15 January 2013

Sekedar Rindu

Hey, bagaimana kabarmu? Kuharap kamu selalu baik di sana. Bagaimana kabar ayah, ibu, dan kedua adikmu? Doaku masih sama untuk kalian. Masih ingatkah kamu denganku?

Ya, aku yakin kamu masih ingat jelas siapa aku. Belum terlalu lama aku meninggalkan kota kita, Solo yang tercinta. Belum lama juga aku dan kamu mengakhiri memanggil kita dengan sebutan “kita”.

Oh ya, kamu masih sering bergulat dengan dunia kameramu tentu. Sudah lensa ke berapa yang kamu beli? Sudah berapa teman-teman kita yang kamu jadikan model percobaanmu? Sudah berapa job yang kamu ambil dengan kamera kesayanganmu itu?

Ah, sudahlah. Pertanyaaku terlalu banyak. Kumohon jangan merasa risih dengan pertanyaan-pertanyaanku! Aku hanya sekedar ingin tahu kabar-kabar terbarumu setelah lama aku kehilangan semua itu. Jujur, aku merindukanmu.

Aku merindukan semua hal tentang kamu, tentang aku dan kamu juga. Bolehkah kali ini aku menyebut “kita” lagi? Cukup di surat ini saja. Aku anggap kamu setuju.

Surat ini, mungkin tidak ada artinya untukmu. Hanya saja, ini caraku menyampaikan rinduku dan sisa sayang yang masih tersimpan. Malam-malam di sini rasanya sepi, tidak ada kamu yang seperti dulu menemaniku belajar, menggagguku dengan candaan-candaan yang garing namun selalu sanggup membuatku tersenyum. Aku merindukan lengkungan senyummu, tawamu yang lepas, dadamu yang cukup bidang, dan tubuh kurus kerasmu. Aku pun merindukan matamu yang terpejam, bau parfummu yang segar, seragam batik biru-putihmu yang sering kamu pakai setiap Kamis tiap kali menjemputku sepulang, dan tentu aku merindukan hangatnya pelukanmu. Sayangnya, itu cuma bagian dari kita di masa lalu. Maaf mengingatkanmu.

Bagaimana kamu dan dia sekarang? Kudengar dari beberapa teman di sana, kalian sudah merajut cinta. Benarkah? Aku turut berbahagia untukmu dari sini. Kuharap kisah kalian tidak berhenti seperti kisah kita. Dan tidak harus berakhir seperti kita dulu, karena perbedaan yang membatasi kita. Kali ini pilihanmu adalah yang caranya sama denganmu.
Aku hanya merindukan kamu dan beberapa kenangan kita. Aku berdoa untukmu dan dia. Semoga bahagia bersama kalian. Dan semoga kita masih terus menjadi teman dan saudara. Amin.
Rasanya aku perlu menyudahi surat ini. Kamu mungkin sudah bosan dengan suratku. Selamat malam.


With love
Arinda


Oleh @PKPKarin
Diambil dari http://arinddapratami.blogspot.com

No comments:

Post a Comment