Dear, Rio Novriyaza di asrama Vyatra, STEM Akamigas, Cepu.
Apa kabarmu hari ini, sayang?
Masihkah kau bermalas-malasan saat aku tak menyuruhmu mandi, sholat, ngaji, dan makan di kantin asrama?
Masihkah hatimu marah dan malu saat aku bikin tweet galau padahal bukan tertuju padamu?
Masihkah kau melampiaskan rindu padaku dengan bermain PES semalaman bersama snack Ku Suka dan teman-temanmu di asrama?
Masihkah kau kesal ketika aku terus memintamu untuk membalas sms/mention dariku padahal kau sedang asik melakukan sesuatu?
Segala sesuatu menjadi tak menggairahkan hidupku ketika aku dan kamu dipisahkan jarak yang terbilang cukup jauh ini. Walaupun setiap aku akan belajar selalu memaksamu untuk memberi sms “semangat say :*” , tapi hal itu tak cukup membuatku napsu membaca dan mengerjakan soal-soal.
Saat jarak jauh memisahkan kita, aku selalu rindu bermesraan sambil bercanda denganmu. Tapi, aku yakin rinduku dan rindumu kini sedang bermesraan di tempat bernama Jarak. Karena merekalah, kita patut bersyukur masih dalam status “pacaran” sampai sekarang.
Aku memang wanita paling egois dalam hal mencintaimu. Sedangkan kamu, pria yang jalan pikirannya tak pernah bisa aku tebak walau sudah mengenalmu 1,5 tahun. Aku mencintaimu dengan cara memerhatikan setiap aktivitasmu, menyuruhmu melakukan sesuatu yang bermanfaat disana, dan sebagainya. Tapi kamu, mencintaiku dengan diam. Kamu jarang mengucapkan “aku cinta kamu” secara langsung, juga jarang memperhatikanku. Aku yakin, sangat yakin kamu mencintaiku dengan tulus. Namun, hanya Tuhan dan dirimu yang bisa menilai seberapa tulus kamu mencintai aku.
Tepat 17 Januari esok, 17th monthlyversarry kita, sayang. Apakah kamu mengingatnya? Oh, maafkan. Aku sering lupa kalau disana kamu sangat sibuk dan jarang bisa mengingat hal-hal penting bersamaku. Banyak kejadian yang telah kita alami bersama selama 518 hari. Untuk itu, disurat ini aku ingin menyampaikan :
Kamu. Alasanku masih bisa bertahan hidup di dunia yang kejam ini. Setia menemaniku saat semua yang menyebut dirinya “Aku temennya Sekar” meninggalkanku. Setia memberi semangat saat aku terjatuh sangat sakit karena beribu masalah hidup mengantri untuk menabrak mati diriku. Setia menguatkan aku saat aku berniat bunuh diri dengan tidak makan dan mengunci diri 1 minggu di kamar. Maafkan, aku sering mebuatmu kebingungan mencari kata-kata untuk sekedar membuatku berhenti menangis saat curhat. Maafkan aku. Terima kasih banyak. Aku sangat mencintaimu.
Kamu. Mengajariku banyak pelajaran hidup yang sekolah dan kampus manapun tak mengajarkannya. Tentang mencintai secara tulus, bersabar, fokus terhadap tujuan, hidup sederhana, berhemat, menabung, dan masih banyak lainnya. Maafkan, aku sering membuatmu berkata “Pacarku boros banget” setiap menemaniku belanja di Alfamart atau Giant. Aku masih, akan, dan terus belajar segala pelajaran hidup yang kamu berikan padaku. Hingga kelak, kamu akan berkata “Itu baru pacarku” dengan senyum bangga di depanku. Maafkan aku. Terima kasih banyak. Aku sangat mencintaimu.
Kamu. Menemaniku bermimpi tentang masa depan yang bahkan untuk membeberkannya disini aku sangat takut. Takut semua orang yang membaca mengira aku sudah gila karena bermimpi terlalu tinggi tentang “Hidup Bersama di Masa Depan denganmu dan Rilova”. Memotifasiku untuk menjadi wanita kantoran yang sibuk dan tetap mengurus suami dan anaknya dengan penuh kasih sayang. Maafkan, sekarang aku masih tertinggal 1 langkah menuju sukses bersamamu. Tapi, tenanglah, sayang. Tahun ini, aku yakin insya Allah aku menyusulmu dengan 2 langkah menuju sukses. Maafkan aku. Terima kasih banyak. Aku sangat mencintaimu.
Kamu. Menjagaku dan bersedia bertanggung jawab atas segala yang menimpaku saat kita di Semarang. Memberi sms kepada ibuku, memberitahukan bahwa kamu akan menjadi pelindung dan penanggung jawab atas diriku di Semarang. Tahukah kau? Sms darimu sangat melegakan hati kedua orangtuaku karena cemas anak perempuannya nekat kabur saat keinginannya tidak dituruti. Maafkan, aku banyak sekali merepotkanmu di Semarang. Mengajakmu jalan-jalan di Mall, merengek kekanakan saat kelaparan, lapar mata dan kalap melihat baju-baju bagus sampai kamu kelelahan menemaniku dan mengeluh “Mau liat-liat yang mana lagi?” setiap 10 menit. Maafkan aku. Terima kasih banyak. Aku sangat mencintaimu.
Kamu. Selalu menjadi yang pertama tahu bahwa aku sedang ada masalah hanya dengan mendengar nada suaraku ditelpon atau melihat gurat senyum di wajahku. Selalu menjadi yang pertama aku ceritakan tentang masalah-masalah hidup yang menimpaku, keluargaku, dan teman-temanku. Terima kasih, karena bersedia memberikan dua pasang telingamu untuk mendengarkan keluh kesahku. Terima kasih, karena telah memberikan senyum tulus yang sangat menguatkan hatiku saat terjatuh. Terima kasih, karena telah memberikan genggaman tangan lembutmu saat mataku panas dan nada suaraku mulai bergetar. Terima kasih, karena telah memberikan pelukan saat air mataku mengucur deras dan tak sanggup berkata-kata lagi. Terima kasih, karena pernah berkata “Kita sahabat aja ya? Aku lebih nyaman kegini”, yang membuatku belajar bahwa tidak semua janji manis pria pasti ditepati. Terima kasih, karena telah memberikan kalimat “Aku ngga akan ninggalin kamu” beserta kecupan hangat dari bibirmu.
Terima kasih banyak, Rio Novriyaza. Maafkan, aku yang terlalu mencintaimu. Maafkan, aku yang selalu posesif dan kepo terhadap hal-hal pribadimu. Maafkan, aku yang sering membuatmu malu karena bikin tweet galau/saru yang kemudian dibaca teman-teman dan menjadi bahan tertawa mengejek satu asrama. Maafkan, aku yang khawatir berlebihan saat sms darimu tak kunjung muncul di handphoneku dan aku memutuskan untuk sms salah satu temanmu untuk sekedar menanyakan “Rio lagi ngapain? Udah makan belum?”. Maafkan, jika ada beberapa kata disurat ini yang membuatmu marah dan malu mempunyai kekasih sepertiku. Maafkan aku. Terima kasih banyak. Aku sangat mencintaimu.
Ah, aku selalu lupa ingin menanyakan pertanyaan ini kepadamu, “Masihkah kau bersedia menjadi masa depan bagiku, Rio?”.
Akhir kata. Maafkan segala kesalahanku. Terima kasih banyak. Aku sangat mencintaimu, Rio Novriyaza.
Malam Minggu ke-2 tanpamu, ditemani Momo dan lagu-lagu galau, 12 januari 2013
oleh @sekarrlaras untuk @rionovv
diambil dari http://wanitasetengahedan.blogspot.com
No comments:
Post a Comment