15 January 2013

Surat Untuk Masa Lalu 2

“Shandy Ardiansyah Abdurrasyid.”  Ucap sang Master of Ceremonial memanggil namaku untuk melangkah ke atas panggung.
Pada saat itulah aku mengerti aku harus mengucapkan selamat tinggal kepadamu,

Shandy sang Mahasiswa.

Empat masa kita menjelajah samudra pendidikan.
Empat masa kita mengarungi berbagai Mata Kuliah tak terjelajah,
menumpaskan berbagai rupa Ujian Akhir Semester,
mengeksplorasi berbagai gua Praktikum.
Sampai akhirnya kita menemukan harta karun terakhir.
Yang berwujud selembar kertas istimewa bernama Ijazah.

Dear, Shandy sang Mahasiswa.
Saat Rektor menyibak kuncir legam yang terpancang pada topi Togaku.
Tibalah masaku untuk memulai perjalanan baru yang lebih besar.
Dan tibalah saatmu beristirahat.

Hatiku terasa berat, namun, hakikatnya dalam setiap selamat datang akan ada selamat tinggal.
Tapi, hey, bukan berarti penjelajahan kita bersama tak bernilai. Kan?
Kita telah memperoleh cendera mata-cendera mata yang takkan muat dalam sebuah ransel kecil bernama otak.
Dan juga jangan lupa hal-hal tak berarti yang kelak akan terfermentasi menjadi tak ternilai seiring waktu.
Dan juga, hey, jangan lupa sosok-sosok istimewa yang telah kita temui. Ya?

Jadi mungkin, sampai sekian saja perjamuan terakhir kita.
Selamat berlayar mengarungi dimensi kenangan, semoga kau tidak akan terlupakan tertelan waktu.

…. Atau Alzheimer.



oleh @shandya
diambil dari http://shandyalearnslife.wordpress.com

No comments:

Post a Comment