Biasanya, orang akan menulis surat pertama mereka untuk seseorang atau sesuatu yang punya posisi spesial di hati mereka. Tapi aku menuliskan surat pertamaku ini untuk kamu, si pintar yang menyebalkan. Jadi kamu harus berbangga hati karena kamu ternyata punya tempat yang cukup spesial di hatiku.
Tidak terasa hampir 2 tahun aku mengenalmu. Awal pertemuan kita memang tidak disengaja. Berawal dari keinginan si mami untuk memiliki si pintar, tapi justru aku yang mendapatkanmu, sementara si mami memilih untuk memiliki kepunyaanku yang dulu.
Awal bertemu denganmu, tidak bisa kusangkal bahwa aku sangat senang. Aku tidak bisa melepaskanmu dari genggamanku. Bahkan bisa dikatakan aku tidak bisa memalingkan mataku darimu. Kamu mendapatkan 100% perhatian dariku. Bahkan aku bisa sangat panik jika aku tidak sengaja meninggalkanmu.
Meski kadang kamu menyebalkan, tapi bukan berarti aku tidak menyayangimu. Ingatkah kamu akan satu insiden di bulan Juli tahun lalu? Ketika ada tetesan air misterius dan kamu menjadi rewel padahal saat itu aku sedang bersenang-senang bersama sahabat-sahabatku? Aku sangat panik saat itu. Kamu sangat penting dalam hidupku sampai-sampai ketika kamu rewel selama kurang dari 12 jam saja aku merasa kehilangan.
Tidak bisa kusangkal juga kalau sejak insiden itu, aku punya niat untuk menggantikanmu dengan yang lebih pintar. Bukan berarti kamu bodoh, tapi seiring dengan berjalannya hari, kamu menjadi semakin rewel. Aku bahkan sering memanggilmu dengan sebutan ‘idiot’. Meski demikian, kamu tetap setia menemaniku setiap hari. Aku bisa apa?
Kamu memang pintar, tapi terkadang kamu menyebalkan. Hanya keadaanlah memaksaku untuk tetap bertahan bersamamu. Tapi aku tidak merasa keberatan dengan itu. Terlalu banyak kenangan yang indah dan juga yang menyedihkan sudah kita lalui bersama. Meski mungkin nantinya aku akan menggantikanmu dengan yang lebih pintar, aku tidak akan pernah melupakan itu semua.
Tidak terasa hampir 2 tahun aku mengenalmu. Awal pertemuan kita memang tidak disengaja. Berawal dari keinginan si mami untuk memiliki si pintar, tapi justru aku yang mendapatkanmu, sementara si mami memilih untuk memiliki kepunyaanku yang dulu.
Awal bertemu denganmu, tidak bisa kusangkal bahwa aku sangat senang. Aku tidak bisa melepaskanmu dari genggamanku. Bahkan bisa dikatakan aku tidak bisa memalingkan mataku darimu. Kamu mendapatkan 100% perhatian dariku. Bahkan aku bisa sangat panik jika aku tidak sengaja meninggalkanmu.
Meski kadang kamu menyebalkan, tapi bukan berarti aku tidak menyayangimu. Ingatkah kamu akan satu insiden di bulan Juli tahun lalu? Ketika ada tetesan air misterius dan kamu menjadi rewel padahal saat itu aku sedang bersenang-senang bersama sahabat-sahabatku? Aku sangat panik saat itu. Kamu sangat penting dalam hidupku sampai-sampai ketika kamu rewel selama kurang dari 12 jam saja aku merasa kehilangan.
Tidak bisa kusangkal juga kalau sejak insiden itu, aku punya niat untuk menggantikanmu dengan yang lebih pintar. Bukan berarti kamu bodoh, tapi seiring dengan berjalannya hari, kamu menjadi semakin rewel. Aku bahkan sering memanggilmu dengan sebutan ‘idiot’. Meski demikian, kamu tetap setia menemaniku setiap hari. Aku bisa apa?
Kamu memang pintar, tapi terkadang kamu menyebalkan. Hanya keadaanlah memaksaku untuk tetap bertahan bersamamu. Tapi aku tidak merasa keberatan dengan itu. Terlalu banyak kenangan yang indah dan juga yang menyedihkan sudah kita lalui bersama. Meski mungkin nantinya aku akan menggantikanmu dengan yang lebih pintar, aku tidak akan pernah melupakan itu semua.
Oleh @nessamantha
Diambil dari http://pieceofcupcakes.tumblr.com
No comments:
Post a Comment