11 February 2013

Surat #DuaHati @bataskata dan @penakecil

Salam Dari Ibuku

Rindu, maaf aku telat lagi. Hari ini aku pergi liburan bersama keluargaku. Kau tahu, waktu bersama keluarga itu tidak boleh terlewatkan. Aku pun akan memaklumi jika kamu harus menghabiskan waktu bersama mereka, keluargamu.

Ngomong-ngomong, maafkan aku beberapa hari ini sempat meragukanmu. Ini wajar terjadi kan dalam setiap hubungan. Aku hanya takut kehilanganmu setelah jarak yang begitu lebarnya tak mampu kita pangkas. Tapi lebih dari itu, ternyata cintaku untukmu mengalahkan keraguan itu. Dan di sela-sela kesibukanku, kau tahu, masih saja ada waktu untuk menyibukkan diri untuk memikirkanmu.
Oh iya, dapat salam dari ibuku.


Oleh @penakecil untuk @bataskata
Diambil dari aksarapenakecil.blogspot.com 


---


 Surat balasan @bataskata untuk @penakecil

Jangan Sedih

Hai rindu, jangan sedih ya. Walau pun 30 hari menulis surat cinta hampir selesai, kita masih bisa menulis dan berbalas-balas surat kok. Ini bukan akhir dari kita. Oh iya, tolong sampaikan salam buat ibumu ya, dari aku yang cinta pada anaknya.
Salam, cinta.


Diambil dari sebatascinta.tumblr.com
  

Surat #DuaHati @acturindra dan @meyDM

Maafkan Aku…

Dear Mey,

Kalau otot lenganmu yang cedera masih terasa sakit untuk menulis, sebaiknya jangan dipaksakan membalas suratku. Sungguh tak apa, Mey. Aku tak akan memaksamu. Sama seperti halnya dahulu saat kau mengajukan dirimu untuk menulis duet surat #DuaHati, aku tak memaksamu cdapat sejauh mana kita saling berbalas surat.


Mengenai perihal judul suratmu yang kemarin, I do, I can.

Aku belum jelas maksudnya, sampai saat aku menanyakan langsung padamu. Dan ternyata seperti itu – perihal hal perih yang tak dapat kubagi di surat ini. Ah, aksara-aksaraku terlalu untuk merangkainya, hingga salah terbaca oleh hatiku sendiri. Atau memang pikiranku yang terlalu senang menipu. Entahlah.

Maafkan aku, May, kalau kemarin kau sempat berpikir aku mendiamkanmu. Bukankah kau sendiri yang menyuruhku merenung?

Indra


Oleh @acturindra untuk @meyDM


---


Surat balasan @meyDM untuk @acturindra

Mencintai dengan (tak) Sederhana 


Dear Indra,

Ada hadiah (lagi) untukmu. Sebuah puisi yang mungkin sudah kaukenal dan baca berulang kali.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
Kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
Kepada hujan yang menjadikannya tiada

~SDD
Mungkin aku tak mampu mencintai dengan sederhana. Labirin dalam kepalaku, tak banyak orang yang ma(mp)u menjelajahnya. Di genggamanku, cinta berubah tuba, tak lagi manis dan menyenangkan. Namun, jika diberi kesempatan, aku ingin mencintai sesederhana yang aku mampu.

(Mey)



Diambil dari meydianmey.wordpress.com  

Surat #DuaHati @_KataSandy_ dan @erlinberlin13

Menangkis Kekhawatiran

Baik Erl, aku membalas ini dalam keadaan terdesak. Aku terlalu sibuk dengan kegiatanku. Tapi tenanglah, kekhawatiranmu akan terus kutangkis. Masih banyak hari dimana kita dapat berkirim surat, berbalas pantun, menulis sajak, dan bertatap muka. Ya? Bencana akan selalu datang, selama mereka tak mencoba paham keadaan alam. Aku sendiri mulai paham tentang mau mereka, yang ingin dipelihara dan dijaga. Kotaku tidak sehat, tapi aku tidak. Sampai sekarang pikiran kanak-kanakku masih terus menempel, menganggap hujan turun karna ada bidadari sedang mandi (pernah berpikir seperti itu?) Masa kecilmu manis sebagai perempuan, tidak kebanyakan sama, kan?. 

Berterimakasihlah lagi, dan lagi-lagi harus kau sampaikan rasa terimakasihku pada ibumu, terus menjaga perempuan yang kini sedang berbalas surat denganku. Racauanmu slalu indah kudengar, silahkan untuk terus meracau. Melamun, tertawa, sedih, mengantuk sekalipun akan kudengar. Tak banyak pemahamanku tentang hari valentine, karna hari kasih sayang kata ibuku harus terus dirayakan setiap hari. Sebelum kututup, Ini penggalan sajak yang sempat kutulis namun belum rampung. Tapi tak apa, ini layak kau baca. "Sepasang kakiku ialah sore yang sengaja tak kuijinkan berjalan, agar aku bisa mencintaimu di senja yang datang perlahan." 



Oleh @_KataSandy_ untuk @erlinberlin13
Diambil dari febryansandy.blogspot.com 



---



Surat balasan @erlinberlin13 untuk @_KataSandy_

Semoga Bukan yang Terakhir

Selamat hari Minggu. Selamat beristirahat.

Aku menghargai usahamu untuk tetap membalas racauanku dalam keadaan terdesak. Meski terkadang, aku khawatir jika suratmu belum kunjung tiba hingga senja turun.

Tampaknya baru kemarin kita mulai berkirim surat. Tampaknya baru kemarin aku merasakan keraguan untuk berbagi tempat. Tapi, bukankah awal mula memang seperti itu? Penuh ketidakpastian sampai kita berhasil melewatinya.

Kemudian, aku ingat hari-hari di mana aku berada di titik akhir sebuah perjalanan. Sehabis sekolah, membaca buku, menulis cerita, atau menghadiri sebuah konser. Selalu muncul kerinduan yang akan sulit ditangkis. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah dengan mengabadikannya lewat tulisan.

Aku khawatir akan merindukan momen-momen menunggu suratmu, kebingungan mencari topik, sampai mengirimnya. Syukurlah ini tulisan, jadi aku bisa membacanya berulang-ulang, kan?

Masih ada satu sesi berkirim surat. Kuharap kita dapat mengakhirinya dengan baik.


 Diambil dari heyerl.wordpress.com

Surat #DuaHati @buffhans dan @bukanadelia

SURAT RINDU #27 : Puncak Tertinggi

Hari ini aku sedang sibuk mempersiapkan segala perlangkapan untuk mendaki gunung. Mempersiapkan segala peralatan untuk menghindari segala hal buruk yang mungkin terjadi nantinya selama perjalanan.
Makanan yang cukup, jaket, jas hujan, senter, dan masih banyak lagi. Sore ini aku akan berangkat menuju kawah gunung Sinabung, Gunung tertinggi di Sumatera Utara. Mungkin aku baru sampai dikawah gunung jam 8 malam, lalu nanti istirahat sejenak hingga jam 11 malam.
Nah, perjalanan mendaki gunung dimulai dari jam 11 malam. Aku sengaja berangkat malam hanya untuk mengejar mentari pagi. Kemungkinan hujan malam sangat besar, cuaca orografis sangat tidak mudah untuk ditebak.
Do’akan saja aku agar bisa mencapai puncak dengan selamat. Dan do’akan juga agar aku bisa mendapat mentari yang indah nanti ketika sampai dipuncak. Aku berharap sangat banyak, mengingat disana saat ini sedang sering berkabut.
Gunung Sinabung memang bukan yang tertinggi di Indonesia, tapi untuk menaklukkan semua puncak tertinggi, dimulai dari yang terdekat dulu bukan? Hehe..
Aku yakin bisa menaklukkan gunung ini dan mungkin beberapa gunung lainnya, hingga Mount Everest pun bisa kutaklukkan. Aku akan berdiri diatas puncak tertinggi bumi ini suatu saat nanti.
Tapi sampai kapanpun, aku masih ragu untuk bisa menaklukkan puncak tertinggi yang bernama kerinduan. Jika pertemuan adalah puncak tertinggi rindu, lalu kenapa ketika berpisah lagi, puncak itu selalu semakin bertambah tinggi?
Inilah uniknya kerinduan. Saat siapapun merasa mampu menaklukkan puncaknya, pasti puncaknya akan bertambah tinggi seiring bertambahnya jarak.
Aku bisa melihat puncak kerinduan, tapi tak pernah bisa mencapainya. Mungkin penyebabnya hanya satu, kesendirian. Karena sampai kapanpun, kerinduan tak akan pernah tunduk pada kesendirian. Ia justru semakin membuncah tinggi.
Bagaimana kalau kamu ikut mendaki bersamaku? Kita berdua, sama-sama menaklukkan rindu.



Oleh @buffhans untuk @bukanadelia
Diambil dari www.buffhans.com 



---


Surat balasan @bukanadelia untuk @buffhans 

SURAT RINDU #28: Seperti Gunung.

Selamat siang, kamu.

Tampaknya kamu memang benar-benar sibuk sampai hilang kabar seperti ini. Bagaimana gunungnya? Mampukah kamu lihat kotaku yang dirundung mendung dari atas sana? Mampukah sedikit saja ketinggian itu memanjakan rindumu yang menumpuk dalam dada?

Kamu tahu? Hatiku tidak berbeda jauh seperti gunung. Tentu saja gunung yang sulit didaki dan ditaklukkan, tidak seperti gunung Sinabung dan gunung-gunung lain. Hatiku adalah gunung yang banyak cobaan dan memerlukan banyak bekal ketabahan untuk sampai ke puncaknya.

Aku tak dapat memberimu puncak gunung yang lebih rendah. Aku hanya mampu berharap kamu tegar dan berdoa semoga kamu tak menyerah dalam perjalanan.

Sama seperti gunung, jika kelak kamu lelah memperjuangkan rindu yang menggebu untukku, lihatlah puncaknya. Ingatlah lagi untuk apa kamu memulai perjuangan jika bukan karena puncaknya.

Sama seperti gunung, jika kelak kamu tak sanggup lagi mendaki dan berjuang mencapai puncak sehingga puncak itu tampak begitu jauh dan tak mungkin kamu capai, lihatlah ke bawah. Ingatlah berapa jarak yang telah kamu tempuh, ingatlah untuk apa kamu bertahan selama ini memperjuangkan puncak yang tertinggi.


Tentu saja aku bersedia mendaki gunung untuk menaklukkan rindu, tapi setelah kamu berhasil taklukkan hatiku. Haha.

Selamat berpetualang! Semoga perjalananmu menyenangkan dan semoga kamu selamat sampai tujuan. Sampaikan salamku pada mentari indah yang akan menemuimu di puncak gunung Sinabung.








Diambil dari aratiararismala.com

Surat #DuaHati @gelaph dan @DearConnie

Saatnya Bekerja Sama! 


 



Oleh @gelaph untuk @Dear_Connie
Diambil dari www.gelaph.com 



---



Surat balasan @Dear_Connie untuk @gelaph



Wendy,

MLM itu apa? Menari Lincah Menggemaskan? Dih. Aku udah jago balet kan? Nggak perlu MLM!

Iya. Aku udah denger soal mereka. Mama dan Peter Pan. Jijik ya? Aku sampe muntah berlian pas tau. Dan aku juga setuju. Aku udah lama banget sih memang pingin bunuh Mama tiriku itu. Kalo dulu almarhum papaku nggak nikah sama perempuan jelek itu, udah pasti aku yang sekarang jadi ratu kan? Benci banget aku sama dia! Benciku padanya melebihi luasnya samudera dan dalamnya lumpur Lapindo!

Ini racunnya nanti aku suntikin ke dalam buah apel aja ya. Jadi nggak ketauan gitu kalo dia matinya terbunuh.

Tawaran kamu aku terima dengan satu syarat: Kalo mamaku sukses aku bunuh, Peter Pan buat aku. Deal? Deal dong.

Sutra yes, Wendes. Akik mawar nyuntik buah apel dulu. Semoga rencana keren kita berjalan semulus paha artis Korea. Nanti kalo diana sutra metong, akik langsung kasih tau jij. Langsung dari handphone saya.


Snow White




Diambil dari poeticonnie.tumblr.com

Surat #DuaHati @theonugraha dan @canne_can


Samarinda Di Sore Hari

Selamat sore sayang.

Samarinda kembali diguyur hujan sore ini. tapi syukurlah begitu aku membalas suratmu hujan mulai reda. matahari pun muncul dengan malu - malu disore ini. aktivitas juga kembali normal.

Samarinda mungkin masih seperti dulu setelah kau tinggalkan. kalau hujan deras otomatis banjir. dan banjir selalu menghantui pusat kota. membuat sebagian pengendara agak kesusahan melewatinya.

tapi kalau sorenya cerah. gor segiri masih ramai dengan kegiatan olah raga. begitu pula dengan gor sempaja. disisi lain anak - anak ramai bersepeda - ria sambil sesekali tertawa riang. musim layangan juga kembali membuat sore hari semakin beragam.

jalanan juga masih dihiasi dengan debu. tak salah bila aku selalu memakai masker untuk menghindarinya.
tapi aku selalu menikmati Samarinda disore hari. dan mungkin kau merindukannya juga sayang.

Samarinda masih belum banyak berubah sayang.
begitu pula dengan perasaanku yang masih sayang denganmu :)


Oleh: @theonugraha untuk @canne_can
Diambil dari: http://theonugraha.blogspot.com/


---



Jakarta

Pagi, cinta.

   Jakarta. Beberapa hari ini kembali hujan. Air yang hampir mengering, mulai menggenang lagi dimana-mana. Sama, menyusahkan para pengendara yang berbalap dengan waktu di jalan raya. Kadang lucu, ibukota kita diterjang beribu liter air dari antah berantah. Kadang muak, kota ini sesak.

   Iya, aku merindukan kota lama. Rindu pemandangannya. Bahkan debu, jalanan berlubang, kemacetan di titik yang selalu sama dan genangan air yang selalu meninggi di pusat kota saat hujan menyerang dengan deras pun kurindukan.

   Aku ingat mengelap wajahku yang berpasir karena debu jalanan. Aku ingat berjalan dari sekolah sampai rumah karena air yang menutupi aspal hingga pinggulku. Aku ingat lampion warna warni yang dipajang disebuah cafe langganan. Aku ingat. Dan aku rindu.

   Sayang, sebenarnya Jakarta tidak jauh beda dengan kota lama. Hanya saja, ketidakhadiran kalian disini membuat segalanya berbeda. Kota ini ramai dan padat, tapi hampa. Tanpamu, semakin hampa.

Tapi aku yakin, sebentar lagi aku akan pulang. Dan kurasa, hanya butuh tiga atau empat jam dinding untuk menghitung waktu kepulanganku. :)

Surat balasan dari @canne_can untuk @theonugraha
Diambil dari: http://parahhana.blogspot.com/

Surat #DuaHati @NiaNoor dan @_Romulus


Pertemuan Dua Pendusta


AAAK KAMU DATENG AAAAK
AKU WORDLESS AAAAK
JANGAN PULAAANG AAAK

Senja ke dua puluh.
Masih kamu yang kucinta tanpa keluh.
Kuperjuangkan hingga berpeluh.

Aku masih dan akan terus merindukanmu, selalu.


Oleh: @NiaNoor untuk  @_Romulus


---

Sssssh!

Jangan teriak terus..
Eh masih teriak,,
Sumpel pake bibir..
Gak jadi nulis,,
Kita pacaran aja..

Surat balasan @_Romulus untuk @NiaNoor
Diambil dari: http://ksatriasemesta.blogspot.com/

Surat #DuaHati @evanjanuli dan @myaharyono


Status

Dear Mia,

Aku tidak setia kepada hatimu tetapi aku setia kepada hatiku. Tapi akankah kamu setia kepada hatimu? Akankah kamu setia kepada keraguan dan kelabilan pendirianmu?

Bagiku, apalah arti status kalau tanpa perasaan? Sebaliknya, apakah perasaan harus dibungkus status? Aku tidak suka berbicara tentang status, jodoh ataupun takdir. Karena aku sendiri tidak mempercayai semua hal itu.

Kamu yakin mau menjalani harimu berikutnya bersamaku?

Love,

.E.


Oleh: @evanjanuli untuk @myaharyono


---




Lunar Love Letter

Hai Sayang,

Bertepatan hari ini adalah tahun baru imlek, surat ini agak bernuansa Imlek juga ya.

Bukan, bukan angpaw. Ini tetap surat cinta. Jadi tak ada uangnya :p

Aku mau tanya, Shio kamu apa sih?

Aku sadar, kita belum banyak saling mengenal hal-hal terkecil sekalipun. Tetapi sudah mengumbar sayang.

Katanya tak kenal maka tak sayang kan? Tapi aku menyayangimu, sosokmu yang pernah ada 8 tahun yang lalu. Sosokmu dulu yang ada di ingatanku, namun mampu membuatku menyayangimu. Hebat ya?

Artinya, sayangku tak membutuhkan alasan. Tapi ketika aku menyayangi seseorang, aku mulai ingin mengetahui semua tentangmu. Dari hal terkecil, shio misalnya.

Aku mau cerita tentang Shio-ku, kuharap kamu mau tahu juga ya tentangku.

Aku, dilahirkan di Tahun tikus. Dan jika dibandingkan dengan ular air, shio tahun ini, tikus adalah makanannya. Ular air itu misterius, banyak peristiwa tak terduga, dan tikus harus ulet agar dapat menghindari dimakan ular.

Tapi kalau aku baca ramalan, tahun ular air adalah tahun penuh lika liku, penuh tikungan.

Itu mengapa aku akan menjaga hatiku, waspada agar tak sakit hati, atau ditikung oleh wanita lain yang menyayangimu di luar sana.

You got my point, no?

Happy Lunar New Year, E. Long, live, and prosperity.

Mia.

Ps. Harap balas surat ini beserta kue keranjang ya :D



Surat balasan dari @myaharyono untuk @evanjanuli
Diambil dari: http://mimidanpipi.tumblr.com/