15 January 2013

Waktu dan Jarak Mendiskriminasi Kita


Assalamualaikum kamu yang sedang senyam senyum membaca suratku ini, dengan segala rasa penasaran dan penantianmu, menunggu apa yang akan aku tuliskan di surat ini tentunya dengan segala harapmu. hahaha aku masih saja selalu menjadi orang yang paling ter-narsis dan ke-PEDE-an tingkat tinggi menurutmu.

Sudah berapa hari kita tidak bertemu hemmm? hahaha baru 4 hari loh!! tapi kenapa rindu ingin meledak secepat ini?! sanggupkah kamu untuk tidak bertemu dengan aku selama satu minggu?! hahahahahaAkuGakSangguphahahahahahahaha ... *mingkem* *ambil tissue* 
setiap malam haram bagiku untuk tidak membaca setiap barisan kata yang kamu kirim, dari hal yang kecil sampai hal yang besar lagi lagi dan lagi sanggup mencairkan air mataku yang akhirnya aku pun terlelap sendiri. 

" Waktu mendiskriminasi kita" ..
Kini Rindu menjadi nama tengah aku ketika tangan kita tidak menggenggam, ketika mata tak saling menatap, ketika tak ada lagi tumpahan celoteh bawel kamu, ketika tawamu menjadi suatu yang hanya bisa aku ingat, ketika telinga tuli untuk mendengar bisikmu, dan ketika sekujur tubuh lumpuh hanya bisa mendekap bayangmu dalam memory waktu yang telah terlewat.

" Jarak Mendiskriminasi kita" ..
Kita yang tidak pernah terbiasa untuk tidak pernah lama tak bertatap muka, aku yang selalu memanjakan kepalaku dalam bahumu di lelahku yang seharian tidur dirumah, hahaha padahal kamu yang tiap hari menghadapi anak anak yang bandel dan mungkin bisa membuat kamu gila secara perlahan, hahaha tapi itu adalah profesi mulia kamu saat ini, mendidik malaikat malaikat kecil seperti mereka, membuka pintu masa depan yang cerah untuk mereka, aku rindu yang sangat mendengar cerita bawelmu tentang anak anak itu sembari menggenggam jemari dan mengelus tulus kepalaku.

Inilah rindu, menjadi kasta yang paling tertinggi ketika hanya air mata yang deras mengaplikasikan waktu
inilah rindu, ketika bantal guling dan kasur tempat pengantar temu kita dalam mimpi
inilah rindu, ketika waktu dan jarak mendiskriminasi kita dalam ruang tanpa temu
inilah rindu, aku dan kamu penciptanya.

untuk kamu ...

Oleh: @zaujahmuth
Diambil dari http://zaujahmuthiah.blogspot.com

No comments:

Post a Comment