13 February 2013

Teman Dunia Maya

Surat ini kutujukan untuk semua teman baru yang akan kujumpai dan teman lama yang kurindu sapanya, di gathering #30HariMenulisSuratCinta nanti.

Kepada teman-teman lama yang pernah kujumpai sebelumnya,

Lama tak bertegur sapa di dunia nyata. Aku rindu berbagi cerita dan tawa bersama kalian semua. Iya semua! Terlalu banyak nama untuk disebutkan di sini. Terima kasih karena telah menambah panjang tali pertemanan dalam kehidupanku. Terima kasih karena berkat kalian, aku yang perantau ini tidak pernah merasa sendirian di ibukota, merasa mempunyai saudara di manapun aku berada. *peluk*

Kepada teman-teman baru yang akan kujumpai,

Salam kenal dan selamat memulai silaturahmi. Aku yakin, kehadiran kalian akan membawa warna baru dalam kehidupanku nanti. Semoga nanti ada cukup waktu untuk kita saling mengenal sehingga kehadiran satu sama lain tidak terasa asing lagi. *salim*

Kepada @PosCinta,

Terima kasih ya untuk selalu konsisten menyelenggarakan kegiatan menulis dan gathering ini. Maaf kalau tahun ini aku belum bisa konsisten menulis selama 30 hari seperti di tahun pertama. *peluk bosse dan para tukang pos*

Lucu. ketika ‘maya’ membawamu ke pintu-pintu persahabatan yang nyata. yang sebelumnya hanya kau ketuk dengan sapaan di twitter. (@ama_achmad)

Can’t wait to see all of you there,
Sampai jumpa!

Dari yang telah menyiapkan sapa untuk kalian semua,
@naminadini


Ditulis oleh : @naminadini
Diambil dari http://berceloteh.tumblr.com

Mister @gembrit dan Sir @tuannico


Sampai hari terakhir #30HariMenulisSuratCinta, gw masih belum punya Tukang PosCinta kesayangan. Tapi gw mengapresiasi semua tukang pos yang setia meretweet surat yang masuk ke mention mereka. Ahey!

Dari semua surat yang masuk, yang gw baca cuma punya @gembrit untuk Chizta, Chacha, dan Cinta Laura. Kenapa semuanya untuk cewek yang namanya berawal dari huruf C, ya? Apa karena @gembrit juga memiliki nama yang diawali dari huruf tersebut sehingga terjadi sedemikian rupa? Entahlah, biar ini tetap menjadi rahasia Illahi dan semesta…

Kemudian daripada itu, sebenarnya gw mau ngirim surat kaleng. Tapi setelah berpikir panjang, gw mengurungkan niat. Bukan, bukan karena gw tahu surat gw bakal dibaca sama @tuannico, bukan. Tapi karena gw tahu orang yang akan menerima surat pasti langsung tahu tentang pengirimnya. Jadi gak surprise lagi deh, gak seru. Mungkin tahun depan, mungkin tahun depannya lagi, atau mungkin nggak sama sekali ngirim surat kaleng, hihihii…

Demikian surat terakhir ini akan gw dedikasikan ke @gembrit dan ke @tuannico. Sungguh gak ada yang istimewa karena dua-duanya udah ada yang punya. Hahahaa.. *pembaca kecewa*

Berhubung sudah masuk waktu bekerja, marilah kita bekerja… Sekian dan assalamualaikum warrahmatullah wabarrakatuh. *sampirin sajadah ke pundak* *halah*


Ditulis oleh : @mmychaan untuk @gembrit @tuannico
Diambil dari http://mmyhappiness.tumblr.com

Satu, Dua, Tiga, Ingin Bertemu Semuanya!

Hae, @ajenglembayung @gembrit @tuannico

Jujur, saya bingung. Banyak sekali yang ingin saya temui di acara gathering #30HariMenulisSuratCinta. Mungkin, bisa dibilang saya ingin bertemu dengan hampir semua nama di following saya yang selama ini hanya bisa berkomunikasi lewat dunia maya. Tapi di antara semuanya, nama kalian membuat saya sangat penasaran. Cungguh!

@ajenglembayung, #SahabatPosCinta-nya akuh. Meski saya penasaran karena suratmu belum juga sampai di Alor (saya curiga, jangan-jangan lumba-lumba membawanya pergi ke Timor Leste), tapi saya lebih penasaran sama bentuk kamuh (ehehehe…) Rasanya linimasa saya nggak pernah kosong dari akunmu. Entah kenapa saya membayangkanmu itu mirip seperti bola bekel atau kelinci Energizer. Penuh semangat! Btw, sepatu biru terlihat sangat bagus untukmu ^^

Saya juga ingin bertemu dengan tukang pos saya di #30HariLagukuBercerita, Kak Iko @gembrit. Saya ingin bilang bahwa saya kangen dengan komentar-komentar di tiap postingan. Meskipun pernah berkomentar tentang salah satu cerpen saya yang katanya absurd (bhahahaks…) tapi komentar-komentar Kak Iko selalu membangkitkan semangat (dari kuburnya). Oh iya, saya suka surat Kak Iko buat Cinta Laura. Simpel tapi lucu ^^

Lalu @tuannico. Sepertinya sudah lama ‘kenal’ via twitter (sejak kamu selalu menggunakan L besar), tapi nggak pernah ketemu yah, Nic. Saya ingin memastikan apakah benar kamu mirip Raditya Dika (ahahaha… tiba-tiba inget postingmu tentang kemiripan ini). Dan berhubung dirimu sudah nggak di Lampung lagi, mudah-mudahan lain kali kita bisa tweet-up. Dan saya bisa menagih karya pengembangan dari tweet “Aku adalah lampu di kala senja yang meredup pasrah. Kamu, sesosok yang terduduk di taman, tapi bukan menanti aku datang.” ^^

Dan yaaah … Lagi-lagi, saya tidak bisa menghadiri acara gathering @PosCinta karena jarak yang memisahkan. Dan uang tiket juga. Dan waktu yang mepet juga. Jadi rasa penasaran saya tentang kalian harus ditunda dulu (hiks…). Atau kalian mamu berbaik hati memfasilitasi semuanya? ^^ *dibuang ke laut*

Baiklah, demikian surat untuk kalian. Senang berkenalan dengan @ajenglembayung @gembrit dan @tuannico meski (masih) sebatas dunia maya. Semoga lain kesempatan kita bisa benar-benar bertemu, ya ^^

Semoga hari kalian selalu menyenangkan.

Best regards,
@noichil


Ditulis oleh : @noichil untuk @ajenglembayung @gembrit @tuannico
Diambil dari http://noichil.wordpress.com

Untukmu Yang Ingin Kutemui

Untukmu yang ingin kutemui,

Bocahe Pos Cinta,

Sebelumnya aku minta maaf kepada Bosse, Tukang Pos, dan Penjaga Pos Cinta sebab surat cinta ini bukan untuk kalian. Bukannya aku tidak sayang kalian, tapi bagiku bocahe Pos Cinta memang layak untuk diberi penghormatan dari sesama Bocahe. Aku tahu, kalian selaku pengelola Pos Cinta sudah kenyang dengan pujian dari kami Bocahe Pos Cinta. Karenanya, izinkan aku mendedikasikan surat cinta ini untuk pemuja yang kadang terlupakan keberadaannya.

Bocahe Pos Cinta,

Seandainya bisa, aku sangat ingin menemui kalian semua. Bukan tanpa tujuan, aku ingin mengucapkan terima kasih karena secara tidak langsung mengobarkan semangatku untuk kembali menulis seperti semula. Kok bisa? Pastinya. Karena kalian menulis, aku pun terpacu untuk ikut sama-sama menulis juga. Dan, pada akhirnya, secara tidak langsung kita sama-sama mengingatkan untuk konsisten menulis sebulan lamanya.

Bocahe Pos Cinta,

Seandainya bisa berjumpa, maka kalianlah yang akan pertama aku cari keberadaannya. Akan kujabat erat tangan kalian semua, lalu kita membaur berbagi cerita tanpa adanya pembatas berupa kesombongan dan rasa sok kuasa. Sebab aku tahu, kita sama-sama orang biasa yang bisa dipertemukan dalam acara yang luar biasa. Entah kapan aku akan bisa menghadirinya.

Bocahe Pos Cinta,

Kita pernah dikenalkan lewat media maya, kemudian akan dipertemukan secara nyata. Tapi, sayangnya aku tak bisa ikut berpesta. Sebab jarak yang memisahkan kita. Padahal hati kecil berkata “Iya. Kita harus berjumpa.” Semua tak bisa dipaksa, karena mungkin memang itu sudah seharusnya. Di waktu yang tepat kelak kita akan berjumpa, berbagi cerita dalam ceria dan membaurkan diri tanpa pandang strata. Itu saja.

Bocahe Pos Cinta,

Dari jauh kukirimkan doa, semoga kalian bisa menjadi satu keluarga saat dan setelah berjumpa. Keluarga hangat yang penuh cinta, keluarga dekat tanpa memandang sebelah mata yang lainnya. Dan, tak lupa semoga semangat menulis kita tetap terjaga setelah event ini istirahat untuk sementara.

Akhir kata, selamat berpesta kalian semua.

Salam hangat dari bocahe Pos Cinta juga,
@momo_DM


Ditulis oleh : @momo_DM untuk bocahe bosse @PosCinta
Diambil dari http://bianglalakata.wordpress.com

Untuk Kak @ikavuje


Hai, Kak Ika...

Mmm... Salam kenal, ya...
Seandainya saat gathering nanti kita dapat bertemu. Mungkin lebih asik bila bisa saling mengenal dan bertukar cerita. Tapi apa daya jarak memisahkan kita begitu jauh.

Aku suka membaca tweetmu. Aku pun suka setiap surat yang kau postingkan selalu ada komen lucu.
Aku bukan orang yang bisa merangkai kata-kata yang indah untuk surat ini, aku juga belum jauh mengenalmu. Itu kenapa aku ingin mengenal dan bertemu denganmu.
Ah... Bagaimana kalo Kak Ika aja yang main ke Lombok? Nanti aku temani jalan-jalan, deh. Hehe...

Baiklah, Kakak cantik...
Sekian dulu suratku... Semoga lain kali kita berjodoh untuk ketemu. Amin.


Note:
Kalau ke Lombok kasih tahu ya, Kak. Siapa tahu kita bisa berjumpa. Hihi...



Ditulis oleh : @OkkyYolanda untuk @ikavuje
Diambil dari http://okkyyolanda.blogspot.com

To The Wonder

I’m not very good at words―let alone the flowery ones. I wrote this letter earlier this morning, when the street was empty and the day seemed cloudy, and I decided to rewrite it in the middle of the night, when I heard nothing but the clock ticking.

Dear The Wonder,
I’m going to refer you this way on this letter since that’s the only word I find fit perfectly to such beautiful name your parents had given. It’s been a while since the last time I woke up in the mornings with one particular name in my mind and hit the hay in the evenings with the very same name―you can guess what happened on the rest of the days. I became so excited, and incredibly happy, and unreasonably afraid and anxious at the same time. It was like symptoms of a disease. And the plague is revisiting.

I never planned to fall in love, but it’s here now. The excitement suddenly fills the rooms. The joyous feeling lurks around every corner. The melancholy is in the air and in the lung. I’m falling sick all over again.

I don’t want to sound creepy but I won’t be lying to you either. I have been developing curiosity and a little bit of obsession about you since the fate brought me to stumble upon you in the vast alternate universe called world wide web. I read your blog and read it again, and again, and again―I spotted some grammatical mistakes but I didn’t give a damn, you sound cute in that way. I tried to figure out your hobbies and interests―and I succeeded to some extent. I guessed where those profile pictures were taken―I suck at this one. Please don’t be freaked out yet, I believe this is common thing many people do when someone takes their liking and the curiosity takes control of them. I didn’t go too far, though. I’d love to see you in person one day, sitting and talking over coffee (or tea, if you mind) while the rain pour down outside, and you’d be telling me more about yourself. Well, that sounds like a great expectation as neither of us know when exactly ‘one day’ will come. Let the fate unwrap what’s next.

Dear The Wonder,
I guess love is indeed a disease. And this time, I don’t mind. Thank you for wasting some of your time to read this utterly composed confession. Thank you for being nice, for those brief conversations, for that smile. And thank you for the sparks and the butterflies. I’m wishing you a great day.

Sincerely yours,

M.


Ditulis oleh : @nisankubur
Diambil dari http://molmulyono.wordpress.com/2013/01/31/to-the-wonder/

Dulu Mereka Bilang Kita Saudara

Untuk sahabat-sahabat ku tercinta
Darah kita pernah jatuh di lumpur yang sama.


Halo, saudara ku semua.

Teman-teman ku yang aku cintai dan kasihi. Beberapa tahun pernah kita lewati bersama. Pernah berada dalam bangku sekolah yang sama. Saat-saat kita merasa benar-benar muda, merasa paling gagah dan paling ganteng. Arogan! Oh, apa itu cuman aku dan perasaan ku aja? Hehe, yang pasti kita pernah merasakan masa-masa yang jarang bahkan gak bisa dilupakan, bersama-sama.


Hai Arep! Halo Wawog! Woii Yosua! Apa saja yang kalian ingat tentang masa-masa itu? Walaupun kita pernah berbeda dalam masa-masa tersebut, entah kenapa aku merasa dekat dengan kalian. Aku masih ingat, ketika dulu Arep di SMP masih cupu. Masih kecil belom setinggi sekarang, masih gak tau apa-apa dan bloon parah. Kita emang gak begitu deket sih waktu SMP. Tapi, kamu masih inget gak ketika kelas 1 SMA,  kita bareng temen-temen ada acara tahun baruan. Iya, cuman ke alun-alun kota jogja sih. Jaman-jaman kita kan emang masih seneng dateng ke konser-konser begituan. Nah, begimane ceritanye di situ kamu bisa ilang? Padahal iya kita bareng-bareng rame-rame. Betul sekali, saat itu Arep ilang ketika perjalanan kita mau pulang, mana gak bawa hape. Ilang dalam gerombolan besar pawai motor, iya! Ya benar saja, waktu itu kamu masih bloon juga, cupu nya gak ketulungan. Sampai-sampai aku harus balik lagi, buat nyariin kamu, yang ternyata udah sampai rumah. Untung-untung masih ada inisiatif buat ngasih kabar via hape ibuknya, agak pinter kali ini. Namun sejak saat itu kamu tahu, betapa deketnya kita. Bak sepasang kekasih yang tak bisa dipisahkan. Namun tenang aja, aku masih berpegang teguh dengan orientasiku yang lurus, bahkan dengan type perempuan ku.



Ini cuman salah satu dan mungkin awal mula kisah dan kenangan kita, Rep. Masih banyak kenangan-kenangan yang bahkan sampai sekarang masih bikin ngakak gak ketulungan, ada juga yang bikin naik darah tapi jatohnya tetep aja kalau keinget bikin ketawa, kenangan-kenangan yang kadang bikin kangen. Tragedi Gunungan Tlepong? Tragedi Toilet SMA? Banyaaaaakk, aaaaaaakkkk....



Dan perlu diinget aja nih temen-temen, kemesraan dari kata-kata ku di sini sekali lagi bukan karena pembelokkan orientasi, tapi terlebih karena aku menganggap kalian memang sebagai saudara ku, keluarga ku sendiri. Sahabat-sahabat ku..



Wog, iseh urep wog? Hehe, pie Wog, apa kabar? Masih sama, bisa tidur dimana aja? sama aja sih ya sebenernya sama Arep. Wog, kamu ini pernah mau menghancurkan Motor 'Tiger' Ganteng ku. Jadi ceritanya, waktu itu kalau gak salah kelas 2 SMA, bareng temen-temen juga kita ada jalan-jalan ke Keteb dan Kopeng, pawai motor coii, darah muda yang memang masih sangat arogan, melebihi aparat. Di perjalanan pulang kamu kan yang bawa motor ku? Aku bonceng kamu. Bener, waktu itu kondisi hujan, dan kita sok2an blusukan cari jalan pintas. Yang ternyata kondisi jalannya parah, banyak lubang dan polisi tidur. Kondisi motor ku saat itu, ceper mencium bumi dengan shock depan mati yang belakang pun hampir mati, yang artinya berarti shock nya gak berfungsi. Roda depan dengan ring 17 ban ukuran 200, miris kalau keinget. Waktu kita lewat jalan-yang katanya pintas- itu, saking gemes nya karena harus nglewatin banyak polisi tidur, akhirnya aku bilang ke kamu, ' Wog jumping-ke wog! Jumping-ke wae rapopo.' Akhirnya kamu beneran angkatin tuh roda depan motor, bener sih roda depan ke angkat, tapi kenapa motor tetap di tempat????? Yang akhirnya blog mesin motor ku menghajar polisi tidur. Astagaa, kalau keinget bikin gregeten aja. Mana aku sayang banget sama tuh motor. Masih inget wog?



Hehe. Tapi wog, kok kayaknya kalau sama kamu banyakan kenangan pahitnya ya? Haha, tapi selalu yang namanya kenangan, meskipun pahit suatu ketika pasti akan bisa bikin ketawa juga. Terlebih bisa jadi pelajaran. Piknik dieng wog? Ini termasuk pahit gak ini? Hahahaha.



Untuk Yosua, kita deket nya emang malah-sejak-waktu di SMP, kan? Yos, dulu liat kamu pertama kali waktu pertama masuk sekolah di SMP jujur sebenernya aku agak takut. Gimana gak, secara tampang mu waktu itu mirip-mirip tentara-tentara jepang dalam film-film horor. Dengan mata sipit khas orang jepang dan alis tebal cenderung nyambung. Apalagi ditambah topi osis mu waktu itu ada kainnya di belakang, aku menyebut nya klebet. Mirip banget dengan topi tentara jepang yang dulu menjajah Indonesia. Sekelas 3tahun kita Yos, walaupun emang kurang seimbang, karena aku yang sering nyontek kamu. Tapi gak papa kan? Hehehe.



Sampai-sampai pernah ketika ulangan Matematika kelas 3 aku kena pukul penggaris kayu tepat di pipi gara-gara-dikira-nyontek kamu, yang duduk di bangku belakang bangku yang aku tempati, padahal biasanya juga kita sebangku. Padahal juga nih waktu itu sebenernya aku juga cuman bercanda aja nengok-nengok, buat godain Bu Gurunya aja (namanya siapa aku lupa). Sambil ngliatin pekerjaanmu sih, tapi sebenernya cenderung buat ngejekin kamu aja kalau gak bisa ngerjain. Hehe, ini serius, bukan ngeles. Karena seharusnya aku jadi panutan, secara waktu itu aku Ketua Osis sekaligus Ketua Kelas tiga tahun berturut-turut kalau gak salah, akhirnya PLAAAAAAAAAAAAAKKK!!! merah di pipi. Sambil sombong aja nih, Ketua Osis merangkap Ketua Tonti dan Ketua Kelas, masih ingat betapa gantengnya aku waktu itu Yos? Haha.



Terus, ingat gak ketika lulusan SMP? Apa yang terjadi dengan kamu dan aku yang notabene adalah Ketua Osis yang seharusnya menjadikan citra sekolah menjadi baik, karena memang sekolah kita adalah sekolah favorit. Setelah nilai Ujian Nasional keluar dan kita tahu kalau kita lulus, bak anak SMA kita corat coret baju pakai spidol dan pilox, dan di depan sekolah. Mana ada anak SMP waktu itu dan di tempat itu senekat kita. Ditambah dengan motor ku yang diganti knalpotnya jadi knalpot racing, blombongan. Masih ingat juga waktu mbleyer-mbleyer di depan sekolah? Kita menganggap sekolah kita waktu itu adalah sampah dengan segala peraturan ke-penjara-an yang ada, padahal di mata orang waktu itu kita lah yang sampah. Aku pun sebenernya miris Yos, haha. Terus lagi, waktu kita pawai kelulusan boncengan dengan motor bersuara nyaring dengan arogannya aja kita sikat kanan sikat kiri, ngepot kanan ngepot kiri. Sampai akhirnya ada salah satu pengendara mobil yang gak terima, yang sampai sekarang identitasnya masih belom diketahui, memepet motor kita sambil menodongkan pistol. Spontan, kamu njawil-njawil punggung ku, karena waktu itu aku gak sadar kalau ditodong pistol. Eh, begitu aku sadar, si penodong pistol malah aku tantangin. Yaa, karena memang waktu itu benar-benar darah muda yang arogan dan selalu merasa gagah masih mengalir di dalam nadi. Ini lah sebenernya cerita intinya. Kalau sekarang harus ditodong pistol mending aku nunduk aja kok, ampun ampun. Inget gak Yos?



Dan temen-temen, ketika bertahun-tahun akhirnya kita bersama-sama dalam satu atap dan satu nama jalan. Kita bilang hari-hari itu adalah hari penebusan impian kita. Setiap hari tidak kurang mungkin 12jam, dalam setiap bulan dan tahunnya kita lewati bersama. Canda, tawa, amarah, sedih dan sendu dan sebagainya sempat kita lewati di setiap hari nya. Bahkan kita pernah menjadi motivasi untuk masing-masing kita. Iya, sampai sekarang pun kalian masih tetap menjadi motivasi ku. Hingga akhirnya setelah sekian tahun, kita menemukan dan memilih jalan kita masing-masing. Setelah banyak pengorbanan dan perjuangan kita lalui bersama. Satu keyakinanku, tahun-tahun itu tak akan menjadi sia-sia.



Begitulah satu dua kenangan-kenangan kita yang sampai sekarang gak bisa dilupakan, bahkan sampai nanti. Aku harap seperti itu. Gak bakal nyukup bro, berkarakter-karakter, berparagrap-paragrap, berlembar-lembar untuk nulisin semua tentang kita. Gak bakal cukup berhari-hari. Lain waktu saat ada kesempatan akan ku tulis lagi surat untuk kalian. Semoga selalu menjadi proses pendewasaan untuk kita.



Aku sadar tidak sedikit salah yang sengaja maupun gak sengaja aku buat kepada kalian. Maaf ku selalu untuk sikap-sikap ku tersebut, meski sering tak terucap. Aku harap kebahagiaan selalu bersama kalian. Aku merindukan kalian. Saat-saat yang selalu kita habis kan bersama, bercanda, berbincang hangat, membicarakan impian dan masa depan, curhat soal cinta dan keluarga dsb nya. Aku kangen kalian ketika jalan bersama, piknik dan trip-trip bersama. Semua tentang kalian, aku kangen. Kalian akan selalu menjadi sahabat-sahabatku, dengan kurang dan lebihnya. Semoga kita bisa membuktikan kepada semua orang bahwa kita adalah sahabat, selamanya. Kita adalah saudara. Semoga kita bisa berkumpul bersama lagi, dalam satu kesempatan yang indah. 



Salam Kangen dan Cinta ku untuk kalian; Arif, Wawan dan Yosua.



Wawan, Aku, Arif, Yosua (2008)

Sleman, 12 Februari 2013



Ditulis oleh : @linggasut untuk @wawan_atmaja , @icwarif dan Yosua
Diambil dari http://linggasut.blogspot.com

Surat Pertama dan Terakhir


Bandung, 12 Februari 2013.

Kepada Andiaz Nizhar Zulmy.

Ini surat pertama dimana aku berani menulis namamu secara lengkap, sekaligus menjadi surat terakhir yang kutulis di project surat ini. Sejujurnya aku sudah meniatkan untuk menulis surat ini padamu, namun dari semalam jemariku mendadak tidak lincah lagi untuk menari di atas keyboard. Entah karena terlalu banyak yang ingin kubicarakan denganmu, atau aku mulai kehabisan kata-kata untuk kuberikan padamu. Jadilah aku mengetik ini disela-sela pekerjaan magangku, maaf jika susunan katanya tak terstruktur dengan baik.

Sudah hampir 3 bulan kita tak bicara, bahkan sekedar tegur sapa pun tidak dilakukan, namun sejujurnya aku masih sering membaca tulisanmu yang tidak sengaja muncul di linimasaku. Aneh ya, bagaimana dulu kita selalu berbagi cerita melalui pesan singkat, blackberry messenger, sambungan telepon, atau video call dengan skype sampai dini bahkan pagi hari, namun saat ini, dari beribu-ribu cara untuk berkomunikasi, tak satupun kita lakukan untuk sekedar tahu kabar masing-masing. Jika kamu bertanya mengapa aku tidak melakukannya duluan, aku pun tidak tahu mengapa. Bukan cuma karena gengsi, ah entahlah, aku juga tak mau kamu merasa terganggu karena sikapku. Tapi pada akhirnya aku memberanikan diri menulis surat ini, kan? Walaupun aku tak yakin kamu akan menemukan dan membaca surat ini nantinya.

Di surat ini aku cuma mau bilang terima kasih, terima kasih untuk waktunya, satu tahun lebih kebersamaan kita bukan waktu yang sebentar, bukan? Terima kasih telah menjadi pendengar yang baik, penasihat jitu, sekaligus penghibur di kala duka. Terima kasih telah menjadi laki-laki yang begitu tangguh, begitu dewasa menghadapi aku yang luar biasa manja. Terima kasih telah menjadi partner in crime yang hebat, teman bicara yang menyenangkan, dan guru yang cerdas. Terima kasih telah menjadi aspirin dan menjadi penawar di segala luka. Terima kasih telah menjadi team yang baik dalam bersama-sama melawan rindu dan jarak. Terima kasih telah menjadi layaknya buku yang penuh dengan kejutan dan tak membosankan walaupun kubaca terus menerus. Terima kasih telah menjadi layaknya rumah — tempat untuk berlindung, tempat untuk menepis lelah, dan tempat  untuk pulang.

Sejujurnya, aku masih sering membicarakanmu dengan Tuhan, aku masih sering bernegosiasi denganNya mengenai mimpi, rencana dan cerita kita. Aku tidak meminta apapun, cuma berharap yang terbaik dari ini semua. Kamu baik-baik ya, jaga diri dan hatimu. (Eh yang mengenai hati itu terserah, sih. Hehehe) Sampai bertemu lagi di waktu dan keadaan yang lebih baik.

p.s: Semoga kamu masih mau meluangkan waktu untuk berbicara kepada Tuhan untuk kelancaran sidang dan tugas akhirku.


Yang merindu,

Aku.


Oleh @uwaktuhujansore
Diambil dari http://spidolungu.tumblr.com

Teruntuk Bosse @PosCinta!


Selamat sore, Bosse…

Sekarang tanggal 12 Februari, jadi katanya aku harus menulis surat cinta untuk orang yang paling ingin kutemui saat gathering nanti. Sebelumnya aku mau minta maaf sama Bosse. Maaf kalau surat ini kacau balau, maaf kalau tulisanku ngelantur. Aku menulis surat ini dengan perasaan kalah, Bosse. Sebenarnya hari ini aku enggan menulis surat. Tapi apalah dayaku, Bosse sudah berbaik hati selama dua tahun terakhir memberiku wadah untuk bisa menulis teratur setiap hari. Terima kasih ya, Bosse. 

Bosse tahu, tidak? Kemarin pagi omaku meninggal. Rasanya sedih sekali, Bosse. Rasanya seperti hatinya Bosse dibawa pergi separuh. Malah mungkin hatiku hanya ditinggalkan seperempat. Perih. Kemarin aku masih di Bukittinggi, aku melihat oma sampai ke tempat peristirahatan terakhir beliau. Aku ingin lebih lama lagi di Bukittinggi. Sungguh aku ingin tinggal disana lebih lama lagi. menemani mama. Memberikan sebuah ruang segar penuh ketegaran di hati mama. Menjaga adik-adik, membantu meringankan beban mama dan papa…. tapi … tapi mendadak ada satu hal penting yang harus kulakukan di kampus siang tadi. Jadi sepagi tadi aku sudah kembali berada di Bandung. Aku tidak ingin kembali ke Bandung sebenarnya. Tiga hari lagi pun adikku ulang tahun. Ya tuhan. Bagaimanalah aku akan pergi. Bagaimanalah …. :’( maaf yah, Bosse, jadinya aku malah curcol di surat ini.

Bosse, di gathering nanti yang paling ingin kutemui adalah Bosse. Ingiiiiin sekali! Sekali aja kok Bosse, gak banyak-banyak. *lho Semoga nanti di gathering-nya sedihku sudah berkurang ya, Bosse. Ssemoga kalau aku sudah melihat senyum dan keriangan Bosse dan kakak-kakak tukang pos yang baik-baik, tawaku bisa terurai lagi ya…. Sudah dulu ya, Bosse. Sudah hampir pukul enam di jam digitalnya tivi one. Sampai jumpa di Gathering #30harimenulissuratcinta!  )

Tertanda,

Yang selalu menunggu surat cinta (?)


Oleh @ulyauhirayra
Diambil dari http://ulyauhirayra.wordpress.com

Om Pos


Kepada Om Pos

Hai om pos yang baik baik, om Gembrit terima kasih dengan komitmennya untuk mengantar surat cinta setiap hari. Hari ini terakhir ya mas, yang sabar ya le… #dipentung

Makasih juga buat Pos Cinta Blogspot yang juga dengan sabar mengupload satu satu tulisan, dipilih pelan pelan. Sebuah kebanggaan tak terkira bisa berkarya dan diperhatikan hasilnya.

Makasih banget buat Axis GSM yang baik udah kasih pulsa seratus rebu, dua kali. Bulan ini mendadak kaya pulsa, padahal biasanya sampe koret-koret.

Makasih buat om Zulhaq yang terus menyemangati untuk terus ikut sampai hari ke 30. Blogku jadi update lagi setiap hari padahal biasanya ga bakal sebulan sekali. Ciyan blogku.

Semoga kita ketemu semua di gathering ya, ngarep, soalnya belom pernah kopdar sebelumnya, hihihi.

Sampe ketemu semua muach.


Oleh @ulansabit
Diambil dari http://punyaulan.wordpress.com

Teruntuk 2 Ciptaan Tuhan


Ini surat di hari ke 30, surat spesial teruntuk ciptaan Tuhan paling sempurna. Ayah dan ibu :)

Aku terbangun dari tidur malam. Iseng kubuka galeryy dihandphone, ada foto ayah dan ibu 2 Hari yang lalu. Rasanya baru kemaren aku diatar mereka ke TK, aku dititipin sama guru karena mereka takut meninggalkanku sendiri disana. Ah rasanya bahagia sekali waktu itu :)

Selanjutnya ketika aku SD, walau aku bersekolah di tempat yang sama dengan ibuku mengajar, tapi tak hentinya ayah dan ibu menanyakan hari-hariku dengan guru kelasku. Tuhaaann aku merasa nomor satu.

Kemudian ketika aku beranjak remaja, SMP. Itu pertama kalinya aku belajar naik angkot dari rumah ke sekolahan. Tanpa ayah dan ibu yang mengantar, aku merasa mulai tidak diperhatikan lagi. Disini aku mulai merasakan sesuatu yang bernama kehilangan. Baik berupa kasih sayang dan bentuk fisik seseorang.

Tingkat akhir aku di smp, aku tinggal bersama nenek dan kakak sepupuku, aku sayang beliau. Beliau tempat aku mengadu ketika aku bertengkar dengan ayah atau ibu. Di akhir aku ujian nasional beliau meninggalkanku, selamanya… 
Tuhaaann sebagian bahagiaku mulai benar-benar memudar. Tidak utuh seperti kecilku.

Kemudian SMA, perhatian kedua orang tuaku yang menurutku memudar kini kembali, sekolahku mereka semua yang mengurus. Pulang dan pergi sekolah selalu diantar dan dijemput. Aku bahagaiaaa. Aku tidak pernah malu dikatain anak ayah dan ibu.

Dan selanjutnya ketika putri mereka beranjak dewasa. KULIAH. Aku kembali merasakan kehilangan. Lebih tepatnya memudar. 
Oh tuhaaann sungguh cobaan berat bagiku. Aku mulai sering mengikuti kegiatan kampus yang membuat aku berpisah jarak dengah ayah dan ibu. Ini sungguh perasaan menderita. Mereka tidak pernah menghubungi aku ketika aku jauh. Aku pikir mereka tidak pernah peduli dengan ku. 
Aku anaknya cengeng, aku gak pernah bisa dengar suara ayah sama ibu kalo kita lagi berjarak.

Sekarang, ketika aku 20 Tahun hidup bersama mereka, aku mengerti. Tidak pernah sedikitpun rasa itu memudar. Dari Tk - sekarang. Itu hanya perasaan kotorku saja.

Ibu, wanita paling cerewet yang ada dihidupku. Dia yang paling banyak petuah ketika aku pergi jauh. Paling sering menanyakan kabarku, paling sering bilang sayang. Selalu menyiapkan isi koper dan tas ku ketika aku jauh. Setiap sarapan pagi selalu suapin aku pake tanganya. Aku sayang ibu.

Ayah, kalo jauh rindu, kalo deket berantem. Paling bisa buat aku marah, paling bisa buat aku nangis. Paling tenar dikalangan teman-teman aku. Sekarang mulai merambah dunia maya. Sedikit sedikit curhat didunia maya. Tapi beliau emang ayah paling oke. Kalimatnya di dunia maya inspiring bannget. Aku sayang ayah.

NB : ibu sempat nangis waktu aku mau berangkat ke singapura. Sedangkan ayah nggak pernah mau ngeliat aku benar-benar pergi dari hadapannya.
Tuhaaann. Entah kapan surat ini sampai kemereka. Tolong jelaskan kepada mereka, seluruh hidupku mungkin nggak berjalan tanpa mereka. Katakan pada mereka agar selalu disisiku.
Tak terhitung kesalahan yang kuperbuat, jauh dari itu aku mencintai mereka dengan segenap diriku.

Dengar air mata.

Jambi, 12 februari 2013


Oleh @ulliulli
Diambil dari http://asiltawani.tumblr.com/

Hanya Untuk Kamu


Dengan kamu, aku mulai merasa tenang tanpa sebab. Entah kenapa kamu mulai memenuhi pikiranku belakangan ini, tak peduli di detik ke berapa pun yang kulewati. Dengan memikirkan kamu, beribu-ribu prosa indah melayang anggun di benakku. Dari situlah aku tahu, bahwa kamu luar biasa untukku. Ya, kamu luar biasa, yang mampu memutarbalikan duniaku menjadi lebih menyala.

Cukup untukmu, sayang. Hanya kamu yang boleh tersentuh dengan prosa milikku, karena ini memang untuk kamu. Rasakan rindu di tiap huruf-hurufnya, ada beribu doa yang kuselipkan untukmu. Inikah yang kamu mau? Sehalaman penuh kalimat puja-pujaan tentangmu yang kuagungkan di tahta hatiku. Tidak ada selain kamu yang menjadi alasanku untuk menulis satu prosa ini, sayang. Ini memang untuk kamu, hanya kamu. Apakah kamu suka dengan prosaku? Nampaknya kamu tengah tersenyum, ya, aku tahu itu.

Aku memang bukan pujangga hebat yang mampu menciptakan beribu kalimat-kalimat sempurna, tapi untuk kamu lain cerita. Rasanya, tak ada yang tak bisa kulakukan untukmu. Ini bukan gombalan semata, tapi ungkapan nyata. Terang saja aku selalu tenang berada di dekatmu. Oh, kini aku tahu alasannya! Nampaknya kamu belum mengerti juga. Aku melihatmu sebagai satu sosok manusia hampir malaikat yang hadir di kehidupanku, sayang. Nah, sekarang kau mulai mengerti, bukan? Genggam tanganku, mari kita terbang ke langit bersama.


Oleh @vanatigh
Diambil dari http://irvanwiraadhitya.tumblr.com/

Surat #DuaHati @starlian dan @egbertz


Don’t You Remember

Vari,

Ah, maafkan saya yang kemarin tidak sempat mengirimi kamu surat. Saya terlalu bersemangat mengikuti Mercedes-Benz Fashion Week hingga kelupaan waktu. Memang sih acaranya hanya sampai sore hari, dan seharusnya bisa menulis di sela-sela waktu menonton, tapi karena terlalu bersemangat bertemu teman-teman jadinya saya lupa.

Bisa masuk ke acara tersebut adalah kesempatan yang langka untuk saya. Memang sih bisa saja menonton dari live streaming, tapi undangan dari teman tidak seharusnya dibuang begitu saja bukan? Seorang sahabat yang bekerja untuk DKNY mengajak saya untuk hadir. Saya senang sekali. Melihat beberapa koleksi cantik karya Donna Karan secara langsung sungguh langka sekali.

Sebetulnya saya ingin datang lagi tanggal 13 nanti, koleksi-koleksi Anna Sui akan ditampilkan. Tapi saya akan terbang ke Jakarta pada hari itu. Saya harus menghadiri pesta pernikahan tante saya dari Ayah. Tidak mungkin tidak datang, kecuali saya mau dipecat jadi anak oleh ayah. Hari ini sudah mulai mem-packing barang-barang yang seperlunya untuk dibawa. Mungkin saya akan di Indonesia selama satu bulan. Ada beberapa urusan yang bersangkutan dengan bisnis Ayah yang harus saya tangani. Meninggalkan kampung halaman beberapa tahun ternyata tidak membuat Ayah lupa janji saya untuk membantu mengurus beberapa bisnis villanya di Lombok dan Manado.

Hey, apa rencanamu Valentine nanti?

Masih ingat ngga, kita pernah merayakan valentine bersama beberapa teman di sebuah cafe bertahun-tahun lalu? (ohh well, sounds am old)

Kita, Saya, kamu, Leily, Davi sahabatmu, dan beberapa nama lainnya. Kita merayakan acara Valentine bersama-sama meski kita semua tak berpasangan. Yang cowoknya pakai kemeja pink sedangkan yang cewek diharuskan memakai dress pink. Semua pengunjung pikir kita melakukan “multi-date”. Masih ingat?

Sepulang dari cafe itu kita melanjutkan clubbing, memesan meja dan beberapa botol. Dan saya tewas seketika di gelas  ketiga Long Island. Pulang harus menenteng sepatu hitam beludru yang tingginya sampai 12 cm. Semua tertawa ketika saya hanya senyum-senyum melihat beberapa lelaki bule di dalam club. Leily dan Davi sampai menjuluki saya “Si Magnet untuk Bule”. Dan saya hanya nyeletuk “Berarti muka gue mirip pembantai dong?”. Masih ingat?

I gave you the space so you could breathe

I kept my distance so you would be free



Jarak kita sudah terlalu jauh ya. Sejauh Laut Pasifik.

Agnes

PS: Ini pesananmu. Central Park di bulan Februari.





Oleh: @starlian untuk @@egbertz


---



Masterplan

Dear Agnes,

senang mendengar kabar dari kamu.
Kamu sudah mempunyai rencana yang sangat bagus.

Saya juga punya rencana tapi belum melibatkan valentine nanti.
Tapi bisa saya rencanakan jika ada perubahan.

Ah, valentine. Setelah kejadian waktu itu saya masih berharap kita bisa mengulangi kegilaan yang sama.
Tapi tampaknya usia dan waktu susah diajak berkompromi.

We're all part of the masterplan


Ketik saya membuat rencana ini, dimana salah satunya melibatkan pulang ke Bandung untuk bertemu dengan Sherli, saya berharap saya juga masuk dalam rencananya.
Mungkin kita tidak akan bersua walaupun kita berada di tanah yang sama.

Kalaupun laut Pasifik masih memisahkan kita, jangan lupa kirimkan kata - kata beritamu.
Saya akan selalu membaca cerita - cerita kita.

Vari

ps : saya suka putihnya februari di central park

Surat balasan untuk @starlian dari @egbertz
Diambil dari: http://lubang-hitam.blogspot.com/

Surat #DuaHati @brutalita dan @enkanaa


-

Tidak akan aku bicara, menata aksara sampai kamu benar-benar memikirkan segalanya.

Oh iya.
Ini bukan surat cinta.


Oleh: @brutalita untuk @enkanaa


---










Belajar

Belajar mencintaimu adalah belajar berfikir logis
Karena cintamu adalah suatu yang tak masuk akal
Belajar mencintaimu adalah belajar berfikir realistis
karena cintamu itu tak nampak
Belajar mencintaimu adalah belajar berfikir optimis
Karena cintamu itu penuh tanda tanya
Belajar mencintaimu adalah belajar berfikir fiktif
Karena cintamu adalah sebuah kenyataan

Belajar belajar belajar belajar, mencintaimu adalah hal baru untukku,
Karena cintamu bukan sebuah rencana ..

#inisuratapa?



Surat balasan dari @enkanaa untuk @brutalita
Diambil dari: http://kadalkrispi.tumblr.com/