12 February 2013

Balami


Dear Balami

Balami, maafkan aku, karena baru ini menulis surat kepadamu, inipun aku membawa kabar buruk bagimu.
Adik kandungmu, Bima, masuk puskesmas pagi ini karena tertabrak motor yang lari. Bima terlempar dan tangannya retak.
Umi memintamu pulang, ia tak sanggup merawat adikmu sendiri katanya, ia ingin kau tinggal saja di kampung, dan tidak usah kerja lagi. Masalah makan sehari hari, umi bilang kalau kau akan ia beri ladang untuk kau kelola. Kalau kau tidak mau, umi akan bicara pada pak Win, supaya kau boleh bekerja di ladang tehnya.
Aku tahu, Balami, pekerjaanmu di kota bergaji besar dan berpangkat tinggi, tapi ingatlah umi dan adikmu lebih membutuhkanmu. Tinggalkan saja pekerjaanmu dan berkumpul bersama keluarga. Tak perlu uang banyak, yang penting kebersamaan. Semoga kau mengerti.

Tetangga kampungmu.


Oleh @ulansabit
Diambil dari http://punyaulan.wordpress.com

Ide Luar Biasa


Bandung, 11 Februari 2013

Kepada siapapun yang mencetuskan ide #30HariMenulisSuratCinta.

Hai, dari 3 periode yang sudah kalian buat, ini kali pertama aku konsisten mengikuti seluruh rangkaian dan peraturan yang kalian buat — menulis surat setiap hari, menulis surat bertema di setiap hari Selasa, dan menulis surat kaleng di hari Jumat. Sebenarnya aku sempat ikut berpartisipasi di tahun kemarin, namun tak konsisten menulis surat selama 30 hari. Dan baru di periode ketiga inilah aku hampir khatam mengikuti project ini.

Hai, aku mewakili semua pecinta kata yang mengikuti project ini maupun tidak, juga mewakili semua pembaca yang setia membuka blogmu setiap hari, ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih untuk idenya yang luar biasa untuk mengadakan project ini, membuat kami — para penulis amatir belajar konsisten menulis, sebanyak apapun pekerjaan kami di hari itu atau sesedikit apapun kata yang kami miliki, kami harus tetap menulis.

Hai, terima kasih juga telah membantu menyampaikan hal-hal yang mungkin sulit disampaikan oleh penulisnya, membantu menyampaikan permintaan maaf, menyatakan pernyataan cinta, menyatakan rindu atau cuma sekedar surat protes.

Semoga project ini terus berlanjut sampai tahun-tahun ke depan ya, dan sukses untuk kamu — si pencetus ide #30HariMenulisSuratCinta :)



Hidup Menulis!

Aku.


Oleh @waktuhujansore
Diambil dari http://spidolungu.tumblr.com/

Akhirnya Aku Kehabisan Cerita


Kepadamu saja
Hi, suratku lalu akhirnya sampai juga ya. Semoga berkenan membacanya. Yah masih surat yang manis. Walau sebenar aku masih selalu tak percaya diri untuk menulis.
Kuiyakan selalu kata-katamu. Kuharap juga tanpa perlu tanya selanjutnya dan selanjutnya. Lalu kau pun bosan dengan pertanyaan yang sama. Bukan aku tak paham, bukan aku tak mengerti. Sebaliknya. Ah sudahlah. Ternyata untuk menulis masih saja rasa tak percaya diri menderaku.
Kali ini aku menulis lagi. Tanpa kutujukan padamu. Pun bukan surat kaleng. Aku hanya ingin menulis dengan kejujuranku. Meski sedikit bingung tetapi aku mencoba setiap tantangan tema dari termudah hingga tersulit menurutku. Aku belum menyerah.
Hi, ini surat terakhir untukmu. Entah mungkin lain waktu, jika kau ijinkan pun sudah tak berdiam dengan dirimu sendiri. Aku juga sudah kehabisan cerita. Sebaiknya begitu. Melegakan bukan untukmu? Aku yang kehilanganmu. Kamu sudah pernah kan merasa paling kehilangan? Iya kini menimpaku.
Bisa saja surat ini tak sampai lagi padamu. Tenang, aku tak mempermasalahkan lagi tentang ini. Biar saja. Penting aku tetap menulis.
Jika kau sudah kembali dari diammu, maukah menulis puisi lagi bersamaku? Aku memohon…
Aku menatapi hujan. Berharap satu bulir merecik adalah sebuah jangkar bagi kepastian jawaban.

Salamku
Lala


Oleh @_bianglala untuk @dzdiazz
Diambil dari http://pelangiaksara.wordpress.com/

My Past


Kepada masa lalu….
Selamat siang duniaku yang lalu, 
Hmmmm rasanya baru kemarin aku bersenang-senang denganmu. Sekarang aku udah mau bersenang-senang dengan calonku hehehehe maafin aku :p 
Oh masa laluku yang indah, tolong limpahkan keindahan kita dahulu untukku sekarang bersama calon suami dan anak-anakku kelak.
Indahhkan keluarga kecil kami dengan kebahagiaan masa laluku :))
Untuk calon suamiku yang aku cintai, bimbing aku dalam menjaga keuangan kita yah hehe kamu tau kan hasrat belanjanya seorang wanita :p
Untuk calon anak-anak ku nanti, tolong kontrol hasrat belanja ibu besok yah nak :p
Untuk masa laluku…
Terimakasih telah memberikan indah yang tak tersebutkan.

Jambi, 11 februari 2013


Oleh @ulliulli
Diambil dari http://asiltawani.tumblr.com/

Bu...


Bu…
jangan halangi saya untuk pisah dari kak Putra. Ibu pasti tau betul gimana sifat kak Putra yang keras itu. saya udah ga sanggup lagi bertahan meladeni tingkah-tingkahnya yang terkadang buat saya muak.
Bu… saya ga mungkin bisa melangkah lebih jauh kehubungan yang serius dengan kak Putra. saya udah berusaha sabar menunggu dia berubah selama 5 tahun ini. tapi kenyataannya apa? semuanya sia-sia. tentu saya ga mau mempertaruhkan masa depan saya untuk hal yang ga pasti.
Bu.. tolong mengerti perasaan saya. sudah lama saya pendam rasa ingin lari dari kak Putra. dan sekarang saya ga bisa lagi, bu.. saya harus mendapatkan kehidupan saya yang lebih baik. mendapatkan kembali teman-teman saya. dan akal sehat saya. saya yakin, kak Putra bisa tanpa saya.
seperti yang Ibu bilang “jodoh di tangan Tuhan..”. mungkin setelah ini, Tuhan sudah menyiapkan jodoh yang terbaik buat kami masing-masing.
Bu, Ibu adalah Ibu paling sabar yang pernah saya temui.
salam.


Oleh @wenramni
Diambil dari http://wenwenii.tumblr.com/

Kepada Hati


Iya, di tiga hari terakhir acara #30HariMenulisSuratCinta aku ingin mengirim pesan untuk hatiku sendiri.

Hai hati, bagaimana kabar lukamu? Bagaimana dengan kenangan tentang masalalumu? Bagaimana dengan pria idamanmu? Rasanya bercampur bukan? Ada sakit, kenangan manis, bahkan pemikiran bahagia di masa depan.

Tolong, sudahi memikirkan seseorang yg tidak perlu dipikirkan. Itu hanya membuatmu remuk lebih dalam. Untuk apa mempertahankan dia? Dia sudah memilih jalan bahagia bersama orang lain. SADAR SADAR!!

Berat memang, satu tahun belum cukup untuk mengubur kenangan indah dengannya. Tapi, kasihanilah hatimu sendiri. Dia juga perlu bahagia. Dia perlu membuka jalannya kembali untuk bertemu pangeran yg baik.

Percayalah, seorang pria baik masih disimpan untuk berdampingan dengan hatimu. Kau harus bangkit. Satu tahun sudah cukup untuk bersedih. Tuhan juga tak senang melihat umatnya larut dalam kesedihan yg mendalam.

Rapikanlah hatimu, simpan kenangannya disudut yg paling aman. Karna penawar lukamu telah menunggu didepan mata. 

tertanda,

sebuah ucapan


Oleh @ucuukh
Diambil dari http://satuankata.tumblr.com/

Untuk Kamu, Baca Ya.


Hai, kamu… Iya, kamu yang mau menyempatkan diri untuk membaca surat ini.

Gak kerasa ya udah hampir 30 hari project nulis #30HariMenulisSuratCinta bakal selesai. Banyak suka cita yang aku rasain selama beberapa kali nulis surat. Selain nambah ilmu tentang menulis,  project ini pun bikin aku punya teman blogger baru, teman yang asik buat share ilmu dan pengalaman.

Sudah lumayanlah namaku terpampang cetar membahana di http://30harimenulissuratcinta.blogspot.com/ , walau gak sebanyak mereka yang aktif berpartisipasi dan mempunyai tulisan yang baik. Pokoknya, kalo kamu yang ubek-ubek blog @poscinta, ada ber-username twitter @_tikakarlina itu aku! *lalu dikeplak sama yang baca ini*

Sudah tiga tahun kan @poscinta bikin project ini? Baru di tahun ketigalah aku ikut berpartisipasi menulis surat cinta untuk apapun dan siapapun, meskipun tidak sepenuhnya aku menulis setiap hari. Aku berterima kasih sama agen, atau ajudan dari @poscinta yang udah mau meluangkan waktu, pikiran, dan lain sebagainya buat ngasih wadah untuk kaum blogger buat mengespresikan dirinya dalam seni tulis. Terima kasih juga buat para tukang pos yang nyempetin buat ngeRT surat dari si pengirim surat. (peluk ka Iko!) Makasih juga buat agen penunggu e-mail yang siap menampung keluh-kesah, kiriman surat atau apapun dari para followers yang turut serta meramaikan project surat ini. Dan juga pastinya, buat bosse kece yang  sigap ngasih informasi dan nganterin surat dengan sepeda fixie-nya (((kring-kring))) *mainin bel Fixie yang ngaggur di kantor*

Hmm… udah yah surat ini. Aku lagi nyiapin diri buat nerima hasil nilai mata kuliah di kampus. Kamu, iya… kamu yang mau menyempatkan diri untuk membaca surat ini, doain ya biar nilai mata kuliahku gak turun dan tetap stabil atau bahkan nilaiku membaik dari semester sebelumnya.

Tetap semangat untuk membaca dan menulis ya, kamu. Semoga apapun yang diharapkan oleh kamu di project nulis ini, terkabul. Have fun Gathering di Bandung, nanti, ya. Selamat pagi!


Oleh @_tikakarlina
Diambil dari http://tikakarlina.wordpress.com/

Untuk (Calon) Mama

Untuk wanita hebat yang telah melahirkan Aditya,

Assalamualaikum, apa kabar hari ini, Tante? Semoga Allah selalu memberi kesehatan dan kemurahan rezeki untuk tante sekeluarga. Amin.

Tante, aku tidak tahu apakah nanti tante akan membaca surat ini atau tidak, tidak tahu apakah surat ini akan sampai kepada tante, karena tukang posku mungkin akan kesulitan menyampaikannya kepada tante. Lewat surat ini. aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal.

Tante, bahagia rasanya ketika aku mengenal putramu. Sebandel apapun dia dimatamu, ketahuilah dia laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Wawasannya luas, sabar, hatinya tulus dan setia. Be honest, I adore him so much. Tante tentu pernah mendengar rasul mengatakan bahwa dibalik laki-laki hebat selalu ada wanita hebat, iya, tante adalah wanita  yang sangat hebat :) I adore you too.

Tante, bahagia rasanya sewaktu dia memperkenalkanku padamu, dan pada keluarga besar sewaktu kau hendak berangkat ke tanah suci. Sudah pasti awalnya nervous di pertemuan pertama itu, kau cantik sekali dan aku sangat gugup. Kau terus menerus mengajakku ngobrol (aku lebih banyak diamnya sih, hehe). Ketahuilah aku sangat kikuk ketika kau duduk disebelahku, aku membeku. Tapi kau sangat ramah, gelak tawamu memecahkan kekakuanku waktu itu. Tante, tiada yang lebih melegakan seorang wanita ketika ia bisa diterima dengan baik di keluarga kekasihnya, terimakasih banyak, Tante :)

Tante, bahagia rasanya ketika sepulang dari Mekkah kau membelikanku gamis dan beberapa potong pashmina. Cantik sekali. Kau juga memberiku oleh-oleh camilan khas timur tengah. Terimakasih banyak. Dari semua oleh-oleh itu, yang paling aku suka adalah doa yang kau panjatkan di hadapan kakbah untukku. Terimakasih :')

Tante, bahagia rasanya ketika kau mampir kerumahku. Seperti biasa aku sangat gugup. Ada perdebatan dalam kepalaku ketika membuatkanmu secangkir teh, khawatir itu terlalu manis atau tidak manis. I just wanna make everything perfect for the perfect one.
Tante, yang paling aku sukai darimu adalah kau sangat ramah dan humoris. Kau selalu bisa membawa lawan bicaramu tenggelam dalam cerita-cerita dan pengalaman lucu. Memang benar jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya, karena putramu juga seperti itu, sangat humoris. Bersamanya aku tertawa dan tersenyum lebih banyak daripada sebelumnya.

Tante, bahagia rasanya Allah memberikan kesempatan untuk mengenal tante, wanita hebat yang telah melahirkan orang yang aku cintai. Ketahuilah, ketika bersamaku, putramu selalu bercerita banyak tentangmu. Putramu benar, kau memang seorang ibu yang hebat, penuh kasih sayang dan penuh dedikasi. Tante menginspirasiku untuk selalu menjadi wanita yang diidamkan surga.

Tante, akan sangat bahagia rasanya ketika suatu hari nanti aku bisa menjadi salah satu wanita hebat dibalik kesuksesan putramu. Akan sangat bahagia ketika nanti aku bisa belajar memasak makanan kesukaan putramu dan kita berdua menghabiskan waktu di dapur seharian. Akan sangat bahagia jika nanti kau mengijinkanku menggantikan tugasmu untuk menjaga dan menyayangi putramu. Percayalah, aku akan mencintainya dengan sepenuh hati tanpa membuatnya lupa kepadamu. Kelak, aku ingin kau tersenyum atas kesuksesanku juga putramu.

Satu hal sebelum aku mengakhiri suratku, Tante, bolehkah suatu hari aku memanggilmu mama? :')

Semoga kasih sayang Allah selalu tercurah untuk tante,

Wassalamualaikum.

oleh @prayasti
diambil dari http://ramuan-kata.blogspot.com

Kepada Malaikat Pemanggang Roti

Hai,

Setiap kali mencium wangi kaastengels yang baru selesai dipanggang, aku teringat dirimu. Seperti sore ini, ketika aku memanggang kaastengels dengan resep yang kau ajarkan sendiri kepadaku dulu. Aku merindukanmu, oma. Sangat merindukanmu.

Aku ingin tahu bagaimana kabarmu, meski kini terasa konyol menanyakan kabar pada seseorang yang sudah bahagia bersamaNya. Aku yakin kau bahagia disana, mungkin sedang sibuk memanggang kue-kue manis untuk para malaikat, atau mungkin sedang duduk berduaan bersama opa.

Aku punya kejutan untukmu. Cucumu yang paling manis ini sekarang sudah bisa membuat roti. Atau ini mungkin bukan kejutan sama sekali, karena kau sendirilah yang telah mewariskan tangan dinginmu untukku. Akulah yang tak menyangka akan memilih jalan yang dulu kau jalani sebagai jalan yang akan mulai kujalani sekarang. Doakan aku, ya?

Kadang, aku berharap kita bisa mengulang waktu. Sehingga aku bisa meluangkan waktu lebih banyak bersamamu. Mendengar cerita tentang masa mudamu, dan belajar membuat masakan-masakanmu yang spektakuler. Tapi biarlah. Sebab aku tahu kau lebih bahagia disana. Bersama opa, jauh dari semua lelah dan sakitmu.

Selamat ulang tahun, omaku sayang.

Dalam rinduku,

Cucumu.

oleh @teresakartika
diambil dari https://suarangin.wordpress.com

Terimakasih, Kalian!

Haaaiii! Selamat sore, kalian!

Hmm, jadi gini, saya lagi ikutan proyek nulis #30MenulisSuratCinta. Nah, hari ini adalah hari ke-29. Setahu saya sih hari ini nulis surat bertema, eh ternyata enggak. Yasudah akhirnya saya kepikiran nulis surat buat kalian. Iya, buat kalian! Ciyus, cuma kalian! Cumpah deh, enelan!

Udah deh, basa-basinya cukup satu paragraf di atas aja, kalo banyak-banyak takutnya kalian males baca, hehehe. So, saya-mau-to-the-point.

Surat yang ke-29 ini banget-khusus-banget-khusus-banget buat kalian, teman-teman saya dari jaman TK sampe kuliah sekarang:

TK Assa’adah Purworejo angkatan 1997
saya udah lupa temen-temen saya di TK Assa’adah siapa aja -_- saya sekolah di sini cuma satu tahun sih..

TK Bhayangkari 82 Magelang angkatan 1997
cuma inget satu-dua temen, yang lainnya lupa! Maaf ya -_- di sini juga cuma satu tahun..

 
SD Negeri Magelang 2 angkatan 1999
yang ini saya inget semua! Teman, kapan kita reuni? Segera atur waktu ya! :)
Inang-Saya-Nia, kangen kalian :')

 













MTs Negeri Magelang angkatan 2005
di sini saya belajar jadi muslimah yang baik. Tiap ketemu temen yang cewek, pasti pada salaman dan pastinya mengucap salam. Di sini saya juga belajar jadi pasukan baris-berbaris, meskipun saya barisnya di pojok belakang, karena saya paling pendek -_-
saya nomer 2 dari kanan, jadi pengibar bendera loh :D Ini pas Kemah Besar :)

 
SMA Negeri 2 Magelang angkatan 2008
ini tempat saya tumbuh dewasa! Berkembang jadi remaja yang ‘sedikit’ alay dan lebay. Ah never mind, masa alay kan masa pendewasaan, hehehe.
temen sekelas, XII IPS 1
 
Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2011
yeaaahh kalian memang super! Mahasiswa ganteng dan mahasiswi cantik, calon orang-orang sukses!
Ilmu Komunikasi UNS 2011 Kelas B

Terimakasih kalian! Surat ini buat kalian! Sebagai ucapan terimakasih, karena kalian udah mau jadi temen saya, dengan sifat dan sikap saya yang kadang bikin kalian sebel, gondok, kecewa, marah, dan sebagainya. Maaf ya, saya bukan temen yang sempurna. Tapi percayalah, saya sayang kalian. Apa kalian juga sayang sama saya? Pasti iya! :)

Yasudah, segini aja surat saya buat kalian. Kalian emang temen-temen yang super! Terimakasih buat semuanya ya! Saya nggak akan pernah nemuin temen-temen kayak kalian di tempat lain!

Regards,
your friend.



ps: maaf ya, saya nggak punya foto-foto temen-temen TK :'(


oleh @sintrooong
diambil dari http://agustinasss.blogspot.com

Surat Terlambat

Sekarang memang kamu sedang terbang tinggi, melambung bersama mimpi-mimpi. Bagaimana awan itu? Benar seperti kapas, atau hanya gumpalan gas? Sungguh aku ingin tahu karena tak pernah sekalipun aku ke sana.

Mimpi memang tidak kenal lokasi, baik itu kamu yang sedang berada di ketinggian atau aku yang diam di tempat. Angan melayang, merasakan bagaimana rasanya di angkasa, bebas berkeliaran dengan harapan yang luar biasa, dan dapat melihat jejak-jejak kecil di bawah.

Aku hanya ingin berpesan, sebaiknya kamu tetap ingat bahwa gravitasi tetap ada. Kamu memang terbang, menentang hukum gravitasi, tapi ingat akan tiba waktunya kamu untuk kembali. Berhati-hatilah di sana, jatuh selalu siaga menjelang, dan  itulah saat yang tepat bagiku untuk mengucapkan selamat datang.

Tapi, sepertinya surat ini akan kau baca setelah tiba.

dari,

tanah

oleh @sedimensenja
diambil dari http://sedimensenja.wordpress.com

Rahim Perempuan Tercantik

Letih terlihat di wajah yang tua itu.
Tertidur pulas dalam alunan gelap malam.
Dibalik senyummu, teduhkanku!
Terbayang potret kala engkau masih muda.
Ajarkan sebuah kata cinta dalam hidup.
Kekutan kasihmu, nyata pulihkan jiwaku yang kadang goyah!

Waktu cepat bergulir sisakan banyak kisah.
Orang tua yang kau cinta telah lama meninggalkan dirimu sendiri.
Namun tetap kau berdiri tegar pada dunia.

Pesonamu masih jelas kurasa hingga kini menemani hingga ku dewasa.
Derai airmata dan pengorbananmu tak ‘kan tergantikan, terima kasih ibu!

-Ada Band, Pesona Potretmu-


Yaa surat ini kutujukan untuk seorang perempuan cantik yang sudah meminjamkan rahimnya selama 9 bulan untukku. Bunda. Tapi aku lebih sering memanggilmu dengan sebutan mama. Surat ke-29 ini kutujukkan untuk mama yang telah berjuang keras menahan sakit, berat-berat membawaku dalam perutnya ketika aku belum dilahirkan dulu. Bahkan ketika hendak membuatku menghirup oksigen, kau pertaruhkan nyawamu, hanya DEMI AKU!

Hai mah, lagi masak ya di dapur?
Eh aku lupa jam segini kan mama masih ngajar ya. Ngga apa-apa kok mah kalo mama jarang masak di rumah, bukan suatu masalah besar. Aku lumayan sering ya mah nyanyiin lagu yang aku tuliskan diawal surat itu buat mama? Tapi mama selalu bilang, “Emang mama udah tua ya?” ah mama aku senang kalau mama udah ngomong gitu. Mama jadi terlihat 20 tahun lebih muda.

Di surat ini aku cuma mau bilang kalau aku sayang sama mama. Teramat sangat sayang. Aku selalu mencium pipi mama kalau lagi tidur deketan nonton bareng, itu bukan sekedar action, itu tulus karna aku sayang sama mama. Terus aku suka rewel bawel kalau lagi curhat sama mama tapi mama ngedengerin dan selalu ngasih solusi yang bikin aku tenang. Kalau aku suka ngelawan dan ngomong dengan intonasi yang keras, maaf ya mah. Karena terkadang iblis lebih bisa menguasaiku dibanding diriku sendiri, maaf. Tapi setelah itu aku langsung istighfar dan peluk mama, aku ngga bisa lama-lama diem-dieman sama mama.

Mamaku tercantik…
Mama adalah oksigen bagi kehidupanku. Mama ada dalam setiap aliran darahku. Mama pengisi udara dalam paru-paruku. Bisa di bilang mama adalah penentu kehidupanku kedua setelah Allah swt. Mama juga teman saat sakit maupun bahagia. Jadi hal sekecil apapun aku ceritakan semua padamu.

Pernah sesekali terbayang dalam benakku ketika aku solat. Bila saja tiba-tiba mama terbaring diam. Tak lagi menggubris semua omonganku. Tak lagi memelukku ketika aku sedih. Tak lagi tertawa mendengar cerita lucuku. Tak lagi cerewet memarahiku. Kaku. Diam. Dingin dalam pembaringan. Aku pasti menangis lalu saat itu juga pun aku memohon pada Allah, jangan biarkan aku membayangkan hal-hal yang tidak aku inginkan itu. Aku masih sangat membutuhkan mama. Sangat sangat sangat membutuhkan!

Mah…
Aku sayang mama.
Aku masih butuh omelan mama.
Aku masih butuh bentakan mama.
Aku masih butuh cubitan mama.
Aku masih butuh amarah mama.
Aku masih butuh tawa mama.
Aku masih butuh tangis mama.
Aku masih butuh… jiwa dan raga mama untuk menemaniku hingga aku mencapai semua yang aku inginkan dan mama harapkan, dan aku masih ingin membahagiakan mama.

Mah bertahan mah dalam menjalani semua! Aku membutuhkanmu! Sangaaaaattt!

Kepada Allah,
Izinkan mama melihatku dan adik-adikku dewasa.
Izinkan mama menjadi istri untuk ayahku hingga renta.
Izinkan aku membahagiakan mama.
Izinkan aku membalas semua kebaikan mama.
Dan maafkan atas pembangkangan yang pernah aku lakukan pada mama.
aamiin.

I love you mom! Forever! Till I die!
Dari mba Ama


oleh @rahmasly
diambil dari http://rahmasulistya.blog.com

Ikhlas (?)

Berbicara tentang cinta, patah hati, dan tetek-bengeknya memang sangat mudah. Tapi, tak semudah itu juga kamu merasakannya langsung. Apa yang kamu teorikan kepada teman-temanmu tak akan segampang itu kamu praktekan dalam kehidupanmu sendiri. Iya, aku memang sedang patah hati. Dan kuambil kesimpulan, bahwa patah hati itu menyebalkan sekali. Rasanya ingin tidak merasakan ini, tapi bisa apa selain dinikmati?

*tarik nafas*

Aku percaya kehidupan layaknya roda yang berputar, begitu juga urusan cinta dan hati. Dan obat patah hatiku yang paling ampuh adalah menulis. Iya, hanya menulis. Sesimple itu obatnya. Karena tulisan yang berasal dari hati akan diterima dengan hati juga. Maka aku percaya, tulisan ini akan kamu baca dengan hati sama seperti yang aku rasakan ketika menuliskannya.

Selain menulis, aku juga mengobatinya dengan bercerita dengan teman-teman. Tapi, obat yang ini kadang sering lebih menyakiti. Mengapa? Karena kadang kamu akan ketagihan, dan kamu akan tergantung untuk menopang hatimu dengan bercerita terus apa yang sedang hatimu rasakan. Bercerita juga bisa membuatmu menangis layaknya diputusin. Mengapa? Karena kadang temanmu, yang tidak merasakan apa yang kamu rasakan, justru akan kesal dan memarahimu karena tingkahmu yang begitu menyebalkan menurut mereka.

Jadi, dari sekian banyak obat yang sudah aku coba untuk mengobati hati ini. Aku memilih menulis, mendengarkan, dan mengevaluasi diri, sebagai obat termanjur. Menulis bisa kapan saja dan dimana saja. Mendengarkan bisa mendengarkan apa saja, mp3, curhat seorang teman, cerita lucu sepupu, dan lain-lain. Sedangkan mengevaluasi diri, ini yang sedang dan masih aku pelajari lebih dalam. Kini aku lebih suka berdiam diri, tidak melamun, hanya instropeksi diri.

*tarik nafas (lagi)*

Aku sering tertawa sendiri ketika mendapati diriku sedang instropeksi diri. Lucu menurutku, karena kebanyakan aku jadi menyalahkan diri sendiri. Jadi apa hakekatnya instropeksi diri itu? Apa mesti kita harus menyalahkan diri sendiri? Ah, aku rasa tidak. Tapi itu yang aku alami setiap instropeksi diri. Karena dengan menyalahkan diriku sendiri, aku akan menangis, aku menangis bukan karena menyesal. Buat apa menyesali apa yang sudah terjadi? Itu percuma saja toh tak mengubah apapun. Aku menangis karena sampai sekarang aku masih belajar untuk ikhlas. Dan ikhlas adalah hal yang sangat sulit sekali dilakukan dengan hati.

Ikhlas. Hanya 1 kata yang terdiri dari 6 huruf. Namun, sudikah kamu ikhlas jika barang paling berhargamu diambil dan takkan dikembalikan seseorang yang sangat kau cintai? Ah, tak usah menjawab dan menebak-nebak seperti itu. Aku hanya menanyakan-mu dan bukan berarti aku mengalami hal seperti itu. Paham? :)

Dengan kita yang tiba-tiba bersahabat saja. Tiba-tiba tak ada sms “semangat belajar say” dan “met bobo, i love u” aku kira aku akan baik-baik saja. Iya, aku akan baik-baik saja hanya bukan hari ini. Tapi yang sering membuatku tidak baik-baik saja adalah mengingat apa yang telah kamu lakukan padaku dan apa yang telah kamu janjikan padaku. Tapi, tenanglah sayang, aku sedang belajar ikhlas.

*hapus air mata*

Obatku untuk menyelamatkan rasa cintaku yang hampir tertutupi rasa benci padamu adalah mengingat segala kebaikan dan sifat tulus hatimu. Sekuat tenaga aku berusaha untuk bersikap biasa aja, tak membencimu. Aku berhasil. Ini karena selama ini aku juga memposisikan dirimu sebagai diriku satu tahun yang lalu.

Satu tahun lalu. Aku pernah sangat frustasi karena ingin memutuskanmu tapi tak tega. Frustasi itu hampir membunuhku. Karena kamu yang tidak tahu apa-apa selalu bertanya dengan wajah merasa bersalah “Kenapa sih? Kok mukamu sedih terus?”. Aku menangis mengingat satu tahun yang lalu, betapa aku sangat ingin membuangmu jauh-jauh tapi kau malah tidak tau sama sekali apa yang sedang hatiku rasakan. Sampai suatu hari saat kamu memanggilku dengan lembut “Beb...” dan ku balas panggilanmu dengan menatap benci matamu. Lalu kamu berkata, “Kenapa sih ngeliat aku kaya ngeliat musuh gitu?”. Aku hanya tertawa dan bingung harus menjawab apa, maka aku jawab “Masa sih?”.

Berbulan-bulan aku frustasi pengin mutusin kamu tapi ngga tega. Dan kamu pun sepertinya tidak menyadari suasana hatiku. Kamu malah menjadi-jadi dalam hal menyebalkan. Suatu malam ketika kita duduk berdua di ruang tamu rumahku, kamu sedang tanya-jawab soal Biologi SNMPTN padaku. Tapi ku jawab singkat dan ketus, lalu kamu berkata “Jangan gitu jawabnya ya, say. Sinih kalo ngga mau belajar duduknya jangan ngejauh gitu”. Aku mendekat dengan setengah hati dan kamu menggenggam erat tanganku. Tapi yang kurasakan saat itu hambar, bahkan otakku sudah menyiapkan serangkaian kata “Putus” dengan cara lembut sampai kasar. Tapi tak ada yang keluar dari bibirku. Aku diam membisu, menatapmu dengan tatapan benci.

Sampai pada suatu malam tepat setelah pengumuman SNMPTN. Aku mengundangmu ke rumah via SMS. Kamu datang dan masuk ruang tamu, langsung bingung melihatku berlinang air mata dan terbata-bata berkata “Aku ngga bisa kuliah tahun ini. Kita putus aja ya?”. Kamu menggenggam erat tanganku, memelukku, memberi puk-puk di pundakku. Katamu, “Ngga kuliah tahun ini gapapa kok. Kenapa harus putus? Aku ngga malu punya pacar ngga kuliah. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya.” Ah, kamu ini, memang sahabat terbaikku, Rio.

Lucu ya? Dulu saat aku yang mau memutuskanmu aku tahan-tahan karena tidak tega dan begitu aku memutuskanmu, kamu malah mengurangi beban tak bisa kuliah di pundakku. Dan kini, saat kamu memutuskanku, aku tak bisa apa-apa, selain mengurangi bebanmu mempunyai pacar seperti aku. Raditya Dika bohong soal teori memutuskan cewe akan lebih rumit. Buktinya? Dulu aku sangat rumit mau memutuskan Rio. Tapi kemarin, Rio sangat simple memutuskan aku. Tak apa, sungguh. Aku hanya sedang belajar ikhlas. Aku ikhlas (?)


Dengan hati sekuat tenaga berusaha ikhlas,
Wanita yang keras kepala mencintaimu, sekarrlaras.



oleh @sekarrlaras
diambil dari http://wanitasetengahedan.blogspot.com

Mah, ini Anak Laki-Lakimu

Mah, tidak ada salahnya kan kalau anak laki-lakimu yang telah berusia 21 tahun seperti sekarang ini masih suka bermanja-manja denganmu? Sebab tiada lagi orang yang paling disayanginya dan tempat bermanja untuknya selain Ibu dan keluarganya yang selalu menunggu kepulangannya nun jauh disana.

Mah, tidak mengapa kan kalau Anak Laki-laki mu yang telah sebesar ini masih sering bercerita tentang apa saja denganmu ?. Tersebab, Anak laki-laki mu ini masih sering tak tahu kepada siapa untuk berkeluh kesah atas masalah yang kerap dihadapinya.

Mah, tidak keberatan kan kalau Anak Laki-laki mu yang telah dewasa ini masih sering meminta saran dan masukan dari dirimu ?. Tersebab, Anak Laki-lakimu ini belum menemukan tambatan hati untuk diajak berbagi sehingga seseorang yang paling pantas baginya untuk mendengar adalah ibunya.

Mah, Ananda tidak tahu apa yang menggerakkan hati Ananda untuk tiba-tiba bertingkah se melankolis ini, padahal Mama kan tahu Ananda tidak pernah seperti ini di rumah. Tapi yang Ananda tahu, Ananda ingin sekali mengekspresikan rasa terima kasih Ananda kepada Mama yang selalu saja mau mendengarkan Ananda, ketika sedang tidak baik. Ananda selalu merasa ketika Ananda bercerita kepada Mama, ada rasa lega yang merasuk. Biarpun terkadang Ananda juga harus sedikit menahan malu kalau sedang bercerita soal asmara.

Ananda tidak tahu apakah ini normal atau tidak, seorang laki-laki yang telah dewasa seperti ini masih suka bercerita tentang apa yang dialaminya kepada Ibunya atau tidak. Ananda sendiri tidak pernah menanyakannya kepada Teman laki-laki Ananda. Tapi yang Ananda tahu, saat-saat bercerita dengan Mama walaupun kerap kali Ananda harus terlebih dahulu menahan panas kuping akibat Mama yang terlalu bersemangat berbicara adalah saat terbaik yang pernah Ananda dapatkan ketika berbicara dengan seorang wanita. Ada perasaan nyaman yang Ananda rasa ketika itu Ma.

Saat ini Ananda sedang tidak punya pacar Ma, jadi sekalian Ananda akan meminta maaf duluan kalau-kalau nanti Ananda menelepon Mama untuk hal-hal yang sekiranya Ananda perlu diskusikan dengan Mama entah itu hal penting atau remeh temeh sekalipun. Semisal tentang persiapan penempatan kerja Ananda ataupun apakah Ananda perlu membeli bahan kain KORPRI dari sekarang untuk dijadikan kemeja lengan panjang atau nanti saja ketika akan pulang. Mungkin intensitas Ananda akan kehadiran masukan dari Mama akan meningkat selama Ananda menjalani hari-hari dalam keadaan tanpa pacar. Karena tidak dapat Ananda pungkiri, kehadiran sosok wanita Ananda rasakan sangat berpengaruh terhadap kehidupan Ananda. Jadi tak mengapa kan Ma, kalau Ananda sedikit manja saat ini ? tapi jangan bilang Agung sama Bayu. Eh Papa juga jangan, Mah. Nanti mereka malah meledeki habis-habisan.

Di sela-sela kesibukan Ananda seperti ini, sesungguhnya Ananda sedang menahan rindu. Kok rasa-rasanya bulan April itu lama sekali datangnya yah Mah. Ananda sudah tidak sabar untuk bercengkrama dirumah bersama anggota keluarga lengkap. Meskipun nanti Ananda tetap saja harus disibukkan dengan kegiatan magang dan pengumpulan data untuk Laporan Akhir Ananda. Ah, tapi Ananda selalu tahu, berada di dekat kalian semua seperti Ananda selalu punya moodbooster Ananda sendiri. Mama tahu moodbooster ? Pasti enggak tahu kan ? Nanti Ananda beritahu kalau Ananda sudah dirumah.

Sepertinya Ananda cukupkan lah sampai disini apa yang Ananda tulis ini. Selebihnya Ananda tumpuk saja dulu semuanya di hati, untuk kemudian Ananda keluarkan ketika sudah kembali. Sekali lagi terima kasih Mah.


Jutaan peluk untuk Mama


Anak Laki-laki Mu.



PS : Nanti Malam Ananda telepon, jangan buru-buru tidur, :)


oleh @superarmz
diambil dari http://superarmz.blogspot.com

Aku Cemburu

"Ketika hati ini sedang tak menentu. Tentunya Allah lah yang akan menjadi sandaran hatiku yang tak menentu ini"
Assalamulaikum wahai engkau calon Imamku yang baik. Malam ini tak sengaja aku membaca sms di handPhonemu. Tampaknya masa lalumu masih mengharapkan cintamu. Dan kamupun sepertinya masih menyimpan perasaan itu. Aku tak tau apakah ini hanya perasaanku saja atau bagaimana? Aku bingung, aku harus bagaimana. Aku masih takut untuk menanyakan hal ini padamu. Memang pernah kutanyakan ini padamu. Dan kaupun menjawab bahwa perasaanmu terhadapnya sudah biasa saja.

Hai kamu, semalam kita sudah bicara banyak tentang masa lalumu ini. Kaupun sepertinya sudah kesal karena menunggunya terlalu lama hingga kaupun sekarang ada di pelukanku. Dan kamupun bilang padaku bahwa sekarang yang terpenting adalah masa depan kita mau bagaimana. Aku sedikit lega kau menyatakan hal itu. Terima kasih kau mau menjadi masa depan yg baik untukku.

Duhai engkau calon imamku yang penyabar hati, aku cemburu, Aku kesal, ketika membaca statusnya (dia masa lalumu) di Social media. Nampaknya dia menyesal sekali karena telah menyia-nyiakan cintamu untuknya. Dia menyesal melihat kita telah bersama menjalin hubungan yang serius dan penuh kasih sayang. Kupikir itu bukan urusanku. Biarlah itu menjadi urusannya sendiri.

Duhai calon imamku, aku berharap kamu akan tetap menjaga cintamu untukku. Hingga sampai saat itu tiba. Kita bangun kehidupan baru bersama. Aku selalu mendambakan hal itu.

Love
Calon Istrimu

oleh @Ririiinnz
diambil dari ririnz-fajrina.blogspot.com

Bedanya Aku dan Kamu

Surat ini untuk kalian yang sering mengerutkan kening ketika melihat bahwa aku berbeda dari gadis kebanyakan.

 

Untuk kamu yang bilang, “lo pake batik mulu sih kayak mau rapat RT. Orang mah pake batik tiap Jumat, lo tiap hari.”

Hey, aku pecinta batik garis keras, lho. Kamu tau salah satu cara efektif a la Kennissa untuk menghilangkan stress? Belanja batik. Sewaktu aku masih tinggal di Jogja dulu, setiap terima gaji, sebagian besar gajiku akan habis untuk memborong batik di Malioboro. Atau aku akan naik kereta ke Solo hanya untuk belanja batik di PGS. Batik-batikku pun bukan batik warna-warni yang sering dipakai kaum muda sekarang setiap hari Jumat, namun batik mataraman. Menurutku, batik warna-warni telah keluar dari pakem batik. Aku lebih suka batik tradisional. Aku suka mencium bau batik. Koleksi batikku bukan hanya baju, melainkan juga tas, bando, dompet, kaca, sepatu, tempat handphone, dan masih banyak lagi. Aku tidak perlu menunggu tanggal 2 Oktober atau hari Jumat untuk memakai batik. Entah kenapa, aku lebih nyaman memakai batik ketimbang baju biasa.

 

Untuk kamu yang bilang, “lo demen banget sih nonton wayang orang. Emang ngerti bahasanya? Lagian juga, bosen kan nonton begituan.”

Aku suka menonton pertunjukan wayang orang setiap malam minggu di kawasan Senen, Jakarta (meskipun sekarang sudah jarang karena kendala waktu :( ). Aku tidak mengganggap itu sebagai sesuatu yang membosankan. Sebaliknya, wayang orang selalu menarik. Aku tahu semua lakonnya. Lakon mahabarata berikut carangan-carangannya sudah kuhafal di luar kepala. Dari dulu aku pecinta wayang. Memang, aku tidak mengerti percakapannya karena semua pemainnya menggunakan bahasa jawa super halus yang sekarang sudah jarang digunakan sehari-hari. Namun selama aku tahu jalan ceritanya, menurutku tidak masalah. Aku suka melihat toko favoritku, Arjuna, diperankan.

 

Untuk kamu yang bilang, “lo aneh deh. Kenapa sih lo ga suka nonton film? Lo satu-satunya orang yang gue kenal yang ketiduran pas nonton ‘Drag Me to Hell’.”

Aww..sepertinya masalah ini tidak pernah habis diperdebatkan olehku dan kamu semua. Aku tidak suka menonton film. Aku tidak mengerti apa yang menyenangkan dari duduk berjam-jam di depan televisi untuk menonton. Bukankah lebih menyenangkan menonton film yang kau buat sendiri di kepalamu? Satu-satunya genre film yang bisa kutoleransi adalah horror. Itupun tidak semua film horror ku suka, seperti horror Hollywood, contohnya. Aku tidak suka. Horror Asia (meski bukan Indonesia) adalah jenis film yang mampu membuatku bertahan duduk manis di depan televisi. Selain itu, aku tidak tertarik. Apalagi film-film komedi romantis yang sering ditonton orang. Bukankah membosankan tahu bahwa akhir ceritanya sudah bisa ditebak, tokoh utama pria dan wanita pasti bersatu di akhir. Ah.

 

Untuk kamu yang bilang, “ih, buku-buku lo ga asik ah. Ga ada yang tentang cinta-cintaan.”

Bagi kalian penyuka buku romantis, memang sebaiknya tidak melihat-lihat rak bukuku. Koleksi bukuku tidak mencakup buku cinta-cinta romantis, seperti seri harlequin, seri historical romance, Twilight Saga, dan semacamnya. Seperti film komedi romantis, buku-buku seperti ini akhirnya sudah bisa ditebak. Tokoh utama pria dan wanita pasti bersatu di akhir. Buku-buku seperti ini juga banyak mengandung circumlocution dan sering banyak kutemukan plot hole. Itu jelas bukan tipe buku yang akan kubaca dengan antusias.

 

Untuk kamu yang bilang, “lo cewek macam apa sih? Masa ga suka warna pink?”

Ugh..tentu tidak. Tidak. Jangan warna pink. Tidak suka warna pink bukan berarti aku wanita tomboy. Tidak. Aku masih tipikal wanita feminin dengan high heels, dress, makeup, dan semacamnya. Tapi kamu tidak akan menemukan warna pink dalam barang-barangku. Sejujurnya, aku bukan tipe orang yang menyukai jenis warna tertentu dan akan memilih barang berdasarkan warna favorit. Aku tidak punya warna favorit secara khusus, meski dalam keseharian aku banyak menggunakan warna hitam, hanya karena warna itu netral dan bisa dipadu-padankan dengan warna lain. Dalam memilih barang, aku tipe yang akan memilih berdasarkan tipe, bentuk, atau gambar. Bukan warna. Aku punya banyak barang warna-warni. Meskipun begitu, tidak ada yang pink. Aku tidak tahu kenapa. Aku hanya tidak suka.

 

Untuk kamu yang bilang, “lo kelaenan ya? Masa tipe cowok lo yang rapuh-rapuh imut. Cewek mah milihnya cowok yang tinggi, gede, berotot, macho, lo malah milih yang imut-imut.”

Wah, kalau masalah ini tentu kembali lagi ke selera. Seleraku memang berbeda dengan selera kebanyakan. Aku tidak suka pria kekar tinggi besar yang terlihat macho, karena dengan begitu akulah yang akan dilindunginya, bukan sebaliknya. Aku, seperti yang kamu mungkin sudah tahu, tidak suka dipeluk, lebih suka memeluk, Tidak suka disayang-sayang, lebih suka menyayang-nyayang. Tidak suka dilindungi, lebih suka melindungi. Terlepas dari gaya femininku, orang mungkin bilang aku adalah tipe masculine female. Aku suka pria rapuh imut-imut yang butuh dipeluk, disayang-sayang, dan dimanja-manja. Kamu tidak akan pernah menemukanku sedang bermanja-manja, merajuk, atau merengek dengan pria manapun. I don’t need an alpha male. I am the alpha.

 

Ah, berbeda kan boleh-boleh saja. Trilyunan manusia di muka bumi ini, tidak mungkin ada manusia yang diciptakan sama persis. Perbedaan-perbedaan itulah yang mewarnai kehidupan. Berbeda prinsip dan pandangan bukan berarti harus berseteru, kan? Kamu boleh mengganggapku aneh, nyeleneh, kelainan, atau semacamnya. Aku tidak keberatan. Malah boleh dibilang aku bangga. You laugh at me because I’m different. I laugh at you because you’re all just the same. :D

 

 

Salam

Yang lain daripada yang lain


oleh @sneaking_jeans
diambil dari http://menyingsingfajar.wordpress.com

Segera Berakhir

Hi @poscinta
#30HariMenulisSuratCinta,

Sedih rasanya waktu begitu cepat berlalu. 3 surat lagi akan aku postkan termasuk surat ini, selanjutnya kebersamaan kita akan berahir.
Aku senang mengikuti program ini, selain melatih menulis, juga melatih dengan cepat untuk menemukan ide dan berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk ditulis. Disiplin dan konsekuen ada di dalam proyek ini. Disiplin harus menulis surat setiap harinya, dan konsekuen untuk mengikuti program ini sampai akhir tanpa terputus.

Semoga pelatihan ini dan kesenangan yang hampir satu bulan ini membuat aku menjadi sosok yang semakin rajin menulis. Sebaiknya kebiasaan ini jangan ikut berakhir bagi diriku. Aku berusaha akan tetap terus menulis setiap hari walau program ini sudah berakhir nanti.

Aku mempunyai tukang pos yang kece @ikavuje. Orangnya baik dan mempunyai suara yang seksi, dengerin deh lagu-lagunya kalau tidak percaya. Kakak ini patut dapat apresiasi tinggi karena kemampuan, konsekuensi dan pengorbanan waktunya. Dia selalu berusaha membaca satu-satu surat kita yang mungkin tidak sempat dilakukan oleh kakak-kakak post yang lain. Senangnya lagi adalah kakak post kita ini menyempatkan meng-apresiasikan tulisan kita dengan memention balik dan memberikan tanggapan terhadap tulisan kita, kurang lebihnya di ungkapkan kak ika disitu. Kadang suka berdebar-debar tuh waktu menunggu kakak ika mau mention kita balik, kira-kira apa ya yang di tulisnya. Aku lebih suka menyebutkan waktu menunggu itu dengan waktu-waktu resah menunggu sesuatu.
Hebatnya kak ika kadang memberikan ide atau tantangan sama kita untuk menulis surat kepada siapa besoknya. Yang lebih menggairahkan adalah kak ika beberapa kali menyempatkan mengisi comment di dalam blog kita sebagai apresiasi terhadap apa yang telah kita tulis. Kita-kita yang menulis pasti senang bukan kalau kolom comment kita di isi oleh seseorang artinya orang tersebut telah mampir ke blog dan membaca tuntas apa yang kita tulis. Kak ika you are the best. Pokoknya account dengan permulaan abjad P,Q,R,S,T bangga mempunyai kakak post seperti dirimu. Temukan kami lagi dengan @ikavuje di tengah tahun nanti ya atau tahun depan please @poscinta.

Untuk teman-teman yang lain. Kalian sungguh sesuatu. Senang ikutan membaca surat-surat kalian, walau tidak semuanya. Membaca surat kalian menjadikan pelajaran yang berharga tentang bagaimana menulis yang baik, tidak jarang aku menemukan ide di antara rangkaian kata-kata manis yang kalian tuliskan. Kalian benar-benar dan sungguh meng-inspirasi. Walau tidak ku kenal, tapi aku merasa kalian begitu dekat denganku kini.

Ok. Over all, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kakak-kakak petugas semua yang tidak bisa aku tuliskan satu persatu. Dedikasi kalian begitu baik dalam mengajarkan arti menulis itu apa. Pelatihan ini sangat bermanfaat. Sudah dua tahun aku mengikuti @30HariMenulisSuratCinta. Tapi di tahun ini Alhamdulillah lebih intens dalam mengikuti program ini.

Menulis itu menyenangkan…

Terima kasih @bosse, terima kasih @ikavuje dan terima kasih kakak-kakak yang lainnya.
Kalian yang terbaik.

Aku cinta kalian.

Dariku
Di bibir pantai


oleh @tdsamudra untuk @poscinta
diambil dari http://awankuputih.wordpress.com

For You, My Future Husband

Hai, suamiku dimasa depan.Apa kabarmu hari ini ?
Surat ini sengaja aku tulis untukmu. Sebagai pengingat bagi dirimu jika pada akhirnya nanti aku akan mendampingimu. Ini hanya keinginanku yang aku harap bisa kita penuhi bersama :)
 
Aku ingin menjadi orang pertama yang kamu lihat di pagi hari dan orang terakhir yang kamu lihat di malam hari.
 
Aku ingin menjadi orang yang selalu membuatkan kopi atau teh hangat untukmu setiap pagi.
 
Aku ingin menjadi orang yang akan selalu memakaikan dasi sebelum kamu berangkat kerja.
 
Aku ingin menjadi orang yang selalu kamu cium keningnya sebelum pergi bekerja.
 
Aku ingin menjadi orang yang selalu bisa mencium tanganmu saat kamu pulang kerja.
 
Aku ingin menjadi orang yang selalu bisa mendampingimu, sepanjang usiamu.
 
Aku ingin menjadi orang yang selalu bisa mengerti dan memahami dirimu. Dalam keadaan apapun. Dalam situasi apapun.
 
Aku ingin menjadi satu-satunya orang dihati dan hidupmu, bersama anak-anak kita nanti.
 
Aku ingin setia hanya kepadamu. Sampai akhir hayatku.
 
Tidak berlebihan kan keinginanku ?
Aku harap semua keinginan ini bisa terwujud suatu saat nanti.
 
Dari aku,

Your future housewife.

oleh @retnoSionter
diambil dari http://pilong.tumblr.com

Hai Mesin Putih Kecilku

07 : 40 AM. Pagi - pagi sesaat setelah mencoba untuk menyadarkan diri
Masih sedikit pening sisa demam kemarin malam yang masih menggelayut

Selamat pagi,
Ngomong - ngomong pagi ini kok kelihatannya semuanya muter - muter ya. Gempakah? atau memang kepalaku saja yang sedang banyak bintang - bintang berkeliling di atasnya?
Kalau menyadari hal ini, aku teringat dengan Crash Bandicoot. Serigala merah musuh besar Dr. Neo Cortex, yang isengnya setengah mati tapi selalu menjadi tokoh yang baik, mengalahkan para racer uka - uka Indian hitam di lintasan permainan CTR.

Berbicara CTR, aku hanya mengingat satu konsol permainan favorit masa kecilku. PS 1. Playstation 1.

Ya bukannya aku seorang yang tak bermain di luaran layaknya anak komplek seharusnya, toh aku juga masih suka main kelereng, bulutangkis, dan tentunya bola plastik di waktu sore saat sejak kecil dahulu. Tapi bila ditanya permainan yang terfavorit. Ya dengan lugas aku menjawab PS Satu!

Diawali dari hadiah kenaikan kelas dengan rangking 5 besar yang memuaskan. Papa membelikan sebuah kejutan mesin putih kecil sebagai penghargaan. Tak pernah disangka, karena menurutku dulu. Sebuah konsol PSOne, hanya bisa aku mainkan di rumah seorang teman yang kaya, ataupun  harus merengek minta uang untuk bermain di rental. Tapi siapa sangka, seorang ayah yang baik memberikan yang terbaik untuk mendapatkan senyum terbaik di wajah anaknya yang dia sayangi. Thank dad, for this PSOne.
Seminggu penuh, console ini selalu aku mainkan. Dan barang tentu aku kena omel mama. Yang selalu menegurku untuk tahu waktu dalam memainkannya. Ya mau gimana lagi, ada semacam addict effect yang mencandu ke dalam otak seorang bocah kecil. Mandi dan makan pun rela tak dilakukan agar dapat waktu lebih untuk memencet joystick dan menamatkan game yang ada.

Tapi jujur, sepanjang aku main PSOne. Hanya ada satu game yang tamat, itu juga harus memakai bantuan Gameshark, CD penuh cheat yang memberi bantuan ekstra untuk menyelesaikan masalah dalam permainan. Resident Evil : Nemesis, adalah satu - satunya game yang tamat dengan susah payah dan dimainkan dengan takut - takut.

Kini sudah ada PS3. adik dari console PSOne, dan PS2. Adik terakhir sementara mesin permainan ini tak kupunyai. Ya disamping alasan console + game PS3 yang mahal, aku tak terlalu membutuhkan lagi mesin permainan, aku juga bisa menginstall permainan PS3 di laptop.

Aku sepertinya terbawa memori masa kecil, huh. Dan rasanya bintang - bintang di kepalaku sudah hilang. Sudah saatnya aku lari lagi, menemani Crash Bandicoot bertualang mencari kristal mulia uka - uka yang diincar juga oleh komplotan Dr. Neo Cortex.

Tapi sebelum aku menutup surat ini. Aku berterima kasih kepada papa yang sudah memberikan console PSOne pada saat aku kecil dulu. Sehingga aku bisa mendapatkan sensasi permainan elektronik buatan SONY yang mendunia ini. Thank Dad, Thank PSOne.

Ditulis dengan kenangan kepada mesin kecil putih PSOne yang kini sudah rusak dan telah diloakkan. Hiks :'(

SC


oleh @sunoesche
diambil dari http://essayoflove.blogspot.com

Parents

Dear Mommy and Daddy,

I'm not gonna make a touchy letter I guess. Well, you know that I have a syndrome called I-have-no-idea-to-show-how-much-I-love-you.

Sometimes I hate you both for the things you've done, the things you've said, and the things you've shown to me. But the more I (try to) hate you, the more I realize that I do love you. It's just too complicated to be explained. Now I'm not going to blame you both for many things I should face, not anymore.

I'm sorry for every fault you both thought I've done. I'm sorry for screwed up many things. I'm sorry for my egoism, my careless, my arrogance, and everything..

Dear Mom, thank you for trusting me, forgiving me, and always be the best for me. You know, I just want to make you happy.
Dear Dad, thank you for giving me chances to do many things in my way though you're not always supporting me. You know, I just want to make you proud of me.

Promise me, you will always give me those never failing smiles even when I don't see. You both, I love you.

your (always little) girl


oleh @tiaratirr
diambil dari http://tiaratirr.blogspot.com

Ketiga Surat di Tanggal Sebelas

Surat Pertama di tanggal 11.

Sayang, baik-baik di Semarang ya !
11 Agustus 2011.
Sayangku,
Tahukah kamu ada saat dimana aku takut akan petir ! Ataukah sadarnya kamu jika aku menggigil ketika angin mengembus ? Lalu gelapnya malam akan membuatku takut. Semua itu karena aku tak tahu perasaanmu padaku.
Sekarang aku habiskan hariku dengan hangatnya cintamu. Malamku bukan lagi malam yang menakutkan. Tetapi malam yang penuh kenikmatan di balik pelukanmu. Senyummu menghilangkan semua rasa takutku dan hatiku aman di balik jiwamu.
Iba rasanya bagi yang tidak tahu rasanya merindu. Begitu sedihnya jika tidak tahu rasanya berbagi cinta. Aku tahu cinta sejati adalah anugerah yang jarang bisa didapatkan . Aku berada di antara orang yang beruntung karena kamu memberikanku anugerah yang tak ternilai. Tidak ada orang lain yang lebih berarti bagiku selain kamu.
Aku cinta kamu anugerahku.
        "Deluti 11411"


                                                            Deldi
                                                            Cinta Aditia Putri Arya


 


Surat Kedua di tanggal 11.

11 Agustus 2011
Happy Birthday 18th years old
Selamat ulang tahun sayang ! Semoga hari-harimu bahagia.
Pagi hari ketika aku bangun. Aku melihat matamu, aku melihat senyummu, aku melihat bibirmu. Walau hanya dalam foto. He he he.
Sayang, di hari jadimu yang ke-18 ku harap tambah dewasa, tambah rajin ibadah.
Baik-baik di Semarang. Jangan lupa saran dan nasehat-nasehat aku dan ortumu.
Peluklah boneka itu jika kamu kangen aku.
Aku sayang kamu Aditia Putri Arya.

                                                        Deldi
                                                       Deluti 11411







Surat Ketiga di tanggal 11.

11 Maret 2012
Aku mau kamu jadi tulang rusuk aku. Aku mau kamu temenin aku di sisa hidupku. Aku mau kamu yang marahin aku kalau aku salah. Aku mau kamu yang peduli sama aku saat aku jatuh. Aku mau kamu terima aku "ini adanya". Aku mau kita sama-sama ngejalanin sisa hidup bersama. Aku mau kita sama-sama ngejar cinta Allah SWT dan mencari ridho-Nya.
Aku mau kita sama-sama tertawa dan menangis bahagia. Aku mau kamu jadi pendamping aku. Aku mau kamu jadi pacar abadi aku. Dan suatu saat aku mau kamu jadi ibu dari anak-anak aku, marahin anak-anakku kalau nakal. Pokoknya sayang kamu selalu. Dan sekarang aku mau bilang, aku sayang Aditia Putri Arya. Kamu mau ga jadi pacar aku ?


                   Oke Iman Prakoso


Ketiga surat tersebut benar-benar kenangan terindah sampai kini. Dan ketiga surat itu akan selalu aku simpan hingga suatu saat nanti aku akan menceritakan ketiga surat tersebut kepada keluargaku. Terima kasih yang terdalam untuk pemberi ketiga surat tersebut. Terima kasih sudah pernah dengan tulus memilih aku.



oleh @putriaryaa
diambil dari http://aditiaputriarya.blogspot.com

Mengenangmu Lagi

"Aku percaya kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa, Khalik langit dan bumi.
Aku percaya kepada Yesus Kristus, anakNya yang tunggal Tuhan kita.
Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.
Disalibkan, mati, dan dikuburkan. Yang turun dalam kerajaan maut.
Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.
Naik ke Surga. Duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa.
Dari sana akan datang kelak, untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. 
Aku percaya kepada Roh Kudus. Dan adanya satu gereja yang kudus. 
Persekutuan orang kudus. 
Pengampunan dosa, kebangkitan daging, dan hidup yang kekal."

“Amin..” ucapku. Dan seiring itu pula elektrokardiograf di ruanganmu menunjukkan garis lurus dan menimbulkan bunyi datar yang nyaring. Sesaat suasana mencekam. Suster mendekati elektrokardiografmu, kemudian berlalu. Tangan kita masih saling menggenggam. Alkitabmu masih berada tepat di sisi kiri wajahmu. Masih menunjukkan ayat yang kita pilih untuk kubacakan padamu. Aku terdiam. Sementara dari ujung mata, aku melihat suster sibuk menelepon. Dokter mungkin.

Seolah terperintah secara otomatis, aku mempererat genggamanku. Dan berdoa dengan suara yang pelan. Aku mendekatkan wajahku ke sisi kiri wajahmu. Memberi jarak sedekat mungkin antara bibirku dengan daun telingamu. “Tuhan Yesus yang baik, terima kasih. Dia sudah sembuh.” dan air mataku ikut berbicara. Mengenai kulit wajahmu, dan menetes jatuh ke telingamu.

Terdengar derap langkah yang cepat. Mereka sudah datang. Dokter dan suster akan mencoba untuk menghadirkan kembali harapan walau sekecil apapun itu. Aku disuruh meninggalkan ruangan. Tentu saja aku memarahi mereka. Berkeras untuk tetap ada di ruangan itu. Tidak meninggalkanmu. Menikmati setiap detik terakhir yang kumiliki, setelah Tuhan “menyembuhkan”mu. Akhirnya mereka mengalah. Aku diperbolehkan berdiam melihatmu. Mereka mengelilingi tempat tidurmu. Mengambil alat ini dan itu, yang tak kutahu namanya. Entah apa yang mereka lakukan sebenarnya, semua memang berujung sia. Kamu kan sudah sembuh. :’)

Mereka berhenti. Memandangku dengan haru. Berjalan ke arahku, dan menanyakan apakah aku sanggup untuk mengabari keluargamu. Aku menggeleng lemah, masih menatapmu lurus. Doktermu menepuk bahuku. Dan berjalan meninggalkanku, diikuti oleh suster-susternya. Dan cukup jelas terdengar, salah seorang dari mereka mulai menghubungi keluargamu.

Dan aku.., aku kembali berjalan mendekatimu. Langkah kakiku berat. Hatiku sesak. Lagi, aku menggenggam erat tanganmu. Mengecup keningmu. Lama. Saat itu ada banyak kata yang tak terkatakan. Itu semua karena kamu yang tadinya meminta. Memintaku untuk ikhlas melepas kamu jika waktumu sudah datang. Dan aku sedang berusaha melakukannya saat itu. Semua demi kamu.

Aku menyudahi kecupanku di keningmu. Memperhatikan wajahmu lekat. Menyapu anak-anak rambutmu. Berusaha melepasmu dengan senyum, meski air mata terus membasahi. “Tidur yang lelap di pelukan Bapa, sayang. Kamu sudah sembuh. Tugasku sudah selesai. Aku sayang kamu.” cuma itu yang mampu kukatakan. Selebihnya, aku hanya menempelkan wajahku di wajahmu. Berharap hangat tubuhku masih bisa kamu rasakan.

Adenokarsinoma bronkioalveolar sudah cukup menyiksamu selama dua tahun. Katamu, kamu sudah lelah menahan sakit. Dan kamu juga mengatakan kamu sudah lelah melihat orang-orang yang kamu rasa sudah lelah merawatmu. Kamu sudah ikhlas. Itulah yang membuatku berbesar hati untuk mengikhlaskan keputusan Tuhan terhadapmu. Dan sekarang, sekali lagi kukatakan bahwa kamu sudah sembuh. :’)

Terima kasih sudah pernah saling mempertahankan kita. Mengizinkan aku mengambil peran sebaik mungkin sebagai kekasihmu. Menemanimu melawan ganasnya sel kanker selama dua tahun, sudah memberikanku pengalaman berharga. Tak ternilai. Membuatku semakin melihat bahwa Tuhan itu tak pernah terlambat memberi pertolongan. Dan yang paling penting, kembali menemukan pelajaran ikhlas dan mengucap syukur di keadaan apapun. Kamu bilang, aku harusnya bersyukur jika Tuhan sudah menjemputmu pulang. Itu artinya kamu sudah sembuh. Begitu. :’)

Kamu.. maaf aku tak sanggup untuk menuliskan namamu. Bahkan untuk menyebutnya saja, aku tak sanggup. Sudah lima tahun padahal. Tapi rasanya masih sama. Masih sulit untuk benar-benar meniadakanmu. Karena memang, kamu akan tetap hidup di hati. Aku cuma merindukanmu.

Tenang.. aku bukannya bertumpu pada sosokmu. Aku sudah mampu merasakan perasaan mencinta dan dicinta setelah tanpamu. Lebih berwarna. Dan aku bahagia untuk setiap kisah yang ternyata menemukan akhirnya dalam rentang waktu yang tak begitu lama. Itu pelajaran. Dan aku bersyukur untuk itu.

Oh iya. Tahun depan aku akan meraih gelar strata 1 untuk program studi Manajemen yang sedang kujalani . Di manapun kamu kini, aku yakin kamu pasti bisa melihatku dan merasakan semangat yang menggebu untuk menyelesaikan pendidikanku. Ah seandainya..... :’) sudahlah.

Aku rindu. Cuma itu.

Dariku; perempuan yang pernah menemanimu berbicara pada langit senja, salah satu hal yang ingin kamu lakukan sebelum kamu berpulang, katamu. Di hari ketiga sebelum kamu koma


oleh @siitiikaa
diambil dari http://tikazefanya.blogspot.com

Surat Pertama Untuk Semesta


Kepada semesta,

Semburat langit jingga sore tadi yang aku lihat dengan seksama, perlahan menghitamkan diri. Entah ia lelah entah ia gundah entah juga ia bosan melihatku bermurung hati setiap hari.

Sejenak pikiranku melanglang buana ke suatu waktu dimana aku masih tertawa bahagia tanpa mengenal arti cinta. Dan aku rasa, aku belum paham betul apa itu arti cinta. Yang aku tahu hanya jantungku berdetak beberapa kali lipat saat bersamanya dan akan menangis menahan sesak di dada saat kehilangannya.

Gemericik air seketika datang saat aku masih tertegun memandangi jingga yang telah menutup dirinya. Tanpa mereka kau juga tak berarti apa-apa. Sama sepertiku tanpanya, yang entah siapa. Detak jantungku bukan suatu melodi yang layak di dengar jika tak ada dia. Dan hembusan nafasku hanyalah udara dingin yang keluar dari mulutku tanpa berarti apa-apa.

Semesta,

Ketika jemari menemukan genggamannya sendiri, mungkin air yang kau turunkan tak akan sedingin ini. Dan ketika kau mulai menggelapkan hari, udara malam tak akan semenusuk ini.

Entah apa yang aku tulis ini. Mengadu kepadamu setiap waktu tak berarti apa-apa. Bahkan ketika aku menitipkan rinduku padamu agar ia merasa, aku tak yakin kau menyampaikannya. Namun tetap saja, aku berdoa agar suatu hari aku dan dia–yang entah siapa–berdiri berhadapan tanpa bicara, tapi sama-sama bisa merasakan cinta.

Iya. Aku menuliskannya–yang entah siapa. Bukan seperti biasanya, aku menuliskan seseorang dengan jelas asal usulnya. Kali ini aku menulis tanpa tahu seperti apa wujudnya. Bukan, ini bukan harapan baru. Harapan-harapanku masih sama. Dia. Jelas kau tahu siapa. Namun kali ini aku ingin menuliskan seseorang yang aku sendiri tak tahu dia siapa.

Semesta,

Dia, yang sudah jelas kau ketahui wajahnya, sudah lelah dan berhenti untuk melanjutkan mimpi. Dan sudah aku putuskan aku akan berhenti mengucap kata ‘kita’ hingga kau kembali mempertemukan kami dalam lingkup restu-Nya. Kata seseorang “ikhlas adalah kunci utama”, dan mari kita buktikan apa aku bisa atau tidak :)

Semesta, kau tahu aku mencintainya. Dan sampai kapanpun akan seperti itu. Jadi biarkan aku mencintai dengan caraku–yang sudah aku benahi–dan dia menerima dan membalas semampunya.

:)

Oleh @iddailiyas
Diambil dari http://iddailiyas.tumblr.com

Untuk Kakak 2 Hari


Dear sist Ayu,

Sekarang lagi sibuk apa? Beres-beres buat balik ke perantauan kah? Huehehe.. Jangan lupa oleh-oleh yang banyak ya..

Mengapa kita dari dulu sering samaan? Jaman SMA setiap sabtu nyaris bajunya seragam. Entah itu kombinasi item-krem-item, putih-pink-putih, ataupun krem-krem-item.. -__-

Terakhir piket bareng hari sabtu bersama David bersaudara. Hukss.. Sama-sama telat. Aku lari-lari dari gerbang, dan dirimu lari-lari dari asrama. Ketemu di kimia sambil tunjuk-tunjuk baju. Sama lagi. Bagaimana bisa??

Setelah jaman kuliah pun, dan kita ada di kota yang berbeda, pernah saling mencocokkan lagi pake baju warna apa. Ternyata kita pake kombinasi yang sama (lagi), biru-biru-item. Hahaha..

Lamaaaa setelah kejadian itu ada satu lagi kesamaan yang baru-baru ini terjadi. Tulisan kita tema nya sama.. Yang ini aku baru bingung kok sampe tulisan aja bisa sama. Tulisan aku dan kamu. Ckckck..

Oh iya bagaimana dengan project *********** kita? Jadi kah? Mungkin nanti kapan-kapan kita jalan ya.. Huahaha.. *ngakak gulingguling* :D

Apa kegiatan selama di rumah, sist? Mbujing? Pasti. Gak diragukan lagi. Hehe.. Tapi tapi kayaknya di rumah dirimu galau ya? Itu puisi terbaru kok ya makjleb banget ya. Segalau itukah dirimu? :p

Jangan lupa oleh-oleh buat aku..:D

Hana.

Oleh @Hana_Hanifah kepada @ayyupidoy
Diambil dari http://hanahanhan.tumblr.com

Surat Undangan Istimewa


Kepada : Yth. Tuan yang bertugas mencabut nyawa
Perihal  : Undangan minum Kopi
Tempat : Teras belakang rumah
Urgensi : ASAP

Dengan hormat,
Tuan yang bertugas mencabut nyawa

Apa kabar Tuan? Bagaimana dengan tugas yang diembankan pada Tuan hari ini? Saya yakin jika atasan Tuan menghendaki, maka tak ada pekerjaan Tuan yang tidak berhasil, bukan? Saya pikir begitu, jikapun ada yang tidak, maka saya yakin bahwa itu juga merupakan kehendak atasan Tuan. Apakah saya benar?

Begini Tuan, maksud saya mengirimkan surat ini adalah, sesuai dengan apa yang tersurat di perihal, ingin mengundang Tuan menikmati secangkir kopi di teras belakang rumah saya. Ah, Tuan sedang mengernyitkan dahi sekarang? Apakah Tuan bertanya-tanya apa maksud yang mengundang Tuan?  Mengapa harus kopi? Mengapa di teras belakang? Mengapa rumah saya? Dan mengapa harus anda? Baiklah, saya akan menjabarkannya secara singkat. Saya tahu Tuan memiliki pekerjaan yang sangat istimewa dan teramat sangat berat, maka saya tak ingin mengorbankan waktu Tuan yang berharga lebih banyak lagi.

Singkatnya begini, ada perihal yang ingin saya tanyakan mengenai pekerjaan Tuan yang luar biasa. Saya pikir atasan Tuan mengembankan tugas ini dengan pertimbangan yang sangat matang. Mencabut kehidupan dari mahluk bernyawa bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan layaknya memilih gula-gula apa yang ingin kita lumat tak bersisa hari ini (ini analogi yang sangat buruk, sudilah Tuan mengabaikan). Nah, saya ingin mendengar dari mulut Tuan sendiri bagaimana rasanya menjalani tugas yang tak biasa ini? Apa yang Tuan rasa dan pikirkan saat mereka meregang nyawa? Lebih banyak mana Tuan, mereka yang melepaskan kehidupan mereka dengan senyuman atau dengan penyesalan?

Mengapa harus kopi? Hemmm, bagi saya kopi itu semacam ribuan batang korek api yang bisa mengganjal mata di saat saya menginginkannya untuk terbuka. Kopi juga laksana setrum yang bisa membuat sinaps dalam sel abu-abu di kepalaku menjadi lebih aktif di saat saya mengingingkannya untuk berpikir lebih cepat. Dengan pekerjaan Tuan yang sepertinya tak kenal jeda, tentu Tuan membutuhkan perangsang yang multi guna. Maka saya menawarkan segelas kopi panas untuk Tuan. Cobalah, tapi saya tidak menjamin Tuan tidak teradiksi olehnya.

Teras belakang rumah saya tidaklah luas, Tuan. Namun denyut kehidupan penghuninya lebih sontak terdengar di sana. Saya ingin Tuan menjadi bagiannya, menikmati kolam ikan yang dibuat oleh ayah saya dan bermacam tumbuhan yang ditanam olehnya. Jika Tuan beruntung, Tuan bisa menikmati kelucuan beberapa binatang peliharaan kami. Mereka semua mahluk hidup Tuan, yang pasti di suatu waktu yang tidak mereka ketahui akan mendapatkan kunjungan istimewa dari Anda dan mendapatkan kecupan kematian. Saya harap jika waktu itu tiba, mereka bisa menghadapinya dengan senyuman.

Dan mengapa harus Anda? Saya sudah menyiratkan alasannya. Namun sebenarnya ada satu agenda tersembunyi. Saya ingin menceritakan satu rahasia mengenai diri saya. Rahasia yang seharusnya aku tahu bahwa Anda mungkin sudah mendengarnya dari atasan Tuan. Rahasia bahwa saya belum siap mati detik ini. Saya berharap, Anda mau membujuk atasan Anda untuk menunda kematian saya, meskipun saya tahu tak ada yang bisa mengubahnya jika beliau menghendaki begitu. Namun ada baiknya Tuan mendengarkan alasan saya. Saya masih memiliki banyak sekali kewajiban dan mimpi yang harus dan ingin saya tuntaskan. Saya tak mungkin menyebutkan satu persatu di sini, biarlah nanti saya sampaikan secara langsung jika Tuan menerima undangan saya ini.

Bagaimana, Tuan? Saya harap Tuan sudi mempertimbangkan kedatangan Tuan ke rumah saya. Tidak perlu detik ini juga, saya tidak bisa memaksa Tuan untuk meninggalkan pekerjaan Tuan. Itu sama saya meminta Tuan untuk tidak mematuhi kewajiban, bukankah?

Tuan, sekarang sudah senja. Sebentar lagi akan datang waktu saya untuk menikmati segelas kopi. Jadi baiknya saya sudahi saja surat saya ini. Terima kasih sudah bersedia membacanya.

Hormat Saya,
yang mendamba bertemu Tuan dalam balutan senyum dan secangkir kopi hangat

Oleh @I_am_BOA
Diambil dari http://auntybety.blogspot.com

Seharusnya Dunia Menatap Kalian


Halo teman-teman,
Senang bisa bertemu beberapa di antara kalian semua. Senang bisa bertemu dengan banyak manusia hebat yang tak segan berbagi. Seharusnya dunia menatap pada kalian.

Sepekan yang lalu aku semakin merasa beruntung dipertemukan dengan kalian, yang tidak selalu memiliki segala tapi mau berbagi untuk semua. Tanpa memandang siapa dan berlatar belakang apa ketika ingin membantu. Ya, kupikir seharusnya dunia menatap pada kalian.

Hidup di dunia yang penuh dengan kecurigaan terhadap sesama, kalian dengan cepat mengulurkan tangan dan beraksi untuk membuat perubahan. Tanpa banyak bicara dengan kata, langkah yang dilakukan kalian jelas nyata. Seharusnya dunia menatap kalian.

Terima kasih sudah membuatku menatap kalian. Terima kasih sudah membantuku untuk lebih luas melihat dunia.

Untuk kalian, manusia di komunitas yang suka berbagi @nebengers dan @Kebukit_

Oleh @hotarukika kepada @nebengers @Kebukit_
Diambil dari http://www.fireflies-hotaru.blogspot.com