15 January 2013

Surat Manis Untuk Senyum Manis


malam lalu kala kembali dari senayan, pendekar muda berwajah durja. entah apa yang membuatnya mendadak tak bersuara. aku dan pendekar pertama hanya bisa termenung menghiburnya.
sambil melewati hingar bingar panglima polim kala malam, aku bersenandung untuk nya

senyum manis yang tulus
tanda kau ramah dan mulia
kalau kau muram durja
kau cemberut semua tak suka
ramahlah untuk sesama
tentu banyak saudara
mulailah sekarang juga
kaulah insan yang mulia

malam kian larut, kami berpisah. di persimpangan aku terus bersenandung, berharap angin membawa lagu hingga senyum datang lagi


Oleh @noviabopi
Diambil dari http://bopiimellonbopii.blogspot.com/2012/12/senyum-manis.html

No comments:

Post a Comment