24 January 2013

Kepada Hujan

Kepada Hujan, ia kembali datang dalam bentuk, kenangan …

Kau kembali datang mengisi hari-hariku beberapa hari ini. Kau tahu? Kehadiranmu justru membawa kembali ingatan yang sudah tak ingin aku ingat. Kenangan yang tak ingin aku kenang. Dan bayangan yang tak ingin aku lihat, untuk yang kesekian kalinya.

Kehadiranmu mampu merubah situasi hati ini. Lambat laun pun, aku terbawa oleh permainanmu untuk ikut ke dalam tarian pemanggil kenangan.

Aku pun hanyut pada suaramu di balik jendela sore ini. Fikiranku melesat pergi dan tidak pada tempatnya. Kemudian terhenti di sebuah kenangan. Pertemuan aku dengan dia. Pertemuan kami. Yang tak luput dari kehadiranmu.

Entah sedang apa dia disana. Apa kamu juga menyapa nya? Seperti kamu menyapaku kini. Apa kamu juga membuatnya mengingatku seperti aku disini yang mendadak mengingatnya? Apakah dia juga akan merasakan apa yang aku rasakan setiap kali hujan datang, membawa semua kenangan yang datang perlahan, namun menyakitkan? Jawab Hujan? Apakah semua itu juga dilakukannya?

Atau ternyata ia malah sedang bersama dengan pencipta kenangan baru?

Oh sudahlah. Tak ada guna aku terus berdiam diri dengan setumpuk kenangan tentangnya. Aku lelah. Namun aku juga tak pernah bisa berbuat apa-apa. Dia terlalu indah untuk aku lupakan secepat aku jatuh cinta. Dia terlalu sulit aku tinggalkan, sesulit ketika dulu aku berusaha membuka hati untuknya. Dan aku yang terlalu menyayanginya.


-artnda


Oleh @artnda
Diambil dari http://artnda.tumblr.com

Membaca Ulang Surel

Hai Pengalih Perhatianku, Nyenyak kah tidurmu semalam? :)

Ini hasil jemariku menari pagi ini.. 

“Satu senyuman darimu, merusak organ tubuh, masing-masingnya kehilangan konsentrasi tak lagi mampu berkoordinasi„ Telingaku tak hentinya memutar ulang suara tawamu, mulutku menggumam, memperjelas artikulasi saat menyebut namamu, bahkan jantungku hampir lupa akan tugasnya memompa, kala di waktu yang bersamaan, otak terus-terusan menampilkan proyeksi mu di layar kedua mata ini. Semua kehilangan sinkronisasi. Ah, kamu! Perbaiki aku sekalian, kalau begitu…”

Selamat Pagi, Kodok Gingsul… 

Selamat membuka hati untuk rasaku yang berjuang menghampiri… 

;) 

A.

(masihkah kamu merasakan degup jantung yang sama saat membaca ulang surel pertamaku 2 bulan lalu ini? )


Oleh @bejanawaktu
Diambil dari http://harcoustic.tumblr.com

Yang Membentang Tiada Batas

Jakarta, 23 Januari 2013
Langit,
Biar aku tulis surat ini untukmu. Surat pertama untuk langit, Jakartaku. Terimakasih sebelumnya karena tepat jam 2 malam aku tiba dibawah langit ini disambut dengan baik. Langit yang gelap pekat seperti layaknya malam biasa, tiada air yang turun dari langitnya. Terimkasih karena sambutan yang begitu sempurna, seakan semesta menyenangi kedatanganku.
Ku pejamkan mataku untuk beberapa jam. Melepas segala lelah yang ku bawa dari kota rantau ku. Melepas dia sementara disana, semoga langit Jogja menjaganya. Memerhatikan tiap apa yang dia lakukan, semoga semesta menyertaiku, selalu membawa rasa rindu yang ada untuknya.
Saat mata ku telah kembali menyatu dengan dunia nyata, tapi tidak dengan nyawaku. Ya, nyawa yang ada dalam tubuhku belum sepenuhnya menyatu dengan atmosfir Jakarta. Tapi langit Jakartaku menyambut ku dengan mentarinya. Mentarinya yang tak begitu terik sehingga bebas mataku memandang yang biru membentang diatas tanpa batas, langit Jakartaku.
Tapi yang membentang diatas tanpa batas itu tidak bertahan lama biru, sampai yang biru digantikan oleh hitam yang pekat. Loh ini kan siang? Memang siang bukan berarti harus selalu terang, dan malam pun tak berarti harus selalu gelap. Itu semua bergantung kepada matahari dan bulan. Yang menjadi pemain utama dalam layar membentang diatas tanpa batas.
Yang membentang tiada batas, aku hanya bagian kecil yang berada dibawahmu. Tapi sekiranya boleh aku meminta? Jangan menangis terlalu deras, kasianilah kami yang berada dibawahmu. Air mu kami butuhkan memang, tapi jangan jatuh terlalu berlebihan, lebih baik kau jatuh perlahan sehingga menjadi lagu yang merdu untuk tidur siangku.

Yang membentang tiada batas, taruhlah belas kepada kami, agar tidak hujan terlalu deras.
Aku,
Yang berada dibawahmu.
 
 
Oleh @arahoy
Diambil dari http://rarasrachmalinda-arahoy.blogspot.com

Tuan, apa kabar?

Pagiku telah di sabotase hujan, seolah ia yang memiliki kuasa atas semesta.
Matahari nampak terpenjara dalam guratan mendung yang membabi buta.
Tuan, apa kabar?
Saya harap Tuan tak lantas surut semangat. Saya telah menitipkan rindu melalui
angin semalam, apakah Tuan merasakannya? Jika iya, berarti angin tidaklah salah
tujuan.
Tuan..
Sempatkah Tuan berfikir akan ‘takdir’? Seperti misalnya, saya mencintai
Tuan atas dasar takdir. Atau juga misalnya, selama ini Tuan adalah takdir saya? Oh,
atau mungkin Tuhan mengirimkan takdir saya melalui Tuan? Dan jika memang takdir,
maka di takdir manapun nantinya ‘kita’ pasti akan di pertemukan. Begitu seharusnya
bukan?
Hahaha… Konyol. Seharusnya saya tidak perlu melebih-lebihkan, bahkan Tuan saja
juga pasti tidak akan memikirkan sejauh itu bukan? Tapi satu hal, sejujurnya
saya selalu rindu dengan Tuan, entah angin apa yang membuat saya merasakan ini.
Dan karena jarak-lah rindu semakin memberontak. Bahkan, rindu seolah dirancang
sedemikian rupa supaya bertarung dengan jarak yang terlampaui hebat.
Tuan, mencintai anda menjadikan saya berkaca pada kesabaran. Semudah dan
sesulit apapun asal di dasari keikhlasan. Saya percaya Tuhan Maha Kuasanya.
Tuan… ini rindu saya sekali lagi untuk anda. Masih anda. Anda. Dan Anda.


Oleh @aruuum__
Diambil dari http://mynameisarum.tumblr.com

Ini Aku Denganmu

Kamu tahu, ada hari-hari dimana pagi menjadi lebih cerah. Sebelumnya, malam dan pagi benar-benar tersambung jelas. Seolah aku tidak tidur sama sekali karena saat bermimpi langit sama cerahnya dengan siang hari dimana aku terjaga dan beraktifitas. Saat mentari mulai naik ke peraduan kulihat sepanjang jalan manusia tersenyum. Ketika ada yang terjatuh, yang lain dengan segera bergegas menolong. Ketika ada yang lapar, yang lain segera masuk ke sebuah restoran makanan cepat saji dan keluar dengan sebungkus makanan. Lalu dengan senyum tulus mengulurkan makanan itu, si penerima juga tersenyum, sambil berkata pelan "terima kasih".

Aku hampir tak bisa membedakan asyiknya bekerja dan bermain, tugas-tugas kantor seperti sebuah pertandingan sepakbola antara Manchester United melawan Newcastle United di exhibition match Winning Eleven yang biasa aku mainkan bersama keponakanku, seru dan menyenangkan sekali. Tak bosan-bosan aku melakukannya. Langit gelap sempat mewarnai jam makan siangku, namun dalam hati aku tahu bahwa hujan yang turun adalah berkah buat banyak sekali orang. Penjual jas hujan, anak-anak pengojek payung, warung kopi di sekitar rest area tempat orang berteduh, sampai Pak tani yang hasil panennya kini mengisi piring kita berdua. Bukankah mereka akan menyukainya?

Menjelang sore adalah saat yang aku tunggu, aku suka pekerjaanku dikantor. Tapi aku juga suka segera pulang dan mengaktifkan ponselku yang selalu off saat aku bekerja. Mencari namamu di kontak BBM kemudian mengirimkan sebuah pesan yang akan berlanjut ke obrolan-obrolan yang panjang maupun yang singkat. Mulai dari membahas pindahnya pabrik semen Gresik sampai sistem kesehatan kura-kura Brazil. Seperti itulah kita, teman dalam tawa. Yang mungkin pernah saling menyakiti namun berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Inilah hariku denganmu, jauh dari sepi dan pilu. Walau kadang didera rindu, aku tahu kau pun begitu.


Your Superhero
Bright Didi


Oleh @brightdidi
Diambil dari http://mesinromantika.blogspot.com

Untuk Anak Lelaki Disamping Kursi Keretaku

Kereta ini terus membawaku kembali ke kota(ku). Meniti remah demi remah kenangan.

Kulemparkan pandangku sejauh mungkin, mulai merekam apa yang nantinya akan kukenang dalam perjalanan ini, saat itu pandangku terbius oleh satu sudut keretaku.

Disamping tempatku, seorang ayah dan anak sedang bercanda, sang ayah memeluk anaknya, sang anak tertawa renyah, menikmati detik demi detik yang terlewati dalam hangat dekap ayahnya.

Entah kemana kereta ini membawa mereka, tapi jika aku yang menjadi anak itu, aku tak peduli lagi kemana aku pergi, selama aku ada di dalam dekap itu, semua terasa damai.

Telinga sang ayah penuh dengan tanya sang anak, dan ucap sang ayah penuh dengan jawaban, penuh dengan senyum dan tentunya kasih sayang yang teramat sangat.

Tirai senja telah ditutup oleh pesona malam, saat sang anak mulai berbaring di paha ayahnya, jutaan kasih sayang dalam setiap sela jari yang membelai kepala anaknya, jutaan cinta dalam setiap pandangan teduhnya. Sosok ayah itu.

Cintai dia, nak.. Selama waktumu masih berputar, selama peluk itu masih mudah kau nikmati.
Sayangi dia, nak.. Selama mata teduh itu masih bisa kau pandang, saat jarak pelepas rindumu hanya sejarak satu ketukan pintu.

Sosok tegar dan kuat, yang selalu menempatkanmu jauh diatas impiannya.
Sosok megah yang tergurat dalam setiap guratan usia yang dilewatinya, dalam setiap peluh yang dihabiskannya untukmu.
Sosok indah yang akan sangat kau rindukan…………. Dalam ketiadaannya kelak.

Sayangi ayahmu, nak.. Kamu tak pernah tahu kapan hari terakhir Tuhan mengijinkanmu untuk melihatnya.

On my train back home, 27102012

-andika winchester saputra-
17.46


Oleh @chesterdee
Diambil dari http://chesterdee.tumblr.com

Surat Tanpa Alasan

Kepada Ican, cinta di seberang rumah.

Hai. Ketika kamu membaca suratini mungkin kamu akan terkejut setengah mati karena kita tidak berada dalam posisi yang memungkinkan. Entahlah. Sebetulnya aku tidak begitu menginginkan kamu, hanya saja kamu ada di jajaran listku untuk kutulisi surat cinta karena hanya ingin kamu sekedar mengetahui aku pernah memiliki rasa untuk memiliki kamu.

Secara silsilah memang kita masih terhitung saudara, tetapi secara aliran darah kita tidak berhubungan dan tidak mengaliri darah yang sama. Karena Tanteku menikahi Ommu, jadi sebetulnya ini cukup legal. Tapi kata ‘ini’ pun aku tidak tahu maknanya. Aku hanya sempat menyukai kamu satu kali. Tidak serius dan hanya sesaat. Mungkin pemikiran itu hanya bertahan satu jam karena tidak pernah ikut sampai kubawa tidur.

Hanya saja aku suka dulu, ketika kita masih kecil, aku suka bermain bersama kamu. Suka mendatangi rumah kamu bersama sepupuku yang laki-laki dan aku ingat aku dan sepupumu yang masih kecil yang perempuan karena sisanya laki-laki. Aku suka datang dan bermain dengan kamu di atas pohon rambutan kamu. Menyaksikan kamu bermain PS bersama sepupuku dan menonton kamu disuapi dan akan menangis jika tidak disuapi oleh Mama kamu. Aku suka saat-saat kecil dulu. Saat kita bermain bersama dulu.

Betapa anehnya bertahun-tahun sudah berlalu dan kita sudah tumbuh besar. Tidak seakrab ketika kecil dulu. Tidak bisa bermain bersama seperti ketika kecil dulu. Kamu sudah tinggi besar dan aku juga sudah besar. Kamu tidak lagi secengeng dulu, dan aku sudah tidak bisa lagi menonton kamu menangis. Kita hanya saling berkunjung satu sama lain di hari Idul Fitri dan betapa anehnya melihat kamu yang sudah mulai dewasa. Rasa di dalam hatiku tidak ada yang berubah sebetulnya, tetapi melihat kamu sudah dewasa aku menyadari bahwa kita tidak bisa bermain bersama seperti dulu lagi.

Bagaimana kuliah kamu? Hubungan kamu dengan pacar kamu? Baik-baik saja. Semoga. Karena aku tidak tahu kenapa aku menulis surat ini, kusudahi saja ya. Kamu baik-baik ya menjalani hidup. Berusaha sekuat mungkin menjadi dewasa dan menjadi laki-laki kebanggaan Papa kamu, bukan jadi pria cengeng yang akan menangis jika tidak disuapi Mamamu. Baik-baik dengan pacarmu, masa depanmu. Nanti kalau sempat kita bertemu dan bercerita mengenang masa kecil kita dulu. Bagaimanapun juga kita masih keluarga tahu, tidak ada salahnya bertemu dan mengobrol sesekali. Meski kamu sudah jauh.

Kepada Ican, mungkin aku tahu mengapa aku menulissurat ini. Karena kamu pernah mengisi pikiranku satu-dua kali—tak lebih loh—di beberapa malam. Hanya penasaran sih bagaimana kehidupan kamu sekarang. Tapi sudahlah, toh kalau ada izinNya aku mungkin akan bisa tahu bagaimana kehidupan kamu selama ini.

With Love,

Anjani


Oleh @anjanif
Diambil dari http://anjanif.tumblr.com

Organ Tubuh Ini Bernama Hati

Dengar-dengar kamu adalah kelenjar terbesar dalam tubuh. terletak dalam rongga perut sebelah kanan dibawah diafragma. Bagaimana keadaan didalam sana? Sesakkah? Berlendirkah? Pahitkah?

Apa hari ini kamu masih menetralkan racun yang ada didalam tubuhku? Apa hari ini kamu masih membantu ginjal dalam proses ekskresi? Oh iya, jelaslah itu tugas keseharianmu sebagai kelenjar tubuh.

Tapi bagaimana dengan tugasmu sebagai peresap perasaan?

Apa hari ini kamu masih bertugas menjaga perasaan? Atau tepatnya ‘menikmati’ semua perasaan dalam setiap masalah yang kuhadapi?

Bagaimana perasaanmu hari ini? Sedihkah? Senangkah? Marahkah? Kecewakah?

Kemarin itu adalah hari yang berat, iya aku tahu kamu juga merasakannya. Hari ini pasti kamu lagi senangkan? Iya, setelah bertemu dengannya, tidak ada alasan kau berbohong untuk hal yang satu itu. Tapi kenapa kamu tiba-tiba marah dan kecewa hati? Apa kamu cemburu? Iyasih, tadi saya sempat membaca sesuatu, sesuatu yang bisa merusak perasaan senangmu.

Hmm, maafkan saya yah, saya sebagai manusia merasa lemah sekali. Sebenarnya normal sih untuk merasakan cemburu, dengan kata lain itu adalah bentuk dari kasih sayang. Tapi saya tidak punya kuasa, saya hanya perempuan biasa.

Telah berapa banyak perasaan yang kamu rasakan hati? Selama saya hidup di dunia ini, pernahkah kamu merasa menyesal telah menumpang dalam raga saya? Ataukah kamu menikmati itu semua karena tidak dapat memilih harus hidup diraga siapa?

Maaf lagi, terlalu banyak pertanyaan yang kuajukan, mungkin kamu akan lelah menjawabnya. Terima kasih telah memberi manfaat terbesar dalam tubuhku, dan terima kasih telah hidup dan menikmati semua perasaan yang kurasakan.

Salam buat jantung, paru-paru, empedu, lambung, dan usus.


Oleh @annryaa
Diambil dari http://haryayu.wordpress.com

Kepadamu Pengantin Berwajah Sendu

Entah sudah berapa lama kita terakhir berjumpa, karena ternyata sulit bagiku untuk mengingatnya. Bukan karena ingin melupakanmu, menenggelamkanmu dalam kenangan pahit masa lalu. Tapi memang kisah itu sudah berlalu, semenjak kamu tidak lagi mau mengerti dan menemaniku. Dan sejak itu pula, perlahan kita sudah semakin jarang bahkan untuk saling memberi kabar.

Sampai akhirnya tiba pada suatu hari dimana aku menemukan sebuah pesan dalam seluler yang mengatakan bahwa pernikahanmu akan segera dilangsungkan. Tak selang berganti bulan, tiba juga surat undangan dihadapanku. Yah, aku tahu memang sudah waktunya kamu menemukan orang yang akan selalu menemanimu. Sudah sampai pada masanya kamu menghabiskan waktumu dengan orang yang benar-benar menyayangimu.

Hari itu pun tiba, ketika aku memasuki sebuah aula luas bernuansa eropa berbalutkan nuansa putih yang didalamnya terdapat sebuah panggung penuh bunga mawar putih kesukaanmu. Ada sebuah singgasana besar di panggung dalam ruangan itu. Singgasana itu berisikan seorang pria dengan jas putih dan seorang perempuan bergaun putih yang tak lain adalah kamu. Kalian adalah pasangan raja dan ratu sehari yang menjadi pusat perhatian pada pesta itu. Di mana semua tamu berdoa untuk kebaikan dan kebahagiaanmu dan pasanganmu.

Lalu tiba saat bagi para tamu untuk bersalaman denganmu dan mempelai priamu. Tiba juga saat ketika aku harus bersalaman denganmu. Sekilas terlihat senyum yang tersungging dibibirmu ketika membalas ucapan selamat dariku. Tapi dalam tempo sepersekian detik, aku tak melihat senyum yang sama di dalam sorot matamu. Dan aku hanya bisa bertanya, mengapa?

Kemudian akhirnya beberapa orang yang berkerumun disekitarku mulai bercerita tentang pasangan pengantin, tentang kalian. Sebagai objek masa lalu, aku hanya terdiam memperhatikan dengan seksama untuk memperoleh data yang bisa menjawab pertanyaan dalam hatiku. Akhirnya aku tahu, ada satu hal yang berbeda pada kehidupan kalian berdua. Sebuah perbedaan yang besar yang terpaksa untuk disatukan.

Kenyataan itu seolah menamparku. Membawaku pada masa kita berpisah. Masa yang aku sisipkan dengan beberapa nasihat yang rupanya tidak mempan untuk kondisi yang sedang kamu hadapi. Aku juga tak pernah benar-benar tahu apa yang sedang kalian hadapi sehingga kamu sampai bisa mengambil sebuah keputusan yang berani. Bahkan dalam keputusan itu, kamu berani mempertaruhkan semua yang ada di dalam hidupmu.

Ah, tiba-tiba saja aku ingat bahwa aku bukan siapa-siapa. Aku hanyalah kepingan masa lalu yang pernah sama-sama belajar tentang kebersamaan dan secuil kasih sayang yang dibalut euphoria jiwa muda. Atas semua yang pernah kita jalani, aku hanya bisa berkata “Selamat dan berusahalah untuk selalu berbahagia” karena apa yang telah kalian pertaruhkan sungguh sayang jika bahagia itu tak diterima.

Singkat saja dariku, semoga kalian selalu berusaha untuk bahagia.


Oleh @afiefolks
Diambil dari http://afiefolks.tumblr.com

Terima Kasih

Teruntuk kamu,
Terima kasih untuk persahabatan yang sangat berarti ini.
Kebaikanmu dan perhatianmu juga cintamu yang begitu tulus.
Terima kasih selalu berada disisiku saat aku membutuhkan orang yang benar-benar peduli dengan keadaanku.
Dan terima kasih untuk semua hal yang kita lakukan bersama.
Terima kasih untuk persahabatan yang bahkan tidak bisa dibeli dengan uang.
Terima kasih atas pelukan eratmu disaat aku menangis.
Terima kasih untuk senyum yang selalu kau berikan disaat aku tidak mampu untuk melakukannya.
Terima kasih karena kau selalu membangkitkan aku disaat aku sedang terpuruk.
Semoga Tuhan selalu melindungimu dan memberikan yang terbaik untukmu.
Dan kau akan selamanya ada di hati ini.
 
 
Oleh @ann_libriasty
Diambil dari http://onengjugamanusia.blogspot.com

Sakit

Hari ini aku pingin teriak-teriak sampai tenggorokanku perih, serak.
Aku mau bilang ke semua yang lewat, aku tuh benci kamu, capek sama kamu.
Sama kamu itu, sakit!

Dulu, tanpa kamu, hidupku baik-baik saja. Banyak teman, banyak waktu, banyak uang.
Lha, waktuku, uangku, temanku, milikku sendiri. Aku bebas mau berteman berapa kali sehari, jajan sebanyak apapun, dan bebas mau menghabiskan pagi-siang-malam, dimanapun aku mau.
Sama kamu, semuanya terbatas.

Aku ga bisa jalan malam seenaknya. Kamu bilang, kamu kuatir akan keselamatanku.
Aku ga bisa jajan semauku. Kamu bilang aku mesti jaga kesehatan, pilih makanan baik untuk tubuhku.
Aku ga bisa berteman setiap hari. Kamu bilang, sesekali aku butuh istirahat.
Sama kamu, banyak aturan!

Tapi, sama kamu itu menyenangkan.
Kalau aku marah, ga perlu jauh-jauh ke pantai atau gunung untuk meredakan apinya.
Cukup kamu peluk.

Sama kamu itu menyebalkan.
Menyakitkan.
Tapi aku kok ga pergi, ya?

Aku malah betah diam duduk di rumah,
setia nunggu kamu pulang kerja tiap hari,
membukakan pintu rumah, lalu minta jatah pelukan sebelum aku tidur.

Sepertinya, bukan kamu.
Tapi aku,
yang sakit!


Oleh @atemalem
Diambil dari http://rehatemalem.wordpress.com

Abhivandya Sebelum Kiamat

Kepada yang tersurat – Abhivandya,

Ketahuilah sesungguhnya aku cukup lama memikirkan satu hal. Bagaimana bila suatu saat nanti setelah hari ini, kertas kertas akan seluruhnya lapuk dan rontok? Lampu tak lagi terang dan dunia dalam rehat besar. Aku mungkin terpaksa berlatih menulis di langit langit atau di badan tanah sambil merangkak. Aku bisa kehabisan media. Kuharap tidak kata kata.

Mari berdoa agar sampai hari itu perasaanku masih sama. Perasaanmu mungkin juga. Sehingga kita masih terlihat saling mengenal, saling bersedih, dan berteriak bila salah satu dari kita meninggal lebih dahulu. Dukaku pernah sekali menyayat tapi dalam diam. Aku terbiasa begitu, suaraku terkalahkan angin dan aku tak peduli. Yang terpenting sekarang adalah menulis sebanyak banyaknya untukmu agar garis kita abadi. Itulah juga kebahagiaanku, Abhi. Sukaku bersorak juga cukup dalam diam.

Selama ini, otakku kupercayai menerjemahkan semuanya. Debat debat kecil yang kadang manis kadang meragu. Kemudian akan timbul lagi sesuatu yang segera kutuang dalam hangat. Berbarengan dengan tumbuhnya matahari dan embun yang menua, surat surat telah siap dilepas. Begitulah aku mencintaimu setiap hari, tidak kurang tidak lebih – sebab aku takut kebas oleh usia yang terengah engah.

Ketahuilah sesungguhnya aku cukup lama takut pada kiamat.
Dan kini yang sedang aku tunggu adalah mekarnya lagi kuncup yang usang. Rasa yang enggan kusebut hilang. Itu akan jadi juru selamat kita sekiranya prasangka tiba tiba menderu dan kata kata jadi beku.

Tidakkah sajak selalu butuh diperbaharui?

Lalu dibiarkan menari. Berlari.


Oleh @awulanp
Diambil dari http://pwulansari.wordpress.com

Just Another Cliché for Another Virgo

Actually, gue kenal bocah tengil yang selalu merasa dirinya udah gede dan gak perlu dijaga sama orang lain ini belum lama, yaitu saat konser Glenn Fredly tahun lalu. Entah lagi sama-sama apes atau sekedar diuji berjamaah, malam itu gue dan beberapa teman lainnya dikasih pemandangan fenomena alam: mbak-mbak dan mas-mas dengan goyangan super absurd plus gak nyambung sama sekali sama lagu, pas banget di depan kami. Gue sempet curiga apakah mereka masih keturunan rumput (yang bergoyang) #KTHXBYE

Well, my first impression was fast and simple: Mukanya songong. Ini anak pasti bintangnya Virgo, soalnya selagi mulutnya diam, matanya justru sibuk menganalisa sana sini kalo ketemu orang baru. So typical. Waktu itu gue cenderung gak begitu peduli sih, bahkan kalo gak salah inget mah gue kenalan juga ngga. Cuma karena mungkin kebetulan sama-sama paling semangat memperagakan goyangan mbak-mbak dan mas-mas tadi dengan heboh dan ngakak-ngakak sendiri, mau gak mau jadi kenal deh.

Dari situ juga kenalnya selewat doang. Baru bulan-bulan belakangan aja nih jadi deket gara-gara bahas satu hal yang related, bertiga sama si cecunguk Genna Tukang Sepik Timeline. Ngobrolnya sering dan lumayan juga buat dijadiin korban trolling. (—,)

Long story short, gue itu dari dulu sangat pengen punya adik perempuan. Mungkin karena jarak umur gue sama kakak gue yang terlampau jauh dan status gue yang ‘bungsu telat’, jadinya terbiasa apa-apa sendiri. Sedangkan ponakan gue juga rata-rata cowok semua. Jadi pas banget, dengan sifatnya yang kebocah-bocahan dan cerita-cerita badungnya yang bikin pengen ngomelin terus, gue jadi merasa punya adik perempuan. Walaupun anaknya lumayan ngeselin karena suka bawelin gue balik. *ngilang* ~(-,-)~

Mutia Amalia, surat ini gue tulis dengan harapan lo bisa terus inget hal-hal penting yang sering lo remehkan di dalam hidup lo. Gue harap surat ini ngga sekedar lo baca, tapi juga lo simak baik-baik kata per kata. Deal? Deal.


Dear, Dea..

Badungnya dikurang-kurangin yuk? Jangan bangga kalo bapak kamu bilang: “Setan aja takut sama si Dea” itu artinya emang karena kamunya itu kelewat berani dan keras kepala jadi orang. Bayangin deh kalo semua orang nganggep kaya gitu, siapa lagi yang bakalan ngingetin lo buat jaga diri dll. Kalo emang mau dibiarin (dibodo amatin) semua orang sih ya gak apa-apa.. Go ahead. Tapi kan kamu orangnya mewekan kalo dimusuhin dikit.. So it’s your call :p

Oke wait a minute. Sebenernya ini surat udah gue bikin dari beberapa hari lalu dan belum selesai karena tiba-tiba banyak deadline kantor, makanya suratnya cuma sampai situ tadi aja. x)) Tapi berhubung hari ini gue agak lowong dan ini bocah habis bikin perkara kemarin-kemarin, gue rasa ini waktu yang tepat untuk melanjutkannya. (—,)

Surat ini memang surat rada absurd, alurnya suka-suka dan gak beraturan. Jadi, maaf untuk siapa pun yang khilaf ikutan baca. Maklum aja, soalnya si penerima dan penulis surat juga sama-sama absurd. Oke, sekarang serius.


Dear Mutia Amalia..

I’m writing this to you, not because I’m dying, but because there were moments in our lives where quiet moment like this passed us by, and there wasn’t enough time to talk to you about stuff like this. So first things first, I want to let everyone know that I love you, so please stop being too hard on yourself in whatever decisions you make in your life, can you? I was so often so hard on myself in the past, and if I could have a simple undo, I think that’s the one thing I’d do differently. Kamu itu masih muda banget (sok udah tua banget gue), jangan buang-buang waktu cuma buat menikmati kesedihan. God gives you sorrow so that you can prove yourself that you are strong enough to get over it. Prove. Bukan improve. Jangan makin dijadi-jadiin sedihnya.. Apalagi sampe bikin lo hilang-hilangan dengan alasan butuh sendiri. Come on, you’re not that strong. I know you, you really can’t stand to feel alone. Ingat kan terakhir kamu ngilang malah kamu yang mewek gara-gara kita biarin dan kamu berujung dimarahin? Hahaha :)) *jitak* So why torture yourself while you’re already in pain? You’re getting worse when you’re alone, dear. And please don’t ever put yourself in that condition dengan alasan gak mau repotin, gak mau menambah beban blablabla because I’m not at all. Okay? You can come to me and Genna anytime you need. By anytime I literally mean anytime ya, mau gue lagi boker trus gak sengaja keluar anak pun you’re still welcome to share your worries. And always will be. :)

When I was 20 like you, I wish someone had told me that it’s alright to be scared. No one knows what they’re doing or why, but they’re doing it just the same, and so should you. There’s no shame in fearing the things you fear, little sister, because we can face them together. And I believe you can :)

Dek, never let anyone steal your joy. Especially if that ‘anyone’ is the guy who obviously doesn’t deserve you. Well, it is fine to experience bad romance sometimes, untuk pelajaran juga kan. Tapi jangan juga dijadikan kebiasaan, apalagi hobi. Jangan biarkan diri kamu dikurung terlalu lama dalam percintaan yang gak ada manfaatnya, apalagi sampai membatasi kamu atau malah membuat harga diri kamu direndahkan. Kamu masih muda! Selagi itulah kamu harusnya ‘menyempatkan’ buat nyobain satu-satu cerita cinta. :p Jangan stuck di situ-situ aja, have some fun! You deserve that.. Hmm maybe you often think that it’s okay for you to bear, “lha wong gue sendiri gak masalah kok, kenapa kalian yang repot”. Well, life isn’t always just about ourselves, right? Banyak perasaan yang harus kita pikirkan, dan semakin kamu bertambah umur, kamu akan semakin sering dituntut untuk mempertimbangkan hal-hal itu, kamu akan dituntut untuk memutuskan sesuatu sebijaksana mungkin. It might be end up hurts, but that’s life, dear. Growing up is painful. Just keep walking.. Banyak orang yang sayang sama kamu dan orang-orang itulah yang harus kamu yakinkan bahwa kamu akan baik-baik aja. So then, please be fine. ;)


Terakhir deh nih.. Kayanya choki-choki jaman dulu juga udah kalah panjang nih sama suratku. Stop wasting time on what you think other people think of you. Stop diet-diet ketat ala-ala kaos V-Neck Olga! Sure, sometimes you feel insecure and that’s OK too. Everyone has insecurities.. But you shouldn’t, or at least don’t worry too much! Kamu udah cantik kok gak perlu pake diet-dietan. Nih ya, ibarat ngikutin gadget deh, gak akan ada habisnya kalo kamu ngikutin apa yang ingin orang lihat dari kamu. Karena sebenernya they don’t really care lho. Sementara kamu udah mati-matian kurusin badan, orang lain akan tetap melihat kamu ya kaya gitu, seorang Dea yang disetir oleh pola diet. Kurus nggaaaa, stress iya. Sudahlah.. Ya? You are beautiful already without those sick diet minded. You have an entire life to live and the only person who will be there for every second of it is you. Jadi, jangan terlalu mikirin apa yang orang lain pikir tentang diri kamu. Just go ahead and do your best.  Ngerti? *todong pisau*


Eeeeh satu lagi deh satu lagi! It’s just, this one is kinda too important to be left unsaid, and most of all, this one always works out for me, jadi aku juga pengen kamu melakukan hal yang sama, atau malah lebih baik lagi. Be kind to everyone, dek. Dulu papaku pernah kasih quotes kira-kira gini: Treat everyone with kindness, maybe not because they are nice, but because you are. Dan bener, ini terbukti 1000% selama aku hidup. If you want to give, give it freely. Give your time, your ear, your heart to your friends. Give your existence, but don’t ever expect them to do it all the same way to you. Beberapa malah akan membalas dengan kejahatan. Gak apa-apa, cuek aja. Apapun yang mereka lakukan ke kamu, selagi kamu ikhlas, kamu gak akan rugi apapun kok. Memang sih kamu gak akan mungkin bisa lakuin itu ke semua orang. Karena pasti beberapa orang akan terlihat menyebalkan dan salah di mata kamu tanpa alasan. Kalo udah gitu, lebih baik tiap kali kamu merasa gak suka sama seseorang, menjauhlah. Jangan kasih diri kamu kesempatan untuk membangun kebencian pada orang itu. Lebih baik menjauh, daripada dekat cuma untuk membunuh. ;)

Buset panjang juga yah surat gue muahahahahahahahahh.. FYI, sebenernya ini doang sih yang paling penting di atas semua yang aku tulis di atas: LISTEN TO YOUR FAMILY AND LOVE THEM THE MOST. Because in time of test, family is best! :D



Well I think that’s all! *semua teriak: AKHIRNYAAAAAA* :)))

Remember, as annoying as you are, it doesn’t make me love you less. So, don’t ever let me down, kayyy… Udah ah! I love you! Sini peyuk duyuuuu… (っ˘з˘)っ


Oleh @bchastity untuk @mutiaamalia
Diambil dari http://chastifier.tumblr.com

Tolong Diantar Ke Surga

Solo, 23 Januari 2013.

Assalamualaikum Ibu. Hampir tiga tahun sudah Ibu berpulang. Namun sepertinya nafas Ibu masih berhembus di sela hela nafas Bapak. Ibu adalah cinta beliau, yang kemudian kami semua cintai juga.

Ibu, aku iri padamu. Allah sungguh membuatkan skenario yang indah untuk Ibu mainkan, bersama Bapak sebagai lawan mainnya. Aku belum pernah membaca kisah Ibu dengan utuh, namun guru ku acap kali menceritakannya di kelas, sebelum kami mulai belajar.

Aku tidak mengenal Ibu, siapa Ibu. Aku mengenal Ibu sambil lalu. Ibu dan Bapak berpredikat Power Couple, itu saja. Ternyata Ibu, dan Bapak, lebih lebih dari itu. Aku menyesal tidak membaca sendiri cerita yang dikisahkan guruku. Doakan aku bisa nabung ya, bu? Supaya aku bisa membeli tumpukan kisah kasih mu semasa hidup.

Baru - baru ini, kisah Ibu dan Bapak diangkat ke layar lebar. Semua yang mencintai ibu -dan tidak pernah sebesar cinta Bapak- datang untuk menonton. Aku tidak. Aku tidak tahu harus duduk di samping siapa ketika yang aku tonton adalah kisah Ibu. Aku khawatir akan butuh bahu untuk kupinjam, bu. Dan belum ada bahu yang bisa aku pinjami, untuk sekarang.

Teman - temanku bercerita tentang kisah Ibu yang mereka tonton. Aku mendengarkan dan ingin menonton juga sebenarnya. Orangtua ku sempat mengajak bu, tapi waktu itu aku sedang ingin di rumah. Aku menyesal tidak mengiyakan.

Beberapa hari lalu aku menonton acara televisi. Disana ada Bapak lho, bu. Masih penuh wibawa, masih berkharisma. Aku melihat kakak pembawa acara tersenyum dipaksa, menahan tangis haru. Aku salut pada kakak itu, bu. Karena kalau aku yang jadi dia, mungkin rekaman itu di cut karena aku tidak bisa melawan arus dari dalam mata. Tahu kenapa, bu? Kakak cantik itu bertanya,

“Apa yang sampai sekarang masih sangat Bapak rindukan dari Ibu?” tanpa kuberi tahu, sepertinya Ibu sudah tahu jawabannya.“Everything…” Jawabnya sambil tersenyum. Subhanallah, Bapak berjarak beribu kilometer dari tempat aku duduk, bu. Tapi aku tahu beliau menjawabnya dari hati, dengan hati. Senyum nya itu lho, bu. Ikhlas yang mana lagi yang lebih dari senyum Bapak?Ibu, aku mau menulis doa ya di surat ini…

“Ya Rab. Maaf aku iri pada kisah yang Kau buat untuk Ibu dan Bapak. Tolong buatkan kisah yang seindah milik mereka untuk orang tua ku, untuk kami dan seorang yang namanya telah ditulis dalam buku takdir, bahkan sebelum kami lahir. Untuk setiap orang yang percaya bahwa cinta-Mu lah yang menguatkan mereka. Dan ingatkanlah kami untuk bersyukur telah melihat cinta lewat kisah Ibu dan Bapak yang Kau buat dengan sempurna.”
Amin.
Ibu, sudah dulu ya. Kututup surat ini dengan satu puisi, bukan punyaku, aku pernah membaca satu dari sekian puisi yang dibuatkan Bapak untuk Ibu. Puisi itu juga tergantung di dinding Sentra Bahasa I di sekolah ku. Oh iya, in case Adam Levine read this… happy ever after did exist, dude :)
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku …
BJ.HABIBIE


Warmest regards,
Satu diantara perempuan Indonesia yang ingin seperti Ibu Hasri Ainun Habibie.


Oleh @avirosas
Diambil dari http://avirosas.tumblr.com

Terima Kasih Sudah Mengingatkan

Ini bukan surat cinta, tapi surat ucapan terima kasih.


Terima kasih sudah mengingatkan
bahwa kami masih manusia
yang punya nurani, punya saudara, punya kasih.

Terima kasih sudah mengingatkan
bahwa kami tidak pernah sendiri
karena Tuhan tidak pernah benar-benar meninggalkan.

Terima kasih sudah mengingatkan
bahwa kami tetap mahluk yang fana,
sehebat, serupawan, secerdas, sekaya apa pun kami.

Terima kasih sudah mengingatkan
bahwa siapa pun kami, apa pun kami
kami masih membutuhkan orang lain.

Terima kasih sudah mengingatkan
bahwa di balik bencana apa pun
kami tetap punya alasan untuk bersyukur.

Terima kasih sudah mengingatkan
bahwa hal-hal di atas tadi sangat mahal,
dan tak ada yang sanggup membelinya dengan uang.

Ironis memang,
tapi tetap aku mau bilang:
Terima kasih, banjir.
Kami belajar untuk tidak tinggi hati dan selalu bersyukur.


Oleh @Dear_Connie
Diambil dari http://poeticonnie.tumblr.com

Nona Takkan Peduli, Bukan?

Hai Nona.
Maaf sempat absen mengirimimu surat, nampaknya leukosit saya sempat kewalahan dalam meredam laju penyakit dalam badan. Ah, tapi mana mungkin Nona peduli dengan omongan saya..

Dan coba tebak, aku menemukan kembali foto-foto semasa kita masih SMP yang kuambil diam-diam. Ah, Nona memang tak pernah berubah sejak dulu. Masih tetap manis. Masih tetap cantik. Dan masih tetap membuat saya menaruh hati pada Nona. Ah, tapi mana mungkin Nona peduli dengan omongan saya..

Oh ya, saya juga sempat mendengar kabar angin bahwa Nona telah memutuskan berpisah dengan kekasih Nona. Benarkah itu Nona? Mengapa bisa? Bukankah itu pilihan yang Nona jatuhkan, pilihan yang membuat dia menjadi kekasih Nona? Ah maaf Nona, saya telah lancang menanyakan hal sesensitif ini. Ini bukanlah urusan saya. Maaf sekali lagi, Nona.

Tapi kalau diizinkan saya memberi saran, janganlah terlalu larut dalam duka. Kesehatan anda jangan diabaikan, sebentar lagi kita berdua akan menghadapi ujian nasional, bukan? Banyak-banyaklah minum vitamin agar kondisi Nona selalu optimal. Alihkan pikiran Nona dari dia, habiskan dengan belajar Nona. Kita berusaha bersama, kita sukses bersama, Nona.

Ah, tapi mana mungkin Nona peduli dengan omongan saya..


Oleh @akbarburned
Diambil dari http://akbarburned.blogspot.com

Surat #DuaHati @merelakan dan @shcl

Surat Singkat

Kepada Salsa,

Sal, setelah membaca suratmu aku jadi membuka kembali foto-foto lama kita. Ternyata, banyak sekali ya rupa-rupa kenangan kita. Doaku, semoga jarak-jarak kita segera tergulung, Sal.

Pulau Rote sendiri lebih indah daripada apa yang kudengar selama ini dari kebanyakan orang. Pasir pantainya yang putih, air lautnya yang biru jernih, ah pokoknya pulau Rote ini terlalu indah untuk kunikmati seorang diri. Kemarilah Sal jika ada waktu dan aku jamin kau takkan menyesal.

Aku senang Sal mendengar kini ada seseorang yang mampu menarik hatimu, semoga nasib baik mempersatukan kalian ya, supaya ada yang menjagamu dan melindungimu di sana. Aku mengerti Sal, tapi bukankah sekarang keadaannya sudah cukup berbeda?

Maaf Sal, aku harus sudahi dahulu suratku. Semalam penyakit maagku kumat dan aku disuruh banyak-banyak istirahat oleh dokter. Tanganku sudah terlampau lemas menulis surat balasan ini sembari tangan satunya memegang perut yang sedari sakit minta ampun.

PS: Aku sudah kirimkan vitaminnya ya bersamaan dengan surat ini, minumlah secara rutin seperti biasanya. Beritahu aku jika hendak habis ya, aku akan selalu mengirimkannya untukmu.

Dari,
Adit.




Oleh @merelakan untuk @shcl
Diambil dari adityadaniel.com



---



Surat balasan @shcl untuk @merelakan


Aku Tetap Sama



Kepada Adit,

Semalam aku tidur larut lagi Dit, namun aku malah terbangun bahkan sebelum matahari terbit di ufuk timur. Sulit bagiku untuk berhenti mengkhawatirkanmu, apalagi setelah membaca suratmu.

Dit, biasakan makan yang teratur dan tidur yang cukup ya? Sekarang di sana tidak ada aku yang akan cerewet memarahimu karena tak kunjung menutup mata dan mengistirahatkan raga. Kali lain kamu berkirim surat denganku, berjanjilah kamu sudah sembuh. Kiriman vitamin darimu sudah sampai. Terima kasih ya, Dit. Aku janji akan rajin meminumnya.

Betapa aku ingin berada di sana bersamamu sekarang. Seandainya punya cukup keberanian, aku mungkin sudah kabur untuk melepas penat beberapa hari di sana, tapi jadwalku padat dan aku lebih takut ketahuan lalu tertangkap. Iya, jauh pun aku masih takut dengan kedua orang tuaku yang amarahnya sering membuatku menangis dipelukmu dulu.

Ah Dit, keadaan memang sudah berbeda, namun aku tetaplah sama. Aku tetap aku yang akan selalu menyebutmu dalam doa, tetap aku yang akan selalu mengkhawatirkan harimu yang tak aku tahu bagaimana rupanya, tetap aku yang mengharap akan selalu ada hari dimana canda dan tawa kita memenuhi ruangan ketika senja. Aku tetap sama Dit. Apakah kamu yang sekarang ikut berbeda?

Terima kasih untuk doamu Dit, tapi aku tak mengapa. Yang menjadi inginku sekarang adalah tetap menjadi aku yang seperti ini saja. Aku baik-baik saja dan aku tidak membutuhkan lengan lain untuk menjaga. Lagipula, seperti yang aku bilang, aku rasa tidak ada harapan dengannya. Jika kamu mengerti, mengapa tetap saja inginmu aku pergi?

Cukup dulu suratku. Matahari sudah mulai tampak malu-malu. Kelasku hari ini dimulai pukul 7 jadi aku akan bersiap-siap agar tak lagi terlambat.


Cepat sembuh ya,
Salsa.




Diambil dari shcal.blogspot.com

Surat #DuaHati @bejanawaktu dan @ndazzle

A Brand New Day

Minggu, 3 Februari 2008 08:32

Jogja

Hai, ndut!

HAHAHAHAHA sudah lama ya, aku ga panggil kamu dengan sebutan yang kamu anggap hina ini… LOL

Masih inget kan waktu berenang bareng anak-anak band + temen kuliahmu, kita banding-bandingan mana yang lebih buncit perutnya, dan kamu memecahkan rekor, hahaha! gendut!

btw, Makasih banyak ya, Felicia sipit!
Berkat kamu, berkat doa kamu, aku udah pulih seperti sediakala sekarang… dan aku ga bisa nunjukin betapa aku masih kaget sampai saat ini, waktu kamu datang ke RS bareng Arie. Entah gimana caranya kamu bisa ajak dia jengkuk aku, padahal saat itu kami tidak sedang berbaikan. Ajaib ya kamu! Karena akhirnya bertemu, kami ngobrol banyak saat kamu pulang ke rumah duluan. Banyak salah paham, dan semua sudah teratasi sekarang :) makasih ya, Felicia… Aku berhutang budi sama kamu…

Oiya, aku lupa bilang waktu mau berangkat ke Jogja, dadakan banget ini job manggungnya. Ada keponakan papanya Jodi baru buka kafe di Daerah Seturan, Jogja. Jadi ini gigsnya buat launching Kafe ini, namanya Omah Kafe. Tempatnya enak. Kamu kalau ke Jogja harus mampir ke sini.. Cokelat panas nya enak banget, kamu paling suka cokelat panas kan? di sini lebih enak dari yang di tempat terakhir kita coba itu… Btw, Arie ikut ke Jogja, dia baru aja resign dari kerjaannya. Daripada bengong di Jakarta, aku ajak, dan dia mau. hehehe sepertinya bakalan lama di Jogja nih, kalau ada yang nemenin gini :p

Oiya, jadi nonton konser My Chemical Romance kah, bareng gebetan?
kasih tau perkembangan kamu sama dia donk?

salam kangen,
Ernest

PS: aku habis bikin lagu, nanti aku attach di email berikutnya ya? :) jaga kesehatan!



Oleh @bejanawaktu untuk @ndazzle
Diambil dari harcoustic.tumblr.com



---


 Surat balasan @ndazzle untuk @bejanawaktu

Tidak Sesederhana Itu

HIH, ERNEST MAH!
Stop calling me that. Malu tau ah. Lagian kan aku nggak gendut-gendut banget kali. Hahaha!
Ehm. Oh, jadinya udah baikan nih sama Arie? Sampai-sampai aku nggak diajak ke Jogja juga? Cukup tau aja sih..
Perasaan dulu aku yang ngajakin kamu ke Jogja. Buat nemenin aku berburu foto dan nemenin kamu nampil kalo ada acara. Sekarang kayaknya kamu udah ada yang bisa nemenin ke sana ke mari.
So, good luck for your performance.......and your romance, then.
I have nothing left to say anymore.


Regards,
Felicia.
"Perasaan tersembunyi membunuh perlahan. Menghambat perjalan oksigen ke otak. Akal tidak lagi sehat."
 
 
 

Surat #DuaHati @babang_arya dan @hey_gina

Berbahagialah

Hai kamu yang sebentar lagi lulus.. :)))

Berbahagialah!!

Siang yang sejuk ini sungguh membuat nyaman untuk tetap berada di pelukanmu. Maksudku aku sedang berbicara dengan kasurku. Dia memang punya kebiasaan buruk, selalu membuatku tetap terjerat dalam pelukannya walaupun kerjaan silih berganti menunggu. Ah sudahlah, bukan waktunya untuk membicarakan kasur yang membuat pekerjaan tertunda tunda.

Lalu bagaimana denganmu? Tetap sehat di sana? Aku harap tetap begitu. Seperti bagian tubuh, jika dirimu sakit, secara tidak langsung badanku juga seperti ada rasa yang tidak enak. Entah itu demam, atau apapun itu. Satu lagi, kamu harus tetap sehat, seperti yang kamu sudah bilang di suratmu sebelumnya, sebentar lagi kamu membuka pintu untuk menuju hidup sebenarnya, hidup yang ujiannya tidak mengenal jadwal, tidak mengenal pengetahuanmu sudah sampai mana. Yang jelas tidak ada yang bisa membantumu, selain kamu sendiri.

Dan doa ku, selalu ku panjatkan untuk segala kesuksesanmu.



Oleh @babang_arya untuk @hey_gina


---


Surat balasan @hey_gina untuk @babang_arya


Bandung Hari Ini


Huaaaaaaaahhh

siang ini bandung terik! matahari sedang sumringah tampaknya.
atau mungkin dia sedang berbaik hati mengeringkan sisa hujan selama dia absen dari tahtanya.
hmm

tapi tampaknya sebentar lagi tahtany kembali direbut hujan.
awan-awan sudah mulai berkumpul beriringan sepertinya..
baguslah. aku lebih suka hari hujan ^^

oya, apakabar harimu?
disini sedang tidak ada yang menarik.
atau memang sudah tidak ada yang menarik lagi.
termasuk yang harus kulakukan. bahkan tingkat ke-tidak-menarik-anny 2x lipat.
membosankan. –’

sudah dulu,
masih ada yg harus kulakukan.
semoga harimu menyenangkan..



Diambil dari havebeenwritten.wordpress.com

Surat #DuaHat @niaaSanny dan @ominohim

Bahagia itu, kamu...

Kamu yang sedang di hadapanku sekarang..

Kamu tampak bahagia sekali hari ini, sayang. Apa yang membuat wajahmu berseri? Apa karnaku? Jangan kau tanyakan lagi bagaimana pagiku. Karna itu selalu menjadi hal basa basi yang kita bicarakan setiap akan mengawali surat. Bagaimana dengan rencana kita tentang satu bulan aku dan kamu? Apakah kau sudah memutuskan ke mana kita akan merayakannya? Aku tidak ingin sesuatu yang terlalu berlebihan, sayang. Karna buatku, bahagia itu.. kamu..

Kamu, yang selalu mengikuti langkah kecilku..

Kamu tau betapa bahagia itu sederhana? Iya, bahagia itu sederhana. Sesederhana aku melihat gelak tawamu ketika berada di sampingku, melihat senyummu, senandungmu.. Seperti lirik Sheila On7 ya? :) )
Melihat tawamu.. Mendengar senandungmu.. Terlihat jelas di mataku.. Warna – warna indahmu..
Maaf untuk hal semalam, him. Aku tanpa sengaja tertidur meninggalkanmu yang susah payah menahan kantuk hanya demi menemani malam-malamku. Tapi justru aku meninggalkanmu dengan mata terbuka sampai jam 1 pagi tadi. Aku minta maaf, him. Entahlah, belakangan ini mataku sulit sekali diterka kapan maunya ia terlelap. Aku sudah berusaha untuk menahannya agar selalu terbuka dengan berbagai permainan yang ada di laptopku. Tapi tetap saja, dengan sengaja ia menutup dirinya tanpa permisi. Aku sangat menyesalinya, sayang. Aku sungguh-sungguh minta maaf untuk hal ini :’)
Kamu, yang menemaniku seharian kemarin..

Bagaimana? Sudah mendapatkan jawaban akan suratmu yang kemarin bukan? Tentang “Jadikah?” Iya kita begitu menikmatinya kemarin. Seakan dunia, metromini, tempat makan, tempat duduk hanya milik kita. Seharian kita bercerita bagaimana masa lalu kita masing-masing. Kamu tahu tidak apa alasan aku memaksamu agar kamu mau menceritakan tentang dia, seorang dari masa lalumu kemarin? Sini biar aku bisikkan “Karna buatku, masa lalumu merupakan bagian dari masa depan yang akan kita rancang di kemudian hari” Ah, bagaimana menjelaskannya ya? Aku sendiri bingung akan menjelaskannya seperti apa. Yang pasti, aku cuma ingin sekedar tahu seperti apa masa lalu itu buatmu? Aku tak pernah cemburu dengannya, him. Tenang saja, aku bisa mengontrol egoku kok. Kau tak perlu menutup-nutupinya dariku. Karna cepat atau lambat, aku akan tetap tanyakan hal yang sama itu kepadamu kok :p Hehe

Kamu, yang selalu mengecheck handphone-ku.. :p

Percayalah, seberapa banyak inbox yang masuk di dalamnya, hanya inbox darimu yang selalu aku sering buka dan baca kembali, him.. Seberapa konyolnya kita ketika sedang saling jatuh cinta. Seberapa aku dan kamu merasakan takut kehilangan..

Hm? Apalagi ya, him? Terima kasih.. Terima kasih untuk segalanya. Untuk cinta yang kau bagi kepadaku, untuk senyum dan tawamu, untuk segala kepengertianmu, perhatianmu. Dan untuk seberapa menyebalkannya dirimu! :p Terima kasih, sayang :*



Yang sedang jatuh cinta kepadamu,
Ocan..


PS: Kamu sangat lucuk!



Oleh @niaaSanny untuk @ominohim


---


Surat balasan @ominohim untuk @niaaSanny

Aku Hanya Manusia Biasa

kamu yang sedang di hadapanku dan sedang belajar…

kamu tampak serius sekali memerhatikan oman yang sedang mengajar LOGIF. Aku senang jika kau memerhatikan dengan serius. Haha, aku tidak akan lagi menanyakan tentang pagimu, karena aku tau pagimu pasti indah selalu :) kemarin mukaku tampak berseri karena aku senang tentang rencana kita kemarin. ya sayang, aku sudah menentukannya. semoga berhasil ya, amiin! :D
kamu yang selalu aku cintai…

kamu tahu tentang sesuatu?

” Aku mencintaimu karena dari awal aku yakin, aku dapat menjadi apa yang kau butuhkan dan apa yang kau cari selama ini “ :)

oh tentang hal itu? sudah berapa hari ya kau ketiduran? B-) haha tidak apa-apa kok sayang, aku tau kau ketiduran karena sesuatu :p tapi tidak perlu di publish disini :p

bagaimana dengan kemarin? senangkah kamu kemarin aku temani hunting di suatu tempat yang sangat indah (menurutku) ?. banyak sekali cerita yang kita dapat kemarin :D tapi itu tidak perlu di publish lagi disini, cukup kita yang tahu.

kamu yang selalu menjahiliku :p

iya aku percaya sayang, aku selalu percaya denganmu :D maaf jika dalam surat ini, katak-kataku tidak seromantis dan tidak sepuitis suratmu. aku bukan pujangga yang mampu menyusun suatu kata-kata yang romantis. aku hanya manusia biasa yang hanya bisa mencintaimu (selalu). :)


yang selalu mencintaimu
Ohim



Diambil dari ominohim.tumblr.com

Surat #DuaHati @gelaph dan @Dear_Connie

Dari Atas Bebukitan


Bebukitan di Ujung Neverland, 22 Januari 2013

Halo Tante,

Aku akhirnya udah sampai ke rumah. Home sweet home. Bener kata pepatah, biar hujan emas di negeri orang, masih mending hujan batu di negeri sendiri. Batunya dari platina tapi. (—,)
Dan aku juga ketawa ngakak sewaktu membaca surat Tante. Tante ini kayaknya penganut paham senggol curcol ya? Senggol dikit, langsung curcol. Ya gak apa-apa sih, daripada senggol bacok. Akunya ngeri sih itu. :D

Sepakat. Menikah memang idealnya satu kali seumur hidup. Dan untuk mencapai kata ‘ideal’, memang bukan perkara mudah. Apapun bidangnya. Misalnya aja berat badan. Aku jadi makin kurus nih gara-gara ke Switzerland. Kurang makanan enak. :(

Dan aduh. Tante berangkat kok gak bilang-bilang. Kok mendadak banget? Kita jadi berselisihan jalan gini kan. Tante sampai kapan di sana? Malam ini aku terbang lagi deh ke Alpen.

Tunggu aku ya di Couchevel tempat Tante menginap.

See you there.

Cheers,
Peter


Oleh @gelaph untuk @Dear_Connie
Diambil dari gelaph.tumblr.com


---


Surat balasan @Dear_Connie untuk @gelaph


Ini Upil Ravenna





Grenoble University Hospital, 23 Januari 2013

Dear Peter,

Sebelumnya Tante ingin minta maaf. Tante ternyata nggak bisa menemui kamu. Sekarang Tante sedang dirawat di rumah sakit di sekitar Pegunungan Alpen. Kamu jangan khawatir, dan juga jangan bilang apa pun sama siapa pun (termasuk Snow). Tante ditemani King Magnus di sini.

Belum jelas apa penyebab penyakit Tante. Sebelum pesawat mendarat di Austria, Tante sudah mimisan. Tante pikir tadinya mimisan biasa, tapi yang keluar koq darahnya mirip warna pelangi gitu. Tante mimisan pelangi. Tante sudah cari di Google, tapi nggak berhasil menemukan informasi apa pun tentang penyakit ini.

Bukan cuma mimisan. Upil dan uap dari mulut Tante juga warnanya pelangi. Aneh ya? Aneh dong.

Ngomong-ngomong soal pelangi, sepertinya Rainbow Cake udah nggak hits lagi ya sekarang? Kamu suka Rainbow Cake? Tante sih lebih suka klepon. Ya, maklumlah ya. Meski pun Tante ini tampilannya bule, tapi sebenarnya Tante masih punya darah Jawa.

Kamu tunggu Tante aja di Neverland, nanti kalau Tante sudah kembali ke Queen’s Castle kita baru bertemu lagi. Haha. Lucu ya pertemanan kita ini. Apa ya istilahnya? LDF, mungkin? Long Friendship Relationship?


Salam kangen,
Ravenna



Diambil dari poeticonnie.tumblr.com

Surat #DuaHati @theonugraha dan @canne_can


 Suratmu


Saat sedang membalas suratmu cuaca di samarinda kembali di guyur hujan. memang disini lagi musim hujan. jadi kalau kehujanan dijalan kadang harus jadi batman dengan cara memakai jas hujan. emang disana musim hujan juga ya ?

sebenarnya kamu tidak perlu banyak kata untuk membalas suratku. banyak atau sedikitnya tulisan yang kamu balas itu sudah cukup membuatku senang kok. dan sepertinya aku juga tidak menulis banyak disurat ini. bukan, bukan karena aku sibuk. melainkan ada perasaan yang kadang tak harus aku tulis dan tak tau kenapa.

aku turut senang mendengar kabar bahwa kamu bakal kesini. gak usah bawa oleh - oleh ya. kamu aja sudah cukup. dan aku akan sabar menunggu kepulanganmu disini.

sayang, kudengar kamu sakit. kalau begitu banyak - banyak istirahat ya, jangan keluyuran. kurang - kurangin main layangan.

aku sayang kamu :)


Oleh: @theonugraha untuk @canne_can
Diambil dari: http://theonugraha.blogspot.com/


---



Rumah


Selamat hari selasa, sayang. Hari ini aku semakin rindu rumah. Kota dimana kau berpijak sekarang adalah rumahku. Begitupun dengan kau. Kau rumahku, tempatku untuk kembali dan tertawa seperti tidak pernah pergi. Kau tempat dimana aku bisa merasa nyaman tanpa harus berpura-pura. Tidak seperti disini. Di kota ini. Ini bukan rumahku.

   Sayang, tau tidak, kuharap aku tidak pernah pergi meninggalkan rumah. Jika aku tau suatu saat aku akan bertemu denganmu, aku tidak akan pernah pergi. Setedikpun aku tidak sudi melangkah dan menjauh. Karena ternyata, aku masih punya harapan disana. Dan harapan itu adalah kau yang tiba-tiba datang.

   Dan maaf kalau aku terlalu puitis atau berlebihan. Aku tidak pernah bisa menjadi seperti anak lain yang bisa mengucapkannya dengan simple dan blak-blakan. Disini, aku adalah aku. Aku adalah aku yang selalu berharap bahwa diluar sana ada orang yang mengerti bahasaku. Mengerti bagaimana aku berbicara dan mengungkapkan perasaanku dengan sekumpulan kata yang kadang susah dimengerti.

   Sayang, kau tau tidak, aku menantikan tiket pulang! Aku tidak sabar ingin menggenggam kertas kecil bertuliskan nomor pesawat dan kota tujuanku. Aku tidak sabar ingin melihat nama rumahku tertulis di kertas itu.

“Tapi kurasa, aku hanya tidak sabar ingin bertemu denganmu.”

   Tunggu aku disana ya. Sebentar lagi aku pulang dan membawa hati yang memang seharusnya untukmu. Sebentar lagi aku pulang dan bertemu denganmu. Hanya bertemu kamu J
Aku mencintaimu!


Surat balasan dari @canne_can untuk @theonugraha
Diambil dari: http://parahhana.blogspot.com/

Surat #DuaHati @vinalvinal dan @Firokida


Luapan Hati

Selamat hari selasa, kamu

Aku kembali melihat sebuah ironi yang nyata tentang cuaca. Hari dimana Bandung diguyur hujan deras sejak pagi, aku masih segar bugar, sehat jasmani. Nah giliran Bandung diselimuti cahaya mentari dan kecerahannya sejak pagi, aku malah terkapar di atas kasur. Kondisi fisikku sedang melemah karena imunitas tubuhku sedang menurun. Lucu bukan?

Tidak, sekali lagi aku tidak sedang mengeluh :)

Dalam suratku kemarin, kata ketiga yang aku sampaikan adalah “Takut”. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Seperti ada peperangan besar antara pikiran, hati, dan keadaan yang membuat aku gemetar untuk menyampaikan kejujuran. Ya, kejujuran yang menyinggung tentang perasaan terluka. Kamu tahu, aku meneteskan air mata saat membaca suratmu kemarin. Ketakutanku hilang seketika oleh bait demi bait kalimat yang kamu sampaikan, benar-benar terasa hangat :)

Masa lalu, baik yang sudah sangat lama terjadi maupun yang baru saja terjadi, baik yang menorehkan kesan maupun tidak, pasti akan mengiringi. Wajar jika ia sering datang tiba-tiba, karena masa lalu itu bagian dari riwayat hidup. Itu adalah pelajaran klasik dalam hidup, semua orang pasti mengetahuinya termasuk aku. Aku serupa denganmu. Masa lalu seringkali datang, mengingatkan bahkan memunculkan perasaan-perasaan menyakitkan. Aku
ingat apa yang kamu katakan

Pikiranmu akan membawamu menelusuri kenyataan

Saat itu yang aku pahami adalah, jika aku berfikir demikian maka akan terjadi demikian. Tapi yang aku alami adalah memang ada suatu kenyataan dibalik apa yang saya pikirkan. Kenyataan yang menimbulkan konflik antara logika dan perasaan, hingga akhirnya hati yang menjadi korban.
Saat ini kabar hatiku lebih baik. tetapi aku masih harus benar-benar menatanya, tugasku belum selesai. Aku masih harus menghilangkan kebiasaan buruk yang bisa semakin melukai hatiku sendiri. Kamu pasti tahu salah satunya, jadi seorang “penguntit”. Kesalahan terbesarku adalah menyentuh hakmu dan mempermasalahkannya. Hmmm…lebih tepatnya mengganggu privasimu.
Seharusnya aku lebih bersabar menunggu kamu untuk terbuka, bukan aku yang diam-diam mencuri apa yang sepatutnya kamu simpan sendiri. Meskipun kadang kala aku justru menemukannya tanpa disengaja. aku menyesal pernah membuatmu tidak nyaman :)

Terima kasih untuk semua kepercayaanmu. Aku tidak berani berjanji akan benar-benar sembuh dari luka. Tetapi selagi ada kamu yang percaya, aku akan selalu mencoba. Kekuatan terbaik itu salah satunya dipercaya oleh orang yang selalu kita percaya bukan?

Di balik apa yang telah terjadi, aku bersyukur dipertemukan denganmu :)

P.S : Aku akan menemuimu, sebentar lagi :)


Oleh: @vinalvinal untuk @Firokida


---




Cukup Liat Intinya

Syukurlah kamu baik-baik saja. Yaah hidup saya juga udah membosankan sekarang, dengan rutinitas yang biasa tanpa ada perubahan dalam segi pemikiran maupun ide yang berdatangan. Sejenak pikiran buntu itu ssedikit menyebalkan yah. Saya harap kamu tidak menemui kendala seperti ini dalam menulis proyek kita. Kalopun ada jangan sampe lama buntunya.

Hari ini dan seperti hari biasa lainnya, Indonesia memang selalu dihiasi dengan berita konyol yang menampakkan banget kebodohan pelakunya, atau hanya sekedar senyum sinis yang terpancar. Bagaimana menurutmu dengan berita yang beredar kemaren tentang anak SD yang mau bunuh diri hanya karena ditolak cintanya, atau sekarang dengan keperawanan yang ditutuntuk dikembalikan hanya karena cerai.

Saya harap orang yang bertindak sebagai pelaku atau orang terdekat yang berpengaruh bisa mengatasi masalah menggelikan ini. Ini masalah yang serius, masalah kebodohan dan sikap mental. Kalau udah seperti ini, mau jadi apa bangsanya. “Ckckck, seharusnya saya nggak ngebahasi ini sih, toh ini bukan bidang saya.” Saya cuma peduli itu saja.

Yang jelas intinya, saya tunggu kedatanganmu. Kamu yang selalu bisa menjadi inspirasi. Jangan hiraukan tulisan di atas, hiraukan saja intinya.


Surat balasan dari @Firokida untuk @vinalvinal
Diambil dari: http://diarekancil.tumblr.com/