Kepada
sang Waktu,
Ikhlaskah engkau mengatakan padanya jika di setiap waktuku adalah dirinya?
Mungkin ini permintaan bodoh, membuatmu mengikhlaskan diri digantikan olehnya.
Tapi aku mohon, dengan sangat karena aku begitu mencintainya.
Besok adalah hari
kepergiannya, untuk beberapa saat kami tidak dalam satu kota. Entah apa yang
dilakukannya di luar sana. Mungkin bersenang-senang, belajar mencintai atau
mungkin mencoba untuk merindu. Walau aku tahu kerinduannya bukan untukku, bukan
seperti rasa rinduku kepadanya.
Waktu, jika kau pikir aku sudah gila mungkin karena aku sudah memang gila.
Bagaimana mungkin dirimu yang tak ternilai itu aku sia-siakan hanya untuknya
yang belum pasti melakukan hal serupa. Tapi, inilah aku, orang gila yang
mencoba untuk berkorban hal yang sangat penting baginya hanya untuk tujuan
hidupnya yang begitu sederhana.
Aku menyukai sederhana, waktu. Mungkin suatu saat ketika dirimu beranjak
dewasa, kau akan mengerti mengapa aku melakukan ini. Aku tidak akan menyesali
waktuku yang terbuang hanya untuknya. Justru aku akan menyesali dirinya yang
pergi karena aku yang begitu rapat mengunci waktuku.
Waktu, terima kasih. Aku tidak akan berharap dirimu membaca surat ini, tapi aku
memohon padamu untuk mengerti setiap kata-kata airmata itu semua.
Sebelum aku mengakhiri surat ini, aku mohon berjanjilah padaku jika suatu saat
nanti aku tidak berdaya mengungkapkan perasaanku, dirimu lah yang mewakiliku
mengungkapkan padanya.
Waktu, Aku
percaya padamu.
TTD,
Lelaki
gila dan waktunya,
Oleh @aspian_pian
diambil dari http://aspian0709.blogspot.com
No comments:
Post a Comment