26 January 2013

Pergilah.


Maaf, sayang

Kamu yang memelukku disaat aku menangis,

Kamu yang menghiburku disaat aku bersedih,

Kamu yang mengingatkanku disaat aku terlena,

Kamu yang memapahku disaat aku terluka.

Tapi, sayang

Perasaanku tak pernah sebanding dengan milikmu,

Perasaanku tak pernah sebesar itu untukmu,

Sayang,

Cintaku masih besar untuknya,

Cintaku masih nyaman bersamanya,

Cintaku masih mencintainya.

Pergilah, sayang

Jangan lagi berharap lebih dariku,

Jangan lagi mencintaiku.

Pergilah.



~ Dari seorang yang belum bisa mencintaimu.

PS:

Aku tahu, aku pernah nyaman saat didekatmu.

Tapi luka yang kamu sembuhkan hanya sebatas permukaan.

Untuk itu aku bertahan, karena dialah yang bisa mengobati sumbernya.

Pergilah sayang.




Oleh @mazni_
Diambil http://dmazni.wordpress.com/2013/01/25/pergilah/

Selamat Tanggal 25, Sayang!


 dear kamu yang berada di Bojonegoro sana.
     selamat tanggal 25. aku tau mungkin tanggal ini tak lagi spesial. aku tau mungkin tanggal ini tak lagi berarti. aku tau mungkin tanggal ini mengingatkan kita akan pahitnya cinta kita. yah, aku tahu.
     selamat tanggal 25. kali ini tak akan sama seperti bulan lalu. dimana kita saling berlomba-lomba mempersiapkan kejutan untuk tanggal spesial ini. tapi sekarang? kita sama-sama terdiam. memang mengucapkan 'Selamat Tanggal 25'. tapi pada kenyataanya, tanggal ini tak lagi bermakna.
         selamat tanggal 25, Sayang.
oops! maaf. bukan maksudku mengungkit apa yang sudah berlalu, tetapi bagiku tanggal ini tetap berarti dan penuh kenangan bagiku.

untuk kamu, selamat tanggal 25 :)



Oleh @lunaisyah
Diambil dari http://luna-aisyah.blogspot.com/2013/01/selamat-tanggal-25-sayang.html

Surat #DuaHati @merelakan dan @shcl

Ingatlah

Kepada Salsa,

Sal, tak perlu mengkhawatirkanku berlebihan. Kesehatanku kini perlahan membaik lagipula aku memang telah terbiasa melakukan segalanya sendirian jadi sakit seperti ini dan harus merawat diriku sendiri bukan hal yang baru lagi.

Salsa, aku janji mulai sekarang akan menjaga pola makanku, dokter juga menperingatkanku dengan keras waktu aku periksa kemarin. Jadi mau tak mau mulai sekarang aku harus membenahi pola makanku.


Kemarilah jika memang punya waktu. Pulau Rote terlalu sayang untuk tak dikunjungi. Tapi sekarang yang terpenting adalah kamu harus menyelesaikan kuliahmu dahulu, membanggakan mereka dengan gelar sarjana yang nantinya ada pada belakang namamu. Bukankah kebahagiaan orang tuamu itu yang paling penting sekarang ini? 

Salsa, aku tak memaksamu untuk pergi, ingatlah itu. 

Dari,
Adit.




Oleh @merelakan untuk @shcl
Diambil dari adityadaniel.com


---


Surat balasan @shcl untuk @merelakan


Semoga

Kepada Adit,
Mengetahui bahwa kesehatanmu semakin membaik membuatku lebih lega. Ah, tapi tetap sulit untuk tidak mengkhawatirkanmu Dit. Bertahun-tahun kita saling mengenal, mana bisa semudah itu aku melupakan kebiasaan-kebiasaan serta kekhawatiran akanmu yang telah lama menjadi bagian dariku?

Dit, semakin lama surat kita semakin pendek. Mungkin kamu sibuk di sana, aku tidak tahu. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa doaku untukmu selalu. Tentu saja membanggakan kedua orang tua adalah tujuanku yang utama, namun kembali dapat melengkungkan tawa denganmu pun sesuatu yang penting juga.

Sore ini aku lelah sekali Dit, aku menyetir cukup jauh untuk pergi ke dokter di rumah sakit. Lagi-lagi rahangku bermasalah sehingga dokter mengatakan bahwa aku harus operasi lagi. Aku jadi teringat pertama kali aku operasi, kamu di sana dan menemaniku menangis ketika pengaruh biusnya menghilang dan rasa sakitnya mulai menjalar. Kamu tentu ingat dengan pipiku yang begitu membengkak, serta tangisku yang tak hentinya merebak ketika berusaha menelan makanan saat itu. Aku akan operasi lagi minggu depan, Dit. Sayang sekali kali ini tak ada kamu untuk menemani, padahal aku mulai ketakutan lagi. Tapi tak mengapa, doakan saja kali ini tak sesakit sebelumnya.

Bagaimana kamu di sana Dit? Apakah ada kemungkinan agar kepindahanmu kembali ke Jakarta dapat dipercepat? Aku ingin ketika liburan nanti, kita dapat kembali memenuhi senja dengan gelak tawa yang tiada habisnya. Aku tahu kamu tidak memaksaku pergi, namun entah mengapa aku merasa kamu tidak membutuhkan hadirku lagi. Mungkin memang perasaanku saja. Entahlah. Semoga saja kita dapat kembali seperti sedia kala.

Jaga dirimu ya,
Salsa.
 
 
 
Diambil dari shcal.blogspot.com 

Surat #DuaHati @orchidantii dan @leonhardgaleh

Masihkah kita berjodoh?

Hai,

Tidak apa-apa, mas. Terlambat pun, aku sudah senang sekali bisa membaca suratmu.

Cabang katamu? Aku masih setia berpeluk pada dahan yang sama, tanpa tahu ia sekarang bagaimana. Siapa yang mau menyiramiku, anggrek angkuh di ujung dahan ini, mas? Menengok saja orang-orang enggan, menjangkau pun mereka tak mau. Lagipula kamu tahu, anggrek ini tak mudah menyenangi orang-orang baru.

Tanganku baik-baik saja, mas. Kadang saat terlalu lelah atau kedinginan, memang terasa sedikit nyeri di pergelangan tangan kanan. Atau saat tidur, aku lupa, malah menyangga beban tubuh dengan bahu kiri. Keesokan paginya aku tinggal meringis saja. Hahaha. Tapi tak apa, mas, aku baik-baik saja. Mungkinkah harusnya kita memang tak pernah bertemu? Entahlah, mas. Pasti Yang Mahatahu punya alasan. Kecelakaan malam itu pun bukan kehendak kita. Kadang kupikir, mungkin itu cara-Nya meninggalkan jejak di tubuhku, agar aku terus mengingatmu. Entah sebab apa, aku tak pernah bisa menemukan celah untuk melupakanmu. Aku yakin kamu pasti tahu.

Senang sekali kamu masih mengingat tempat-tempat itu, tempat-tempat di mana aku sering menunggu. Mengingatnya saja aku merasa cemas. Cemas yang sama seperti yang kurasakan saat itu. Cemas, barangkali kamu tak bisa datang, atau mungkin tak mau datang menemuiku. Atau sekadar lupa aku masih menunggu. Cemas, barangkali itu momen janji bertemu kita yang terakhir, karena kita tak lagi berjodoh hari itu. Percayakah kamu kalau kubilang aku menangis saat menulis surat ini, mas? Ah, aku mulai melantur lagi.

Setelah sekian waktu tanpa kita, masihkah bisa dipercaya kita berjodoh, mas? Aku mulai kehilangan kemampuanku, barangkali imajinasi, untuk sekedar membayangkanmu. Membayangkan kita. Tapi tentu saja, akan selalu ada bagian diriku yang berdoa dan percaya, sekecil apapun harapannya, (semoga) kemungkinan untuk kita selalu ada. Tunggulah, mas, di mana pun itu, aku akan menemuimu.

nb: Jangan lupa kenakan jaketmu, dingin sekali di luar sana.

Salam sayang,
Danti



Oleh @orchidantii untuk @leonhardgaleh
Diambil dari orchidantii.tumblr.com 


---


Surat balasan @leonhardgaleh untuk @orchidantii


Jodoh Bukan Urusan Kita 

Hai Danti

Ini kesekian kalinya, aku berlari-lari ke warnet terdekat untuk menulis surat untukmu. Aku merasa harus, walau sering lupa. Maafkan aku :)

Dasar cengeng, menulis surat saja bisa menangis, apalagi menulis novel, pasti habis tissue di rumahmu. Jadi ingat, siapa yang terlihat lebih cengeng. Lelaki ceroboh yang biasa kamu panggil ‘mas’ dan di rumah dipanggil ‘dik’. Menangis dipelukanmu tanpa sebab, terisak-isak memukul lantai.

Tapi kamu tahu? aku menangisi keikhlasanmu, hanya untuk sekedar menghilangkan keluhan dariku dan kamu tahu tentang apa itu.

Lagi-lagi tentang jodoh, itu urusan Dia Yang Maha Tahu, kalau cinta, urusan kita. Tapi terima kasih karena kamu selalu punya harapan. Harapan untuk kita di suatu sana.

Maaf aku hanya bisa menulis sedikit saja, cepat sembuh untukmu. Jangan lupa makan ikan dan minum susu!

Salam sayang
Mas Galih



Diambil dari sebutsajagaleh.tumblr.com

Surat #DuaHati @bataskata dan @penakecil

Seperti Puisi

Aku hanya ingin bilang, kau lebih indah dari sebuah puisi.

Salam, Cinta.



Oleh @bataskata untuk @penakecil
Diambil dari sebatascinta.tumblr.com


---


Surat balasan @penakecil untuk @bataskata


Begini Sebenarnya

Bagaimanakah surat cinta yang sesungguhnya, Rindu?

Begini :
C.I.N.T.A
Iya, surat yang berisi cinta. Surat untukmu, berisi cinta dariku.

Ini cintamu,
Pena



Diambil dari aksarapenakecil.tumblr.com

Surat #DuaHati @SobihAdnan dan @milliyya

Ganjil

 #8

Miliyya, sahabat cantikku.

Tuhan menggemari hal-hal yang ganjil. Aku mendengar tentang kata-kata itu semenjak kecil, mula-mula entah kumaknai apa, yang jelas, dewasa ini saya semakin mengerti, tidak hanya sekedar tentang hitungan dzikir, jumlah sosok teladan, atau filosofi-filosofi angka lainnya, kali ini kugeser sedikit, ternyata jauh-jauh hari orang tuaku mendidik keras tentang makna ganjil, keganjilan lebih tepatnya; hal yang kurang pas, angka yang akan menyisakan si jomblo jika dibagikan dua, itulah kegemaran Tuhan, memberikan ganjil yang mengganjal, padahal –mungkin- Dia hanya mengajak kita sedikit bermain tebak-tebakan. Jadi, ketika Tuhan menggemari hal yang ganjil, maka manusia harus menerima bahkan menggemari pula ketidak-jelasan, ketidak-tepatan. Selebihnya, kita berlindung di bawah kalimat nyaman; “Yang Maha Pengasih, senantiasa memberikan yang terbaik”, tentunya. Hehe.

Miliyya, sahabat baikku.

Kau mungkin juga lebih tahu, kinipun manusia menggemari hal-hal ganjil melebihi Tuhannya sendiri, termasuk kita. Semisal, yang pas adalah menyayangi diri sendiri, tapi terkadang kita tega, menenggelamkan diri ke dalam seember kemalasan, dan menceburkannya berkali-kali. Ah, kurasa ganjil yang mesti digemari tidak yang seperti itu, lebih baik tentang cinta, pernah, perempuanku satu hari absen mengirimkan pesan ke ponselku, padahal sudah kudahului, saya sempat panik waktu itu, kukontak berulang-ulang, dia bisu. Hahaha, ternyata saat itu adalah hari ulang tahunku, dia sengaja, perempuan puisiku bermain-main dengan hal yang ganjil, nikmat sekali, aku temukan saat tatap matanya yang tajam mengucapkan kata maaf dalam-dalam. Huh, aku rindu dia.

                Oh iya, kalimat terakhir di atas juga merupakan keganjilan bukan? Padahal perempuan puisiku telah entah, tapi rindu masih saja ada, ah.. ganjil sekali rasanya.

Miliyya, sahabatku.

Kau punya kenangan tentang hal yang ganjil? Eh.. nanti, itu tak perlu dijawab-ceritakan, aku cukup menangkap dari suratmu yang kemarin saat menemukan kata “mengapa?” dan kalimat tanya lain di dalamnya, itu bersumber dari keganjilan juga bukan? Ngaku saja. Hehe.

Aku hanya ingin, rupanya kita mesti semakin terbiasa dengan hal-hal yang ganjil, sesuatu yang digemari Tuhan, termasuk, saat harus kutulis dan kau baca; surat yang sangat ganjil di hari yang genap ini. Hahaha

Salam peluk,
Sobih Adnan
Oleh @SobihAdnan untuk @milliyya
Diambil dari http://sobihadnan.wordpress.com/


---


Surat balasan @milliyya untuk @SobihAdnan



Perasaan

#9

Selamat Malam Shobih, 

Masihkah kamu berada di kursi tamanmu yang nyaman untuk lebih dari sekedar ongkang-ongkang kaki dan melamun ini itu? Aku harap kamu masih bersetia disana. Sembari menanti balasan-balasan suratku yang bercerita itu dan ini.  

Telah kuterima suratmu yang mengganjil dan aku dibuat berjam-jam melamun membacanya. Aku penasaran, benarkah seorang kamu merasakan gundah-juga ketika tidak diberi kabar seharian oleh seorang kekasih? Hahaha aku membacanya dengan senyum yang bergetaran diperut. 

Aku membayangkan roman wajahmu dan... sesuatu dalam hati kamu akhirnya diketahui banyak orang. Itu menarik kudengar sebagai seorang perempuan. Kebanyakan laki-laki gengsi mengakui hal itu dan juga kamu [sebelumnya?]

Baiklah giliranku untuk bercerita. Kabarku tidak baik dan aku jatuh cinta. Untuk kesekian kalinya, aku menyukai seseorang dan rasanya membuat hari-hariku berjalan cepat. Dia temanku, iya kami berteman dan dia seorang pribadi yang baik. Dan karena sikap baiknya yang bisa dia berikan kepada banyak orang, aku merasa cemburu dan sedikit patah hati. Bahwa pada kenyataannya ada banyak orang yang merasa nyaman dengannya. Bukan hanya aku...

Kamu pernah merasakan hal itu? Kuharap tidak.  

Surat #DuaHati @ch_evaliana dan @EviSriRezeki

Indah Pada Waktunya

Yuhu V ...

Ada apa denganmu? Kemarin aku menunggu surat balasan darimu, nyatanya sampai detik ini aku menuliskan surat untukmu belum juga sampai suratnya. Semoga tidak terjadi apa-apa dan sehat selalu.

Rasi sudah sehat kah? Aku baca twitnya Epa, kembaranmu katanya Rasi sakit. Cepat sembuh untuk Putri Rasi. 

V, kemarin baca suratmu untuk Isna tentang Jamur Besar dan Jamur Kecil. Jadi kalian berdua berasal dari Negeri Jamur gitu atau gimana? Heu.

Ceritanya bagus V sangat menyentuh. Turut bersedih mendengar hasilnya kamu belum lolos dalam tiga besar. Padahal aku tahu banget kamu ngerjain tulisan itu luar biasa stressnya sampai-sampai perhatian untukku berkurang. Heu

Mungkin belum saatnya kamu beli cincin, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Lagipula lihat sisi positifnya, kamu masih bisa mematangkan tulisanmu yang masih banyak typonya itu menjadi lebih sempurna lagi. Siapa tahu ada penerbit yang melirik dan taraaa dipublish jadi novel kemudian best seller. Amin banget yah.

Percaya V Tuhan itu maha baik. Dia selalu menjawab doa kita jika kita memintaNya dengan penuh ketulusan. Mungkin, jawabannya akan datang justru di saat tak tertunda. Kadang rencanaNya memang tidak masuk akal dan logika manusia. Semua pasti akan indah pada waktunya. :)

Udah yah segitu dulu. Mau mulai hidup sehat dengan mengurangi jatah begadang. Suka ada yang marah-marah ngga jelas kalau tahu aku masih belum tidur jam segini.

Aku kangen ngopi di rumahmu nie V
Jangan kaget yah tiba-tiba besok lusa aku udah di depan gerbang nelepon "V, gw dah di depan buka gemboknya!"


Tertanda
-Your Eva-
 
 
 
Oleh @ch_evaliana untuk @EviSriRezeki



---


Surat balasan @EviSriRezeki untuk @ch_evaliana


Resep Mujarab


Dear Eva,
Maaf ya sempat absen balas suratmu. Kita seri sekarang. Hehehe….
Aku sama Isna, sejak akhir tahun kemarin, resmi bergabung dengan negeri jamur.
Setahun kebelakang, kami berasal dari hutan ‘The Old Tree And A Leaf’ itu loh, Va.
Kamu sama Minke datang dari negeri mana?
Bukan dari negeri kuku, kan? Itu loh, Minku sama Evaku? Huahahahahahaha *kejedot tembok*

By the way, makasih ya, udah memberi semangat tentang novel itu. Meski tidak lolos jadi tiga besar. Sedihnya udah ilang. Mau tahu resep mujarabnya? *miki-mikir* *takut diikuti* *tring*
Jadi resepnya adalah kerja! Kerja sampai lupa waktu. Kalau diam terus malah numpuk energi negatifnya. Jadi dua hari ini, aku kerja dan kerja. Menyenangkan!

Itu baru satu. Yang kedua…. *mikir-mikir lagi* *tring*
Janji jangan kasih tahu pak polisi ya, cepetan janji dulu!

Setiap kali sedih atau putus asa, kebut-kebutan aja di jalan. Nggak kencang-kencang sih, cukup 60-80 Km/Jam. Sambil nyanyi-nyayi lagu yang sedih, sampai nangis. Inget, sampai nangis! Sehabis itu, lega sudah. Jangan diikuti ya, hehe….

Kalau kamu gimana? Giliran bagi resep ya!
Yah, minimal, kalaupun kamu nggak bisa masak, bisa hibur orang gitu!

*terdengar bunyi grgrgrgr*

Itu bunyi gigi kamu Va? Huahahaha….

Nah resep ketiga (mendadak ingat) adalah baca buku atau nonton. Gara-gara sedihnya kebangetan, aku sampe marathon nonton How I Met Your Mother Season 1. Ya ampun, itu nggak tahu nonton yang keberapa kali. Tergantung efek yang diinginkan sih. Mau ketawa-ketawa atau menangis yang disamarkan? Biasanya kalau yang kedua itu, aku nonton Bethoveen Virus (Ini typo nggak, ya?). Langsung banjir air mata. Kalau ada yang nanya, tinggal jawab gara-gara nonton!

Makasih pujiannya, Va. Aku memang genius! Eh, legend… wait for it… dary….

Resep keempat, resep paling laku sedunia ABG. Yaitu curhat. Mau di socmed kek, di telpon, di FB, tapi enaknya sih langsung ya. Biar ada dada yang dibanjirin, ada yang meluk. Kenapa coba orang yang sedih mesti dipeluk? Secara teori sih, untuk menyeimbangkan detak jantung. Orang sedih, detak jantungnya nggak normal, jadi harus dibenerin sama yang meluk. Saran aja, pilih-pilih kalau mau meluk siapa ya. Jangan juga si mamang depan rumah di gabrug! Hehehe…. Ini penting buat ditulis. Soalnya, seorang Eva suka berbuat nekad tak tentu arah kalau sedih (ups, buka aib).

Kelimaaaaa….. adalah hujan-hujanan! Secara gitu baru dapet gelar baru dari Minku-Mu itu. Apa? Dewi Hujan? Iya deh! Padahal aku juga suka hujan, sayang nggak ada yang manggil Dewi Hujan. Sial!
Khusus tips ini, jangan lupa mandi abis ujan-ujanan. Sekarang-sekarang kan, kamu juga ketularan jarang mandi.

Keenam, emmm…. Emmm…. Emmm… udah deh minta resep mulu!

Sekian dan terima kasih untuk kebaikan berbagi resep ini. Silahkan disebarkan, jangan lupa pake copyright.

Bye Eva,

Evi yang pengen ditraktir kopi.
 
 
 

Surat #DuaHati @starlian dan @egbertz


 Terimakasih Bijaksana

Dear Vari,

Ketika perpisahan adalah cara terbaik untuk menentukan jalan berikutnya, mengapa semua harus dilabeli alasan? Ketika perpisahan adalah gerbang kebahagiaan, mengapa masih harus ada penjelasan?

Hari demi hari manusia diajak untuk lebih bijaksana dalam melangkahkan semangat dengan pemikiran yang lebih berarti, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Bahkan saya yang sudah merasa cukup umur masih ingin banyak belajar untuk setidaknya bisa mewakili diri yang lebih bijak dan berguna.

Dan waktupun terus berlari
Dan akupun smakin mengerti
Apa yang akan ku hadapi
Apa yang akan aku cari

Hari ini, saya, Agnes Monica, terlalu banyak mendengar lagu Sheila On 7.

Dunia harus bertepuk tangan untuk kenyataan yang saya alami? Entahlah.

Masih Agnes.


Oleh: @starlian untuk @@egbertz


---



Lie to Me

Friday, January 25, 2013
Nes,

Apakah kebohongan memang tidak akan pernah hilang dari dunia ini ?
Atau kita memang sudah bersiap hidup dalam kebohongan.
Kita tidak dilahirkan untuk berbohong bukan ?
Tapi kita belajar berbohong baik disengaja maupun tidak.

Kamu tahu ada orang yang mengkategorikan kebohongan.
Kata mereka tidak semua orang yang bohong itu jahat.
Ada kebohongan yang memang harus terucap dan itu tidak akan menjadi masalah.
Tentu saja itu tidak akan menjadi masalah selama kebenaran tidak terungkap.
Tapi yang mencengangkan adalah bagaimana sebagian orang lebih suka hidup dalam kebohongan.
Sebagian orang lebih suka dibohongi.

Apakah kenyataan memang sulit dihadapi ?
Apakah hidup memang seburuk itu ?

Sudah berpuluh tahun saya hidup dan selalu ada musik - musik yang menjadi latar belakang adegan - adegan tertentu dalam hidup saya.
Salah satunya lagu - lagu Bon Jovi.
Untuk adegan hidup ini Lie to Me dimainkan.

Vari

Surat balasan untuk @starlian dari @egbertz
Diambil dari: http://lubang-hitam.blogspot.com/

Surat #DuaHati @evanjanuli dan @myaharyono


Perbedaan

Dear Mia,

Hari ke dua puluh empat bulan pertama.

Apakah kamu juga mengucapkan gombal ketika mengatakan bahwa kamu selalu ingin kita dekat?

Baiklah, mari sedikit kita saling membacakan halaman awal di buku kita sendiri. Namun, aku berharap bahwa halaman berikutnya yang masih kosong akan terisi oleh kisah yang dibuat oleh kamu dan aku, berdua.

Sekarang pun kamu tidak usah menanti pagi, karena sekarang hari kita dimulai dari terangnya sinar matahari di pagi hari, bukan lagi gelapnya malam yang hanya diterangi sedikit bintang, bahkan terkadang tidak ada sinar bintang sedikitpun.

Kisah di halaman awal buku ini tidaklah indah dan jujur saja, sebenarnya aku sudah enggan untuk membuka halaman awal ini. Tetapi, anggap saja ini terakhir kalinya aku membuka halaman awal ini.

Aku sempat menjalin benang kasih dengan seorang wanita yang banyak memiliki perbedaan denganku. Beberapa orang mengatakan bahwa perbedaan bisa saja menjadi indah. Tapi bagiku, mungkin saja perbedaan ini indah tetapi keindahan yang dihasilkan perbedaan yang tidak berujung pada persamaan tidak bisa tetap menjadi indah.

Kami memiliki akar yang berbeda bahkan kami memiliki dasar hidup yang berbeda dan perbedaan kami tidak akan bisa diubah menjadi persamaan oleh orang terdekat kami berdua.

Persamaan dari perbedaan kamu dibentuk oleh waktu, waktu mengatakan bahwa kami harus sama-sama hidup dalam perbedaan kami masing-masing, saling sendirian.

Bagaimana dengan halaman awal di bukumu, Mia?

Love,

.E.



Oleh: @evanjanuli untuk @myaharyono


---




Love Comes In A Mysterious Way


Dear E,

Bukankah cinta itu perbedaan? Dan seharusnya perbedaan itulah yang menjadikannya lengkap bukan?

Setidaknya, itu yang pernah kurasakan.

Sewaktu belia, aku pernah jatuh cinta. Pasti kamu mengira cinta monyet? Mungkin, tapi nyatanya cintaku bertahan bertahun-tahun.

Kami sudah bersama sejak berseragamkan putih biru, kemudian dia melanjutkan tingkatan studinya ke luar negeri, karena keluarganya yang harus bertugas di sana. Ia berjanji akan pulang untukku.

Bertahun-tahun aku menunggunya, ia tak pernah pulang. Kabarnya pun tak pernah kuterima.

Dan begitu bodohnya aku, masih menunggu hari dimana ia akan kembali. Sehingga tak satupun cinta lain kubiarkan masuk ke ruang hatiku.

Lalu kamu pun datang menawarkan cinta.

Love comes in a mysterious way, indeed.

Tapi aku masih takut, E..

Xoxo,
Mia

Surat balasan dari @myaharyono untuk @evanjanuli
Diambil dari: http://mimidanpipi.tumblr.com/

Surat #DuaHati @cusmak dan @winewiin


No Signal

 












Kepada Tuan Stevano..

I do miss that ball…. aaaaaaaa…. i miss bowling so much… sedih sekali tuan, di kotaku tak ada arena untuk bermain bowling… selain itu, aku juga tak punya rival untuk bersama menghambur pin-pin yang dijejer dihadapanku.. Aku sudah mencatatnya…. agenda wajib saat pertemuan kita nanti adalah bermain bowling… yaaayy…

Uhmm…. akupun juga suka bau hujan… apalagi hujan yang jatuh di atas tanah kering… aromanya segar… Jika kau sudah mendapatkan parfum itu, maukah kau membaginya denganku? tidak usah banyak… 100 mili saja mungkin cukup… aku pasti bahagia… apalagi kau bubuhkan tanda tangan lady gaga di botolnya… :D
Oh yaa…. beberapa bulan terakhir aku kembali melanglang buana di dunia maya. Setelah sekian lama aku menghabiskan malam dengan mengumpati sinyal yang sungguh tak bersahabat…akhirnya aku menemukan yang pas.. hmmm… beginilah kisahnya…..

*backsound : musik jawa*
Hampir belasan tahun aku menggunakan provider berwarna merah membara. Kinerjanya tak mengecewakan, fiturnya lumayan dan yang paling penting, jangkauannya luas….. Itulah sebabnya aku hampir tak punya niat untuk berpaling hati ke provider lainnya. Sampai pada satu ketika, aku merasa masalah sinyal mulai mengganggu stabilitas aktivitasku. Kamu tahu kan, disini hidupku monoton, jarang bertemu dengan teman-teman sebaya, jarang bersenda gurau sampai tertawa membahana… Semua karena kehidupan sosialku mulai tergerus oleh berbagai aktvivitasku.

Setiap aku tiba di rumah… aku merasa hidup di jaman 90-an.. Di rumahku (tepatnya di kamarku) sinyal sangat sulit didapat… untuk mengirim satu tweet saja, aku harus keluar kamar dan nongkrong di teras rumahku.
Akhirnya aku coba berpaling hati ke em2, sebuah penyedia layanan internet yang sedang nge-boom.. Kata temanku sih, koneksi di rumahnya lumayan… ternyata tak demikian halnya dengan di rumahku.. aku kecewa dan kembali ke provider lamaku. 

Selang beberapa bulan, aku mencoba provider lain… yak… jika ditilik dari namanya, dia berukuran paling besar dibanding provider lainnya… Aku sempat terpesona dengan tampilan bar di layar henfonku… penuh dan ada embel-embel plus-plus… Aku kecewa (lagi). Performa provider ini tidak se-wow yang diiklankan.. Akupun kembali bersandar pada provider lamaku…..
Suatu hari, aku mencoba provider dengan desain produk yang simpel… gak macem-macem, metode aktivasinya pun yang gak ribet… Awalnya aku tak berekspektasi lebih akan performa provider ini.. hanya mencoba.,.. tak ada salahnya bukan…?

TAAAARRRRAAAAA
Pencarianku sepertinya menemukan jawaban… provider ini bekerja dengan baik di kamarku….. Ahh… betapa aku tersenyum sepanjang hari dan sepanjang malam…. dan akupun menyampaikan berita gembira ini pada seisi rumahku dan tetanggaku yang juga mengalami problem yang sama masalah sinyal….
Memang provider ini tidak setiap saat dan setiap waktu menampilkan performa yang prima… terkadang dia juga ngeyel… lemot… dan bikin aku emosi jiwa… tapi setidaknya… ini yang paling mendingan dari beberapa provider yang aku coba…. Anehnya, performa yang keren ini tidak aku dapatkan ketikaa aku berada di tengah kota. Hmmmm……

Ternyata setiap provider memiliki keunggulan masing-masing di lokasinya masing-masing. Kalau tidak pas, biar diisi pulsa 3 juta, tetap tidak jalan kan….

Demikian halnya dengan hidup kita…. sesuatu akan berjalan sebagaimana mestinya, kalau keberadaannya tepat dan pas…. Apalagi bicara soal hati…. Tidak ada yang bisa mengintimidasi…. kalau memang gak pas,…. buat apa dipaksakan…. yaa kaan??? :D

Samarinda, 24 Januari 2013
= Nyonya Anjani =


Oleh: @cusmak untuk @winewiin



---



Cepat Tidur, Hilanglah Bosan


Kepada Nona Anjani,



Akupun sama seperti kamu Anjani. Provider Handphone telah membuatku bosan. Aku bosan jika harus menunggu Blackberry Messages yang selalu tertunda untuk diterima maupun dikirim. Aku bosan jika sedang mendownload film yang sangat ingin sekali aku tonton, namun tiba-tiba harus terhenti karena gangguan signal.

Apakah aku harus belajar telepati agar kita tetap dapat menjalin komunikasi secara lancar?. Mungkin kita dapat bisa bicara langsung melalui hati ke hati, jika kita bisa bertelepati.

Aku bosan menonton acara di Televisi yang itu-itu saja. Apabila kamu perhatikan, banyak sekali acara yang tidak bermutu di Televisi. Mulai dari acara Infotainment yang tidak memberikan info penting apapun untukku. Sampai acara musik Dahsyat yang tidak pernah sekalipun memutarkan lagu berkualitas yang aku suka.

Apakah aku  harus berhenti untuk menonton Televisi, dan mencari kegiatan baru yang lebih berguna?. Mungkin aku harus lebih sering berolah raga lagi. Aku sudah sedikit gemuk karena terlalu banyak duduk didepan Televisi.

Tapi sebenarnya aku bosan dengan segala hal yang biasa aku lakukan setiap hari. Oleh karena itu, aku menghabiskan waktuku seharian untuk tidur. Tidur dapat menjauhkan aku dari kebosanan akan hal-hal duniawi yang tidak bermanfaat.

Tidur di hari libur itu merupakan hadiah yang Tuhan berikan untuk kita, sebagai balasan atas kerja keras kita selama hari kerja.

Terimakasih Tuhan….



Jakarta, 25 Januari 2013

Tuan StevanoVIP.




Surat balasan dari @winewiin untuk @cusmak
Diambil dari: http://stevanovip.tumblr.com/