakin untuk melepasmu. Kini aku yakin untuk berhentai dan tak lagi mengejarmu. Sebab aku menyadari satu hal, jika aku tak dapat mengalahkan gengsiku demimu, berarti bukan kamulah orangnya. :’)
Selamat mencari yang terbaik untuk untuk diri masing-masing. Hati-hati dengan ‘fatamorgana’ yang bisa saja menjebakmu.
Salam,
Aku yang pernah menyukaimu.
Bekasi, 14 Januari 2013 01:42am
oleh @pice_
diambil dari http://fitripurichandra.tumblr.com
No comments:
Post a Comment