15 January 2013

Ketika Kamu Pulang


 

Hai. Selamat sore.
Wangi hujan menyapa hidung saya begitu saya membuka mata dari istirahat siang saya. Ah. Memori-memori beku yang bergelantungan itu tampaknya telah kering. Ragu, saya menyentuh salah satu di antaranya. Jemari saya merasakan dingin, benda itu belum kering sepenuhnya. Saya bahkan masih dapat merasakan ingatan-ingatan dalam benda mati itu. saya dapat merasakan tawa hangat yang selalu kamu perdengarkan pada saya setiap kali saya berkelakar. Wangi tubuh kamu, masih sangat saya hapal pun terpisah jarak di ujung pengelihatan. semua tentang kamu tak pernah menguap dari memori otak saya, selalu menggenang, basah dan tak kunjung kering. Kali ini, otak saya mantap berkonspirasi dengan hati saya. Mereka manpat untuk enggan melepas kamu dari laci-laci memori saya.
saya melirik jam di ujung ruangan. Ia tampak sedang menggoda saya. Benar saja, wangi kopi tampak menyeruak dari ujung ruangan yang lain. Suara kaki mengendap-endap tampak terdengar mendekat.
 

Selamat datang kembali di rumah, tuan. Saya siap menyambut rasa yang kembali menjadi tunas-tunas yang mulai bermekaran ketika kamu kembali pulang.

14.1.13
Sarah Aghnia Husna


oleh @saraahaghnia
diambil dari http://sarahaghnia.blogspot.com

No comments:

Post a Comment