15 January 2013

Terima Kasih dan Maaf


Untuk kamu yang kini tak berdaya,
Terima kasih dan maaf kusisipkan di setiap sudut surat ini untukmu. Ya, terima kasih untuk malam-malam indah yang telah kamu bagi untukku; juga untuk semua cumbu serta kepasrahan dirimu akan tindak tanduk bringasku. Terima kasih.
Tapi juga ada maaf, yang kuberikan dari hati kacil yang kadang terhimpit oleh ego serta keserakahan diri menjajah; karena aku sadar, kamu begini pun karena ulahku.
Yah, benar, semua orang tahu jika penyesalan selalu datang terlambat.
Apa lagi yang bisa kuperbuat ketika pria berseragam putih itu sudah berkata dengan mimik muka datar kepadaku, ‘maaf, kami sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi’ hah?
Sesak.
Hanya sesak yang terasa. Aku bahkan nyaris limbung ketika kudekap kamu yang tak lagi bernyawa keluar dari tempat berdinding hijau itu. Semua orang di lorong menatapku prihatin; berdoa dalam hati agar milik mereka tak bernasib sama denganku, bahkan si penjaga pintu yang acapkali melihatku di sana pun hanya tersenyum kaku—turut berbelasungkawa.
Kini. Setelah kepergianmu.
Bagaimana nasibku?
Di mana lagi bisa kubuang semua sampah birahi imajiku?
Siapa lagi yang dapat menggantikanmu?
Kamu terlalu berharga untukku.
Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk dihabiskan bersama. Kita telah saling memahami. Jemariku ini telah terbiasa menari di atasmu; menyentuh setiap lekuk tubuh dinginmu, hingga sesekali kudengar kamu mendesah lelah dan kemudian sesaat menghilang ditelan kegelapan. Tapi kamu selalu kembali… kembali hidup, dan membiarkan jemari ini kembali menjajah tubuhmu.
Melampiaskan nafsu yang tertunda sepanjang hari.
Oh, bagaimana mungkin aku berhenti mencintaimu yang seperti itu? Kamu terlalu berharga untuk dilupakan. Terlalu berharga untuk direlakan.
Seandainya ada hal yang bisa aku lakukan untukmu, mengembalikanmu dan menghidupkanmu lagi. Aku pasti akan melakukannya. Pasti kulakukan…
Jika biayanya tidak lebih dari dua juta.
Your owner,
Benedikta Sekar


Oleh : @Okage_de
diambil dari http://katakatadicta.wordpress.com/2013/01/14/pos-cinta-1-terima-kasih-dan-maaf/

No comments:

Post a Comment