15 January 2013

Nasihat sahabat

Ini untuk @tasyageubrina, untuk obat penghibur hati. Masih nasihat yang sama, untuk orang yang sama pula.
Aku tahu, mungkin pada awalnya akan berat untukmu melepas Ia yang kamu sayangi. Betapa seringnya rindu itu menelusup didalam harimu. Dan kenangan akan menari dengan jahatnya di pikiranmu.
Aku tahu, tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untukmu dan dia, tidak sebanding rasanya dibandingkan rasa sakit yang kamu rasakan saat ia terlanjur 'menampar' sisi harga dirimu. Rasa sakit? Atau malah kamu sudah terlanjur menikmatinya sehingga kamu tidak tahu yang mana luka, yang mana rasa bahagia? Mungkin.
Aku tahu, sya, aku tahu. Aku tahu berapa banyak waktu yang kau habiskan untuk menangisinya, berapa banyak waktu yang kau buang untuk memeriksa timeline twitter-nya. Atau detik-detik yang berlalu untuk memikirkannya. Aku tahu.
Aku tahu (atau malah terlihat seperti sok tahu?) kamu masih mencintainya, diam-diam kamu berharap untuk dapat kembali kesisinya. Kamu berharap bahwa Ia kembali berubah menjadi manusia terdahulu yang kamu cintai setengah mati.
Kamu merasa seakan semua tidak peduli. Kamu salah. Ini bukan sikap ketidak pedulian, Tasya. Ini adalah sikap dimana aku--kami-- ingin kamu menikmati sebuah arti kesendirian, bukan menyesalinya. Bagaimana rasanya sendiri? Enak bukan? Kamu jadi punya waktu untuk dirimu sendiri.
Tasya, lupakan dia. Bukankah hidup terasa lebih ringan saat kita sudah berhasil membuang masa lalu? Paling tidak, kepalamu itu berhenti ditimpa oleh beban berat yang bernama 'masa lalu'. Aku tahu akan sulit bagimu untuk melepas tetapi paling tidak kini kamu bukan lagi manusia yang pikirannya penuh dengan praduga macam-macam. Sudah kembali seperti kamu.

Sahabat yang rindu akan kamu,

@temashiera.


Oleh @Temashiera
Diambil dari http://adindaayutemashiera.blogspot.com

No comments:

Post a Comment