08 February 2013

Aku Memberinya Nama: Melur

Kemarin sore itu mengasyikkan.

Aku bertemu lagi dengan sebuah gitar dari teman kos, Dunan namanya, gitarnya sebuah akustik elektrik. Waktu pertama aku pinjam di sore Jum'at bulan lalu, kata Dunan gitarnya jarang dimainkan selama hampir satu tahun ini. Kasihan kau gitar, jarang dibelai dengan jari-jari. Ada satu lagi teman kosku bernama Wandi, ia bahkan baru tahu di kamar Dunan ada gitar.

Gitar ini sepertinya belum punya nama, ya sudah, aku menamainya "Melur". Untung saja namanya bukan melar, kan dia punya bentuk tubuh bagus :D. Kemarin sore adalah waktu intimku bersama Melur disebabkan lampu padam di kos-kosanku. Kita satu kos belum isi ulang listrik. Akibatnya, aku yang ditinggal Dunan dan Wandi yang sedang pergi memeluk Melur dengan latar suara hujan, sementara rumah lain terang benderang.

"Melur, boleh kau kusentuh?" Bisikku pelan
"Dengan senang hati, Riz."
Ah, dia memanggilku dengan 3 huruf di pangkal nama depan, sungguh manis karena selama ini yang memanggilku dengan Riz adalah kakak perempuanku, dan seorang klien kantorku, seorang ibu paruh baya.

Jemari sudah tidak malu lagi, terlebih tangan kiriku yang memang rindu dengan kapalan di ujung-ujungnya. Kau bersuara lembut sekali Melur. Desahan yang sangat bagus di kegelapan ketika aku memeluk, menyentuh dan mencekik lehermu. Aku sekejam ini saja kau bersuara merdu. Kau memang mengajariku untuk ikhlas menerima kesakitan, Melur. Langsung terpikir kalau malam ini kau akan kubawa bermain di atas tilam kamar. Yudha, teman satu kosku pulang disusul dengan Wandi lima menit kemudian. Kini aku bertindak lebih normatif, Biasa saja terhadapmu. ah aku benci bersikap pura-pura, Melur. Lalu Wandi meminjammu sebentar, aku mengiyakan saja.

"Sial, aku tak bisa bermesraan malam ini!" Gerutuku

Lanjut lagi aku bercerita dengan Yudha, aku masih teringat kau Melur, nasib baik, Wandi bosan denganmu. Aku raih lagi kau dengan senyum kemenangan, memelukmu lagi sambil fokus berbicara dengan Yudha. Masih belum habis mencoba kesabaranku sore itu. Balik Yudha yang meraihmu.

"Mau belajar main gitar." Kata Yudha meraih lehermu.
"Aku mau naik dulu ke kamar, ganti baju."

Kuseret tas kerja dan meninggalkan mereka berdua. Selang waktu beberapa menit, aku turun lagi dan melihat Melur sudah dalam balut penyimpanan. Aku tahu panas sekali di sana. Tapi sabar ya, Melur. Aku mau ngobrol-ngobrol sedikit dengan Yudha,

Setelah beberapa menit, akhirnya memang tiba saat kita. Aku bawa kau ke kamar, kubuka pelan-pelan bungkusmu. Zulaikha kucingku sudah anteng di samping kita berdua, menunggu di-nina bobo-kan. Hingga akhirnya kita klimaks dan tidur berdua.

Terima kasih, Melur.


oleh @rizkymamat
diambil dari http://rizky-muhammad.blogspot.com

Perayaan 10 Tahun

Kepada, Dina..

Detik-detik menjelang perayaan ulang tahun hubungan kita yang ke-10, aku diselimuti rasa takut. Aku takut saat memberikanmu hadiah yang dua bulan lalu aku janjikan. Hadiah yang nantinya akan membuatmu mengerti betapa aku mencintaimu. Hadiah yang membuatku sesak napas selama tiga minggu.

Seharusnya hari ini aku ke rumahmu. Memberimu bunga atau sekadar menikmati angin malam. Namun, aku takut. Aku tak sanggup menatap surga yang berada di kelopak matamu.

10 tahun, kini saatnya aku memberimu sebuah hadiah, undangan warna ungu, sesuai maumu. Tertulis namaku dan……. Tiffany, sahabatmu. Aku sangat mencintaimu. Semoga kau tenang di sana. Semoga kau mengerti semua ini.


oleh @shandyputraa
diambil dari http://anotherdidhurt.tumblr.com

Selamat, Senja

 Selamat senja, Senja.

Senja, kamukah di sana? Masih saja kamu datang dengan semburat kemerahan. Kenapa malu? Kemarilah tak apa, aku sudah ikhlas jika kamu pergi meninggalkan lagi. Sungguh.

Senja,  memang dulu aku pikir hadirmu yang sementara hanya untuk membekaskan luka. Kamu berlalu bersamaan dengan lelah. Lalu kembali lagi di saat aku sedang penatnya. Menampilkan keindahan saat aku mulai mencari keindahan lain, walau lesu. Seolah hanya kamulah sumber keindahan.

Senja, saat itu aku enggan membuka mata. Tidak menghiraukan malam. Menghentikan detik, terpaku pada saat kau menghilang. Yang aku tahu dari mereka, malam itu gelap. Hanya gelap. Aku terlalu takut untuk membuka. Iya, saat itu.

Sampai suatu ketika, aku mencoba memberanikan diri membuka mata. Dan apa yang aku dapat, Senja? Mereka salah. Pun aku. Di luar sana seiring datangnya malam, satu per satu bintang bermunculan. Indah. Indah sekali, Senja. Dan ternyata banyak keindahan di luar sana selain dirimu.

Aku tidak sedang mengutukmu, pun mengeluhkanmu, Senja. Bagaimana pun, jika kamu tak hadir, malam pun juga tidak akan tampak. Terlebih, kalian adalah dua keindahan yang berbeda. Walaupun dengan kesementaraanmu; terima kasih, Senja.


oleh @saramitaviyani
diambil dari http://simithos.blogspot.com

Garuda di Dadaku

7 Februari 2013
Jam 16 : 49

Selamat sore kepada para pemain Timnas Indonesia yang terhormat beserta staf.
Apa kabar? Sudah bertolak dari Dubai pulang ke Tanah Air? Tak usah memamerkan tundukan kepala ketika menginjak Tanah Pertiwi ini, tapi tegakkanlah kepala dan busungkan dada, bahwa hasil kekalahan kemarin adalah hasil terbaik yang telah kalian berikan. Kalah terhormat adalah tema dari keberhasilan kalian membuat frustasi para pemain Irak yang level FIFAnya jauh di atas kalian. Hanya kalah 1 poin para abang, om, dan mas pembela Panji Garuda.

Kalian pahlawan negara ini. Kalian berjuang keras untuk tetap bertahan di pertandingan Pra Piala Asia group C, dikeroyoki oleh raksasa - raksasa Asia macam Irak, Arab Saudi, dan China. Kalian masih bertaji untuk tetap berkompetisi, di tengah kekalutan dan ketidakjelasan sepak bola Indonesia. Kalian masih bernyali di tengah kelimbungan para petinggi sepak bola dalam negeri yang hanya mementingkan ego diri sendiri. Kalian adalah korban orang - orang sok hebat yang membawa hegemoni kecintaan rakyat sepak bola Indonesia ke pentas Asia.

Wahai Irfan Bachdim cs. Perjalanan baru dimulai. Pertandingan pertama melawan Irak adalah langkah awal. Tetaplah kuat dan semangat. Pertandingan kemarin membuktikan bahwa kalian bisa bertahan menahan gempuran sporadis ala Timur Tengah. Terbukti Mr. Diego pelatih Timnas Irak memuji kedisiplinan permainan kalian. Berbanggalah! Kalian dapat menahan tim sekelas Irak lebih dari 1 jam.
 
Frustasi dan cemas meliputi garis wajah ala sheik tersebut, hanya sedikit kesalahan fatal saja yang menjadi gol tunggal pertandingan kemarin yang menjadi hadiah mereka.
Tak apa, prestasi baru kalian ukir di Dubai sana. Kalah hanya 1-0 menjadi catatan tersendiri bagi sepak bola Indonesia.

Timnas Indonesia. Para pemain bertalenta hebat kepunyaan Merah Putih. Tetaplah berjuang menerbangkan Garuda setinggi langit.
Hai Andik dan Okto teruslah berlari kencang menyusuri sisi lapangan.
Hai Irfan Bachdim pintar - pintarlah mencari celah untuk membobol gawang lawan.
Hai mas Wahyu dan Handi Ramdan, tetaplah kuat menjaga pertahanan Indonesia.
Hai bung Endra Prasetya tetaplah hebat di bawah mistar menjaga keperawanan gawang Timnas Indonesia.
dan kepada semua pemain lain beserta staf. Tetaplah hebat kalian membawa martabat Indonesia kembali ditakuti di ranah persepakbolaan dunia.

Yang terakhir, aku memohon dan meminta. Kepada para petinggi sepak bola Indonesia. Kepada bapak - bapak berdasi dan berduit. Sudahlah, turunkan ego dan kepentingan diri sendiri. Jangan cuma berpikir untuk wajah dan perut pribadi, tapi sadarlah bahwa wajah sepak bola dan kebanggan Indonesia yang kalian urusi. Jangan buat masalah lagi. Sadarlah dan kembalikan sepak bola negeri ini ke jalan yang benar.
Kami merindukan Timnas Garuda terbang lagi! Timnas Merah Putih berkibar lagi! Kami ingin Indonesia berjaya lagi! Di pentas sepak bola dunia ini!

Demikian surat cinta saya kepada para pemain timnas dan para pejabat berdasi pengelola sepak bola negeri ini

Garuda di Dadaku!

Yo ayo, ayo Indonesia, ku yakin, KITA PASTI MENANG!

SC


oleh @sunoesche
diambil dari http://essayoflove.blogspot.com

Ijinkan Aku Sekadar Menghangatkanmu

Untukmu,

Penahkah kamu terpikir bahwa kebahagiaan tertinggi adalah melihat orang yang kita sayang bahagia? Mungkin itu yang aku rasakan selama ini. Melihatmu bersamanya, menyimpan cinta namun menguburnya dalam-dalam. Segalanya berawal dari hujan pada malam itu, kita bersama melewatinya dengan penuh sukacita yang berakhir dengan kita yang saling menghangatkan.

Tentu aku sadar sekali bahwa aku adalah temannya, dia yang selalu kamu puja dalam setiap doa. Namun siapa sangka ternyata aku jatuh cinta pada pertemuan pertama lantas terhempas pada detik setelahnya karena kamu mencintainya. Aku tahu pasti, tidak ada yang dapat ku perbuat. Aku bukan tipe yang senang menyakiti teman, bagaimanapun dia telah berjasa besar untukku selama ini.

Selanjutnya, apa yang dapat kulakukan adalah mendoakanmu selalu bahagia. Dia memang baik, aku tahu pasti itu. Aku telah mengenalnya lebih dulu daripada kamu. Sejak pertemuan kami di sebuah toko dan semakin mengenalnya setiap hari. Karena itulah aku tidak ingin menjadi durhaka dengan mengkhianatinya.

Kamu pantas bersamanya, namun jika diijinkan, aku hanya ingin sekadar menghangatkan. Semoga itu bukan hal muluk, karena di luar sana cuaca memang tidak menentu dan dia memberikanku kepadamu untuk menghangatkanmu, mungkin cuma itu caranya aku dapat memelukmu. Setelahnya, aku hanya akan berlalu. Salam dariku, penuh kehangatan,

dari,

jaket


oleh @sedimensenja
diambil dari http://sedimensenja.wordpress.com

Hei Girls, Ini Buat Kalian!

Dear Srikandi-ers,

Hai kalian, gimana kabar? Semoga baik-baik aja ya! Kalo liburannya gimana? Ah ya, saya tau, pasti membosankan, ya kan? Gimana nggak bosen, liburan kita kan lebih dari sebulan, saya aja sampe lumutan di rumah terus kayak gini, boseeeennn -_-

Hmm, nggak kerasa ya? Ternyata kita udah lebih dari setahun tinggal bareng-bareng, dalam satu atap. Makan bareng, main bareng, nonton TV bareng, bahkan kita juga pernah tidur bareng kalo ‘si tuan-nyonya’ lagi berkeliaran di kos kita, atau kalo lagi mati listrik pas malem-malem, pasti pada nggak berani tidur di kamar masing-masing. Hihihi, lucu ya kalo inget kejadian itu?

Surat ini khusus buat yang selalu ketiduran di kamar siapa aja,
Buat yang ketawanya kenceng banget,
Buat yang kamarnya sering dijadiin tempat nongkrong,
Buat yang kalo ngomong nggak pernah jelas,
Chici, Yuyun, Fani, Shinta.

Walaupun begitu kita nggak cuma deket sama yang seangkatan. Awalnya sih nggak kenal, cuma sekedar senyum kalo lagi papasan. Tapi lama-lama kita akrab juga. Kumpul-kumpul bareng, nonton TV bareng, makan bareng, bahkan hal sepele pun bisa dijadiin bahan ketawaan.

Surat ini juga khusus buat mbak yang pelihara kura-kura di kos,
Buat mbak calon ibu guru yang ntar lagi mau kawin,
Buat mbak teater yang tiap omongannya bikin ketawa,
Buat mbak yang puitis, yang sering mengurung diri di kamar,
Buat mbak ‘pantang menyerah’ yang sering freelance di mana-mana,
Buat mbak marching band, yang pulangnya malem terus karena latihan,
Buat mbak imut yang ngomongnya ‘ngapak’
Mbak Candra, Mbak Arin, Mbak Farah, Mbak Ata, Mbak Fafa, Mbak Pathy, Mbak Inyong.
 
Bahagia itu sederhana, cukup dengan kita bersama, dengan canda dan sejuta tawa


Terimakasih ya, kalian sudah memberikan guratan warna di setiap hari-hari, selalu ada yang membuat tertawa, selalu ada yang ditertawakan. Selalu ada kejutan waktu ulang tahun. Oh iya, makasih ya udah pada berantakin kamar saya, padahal ulang tahun saya udah lewat lho waktu itu. Makasih juga buat mbak-mbak yang udah ngadain pesta perpisahan buat yang habis wisuda, semoga sukses ya mbak! Doain kita-kita juga ya, walaupun kita wisudanya masih lama.

Dengan penuh cincah dan kacih cayang,
Teman kos untuk kurang lebih 2 tahun ke depan.


nb: anak-anak Srikandi kalo ngomong huruf vokalnya sering diganti pake huruf ‘i’ atau ‘a’. Contohnya, aka laga makan nasa garang (aku lagi makan nasi goreng). Hahaha gila, yang begini cuma ada di Kost Putri Srikandi!

oleh @sintrooong
diambil dari http://agustinasss.blogspot.com

Surat ke-dua-puluh-lima

Kita? Apa masih ada kita? Apakah kita masih bisa diselamatkan? Diibaratkan jika terjadi kecelakaan, apakah dokter UGD bisa membuat kita masih bisa bertahan, bertahan disini. Jembatan yang menghubungkan perasaanku dan perasaanmu sudah terputus, entah sejak kapan. Apa kau menyadari kapan terputusnya perasaan saling peduli dan saling menghargai kita? Terputusnya jembatan, yang sebagai jalan penyatu antara mahkluk mars dan venus ini bukan berarti tidak bisa disatukan lagi,bukan?

Dan untuk kali ini, aku mohon. Aku mohon untuk kita saling merendahkan ego kita yang sudah terlalu tinggi ini. Dan menyatukan kembali perasaan demi menyelamatkan hubungan kita yang diujung tanduk ini. Aku mohon. Maukah kau menyayangiku kembali, sayang? Persis seperti di awal kita yakin untuk memulai hubungan ini dahulu, berilah kesempatan kedua untuk kisah cinta yang tak seindah dongeng ini.


oleh @septydi
diambil dari http://septydwiindriani.wordpress.com

Untuk Mama dari si Pembohong

Bekasi, 7 Februari 2013

Dear Mama,

Semoga Mama gak baca surat ini yah, soalnya di sini aku mau ngungkapin segala kebohonganku selama ini, jadi meski judulnya surat cinta, tapi isinya kebanyakan permintaan maaf. Ya, Mam.. anakmu ini pembohong besar ternyata.

Inget waktu jaman aku ngerjain skripsi yang begitu lama, sementara temen-temen yang lain udah lulus duluan gak, Mam? Waktu itu Mama nanya, “Kok kamu gak lulus-lulus sih? Kamu gak kena hambatan kan?”. Aku jawab, “Enggak, Mam. Skripsinya emang rada susah, tapi aku bisa kok, aku ngerti.”

Itu bohong, Mam. Aku gak begitu pinter, hanya pura-pura pinter. Maaf yah, Mam…

Inget waktu aku lulus dan begitu lama nyari kerja, lalu Mama mencoba memotivasi aku dengan memberitahu bahwa aku bisa seperti Adi, anak teman Mama yang sukses banget sekarang? Aku malah marah dan bilang, “Aku gak suka dibanding-bandingin!”

Itu bohong, Mam. Aku sebenernya iri banget sama Adi, atau sama teman-teman yang lain yang begitu cepat mendapat pekerjaan bergaji istimewa hingga mampu mengangkat ekonomi keluarga. Maaf yah, Mam…

Inget waktu aku akhirnya mendapat kerja tapi gak sesuai dengan hatiku dan kondisi badanku yang memang gampang sakit? Waktu itu Mama nanya kan, “Gimana kerjaanmu?”. Aku jawab, “Kerjaannya enak, Mam! Aku suka!”

Itu bohong, Mam. Hati dan badanku gak sanggup ternyata menopang diri untuk lanjut di kerjaan itu. Maka dari itu aku resign, Mam, tapi lagi-lagi aku bohong ke Mama dan bilang kalau perusahaannya harus merger dengan perusahaan lain dan aku harus berhenti. Maaf yah, Mam…

Inget juga gak, Mam, waktu Mama denger cerita kalo aku “berhenti” dari kerjaan, Mama bilang, “Ya udah gak apa-apa, rejeki gak kemana. Yang penting jangan putus berdoa-nya,”. Aku jawab, “Iya, Mam. Rejeki mah gak kemana. Hehehe,”

Itu bohong, Mam. Saat ini aku begitu putus asa, aku kayak hilang harapan untuk maju, tapi aku gak sanggup cerita ke Mama, makanya cuma bisa sesenggukan di kamar. Sendirian. Maaf yah, Mam…

Akhir-akhir ini juga aku lebih sering tidur di kontrakan daripada di rumah, dan Mama selalu bertanya, “Kok gak pulang?”, aku selalu nyari-nyari alasan, dan paling sering aku jawab, “Besok ada interview, Mam,”’ atau “Besok ada jobfair, Mam,”

Itu bohong, Mam. Aku sebenernya gak berani pulang ke rumah, malu sama Mama. Aku belom bisa bantu keluarga dan cuma bisa nyusahin, dan aku masih malu sama temen-temenku yang sudah pada berjaya. Maaf yah, Mam…

Terus juga, ketika aku pingin banget jalan sama temen-temenku atau ke tempat interview, Mama selalu nanya, “Kamu masih punya uang gak? Nih pake duit Mama aja..” aku selalu jawab, “Masih ada kok, Mam, tenang aja,”

Itu bohong, Mam. Aku sama sekali gak punya uang. Gaji terakhirku sudah mendekati angka nol dan aku harus minjem uang temen-temenku. Maaf yah, Mam…

Jadi, Mam, bersama surat ini aku ucapkan berjuta-juta permintaan maaf atas berbagai kebohongan yang sudah aku lontarkan. Semoga Mama gak baca surat ini yah. Aku sayang Mama.


Dengan sejuta penyesalan dan cinta tak terhingga,

 

dari anakmu yang belum bisa apa-apa dan belum jadi siapa-siapa

 

P.S. Aku diem-diem masih nabung lho buat ngasih surprise kursi pijit untuk Mama. Hehehehe.



oleh @rebornsin
diambil dari http://inwordswetrust.wordpress.com

Penolong di Tengah Hujan

 Untuk pria berjaket hitam di tengah rintik hujan

Aku tidak tahu harus bilang apa lagi selain terima kasih dan maaf.

Kala itu, hujan masih cukup deras untuk bisa diterjang aku yang harus berjalan kaki tanpa payung. Malam sudah turun. Tidak ada lagi angkutan umum yang tersisa untuk membawaku pulang. Telepon genggamku kehabisan daya. Pacarku entah kemana. Ah, kadang semesta suka memainkan lelucon seperti ini, untuk melihat seberapa tahan kita menghadapi godaannya. Kalau ingin menuruti luapan emosi sesaat yang tolol, rasanya aku ingin menghentakkan kaki dan mencipratkan air dari kubangan di jalan kemana-mana sambil menyumpah. Untung akal sehatku masih ada. Daripada baju ikut basah terkena cipratan lumpur dan dianggap gila karena menyumpah-nyumpah sendiri oleh orang yang kebetulan mengintip dari jendela rumahnya, lebih baik aku menahan amarahku yang entah pada siapa.

Untungnya, setelah berjalan puluhan langkah dalam hujan, aku melihatmu dan temanmu. Ah, tukang ojek lah yang paling kubutuhkan di saat seperti ini. Dengan wajah cemberut akibat kekesalan yang terakumulasi dari sejak tadi, aku memanggilmu. Yang membuat kekesalanku semakin memuncak, kamu dan temanmu malah saling dorong untuk mengantarku pulang. Waktu itu aku bilang apa? Ah..ya,

“pak, mau duit ga sih? Cepet deh, saya nih udah capek, tau ga.”

Setelah itu kamu dan temanmu saling pandang, dan akhirnya kamulah yang mengalah. Bukankah saat itu kamu bilang,

“ya udah deh, saya aja yang nganter..”

Bila bukan karena tata krama, aku pasti sudah akan marah-marah padamu. Bayangkan saja, tukang ojek manapun seharusnya merasa ketiban durian runtuh di saat hujan dan sepi ternyata ada satu pelanggan. Mengapa kamu merasa ragu untuk mengantarku? Sepanjang perjalanan, kamu mencoba memancing percakapan denganku. Aku, yang kala itu sudah terlalu capek dan sedang tidak dalam mood untuk berbasa-basi dengan orang asing, benar-benar merasa terganggu. Aku hanya menjawab “ya” pendek untuk serangkaian pertanyaanmu. Malah kadang aku hanya diam menanggapi kelakarmu. Aku berharap untuk segera sampai rumah dan lepas dari tukang ojek ini.

Mungkin kamu akhirnya merasa bahwa aku terlalu capek dan terlalu kesal untuk mengobrol denganmu sehingga kamu menutup mulut sampai tiba di depan rumahku. Aku melompat turun dari belakang motor dan mengulurkan pecahan lima ribu dan dua ribu rupiah. Kamu pasti melihat raut wajahku yang terkejut bercampur malu, atau sorot mataku yang memohon maaf, atau tubuhku yang terlalu kaget untuk digerakkan, saat kamu dengan gaya santai membuka penutup helmmu dan tersenyum padaku sembari berkata,

Jangan, mbak. Saya nganter mbak sekalian pulang, kok. Saya bukan tukang ojek.”


Terimalah rasa terima kasih dan maafku,

“Mbak” yang sampai sekarang tidak mau lagi menyetop ojek dari depan komplek rumah karena takut bertemu denganmu


oleh @sneaking_jeans
diambil dari http://menyingsingfajar.wordpress.com

Selamat Datang.

Kepada kamu, kesayangannya aku.

Aku tidak bisa lama, sayang. Karena hari ini aku harus menghadiri banyak seminar proposal, kelas metopel, dan mengurus berbagai hal lainnya sebagai mahasiswa tingkat akhir, yang telah lebih dulu kamu alami. Dan kamu pasti mengerti itu.

Aku cuma mau bilang, selamat datang. Selamat menginjakkan kaki di kota ini lagi.. Medan. Medan kita.
Kerjakan sebaik mungkin tugas-tugasmu selama disini.
Lepas rindu yang sudah lama terpendam ke seluruh orang yang kamu sayangi.

Aku tidak akan mencemburui setiap laju udara kenangan yang kembali merasuki hati dan otakmu. Baiklah. Aku tinggal ya.


kwek you!

oleh @siitiikaa untuk @bagusbaron
diambil dari http://tikazefanya.blogspot.com

Si Merah Hitam Besar

Woi, what’s up Bro?

huaaa aku urakan banget nyapanya

Tahu ga sih, aku kan paling susah buat ngomong dengan tatanan bahasa baku kecuali emang diperlukan, semisal di depan dosen, aparat, bahkan sama pak Polisi aja aku masih nyelipin jowo saking ga terbiasanya tuh. Pasti kamu tahulah. Yang kapan itu kamu anter ke pusat perbelanjaan itu tuh, trus ada aparat keamanan milik toko tersebut, coba aku ngomongnya apa?  “Kok bisa gitu toh pak?” bukannya “Kok bisa seperti itu ya pak?” >,<

Eh, kamu kan sudah rutin diservis, isi bensin juga ga pernah sampe lupa, ga pernah kan sampe kamu bener-bener kosong baru diisi? Papa emang ga pernah lupa bahkan ke hal-hal kecil, catet kilometer, nitipin kamu di tempat cuci motor, diservis langsung kalo rada ga enak badan, kalo habis kena hujan (apalagi banjir nih) langsung dikeringin :) Kamu udah kayak anak papa nomer 3, eh nomer 4 apa ya? haha.

Nah, berhubung kamu “anak” papa juga, aku saranin nih, semoga diterima ya. Jangan rewel atau ngadat sering-sering :P Kasih tanda aja, ntar kita servisin di bapak depan tuh. Ocre Tor? alias motor :))

Naik lagi aaah, grenggreng! jalaaaaan!


oleh @renpuz
diambil dari http://renpuz.tumblr.com

Apa Kabar Gadis Kisah Klasikku ??

Hai Tia. Sahabat kecilku. Apa kabar kamu sekarang ? Sudah 15tahun ya kita tidak bertemu. Entah bagaimana rupamu kini, aku tak pernah tahu. Kamu menghilang begitu saja tanpa kabar. Kamu pergi meninggalkan aku sendirian pasca perceraian orang tuamu kurang lebih 15 tahun lalu. Kamu bahkan pergi tanpa menyisipkan pesan rindu padaku. Aku bahkan masih ingat ketika Ibumu memberikan beragam perabotan rumahmu secara sukarela kepada tetangga yang berminat. Karena kamu hendak pindah dari rumah untuk memilik tinggal bersama ayahmu, mungkin.
 
Saat itu aku melihat semua anak-anak seusia kita berlari kegirangan ketika mendapatkan mainan-mainan lucu bekasmu yang diberikan oleh Ibumu. Sedangkan aku dari balik jendela hanya merasa iri dan sedih kala itu. Aku tidak mengharapkan barang-barang bekasmu, aku hanya sedih kenapa saat kamu hendak pindah, kamu tidak datang ke rumahku seperti hari-hari biasanya. Bahkan sejak aku melihat anak-anak itu, kamu sungguh pergi meninggalkanku sampai sekarang. Saat aku ingin ke rumahmu untuk mencarimu, Ibuku melarang. Dia bilang untuk apa ke rumahmu ? Nanti di di fikir Ibumu, aku hanya ingin meminta barang-barangmu juga. Padahal aku sangat merindukanmu kala itu. Kamu menghilang beberapa hari sebelum orang tuamu bercerai dan memilih untuk meninggalkan daerah rumah kita. Tapi ya sudahlah, aku akhirnya merelakan kepergianmu yang secara sembunyi itu.
 
Selang beberapa tahun setelah kamu dan keluargamu meninggalkan daerah rumah kita, kamu kembali datang. Iya kata Ibuku, kamu datang ke tetangga depan rumahmu yang dulu, untuk silahturahmi. Tapi kenapa kamu tidak ke rumahku Tia ? Apa kamu tidak merindukanku ? Apa kamu tidak ingin bertemu denganku lagi ? Saat aku menanyakan kepada Ibu, apakah kamu masih disana atau tidak, ternyata kamu sudah pergi. Ibu menceritakan bahwa kamu sudah jauh berbeda dengan Tia yang dulu. Kamu menjadi anak yang tinggi seperti ayahmu.
 
Tia, dulu hanya kamu teman bermainku karena aku memang tidak suka keluar rumah. Jadi hanya kamulah yang sering datang ke rumahku dan mengajakku bermain. Memang kala itu kita tidak bergembira bermain seperti anak-anak seumuran kita lainnya. Kita hanya menonton TV, makan, dan berfoto bersama. Kamu sudah seperti saudaraku sendiri Tia. Karena aku dan kamu saat itu adalah anak tunggal. Jadi bisa jadi kala itu kita memang saling mengisi kesepian kita. Aku ingat beberapa bulan sebelum kamu meninggalkanku sampai saat ini, Ibuku pernah memotret kita berdua kala kamu bermain di rumahku. Kamu masih ingat foto ini Tia ? Ini foto kita saat berusia kurang lebih 4-5 tahun.



Dulu kamu adalah gadis bertubuh kecil dengan kulit sawo matang, sama sepertiku. Dulu tinggi kamu lebih rendah dariku. Tapi sekarang sepertinya aku sudah kalah tinggi denganmu :D

Tia, sejak kamu pergi meninggalkanku secara sembunyi. Tak ada lagi gadis kecil yang datang ke rumahku hanya untuk mengajakku mengobrol, menonton TV ataupun makan bersama. Sampai saat ini Tia. Sampai sekarang usia kita menginjak kepala 2. Aku kembali ke kehidupanku yang sepi Tia. Tanpa teman berbagi lagi. Bahkan yang membuatku sedih, kenapa tiap kamu ke daerah rumah kita, kamu tak pernah datang ke rumahku hanya untuk sekedar melepas rindu sekaligus membuka alasanmu pergi tanpa kata.
 
Tia, sampai detik ini aku tak kamu dimana, kuliah atau bekerja dimana, tinggal dengan siapa ataupun masih dengan nama atau tanpa nama. Aku tak pernah tahu Tia. Bahkan saat Ibuku sudah tiada, kamu juga mungkin tak pernah tahu Tia. Kamu benar-benar sudah menghilang dari kehidupanku. Kini kamu hanyalah serpihan kisah klasikku. Aku ingin sekali bertemu denganmu Tia. Aku  harapa sang Angin dapat mengirimkan pesan rindu ini padamu Tia. Aku hanya ingin tahu kabarmu. Aku hanya ingin kamu ingat denganku lagi. Karena sejak pindah, kamu seperti sudah amnesia dan tak mengenalku lagi. Atau mungkin kamu memang sudah melupakanku ? Aku tak pernah tahu Tia kenapa kamu seperti itu. Tapi satu hal, aku bahagia pernah mengenalmu dan menjadi bagian masa kecilmu. Walaupun hingga kini kehidupan menjadi kelabu tanpa teman kecil yang selalu menghiasi kehidupan dan tiap ruang rumahku.

Salam Rindu Sahabat

oleh @putriaryaa
diambil dari http://aditiaputriarya.blogspot.com

Terima Kasih

Untuk yang sudah mengenalkan padaku lagu ‘You and I both’- Jason Mraz,

Halo, sudah kembali ke kota pantai romantis tanpa perlu gerimis di GMT+8 itu kan? So, how’s life? Hihihi, awas kalau dijawab happy holiday lagi seperti yang lalu-lalu. Sebelumnya tidak usah merasa gimana gitu dulu sewaktu membaca surat ini. Aku menulis surat ini hanya untuk sekali-kali menyenangkanmu. Sekarang sudah cukup senang belum? Hahaha

Jarang ada yang tahu kalau aku suka menulis. Dan jarang ada yang suka memuji tulisanku secara langsung. Terimakasih telah menjadi satu di antara yang sudah sengaja membaca ‘semacam-buku-diary’ku dan menyukai tulisanku yang melulu tentang aku. Biasanya, seusai membacanya, kamu akan mengirimiku pesan berupa kutipan isi blog-ku dan berkomentar sambil membawa candaanmu yang aneh itu. Sudah sejak kapan sih, sejak aku menulis satu-satunya surat untuk kota tempat biasa kita tinggal di program surat cinta tahun lalu ya? Seingatku, kamu pernah mengaku kalau setiap bulan kamu jadi ketagihan mengintip kerjaanku.

Sewaktu aku menulis postingan tentang memoar selamat tinggal di akhir tahun lalu, kamu bilang semacam ‘kapan ya aku ditulisin kayak gitu’. Haha, yakin mau aku suguhkan memoar selamat tinggal juga? Dasar dodol..

Kamu tahu, yang aku suka dari caramu berkomentar adalah kamu tidak pernah bertanya mengapa aku menulis ini itu. Bagiku, sudah cukup kalau kamu bisa menikmati tulisanku. “Aku suka tulisannya, dan bukan orangnya,” katamu dulu. Aneh sekali tiba-tiba kamu mengatakannya padaku. Tenang saja lah, toh aku tidak akan se-ge-er itu menanggapimu. Tapi aku tetap terharu. Sebenarnya malah aku takut kalau ternyata kamu menyukaiku. Mungkin sama takutnya kalau ternyata aku menyukaimu. Hahaha, bagian ini tolong jangan dibahas ya. Terimakasih :p

Sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu sebelum beberapa hari yang lalu. Anehnya, kita tidak merasa aneh mengobrol lagi setelah sudah lama tidak mengobrol banyak. Selalu begitu. Padahal pembicaraannya hanya seputar yang itu-itu, dan sudah pasti sedikit membosankan bagimu juga bagiku. Kita bisa saling menghilang berbulan-bulan, lalu kembali mengobrol tentang deadline impian tanpa ragu. Seperti beberapa hari yang lalu (yang sebenarnya sudah menjadi hitungan minggu), sejak terakhir aku mengucapkan selamat berumur baru, kita hanya berbasa-basi ala kadarnya teman lama jarang bertukar sapa. Setelah itu, tahu-tahu kamu malah menghubungiku ingin bertemu.

Iya, akhirnya kita bertemu. Setelah berkali-kali pertemuan kita batal karena aku yang sibuk dengan hidupku dan kamu yang tidak mau memaksaku meluangkan waktu untukmu. Padahal kamu tidak pernah mendadak tentang pemberitahuan pulang, tapi entahlah.. Janji bertemu kita sampai tertunda satu tahun berlalu. Hahaha setidaknya sekarang kita sama-sama tidak mempunyai hutang untuk bertemu.

Aku senang mempunyai teman sepertimu. Lelaki bawel berisik yang suka mengaku pemalu, yang hobi mengataiku sok polos menyebalkan setiap melihat tingkahku, dan juga sudah melabeliku tukang gombal setelah membaca tulisan-tulisanku. Hih. Terimakasih ya, sudah datang tak diundang dan pulang tak diantar, selalu..

Salam pramuka,
tiaratirr yang selalu unyuu


oleh @tiaratirr
diambil dari http://tiaratirr.blogspot.com

Untuk Pemilik Tata Surya

Bak semut yang berjalan diatas tanah dan manusia yang berada di pesawat mencoba menengok ke bawah, mungkin aku seperti itu, tak terdengar!
Bak kuman yang menari diantara udara sejuk pagi dan manusia menerka menyemprotkan pembasmi serangga ke setiap sudut ruangan, mungkin aku seperti itu, tak terlihat!

Untuk pencipta dan pemilik tata surya.
Yang bisa saja mencelupkan Venus ke dalam matahari, jika Dia mau. Yang bisa saja melemparkan asteroid ke Mars, jika Dia mau. Yang bisa saja menginjak Bumi dengan kaki-Nya, jika Dia mau. Yang bisa saja mengangkat matahari dengan tangan-Nya, jika Dia mau. Yang bisa saja membuat tata surya baru, jika Dia mau!

Untuk Dzat Maha Dahsyat yang menduduki arsy.

Tuhanku yang Maha Esa…

Aku terseok menjalani takdir cerita kehidupan yang telah Kau berikan, menangis, terluka, terhina karena omongan mereka, aku terus menjalaninya. Aku bersimpuh merendahkan diri serendah-rendahnya, bersujud, memohon, meminta, berharap karena meninginkan kehidupan yang lebih baik. Lalu Kau dimana? Aku merasa tak terdengar dan tak terlihat oleh-Mu.

Mungkin aku salah!
Siapapun tau, Kau Maha Mendengar, Kau Maha Melihat. Dan aku mulai sadar. Dosaku tak terhingga, malaikat pun mungkin lelah menuliskan daftar dosa yang telah kuperbuat sepanjang aku bernafas.

Tuhanku…
Aku memang tak sesempurna para nabi dan rasul-Mu. Aku memang tak sepatuh para malaikat-Mu. Tapi izinkan aku untuk meminta ampunan pada-Mu, beri aku waktu untuk terus menyebut asma-Mu.

Aku hanya manusia biasa yang mencoba selalu bertakwa pada Tuhannya dan berharap Tuhannya memberi bonus-bonus kebaikan di alam dunia dan alam baka. Aku tau Kau sangat dekat, bahkan lebih dekat dari denyut nadi. Aku tau Kau sangat mengerti, bahkan walau hatiku tak berbicara Kau sudah tau terlebih dulu apa yang aku inginkan.

Yaaa sadarku mulai kembali singgah ditempat dimana semestinya. Tuhan tau apa yang terbaik untuk semua takdir cerita kehidupanku ini. Sebisaku, aku tak akan mengecewakan-Mu lagi, aku tak akan meragukan-Mu lagi, adanya Dzat Maha Dahsyat itu aku percaya sepenuh hatiku.

Semoga Kau menerima sepucuk surat hina dan tak berarti ini, dari seseorang pengeluh yang sebenarnya belum mengerti apa yang telah dia keluhkan, mohon Tuhan membimbing aku. Tunjukkan bagaimana selayaknya perjuangan yang harus aku jalankan dan hasil yang akan aku dapat nantinya.

Maha Dahsyat Engkau yang tak pernah tidur dan tak pernah lelah mendengarkan keluh kesah hamba-Nya.

salam sujud dalam tangis dariku.
untuk-Mu wahai pencipta dan pemilik tata surya.


oleh @rahmasly
diambil dari http://rahmasulistya.blog.com/

Jangan Salahkan Dirimu

Dear Mama ..

Hal yang paling ku syukuri setiap pagi, ketika aku terbangun karena suara ketukan pintu dikamarku, dan kau menyuruh ku segera mengambil air wudhu. Beberapa hari ini, aku susah buat bangun sendiri.

Adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan dalam setiap kesempatan kita dipertemukan, diantara sela kehidupan. Walaupun tak berbincang langsung, mendengar suara mu saja cukup membuatku senang. Aku ingin segera pulang.

Sengaja ku buka folder foto di laptopku tadi malam, untuk melihat foto yang ku ambil ketika kau memasak di dapur sambil tersenyum dan berusaha mengindar dari kamera saat terakhir kali aku pulang.

Ku lihat wajahmu semakin mengkerut. Apa yang kau pikirkan? Masalah apa yang sampai menyusutkan berat badan mu lagi? Setahu aku, lazimnya wanita itu merawat diri. Bukan membiarkan dirinya digerogoti penyesalan yang harusnya tak lagi kau pikirkan. Semua telah berlalu, Ma. Banyak hal ke depan yang bisa kita rencanakan bersama-sama.

Kalau karena masalah pekerjaan, aku bahagia, mendengar cerita dari ibu mu, tentang keputusanmu untuk meninggalkan pekerjaanmu dengan alasan ingin merawat ku sepenuh hati sewaktu kecil. Dan aku kecewa dengan seseorang yang dengan tega nya mengkhianati kita, yang selama ini kau percaya sebagai tempat untuk menggantungkan cinta dan derita. Dia yang harusnya disalahkan. Tak perlu bersedih, Ma. Tuhan memisahkan kita dengan dia, karena Tuhan tau, kita tak akan berbahagia. Jangan pernah merasa bersalah, hanya karena sampai saat ini kau belum menemukan jalan dan diberi kesempatan untuk kembali memulai usaha demi keluarga kecil kita.

Sudah lah, cerita menyakitkan itu tak perlu dibicarakan lagi. Buku diari mu sudah cukup menjelaskan ku bagaimana perasaan mu. Yang aku butuhkan hanyalah mama yang selalu ada untuk mendoakan ku. Tak perlu kau bersusah payah memikirkan masa depan keluarga. Aku tak butuh harta jika hanya akan membuat ku menderita dan kehilangan mama. Aku sudah dewasa, mama dan si calon dokter masa depan akan menjadi tanggung jawab ku kelak. Aku berjanji untuk mama dan diriku sendiri.

Sepertinya cukup, semua tulisan ini mengingatkan ku pada memori kesedihan. Jaga kesehatan mama, salam buat sang calon dokter.


Salam rindu, untuk keluarga tercinta.

oleh @rahmanwahyuu
diambil dari http://rahmanwahyu.blogspot.com

Kamu, Separu Aku


Kepada : Kamu, separu Aku

Hai, kamu.
Doraemonnya tidak datang.
Semalaman aku menunggu Si Robot Kucing berwarna biru itu untuk menjemputku di tanggal 07 Februari 2013. Menjelang tengah malam aku sengaja untuk terjaga supaya aku bisa menyambutnya dengan suka cita. Ah tapi hingga waktu sudah melewati angka dua belas, dia tak juga datang. Mungkin kode yang kuberikan tidak dimengerti olehnya. Atau surat yang kukirimkan tak dipahami bahasanya. Iya, aku lupa. Doraemon hanya bisa berbahasa Jepang, sedang aku menulisnya dengan bahasa Indonesia. Bodoh sekali aku.

Padahal tadi malam jika Doraemon menjemputku, aku sudah pasti akan bertemu denganmu. Ingin kuhadiahkan kamu sebuah kabar tentang yang terjadi padaku hingga di usia sekarang ini. Mungkin kamu memang sudah tahu, bahkan sebelum aku tahu.

Pukul 00.00 WIBRk ( Waktu Indonesia Bagian Rumahku ), dia mengejutkanku dengan pesan yang manis. Memberiku ucapan dan doa yang tulus. Hihi, ini lucu karena dia sengaja menunggu hingga tengah malam dan dengan sengaja mencekoki dirinya dengan 5 cangkir kopi hitam kental supaya moment itu tak terlewat lagi seperti tahun yang lalu.
Ingat kan ketika dia yang aku tunggu ucapannya sejak tengah malam hingga siang hari bolong malah lupa dan ketiduran? Gak romantis. Memang. Yah tapi itulah dia. Kali ini dia berhasil menunaikan misinya.

Hari ini banyak ucapan dari teman-teman dan sahabat, juga dari keluarga. Di kantor bahkan ada perayaan kecil, well, tradisi yang sangat lama sih yaitu makan-makan. Padahal bonus tahunan yang infonya akan cair hari ini tak kunjung ada beritanya. Ya sudahlah, simpanan yang sedikit itu akhirnya digunakan. Hihi, demi berbagi kebahagian bersama teman seperjuangan.

Hei, kabarmu bagaimana disana?
Aku tetap tak bisa mendengar sedikit yah ada apa disana? Atau mungkin kamu bisa membisikkan secuil rahasia tentang apa yang kamu rasakan di tempatmu sekarang? Aku ingin sekali tahu, agar aku bisa mempersiapkan diri dari dini.

Kamu, tahukah bahkan hingga sesore ini ucapannya belum sampai kepadaku. Mungkin dia lupa. Mungkin dia terlalu sibuk. Atau mungkin dia tidak tahu. Yah apapun itu aku tetap menunggu.

Sudah yah, mungkin di tanggal 07 Februari 2014 aku berhasil memanggil Doraemon dan meminjam sebuah Pintu Rahasia dimana aku bisa menemuimu dan bercakap-cakap denganmu. Melihat bagaimana dirimu di masa itu.

Selamat Ulang Tahun kamu di tahunku ini. Aku akan coba menikmati usia baru yang sudah terlebih dulu kamu rasai.
Oiya, kalau kamu mau membagi rahasia apa yang terjadi padaku di usia baruku ini yang pernah kamu alami, kirimkan surat kepada @Pos Cinta via @korekapikayu yah. Mereka pasti akan menyampaikannya padaku.

Sampai Jumpa.

07022013
Aku kepada Diriku di masa nanti.

Oleh @ilestariw
Diambil dari http://akunulis.wordpress.com

Untaian Pita Untukmu


Temanku yang cantik,
Selamat ulang tahun, seminggu yang lalu. Maaf kadonya dikirim terlambat karena aku mencari pita yang tepat untuk membungkusnya. Pita berupa untaian doa yang dirangkai panjang. Untaiannya baru saja selesai kubuat sekarang.

Buka kadonya perlahan ya. Tak perlu terburu-buru, tak perlu tergesa-gesa. Segalanya akan kau dapatkan tepat waktu, takkan terlambat. Buka ikatan pitanya satu persatu, jangan merobeknya ya, jangan membuat pitanya rusak. Pita itu doaku untukmu. Dan ku tahu pasti untaiannya serupa dengan doa yang kau rapalkan sepanjang malam. Aku tahu.

Baca pita dariku perlahan, resapi, dan nikmati untaiannya. 
'Tuhanku yang baik. Di usia baru teman baikku, Kau pun tahu harapan terbesarnya. Mohon bukakan salah satu genggaman tanganMu yang memang Kau takdirkan untuk mendampinginya. Berilah temanku pendamping yang baik, yang tidak akan mematahkan lagi hatinya. Jadikanlah ini yang terakhir dari pencariannya. Tuntun temanku menemukan cintanya yang tidak akan membuatnya lupa akan cintaMu. Aamiin.'

Semoga setelah kau membaca untaian pita dariku tak lama lagi kau akan mendapatkan kadonya. Kado yang masih disimpan Tuhan sebagai kejutan. Semoga Tuhan mulai bosan bermain petak umpet denganmu :)

Selamat ulang tahun, semoga kau selalu ceria...
Aku,
Yang juga merangkai pita serupa, untuk diriku.

Oleh @hotarukika kepada @little_wilma
Diambil dari http://www.theothersideoffireflies.blogspot.com

Spontaneous Memory





Bandung, 3.2.2013 

Saat Bandung diguyur hujan di malam hari, tiba-tiba aku teringat kamu. Ucapanmu dulu membuat aku sebal. Mungkin kamu tidak ingat. Kejadiannya sudah lama sekali. Waktu itu kita bertemu di pinggir jalan. Lalu kamu bertanya aku kerja di mana. Aku jawab kalau aku guru TK. Reaksimu? Berkata seperti ini, "Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau cuma jadi guru TK." Heiii!!! Wake up, girl. Justru guru anak usia dini itu harus berpendidikan tinggi. Kalau tidak, apa jadinya generasi muda kita. Salah menanam, menghasilkan panen yang gagal. Perilaku seseorang itu 'terbentuk' sejak dia kecil. Mungkin kamu belum tahu karena kamu tidak belajar tentang perkembangan anak seperti aku. Toh sekarang kamu tetap bertanya kepadaku tentang perkembangan anakmu. Mungkin banyak orang yang pendapatnya sama dengan kamu. Hallooo!! Kalau pemikiran itu diteruskan, kalian ketinggalan jaman, deh.. Yang jelas, meskipun banyak orang yang berpendapat begitu, tapi aku tetap menjalaninya sampai sekarang. Karena aku punya keyakinan. Aku bahagia kalau muridku jadi 'bisa' dari 'tidak bisa'. Aku bahagia ketika muridku jadi 'tahu' dari 'tidak tahu'. Aku senang melihat muridku melakukan sesuatu untuk mencari tahu. Aku senang muridku bisa menggambar sendiri tanpa meniru gambar orang dewasa. Aku bangga muridku bisa mewarnai sesuai warna pilihannya sendiri tanpa harus memberikan gradasi pada gambarnya. Aku senang muridku bisa bercerita dengan spontan tentang dirinya, karyanya, teman-temannya, gurunya, kegiatannya, keluarganya, dan tentang apapun. Aku senang ketika muridku tumbuh menjadi manusia unik, yang bisa menghargai orang lain, membantu sesama, hormat pada orangtua, dan takut pada tuhannya. Aku bangga jadi gurunya. Semoga kamu sekarang sudah lebih 'terbuka' pemikirannya.

^Aku yang bangga jadi guru^

Oleh @Jo_iin
Diambil dari http://bintang-dan-air.blogspot.com/



Sederhana, ya?


Kita sama-sama sederhana, menunjukan cinta yang sederhana, mencintai dengan apa adanya.. 

Senang itu sederhana. 
1.Kamu memanggil ku sayang secara langsung. 
2.Kamu memeluku dari belakang.

Tenang itu sederhana. 
1.Aku tau kabarmu. 
2.Kamu mengusap lembut kepalaku.

Sedih itu sederhana. aku membuatmu kecewa dan kamu berkata ‘Jadiin pelajaran aja sayang..’

Khawatir itu sederhana. 
1.Tidak ada kabar darimu. 
2.Kamu menutupi keadaan yg sebenarnya dengan berkata ‘Aku ga kenapa-kenapa ko sayang..’

Cemburu itu sederhana. otak pusing , napas berat, hati panas :b

Bbahagia itu sederhana. Kamu mau nerima aku jadi pasanganmu :b

Lupa waktu itu sederhana. Ngobrol ini itu sama kamu.

Penasaran itu sederhana. Kapan kamu nulis tentang aku lagi?

Kagum itu sederhana. Melihat mu meng-handle hampir semuanya sendiri.

Kecewa itu sederhana. Aku ga di-tanggepin.

Salting itu sederhana. Kamu ngeliat langsung ke mata ku.

Malu itu sederhana. Aku yang asal ngomong atau melakukan hal konyol dan kamu tersenyum karenanya.

Aku hanyalah seorang yang sederhana, yang memaknai cinta sebagai kata kerja yang diiringi keikhlasan dan 
kesungguhan hati. Dan dengan kesederhanaan ini pula, izinkan aku mencintaimu karena kasih sayang Tuhan.


Untukmu yang aku cintai karena cinta-Nya.

Oleh @jowell_07 kepada @LeliLynn
Diambil dari http://kuroudojackal.wordpress.com

Surat Untuk Sang Maha (Tuhan)


Dear Engkau Sang Maha,
Ini adalah surat permohonan, dari sekian banyak permintaanku kepada-MU.
Untuk permintaanku kali ini sengaja tidak hanya aku bawa dalam doa, tidak hanya aku simpan dalam hati tetapi juga aku menuliskannya.

Ya Engkau yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang lagi Maha Mengetahui.
Engkau tahu betul betapa aku ingin mewujudkan mimpi ku yang sekaligus adalah mimpi kedua orang tuaku. Engkau pasti tahu betul bagaimana aku berusaha mewujudkan mimpi kami ini. Ini bukan lagi hanya sekedar mimpi malah, ini adalah salah satu tujuan hidupku dan Engkau Maha Mengetahui.

Engkau pasti tahu kekhawatiran terbesarku saat sulitnya mendapatkan pekerjaan, saat penghasilan rasanya tak cukup untuk mewujudkan keinginan mereka dengan secepatnya. Engkau tahu doa yang selalu aku ucapkan di dalam Ibadahku yang masih tak sempurna dan bolong-bolong itu “Berikan kemudahan rejeki untuk hamba, agar bisa mewujudkan mimpi hamba, Berikan umur yang panjang dan kesehatan untuk hamba, agar bisa membahagiakan kedua orang tua hamba, dan berikan kesempatan untuk kedua orang tua hamba menerima bakti dari anaknya yang jauh dari sempurna ini.” Doa yang aku panjatkan dengan sangat kepada-MU yang tidak hanya aku ucapkan disaat ibadahku yang 5 waktu, terkadang 3 waktu terkadang hanya 1 waktu. Asa itu aku bawa di dalam setiap detik hidupku. ya, aku tahu Engkau Maha Mengetahui.

Berkat nikmat rezeki yang Engkau berikan kepada hamba, kepada keluarga hamba. Hari ini Orang Tua kesayanganku mendaftarkan diri untuk bertamu ke Rumah-Mu. “Segala puji bagi-MU sang Pemilik seluruh alam” aku lafalkan berkali-kali. Hari ini mereka bercerita dengan bahagia akupun bisa sedikit bernafas lega. Untuk menuju Rumah-Mu memang tidaklah mudah. Katanya setelah mendaftar mereka diminta menunggu beberapa tahun lagi untuk bisa menuju Rumah-Mu.

Suratku kali ini adalah untuk lagi-lagi memohon dengan sangat. Segera undang orang tuaku untuk berkunjung ke rumah-MU. Berikan mereka kesempatan untuk bisa mengunjungi dalam keadaan sehat supaya mereka bisa beribadah dengan khusyuk dan suka cita tanpa perlu merasa mudah lelah. Segala upaya kami sebagai manusia sudah kami lakukan. Seperti yang Engkau minta kepada umat-MU untuk selalu bersabar, berdoa dan berusaha lalu menunggu. Karena tidak ada yang akan menjadi sia-sia dan aku sangat mengimani. Sekarang yang bisa aku lakukan sebagai mahluk yang lemah ini hanya menunggu Kuasa-MU untuk mengijinkan kedua orang tuaku untuk mengunjungi Rumah-Mu. Aku mohon mudahkanlah jalannya, lancarkanlah segala akhir urusan kami ini. Amin

Tertanda
Aku
Hamba-MU

Oleh @nengwulwul
Diambil dari http://jurnalnengwulwul.tumblr.com

Maria Magdalena


Kekasihku,

Maria Magdalena . 

Rumah kita tak lagi indah tanpa senyuman di pekarangan; tanpa tawa di dapur selesai makan; tanpa kau hangat sebuah pelukan. Pagiku hanya sebuah malam dengan pendar sang surya yang percuma. Malam pun hanya sebuah keterasingan senyap yang tak layak dinamakan. Aku merindukanmu, Magdalena.

Aku rindu bagaimana pelukan dan kecupan yang selalu mengawali hari,  jauh sebelum mentari jatuh ke kulit masing-masing lewati jendela kamar; bagaimana aku sibuk dengan koran-koran pengabar masa dengan kopi di tangan dan kau sibuk menyiapkan roti untuk sarapan dengan sebuah senyuman sebagai selai diantara; bagaimana cara kau menggoyangkan ayunan di taman dan aku yang mendorongmu kuat-kuat; bagaimana cara kau menertawakan bunga meski hujan tak lagi tampak; bagaimana cara kita berbahagia meski anak tak hadir dalam hidup kita yang kian senja. Aku merindukanmu, sungguh Magdalena.

Perutku semakin buncit kini, keriput menjadi penggaris diantara kening dan kantung mata; serta di seluruh kulit yang biasa kau ciumi dulu. Aku tak lagi tampan, Magdalena. Meskipun usia memakanku bengis, sudikah kau tetap mencintaiku, Magdalena? Karena cintaku masih setia menunggumu di balik jendala, menatap gerbang berharap kau kan datang dengan sebuah pelukan atau sekedarnya senyuman.

Entah harus ku alamatkan kemana surat ini. Aku telah mendatangi perdesaan yang kau sebut rumah; mendatangi gereja tua tempat kita menikah; mendatangi pantai biasa senja dimakamkan; bahkan mendatangi taman-taman surga tempat terakhir manusia ditempatkan. Tak jua kutemui sosokmu diantara banyak-banyak tempat.

Kembalilah pulang, Magdalena. Tiga windu cukupkan waktu kumenunggu. Termanggu pada dagu yang tak lagi utuh atau nafas yang tinggal separuh. Aku menyediakan taman tepat di tengah rumah, dengan kupu-kupu dan bunga sebagai hiasan, menyambutmu dengan pantas. Maafku kan jadi karpet merah menyambutmu pulang, tinggalkanlah lelaki yang merebut tahtaku di hatimu. Aku sudi menerimamu kembali sebagai peristirahatan terakhir sebelum nafas terakhir terlepas dari diri.

Aku (masih) mencintaimu, Magdalena.


Tertanda,

Armand Antonio .

Oleh @iiTSibaranii
Diambil dari http://iitsibarani.wordpress.com

Tentang Rasa


Tentang rasa

Tentang rasa yang selalu muncul kapan pun yang enggan melihat tempat dan waktu.
Tentang rasa yang selalu berusaha aku hentikan, namun tak pernah bisa.
Tentang rasa yang egois, karena sudah di penuhi keinginanya namun tetap merasa kurang.
Tentang rasa yang seolah tak mengenal rasa lelah.
Tentang rasa yang selalu menunggu dan berharap atas kesempatan.
Tentang rasa yang selalu menentang sebuah jarak.

Ini semua tentang rasa ini, rasa yang selalu ada dalam diri ini. Rasa yang dapat mengeluarkan tetesan air mata ketika keinginanya terpenuhi namun, terasa sangat menguat justru setelah keinginanya terpenuhi. Rasa ini seperti pisau bermata dua.

Aku memiliki rasa ini. Rasa ini bernama kerinduan.
Bisakah kamu menjawab dan mengerti perasaan ini tuan ?
Dan apakah kamu memiliki sebuah rasa ini ?

Oleh @kaikarizka
Diambil dari http://kaikarizka.blogspot.com

Sepenggal Kata Buat Calon Mertuaku Kelak


Kepada calon mertua ku kelak

Ini merupakan tulisan yang seharusnya di ungkapkan lewat mulut dan secara langsung tapi apa daya saya belum berani secara langsung bertemu dengan anda Bapak/ibu. Di sini saya mengatakan bahwa saya seungguh mencintai dan menyayangi anak anda. Saya cuman ingin menjalani hubungan yang serius dengan anak anda. Jikalau saya memiliki beberapa sifat yang tidak baik di mata bapak/ibu saya menghaturkan maaf sebesar-besarnya. Saya tidak ingin mengecewakan bapak/ibu serta anak anda yang tercinta.

Terlalu cepat memang kalau berbicara soal masa depan tapi inilah bukti keseriusan saya terhadap anak anda. Jangan ragu terhadap usaha saya pak atau bu. Saya tidak akan mengecewakan anda berdua. Melihat anak anda susah saja sudah membuat hati saya perih jadi sebisa mungkin saya bakal membahagiakan dia. Tidak perlu takut mempercayakan anak anda kepada saya.

Di setiap harinya saya selalu berusaha menyenangkan dia. Saya menjaga dia,menemani serta solusi di setiap masalahnya. Saya tidak punya apa-apa yang bisa saya banggakan hanya cinta yang tanpa batas. Saya harap bapak/ibu mengizinkan hubungan kami berdua. Sebisa mungkin saya akan bahagiakan dia. Kami berharap cinta kami yang terukir merupakan nafas keabadian di hidup anda berdua kelak

Salam, Menantu mu kelak suatu hari nanti

Oleh @IvanMaatheus
Diambil dari http://pemandanganlangit.blogspot.com

Yang Indah


Assalamualaikum cinta ,

       Aku sendiri gak tau , kenapa aku bisa tersenyum saat mikirin kamu , kapan aja . Kadang-kadang , bayang wajahmu mampir setiap kali aku meraup wajah atau lagi main guling pengen tidur atau waktu memberus gigi dan liat ke cermin atau sewaktu aku melakukan apa pun . Kamu tau? Kalau aku udah dapat menebak yang aku bakal lebih dekat sama kamu berbanding jarak dunia realiti ini memisahkan kita bahkan aku udah siap buat berhadapan dengan seorang laki-laki yang bakal menjadi maling terhebat yang bisa mencuri hatiku secara diam . Semua yang aku rasakan ini adalah sejujurnya dari aku sendiri , natural . Gak ada angin yang membisikkan untuk aku mencintai kamu , gak ada burung berkicau supaya aku menyayangi kamu dan gak ada paksaan lain agar aku dekat sama kamu . Terima kasih kerana sudi menjaga hatiku . Setelah A ada B kan? Sebelum F ada E , sebelum Farhana , ada Eko . Kita gak pernah jauh dan sampai kapan pun E dan F tetap sebelahan .

       Mengenali kamu secara kebetulan dan kebetulan itu adalah suatu yang indah . Gula pemanis teh dan kamu adalah gula dalam senyumku . Tangan kanan dan kiriku cuma ada madu , itu untuk kamu . Izinkan aku menjadi bahagiamu selamanya . Waktu memang banyak menyimpan rahasia kita dan waktu juga menyimpan rahasia kapan kita akan bertemu . Waktu mendidik kita sabar untuk bisa bertahan dengan LDR ini . Ingat janji kelingking kita?


Suaru hari , aku akan ajarin kamu ngomong dalam bahasa Melayu ya Encik E . Twitter : @EkoUtomoNugroho


Love and hugs,
Miss F

Oleh @InnallahMaana kepada @EkoUtomoNugroho
Diambil dari http://innallahmaana.blogspot.com

Perempuan Dalam Derap Langkah Reformasi


Hai, ibu. Apa kabarmu? Boleh aku memanggilmu ‘ibu’?

Judul suratku, itu adalah judul bukumu kan? Aku belum sempat membacanya, bukan belum sempat, tapi memang tak tahu harus membacanya dimana, di toko buku sudah tak ada. Nanti, jika Tuhan memberi kesempatan, ijinkan aku memasuki perpustakaan pribadimu dan membaca buku-buku koleksimu. Yayaya? :)

Ibu, aku hanya mengenalmu sebatas cerita-cerita dari jagoanmu. Seingat mungkin aku menanyakan kabarmu. Aku berdoa semoga kau selalu diberi kesehatan dimanapun kau berada.

Anakmu, adalah lelaki yang hebat. Aku yakin kau bangga kepadanya, meskipun menurutnya ia belum bisa membuatmu bangga.

Sering sekali aku mendengar cerita-cerita tentangmu darinya. Kau perempuan hebat, kau seorang ibu yang hebat. 2 tahun yang lalu, pertama kali aku mendengar cerita tentangmu, aku langsung mengagumimu. Ingin rasanya aku bertemu hanya sekedar memeluk dan mencium tanganmu. Ijinkan aku melakukannya suatu hari nanti, ibu.

Ibu, beberapa kali aku mendengar jagoanmu menangis. Menyesal untuk waktu yang sudah terbuang dan tak bisa diulang, atau menangis karena merindukan masa dimana ia masih menjadi seorang anak yang masih bisa mencium tanganmu setiap waktu. Akupun, menangis melihatnya begitu mencintaimu.

Ibu, aku ingin menjadi perempuan hebat sepertimu. Mengabdi kepada keluarga dan juga negara. Dengan segala kesibukanmu menjadi wakil kami rakyat biasa, kau masih bisa menjalankan kewajiban menjadi seorang istri, ibu, dan juga oma. Ibu, ijinkan aku belajar tentang hidup darimu.

Ibu, terlalu banyak kata yang tak bisa aku ungkap dalam selembar surat. Aku berdoa agar suatu hari nanti bisa berbagi denganmu setiap waktu. Aku bangga mengenalmu dari jauh. Mengenalmu dari cerita-cerita jagoanmu.

Jaga kesehatanmu, ibu. Istirahatlah jika lelah. Masih banyak yang harus kau nikmati di hari tua nanti. Jagoanmu masih berjuang untuk membuatmu dan keluarga bangga. Bersabarlah. Namamu selalu ada dalam setiap doaku kepada-Nya.

Terima kasih telah melahirkan jagoan sepertinya, ibu. Karena darinya, aku bisa mengenal perempuan hebat sepertimu.

tertanda,

perempuan yang mengidolakanmu.

Oleh @iddailiyas
Diambil dari http://iddailiyas.tumblr.com

Cincin


Dear cincin,
          Beragam melodi rindu kusenandungkan untukmu. Berbotol-botol rasa kularung dari tepi bengawan itu. Berkarung-karung surat cinta kuikatkan pada kaki merpati; ditujukan kepadamu. Adakah surat-surat itu tiba di pangkuanmu?

Dear cincin,
          Penaku melolong tiap malam tanpa menunggu purnama: memanggil dirimu. Dirimu belum juga menampakkan diri di situ, di pintu itu.

Dear cincin,
          Aku ingin bertemu denganmu. Sangat ingin. Sangat ingin kamu melingkariku. Membalut aku. Memadu. Menikmati waktu. Apa itu terlalu berlebihan? Ah, apakah ada hal yang berlebihan jika itu menyangkut tentangmu?

Salam,

Jari manis

Oleh @ikafff
Diambil dari http://ikafff.blogspot.com

Surat Sapa ke-Dua


Dear, G.

Selamat pagi Bandung. Cuacanya ngga semendung kemarin tapi matahari mau keluar tanpa malu-malu ko. Pagi ini udah bahagia aja. Alhamdulillah ya :) Selamat pagi kamu :) Gimana semalem? Tidurnya nyenyak? Pagi ini rencana mau kemana selain ngampus? Eh aku ngga tau loh kalo kamu udah UAS atau belum. Kalo di liat tetangga aku sih dia masih pake baju kaya ke kampus biasa. Belum pake seragam Ujian Item-Putih. Ini surat ke-dua ya? Ya semoga di baca ya :) Bukan jadi surat pajangan semata :p :) hihihihihi Mama sama Papa sehat? Salam ke mereka ya dari aku :) hihihi Masih suka ngerokok sama minum kopi sama begadang juga? Hmm.. dasar ya kamu :) Cuma mau ingetin, awas penyakitnya kambuh lagi gara-gara ngerokok sama minum kopi. Dulu inget kan kamu sakit gara-gara penyakitnya kambuh? Kamu liat kan betapa khawatirnya aku denger kamu sakit waktu itu? Selama aku ngobrol sama kamu, kamu bahkan ngga pernah ngeluh apa-apa sama aku. Tau-taunya sakit? Itu kejutan terburuk tau. Sedih liat temen yang selama ini baik banget sama aku, tiba-tiba sakit. Alhamdulillahnya ngga sampe dibawa ke rumah sakit. Tapi ya itu, jangan ngeremehin penyakit, sehat itu mahal ka :’) :) Hihihihihi. Kamu kemana aja waktu 6 bulan kemarin? Ngga pernah ngasih kabar? Lupa ya sama temen?  Ciyeee yang udah dapet temen baru sih beda :p Lupa sama temen lama :p hahaha *Engga deng becanda ko* Beberapa bulan kemarin aku sempet mau hubungin kamu lewat chating, tapi aku ngga enak sama kamu. Aku takut kamunya sibuk terus ganggu kamu lagi waktu kuliah atau ngerjain tugas. Oh ya mau kasih selamat ngga sama aku? Aku udah bisa move one dari kamu dong :3 :) hahahaha ciyeeeee :p :’) Hmm abisnya kamu gitu sih, ngasih harepan mulu tapi ngga pernah ngasih kepastian :”) Jadinya aku ngerasa di PHP-in sama di Harkos-in sama kamu :’) Waktu kamu ngilang-ngilang ngga jelas gitu, aku mutusin buat buka hati sama orang lain. Temen sepupuku waktu kuliah dulu. Tapi kamu dateng lagi, ya aku ngga bisa boongin kalo aku sebenernya lebih seneng dan nyaman sama kamu :’) Tapi takdir berkata lain, kamu ngilang sampe sekarang ngga pernah ngasih kabar ke aku, padahal aku selalu ngasih kabar aku gimana-gimana setiap harinya ke kamu. Tapi kamu? Jangankan kabar, ‘say hi’ aja kamu bahkan ngga pernah. Yaudah akhirnya aku bener-bener mutusin buat move on dari kamu. Dan akhirnya AKU BERHASILLLLLLL! YEAY :”) :) Gimana kabar kamu sama pacar barunya? Ciyeeeee gitu deh yang punya pacar baru ngga mau cerita-cerita :p hahahaha siapa-siapa? Aku juga mau tau dong orangnya :) Hmm apa dia cantik? apa dia baik? sebaik aku ke kamu? apa dia kuliah di kampus kamu juga? apa dia asli orang bandung? Aaaaaaaaa aku penasaran sama semua cerita baru tentang pacar baru kamu itu :) Hmm.. Ini surat ke-dua untuk kamu ya :) jangan lupa dibaca :) Aku mau ngingetin jangan sering-sering ngerokok sama minum kopi sama begadang ya :) Aku takut kamu sakit lagi kaya waktu itu. Besok-besok aku akan menulis surat lagi untuk kamu. Jadi ditunggu ya :)

Teman Setia Chating Kamu,

-Kikey-

Oleh @kikeyooo
Diambil dari http://keyforkikeey.tumblr.com

Yang Terhormat: Menteri Perasaan


Kepada Yang Terhormat:
Menteri Perasaan

(Pembukaan)
Bahwa sesungguhnya perasaan dicintai itu adalah hak seluruh manusia. Dan oleh sebab itu, maka hubungan tanpa status/teman tapi mesra/pedekate yang terlalu lama/atau apapun yang sejenisnya HARUS DIHAPUSKAN. Karena tidak sesuai dengan peri perasaan dan tidak adil bila yang merasakan hanya sebelah pihak.

Dan ketika perjuangan perasaan yang berawal dari rindu telah sampailah kepada saat yang berbahagia, maka kedua orang tersebut harus meresmikan hubungan mereka: baik itu dengan jadian, pacaran, atau bila ingin serius lagi adalah melangkah ke pelaminan.

Atas berkat rahmat yang diberikan semesta dan dengan didorongkan oleh keinginan untuk saling berbagi perasaan, maka orang-orang dapat menyebut diri mereka sedang jatuh cinta.

Kemudian daripada itu, untuk membentuk sebuah hubungan yang serius, kemesraan yang tidak ditutupi dengan banyak kebohongan, perhatian yang tidak diumbar-umbarkan kepada banyak orang, maka disusunlah Undang-Undang Perasaan yang dapat menjaga perasaan dari sebuah kepahitan dengan berdasarkan:
1. Perasaan yang tulus dari dalam hati
2. Keadilan dalam memberikan perhatian selama pendekatan
3. Persatuan perasaan yang sama, bukan karena paksaan apalagi karena belas kasihan
4. Relationship yang dipimpin oleh keduanya dan bukan sebelah pihak, serta
5. Kesetiaan tanpa tindakan atau keinginan untuk melirik orang lain ketika masih menjalin hubungan.

Oleh @Judika_judik
Diambil dari http://judikabm.tumblr.com

Alangkah


Alangkah lebih baik jika secangkir teh panas bersanding dengan keripik singkong yang pedas. Favoritku teh tawar tanpa gula.

Alangkah lebih baik jika setiap manusia memiliki rambut di kepala yang bagus, kualitas dan modelnya. Menurutku, rambut yang bagus mampu “menyelamatkan” kondisi wajah.

Alangkah lebih baik jika nasi putih hangat yang mengepulkan asap ditemani dengan ikan asin (sepat atau jambal), lalaban, dan sambal terasi yang pedas. Itu akan menjadi makan siang yang paling menyenangkan.

Alangkah lebih baik jika segelas Cola ditambahkan dengan susu kental manis. Belum pernah mencobanya? Cobalah!

Alangkah lebih baik jika BBM pacar langsung dibalas, begitupun sebaliknya. Hubungan yang resiprok tentu lebih disukai bukan?

Alangkah lebih baik jika senyuman selalu datang mandiri, tanpa dipaksa. Semua orang menyukai ketulusan.

Alangkah lebih baik jika telapak tanganku tak lama mencari temannya, telapakmu.

Alangkah lebih baik jika kita bisa memilih mana Broadcast Message yang memang pantas untuk dikirim ke semua kontak. Belajarlah menjadi pintar!

Alangkah lebih baik jika nyamuk tak pernah ada. Ya, tak pernah ada.

Alangkah lebih baik jika jalan yang kita pilih mampu menjadikan kita lebih hidup, dengan segala resiko dan “kado”.

Alangkah lebih baik jika aku mampu memahami bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini.

Alangkah lebih baik jika aku menjadi lebih baik.

Rada susah ya? Tapi aku kita pasti bisa!

Saya sudahi dulu ya, tolong jangan diludahi.

Oleh @inggaharya
Diambil dari http://inggaharya.wordpress.com

Dear Borin


Dear Borin,

Barusan aku liat-liat facebook kamu yang belum sempet kamu log out. Tenang, aku nggak bakal terlalu curious kayak dulu. Aku kapok. Hidup kamu emang nggak banyak drama kayak aku, tapi waktu itu aku bener-bener kejebak dengan permainan konyol kamu. Jadi, aku cukup ngeliatin aktivitas wall kamu. Update foto-foto dan status facebook kamu. Itu pun karena nggak sengaja.

Aku nggak pernah liat profil facebook kamu lagi sejak kamu nge-block aku lebih dari setahun lalu. Waktu kamu lagi pacaran—backstreet—sama cowok yang sekarang udah jadi mantan kamu. Cowok yang bikin kita sekeluarga jadi sering curiga dan nggak lagi percaya sama kamu. Cowok yang sering maksa kamu jadi anak yang agak kurang bener. Tapi ya udah lah, toh sekarang kalian udah putus dan kamu balik jadi anak yang lebih baik. Apalagi pacar kamu yang sekarang cowok baik-baik.

Jadi, waktu barusan aku liat-liat wall facebook kamu, aku ngerasa agak terkejut. Ya pokoknya beda aja dari kamu yang dulu, yang lagi alay-alaynya dan susah banget dikasih tau. Sekarang, kamu udah berubah. Ya harus lah. Kamu udah bukan kanak-kanak lagi. Udah masuk kuliah. Udah gede. Udah akil balig.

Dan waktu aku baca status-status facebook kamu, aku kayak ngerasain sesuatu yang lain. Maksudku, sebuah sisi lain dari diri kamu. Borin versi lain dari yang setiap hari aku temui di rumah.

Ternyata, ada banyak hal yang kulewatkan tentang kamu. Entah apakah selama ini aku terlalu fokus pada kehidupanku sendiri atau kamu yang terlalu menutup diri. Dan entah kenapa aku cenderung lebih suka menilai seseorang melalui tulisannya daripada tingkah lakunya. Bukan hanya lebih suka, melainkan juga lebih bisa melihat ke dalam diri orang itu. Semacam menerawang sisi batinnya. Tulisan memang bisa direkayasa, namun aku percaya, selalu ada bagian-bagian yang menunjukkan sisi kebenarannya. Sisi terjujurnya.

Melalui status-status facebook kamu yang kubaca, aku seakan bisa lebih mengenal kamu secara personal, sebagai seorang manusia, sebagai seorang anak perempuan remaja yang sedang beranjak menuju sedikit lebih dewasa. Seseorang yang memiliki kehidupannya sendiri dengan caranya sendri bersama orang-orang yang ia percayai.

Aku menyadari, kita punya lebih banyak perbedaan dibanding persamaan. Namun aku masih bisa melihat sedikit bayanganku terpantul di kamu. Entah bagian yang mana, tapi aku bisa merasakannya. Sebut saja itu sebagai hubungan romantis di antara kakak dan adik. Ikatan batin, atau apa pun kamu menamainya. Oh, ya, aku baru ingat. Kamu nggak suka membahas absurditas semacam ini. Kamu lebih suka membahas makanan dan jajanan-jajanan enak.

Borin, sampai kapan pun, aku nggak bakal pernah maksa kamu untuk berubah menjadi orang lain. Kamu ya kamu, dengan segala kekurangan dan kelebihan kamu. Dan aku berharap kamu pun selalu bangga dengan diri kamu sendiri. Tapi itu bukan berarti kalau aku bakal ngelolosin kamu ketika kamarku kotor dan berantakan gara-gara kamu, buku-bukuku nggak beraturan dan nggak lengkap, pulpenku hilang, netbook-ku superlowbat, kabel earphone-ku putus, sweterku kotor dan berbau abis kamu pake diem-diem. Inget itu!

Oh, ya. Aku tau, kalaupun kamu tau aku nulis surat cinta buat kamu, reaksi kamu pasti bakal lempeng-lempeng aja, selempeng rambut kamu abis dicatok. Tapi, ya seenggaknya kamu bakal tau, walaupun aku lebih sering bersikap ketus ke kamu, dan walaupun aku nggak pernah mengatakannya, aku sayang banget sama kamu.

Bandung, 7 Februari 2013
-D-


Ditulis oleh : @daaduun
Diambil dari http://ininyadadun.wordpress.com