#30HariMenulisSuratCinta adalah proyek non komersil yang digagas untuk menggabungkan kesenangan menulis di twitter dan blog. Proyek belajar menulis bersama ini dilaksanakan setiap 14 Januari - 14 Februari setiap tahunnya. Ini adalah tahun ketiga pelaksanaan proyek menulis yang juga menjadi ajang silaturahmi dari blog ke blog.
15 January 2013
Aku Bangga, Ayah :)
Assalamu'alaikum Ayah...
Apa kabar ayah Senin ini? Semoga ayah selalu bersemangat menjalani hari. Maaf ya.. kemarin pulang hanya sebentar dan terlalu banyak alasan. Tak bisa menemani ayah makan bersama seperti hari libur-hari libur sebelumnya. Hehe.. aku sedang menyembunyikan sesuatu dari ayah memang. Iya, tentang aku yang sempat sakit. Demam karena kelelahan. Karena itu, aku tak menelepon ayah dan juga tak kunjung pulang. Aku hanya tak ingin ayah khawatir, seperti waktu itu, ayah langsung ingin mengunjungi aku ketika mendengar suaraku begitu parau. Tenang Yah, sebenarnya kalau aku sakit, aku cuma butuh waktu bermain yang lebih banyak. Tak selalu butuh dokter. Kalau dokter cinta sih... mungkin... hehehehehe...
Ya sudah, yang penting kemarin aku sudah datang, mengunjungi ayah. Membayar rindu-rindu kita karena liburan akhir tahun banyak kita habiskan bersama. Jadi, kita semakin merindukan pertemuan itu. Yah, jika aku tak datang, itu bukan karena aku takut kehujanan atau kelelahan. kadang aku pun merasa bersalah kepada ayah, ada hal lain yang aku belakan dan membuat ayah lebih lama menunggu pertemuan kita. Ini bukan perkara aku tak lebih sayang kepada ayah. Tapi ayah tahu kan, aku selalu ingin tahu banyak hal baru. Aku tak begitu betah berdiam di rumah tanpa mengerjakan apa pun. Aku banyak merindu bertemu orang-orang baru, yang bukan hanya itu-itu.
Tenang Yah, aku masih putri kecilmu yang lugu dan selalu lucu :) Aku akan selalu menjaga semua kepercayaan yang ayah berikan. Aku tak bisa memberikan apa-apa yang istimewa untuk ayah. Aku hanya ingin melakukan banyak hal yang berguna untuk orang banyak dan menyimpan pengetahuan untuk masa depan. Ya, seperti yang biasa ayah ajarkan. Aku ingin ayah tahu bahwa semua yang ayah ajarkan, masih aku lakukan.
Oh iya, aku selalu senang jika ayah rindukan, ayah pedulikan, dan aku tak merasa ayah nomor sekiankan diantara kesibukan yang ayah kerjakan. Ayah pernah bilang kan, semua ayah lakukan untuk kami. Tak berkurang kehebatan ayah meski usia ayah semakin senja. Aku dan adik-adik tetap bisa bebas bercerita dan berbagi apa pun dengan ayah. Apalagi aku, yang sekarang lebih kerap bertemu ayah daripada adik-adik. Aku inginnya semua keberpisahan kita yang bertahun-tahun itu bisa terbayar. Meski masanya sudah berbeda.
Kadang aku terharu ketika di masa seperti ini ayah masih ingin membelikan aku boneka, "Kan dulu belum suka-suka banget. Sekarang masih suka kan sama yang lucu-lucu?" ungkapmu sesekali ketika menemukan penjual boneka di sepanjang perjalanan kita pergi. Aku juga ingin memeluk erat-erat ketika ayah masih suka mengajakku berwisata kuliner seperti yang dulu biasa ayah lakukan ketika pulang bertugas. Ketika satu atau dua hari kita bertemu setelah entah berapa purnama kita tak saling melihat satu sama lain. Sekarang, aku bisa menemui ayah sesuaku. Meski lebih banyak kita menempatkan pertemuan itu di penghujung minggu.
Ayah... keberpisahan yang menahun itu pun ternyata tak pernah mengurangkan kedekatan kita ya... Tak mengurangkan kesempatanku untuk bermanja denganmu. Meski masanya adalah sekarang. Aku tak lagi peduli dengan rasa-rasa sakit yang hinggap dan pergi semena-mena. Toh aku masih memiliki kasih sayang dari ayah. Maaf ya Yah, jika sampai hari ini aku masih sering merepotkan ayah. Masih belum bisa membuat ayah sebahagia ayah-ayah yang lain. Tapi ayah harus yakin, aku selalu berjuang. Aku juga ingin membahagiakan ayah seperti ayah-ayah yang lain.
Terima kasih ya Ayah.. sudah menjadi ayah yang baik untuk aku dan adik-adik. Terima kasih sudah menjadi pria paling romantis sampai detik ini. Terima kasih sudah mengenalkan banyak hal diantara suka duka perjalanan yang ayah tawarkan. Ini cara Tuhan menyayangi kita. Cara Tuhan mmbuat kita saling paham. Aku tak ingin lagi marah pada ayah yang dulu kerap aku lakukan ketika masih kecil. Itu mungkin caraku menyikapi rinduku pada ayah yang telah lama tak menemui aku dan adik-adik. Tapi lama-kelamaan aku paham, ayah tetap menjaga kami dari jauh. Mengajarkan kemandirian kepada kami. Dan, tak meratapi kesendirian. Tentunya, ada yang selalu menjaga kita semua, Tuhan.
Sekarang, ayah jangan khawatirkan aku ya... aku sudah besar... ayah berdoa saja, supaya aku bisa memberikan kebahagiaan juga kepada keluargaku nantinya. Aku ingin anak-anakku merasakan kebanggaan yang sama denganku. Bangga kepada ayahnya. Semoga aku bisa memberikan ayah yang sebaik engkau kepada anak-anakku ya Yah... ;)
Aku,
putrimu yang paling lucu :)
Oleh: @wulanparker
Diambil dari http://lunastory.blogspot.com
Labels:
Surat Cinta #1
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment