03 February 2013

Surat #DuaHati @fairyteeth dan @Inirudy

#DearL, Bantu Aku Bangkit

Dear L,

Suratmu benar-benar memotifasiku untuk kembali membaca, tanpa sadar kakiku sudah melangkah tanpa tau arah dan masuk ke toko buku. Disana aku merasa bahagia, kamu tau kenapa? Soalnya satu-satunya kegiatanku kalau masuk ke toko buku akhir-akhir ini bukanlah untuk mencari buku-buku yang hendak ku baca sambil menghabiskan waktu luang di sore hari ditemani secangkir teh hangat, melainkan untuk membeli gunting, karton, kertas warna-warni, plastik bening, dan beragam alat untuk tugas sekolahku. Membagi sedikit waktu untuk menengok rak bukupun aku tak sempat. Kalaupun sempat, aku merasa sayang membeli buku, disaat aku gak yakin punya waktu untuk membacanya.

Tapi, suratmu merubah segalanya. Aku membeli 4 buah buku. Itu buku-buku pertama yang aku beli di tahun 2013 ini. Memang genre nya tidak seberat buku-buku bacaan Icit dan Ipul, juga tidak setebal bacaanmu. Tapi aku senang…. Sudah lama sekali jari-jariku tidak membalik-balik halaman buku selain halaman buku pelajaranku.

Kerinduanku akan membaca lunas tuntas dibayar hari itu juga. Aku melahap dan menelan sebuah novel berjudul “The Coffee Shop Chronicles”. Sebuah novel berisi 32 cerita pendek berlatar belakang coffee shop di jogja, ditulis oleh 22 orang yang berbeda. Kenapa aku memilih buku itu sebagai buku pertama yang kubaca? Kare aku ingat kita sering menghabiskan waktu untuk membaca di sebuah coffee shop dan terkadang mengamati keadaan orang-orang lain yang sedang berada di coffee shop tersebut sambil menyesap secangkir hot cappuccino. Sepertimu pulalah, aku sedang membuka buku kedua yang akan kubaca.. Semoga semagat membaca ini gak luntur di tengah jalan ya..

Kalau kita jadi piknik membaca di taman, aku bawakan buku itu ya.. Aku yakin kamu bakal suka juga.

L, kamu tau.. Aku baru saja dipanggil menghadap Kepala Sekolahku. Dag dig dug rasanya hati ini.. Kamu tau kan, belakangan aku sering sakit. Yang waktu itu aku sempat cerita di suratku, mungkin penyakitnya psikosomatis. Nah, semoga setelah hari ini selesai, masalah untuk mengobati penyakitku itu muncul juga ya.. Dan aku jadi gak sakit-sakit lagi… :’)

Hidup memang pilihan.. Dan sulit sekali buatku ketika dihadapkan diantara dua pilihan dimana keduanya aku sangat suka sekali.. *milih pacar aja lebih gampang deh*. Syukurlah, aku dibantu untuk memilihkan mana yang lebih cocok untukku… Dan dia memberikan kesempatan untukku membuktikan diri bahwa aku bisa dan mampu!

Aku memang pantas di tampar dan dibangunkan dari mimpi.. Karena setelah kejadian hari ini (yang aku anggap seperti jatuh ketika berjalan), berarti aku harus bangkit lagi dan berlari lebih cepat, bukan diam, meratap dan menangisi keadaan.

Sepertinya aku bakal lebih mudah untuk berkumpul, bertukar cerita atau sekedar ngopi-ngopi denganmu nih sekarang.. Semoga satu keputusan yang baru saja aku ambil ini, tidak merubah banyak hidupku dan menjadi salah satu pilihan yang akan aku sesali di kemudian hari..

L, kamu gak bosan kan mendengar serta membaca cerita serta keluhanku? Aku janji setelah ini suratku akan lebih sering beraura bahagia atau positif, dibanding duka dan keluhan-keluhan… :) 

Sincerely,
D.




Oleh @fairyteeth untuk @Inirudy
Diambil oleh di-ta.com


---



Surat balasan @Inirudy untuk @fairyteeth


#DearD, Tetap Bersamamu 

Dear, D.

Lampu kedai kopi bahkan sudah dimatikan oleh pelayan. Kita masih betah duduk. Gelas-gelas kopi yang sudah mulai kosong pun diangkut kembali. Piring-piring berisi cemilan ringan saja yang masih tersisa di meja. Begitulah ketika kita dan sahabat kita berkumpul setelah lama tidak bertemu. Rasanya enggan sekali pulang.

Tawa-tawa ringan menyelilingi obrolan-obrolan kita malam itu. Sesekali masih membahas film yang baru saja kita tonton. Oya, kamu telat sekali hampir sejam setelah film diputar baru sampai. Pasti kena macet ya? Jakarta memang selalu bisa dua-tiga kali lebih macet dari hari biasanya ketika menjelang week end. Sepertinya semua orang Jakarta berpikiran sama dengan kita, setelah lima hari harus menguras otak dan memeras keringat maka malam itu saatnya bersenang-senang.

Akhirnya, kamu benar-benar cerita tentang buku sebuah coffee shop yang ditulis oleh lebih dari satu orang. Satu coffee shop dipandang dari beberapa sudut pandang tapi masing-masing masih berkaitan. Aku belum membacanya, tapi sudah sangat tertarik ketika mendengarkan secuil cerita darimu. Sayang, Putri mendahului meminjamnya. *cubit Putri*

Malam itu adalah bukti kita masih beserta kamu. Menyertaimu melewati hari setelah keputusan yang “berat” yang seperti kamu ceritakan kemarin. Kita akan selalu ada di sisimu membantu bangkit dan berjalan lagi.

Hubungi kami kalau butuh teman untuk sekedar mendengarkan. :)

Sincerely,
L




Diambil dari inirudy.wordpress.com 

 

 

Surat #DuaHati @shandyputraa dan @helloechy

Aku Mencintaimu Karena Kamu

Dear kamu,

Aku tak mengerti dengan kamu. Selalu. Entah kenapa, perbedaan dalam menyebut nama Tuhan selalu kau agungkan. Seakan-akan bahwa kesamaan merupakan jalan pintas menuju pelaminan. Jika memang kita berbeda, berarti cinta kita yang sama. Mengapa kau tak pernah bisa menyederhanakan seperti apa yang aku sederhanakan, Sayang?

Maaf, jika aku terlalu ambisius kali ini. Aku hanya bosan menghadapi tanggapanmu tentang hal yang telah sama-sama kita sepakati. Empat tahun lalu, kita pernah berjanji. Dan selama empat tahun pula kita saling mengasihi. Apa itu tak cukup bagimu?

Aku sangat memahami kondisimu. Namun aku juga tak bisa memungkiri bahwa aku ingin terus bersamamu. Bagiku, tak ada perkara yang tak bisa dikalahkan cinta. Jika kita saling cinta, semua perkara bagai pelengkap cerita. Bagiku, saat ini adalah saat dimana cinta kita diujui. Siapa yang sungguh-sungguh mencintai, atau siapa yang pura-pura mencintai.

Terlihat memaksa? Memang. Karena—sekali lagi—bagiku cinta adalah paksaan. Paksaan untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Aku lebih baik dengan adanya kamu. Dengan adanya cinta itu. Kini aku memasrahkan segalanya pada kesungguhan cinta. Pada kodrat yang telah mempertemukan kita.

Aku mencintaimu apa pun yang terjadi. Aku mencintaimu dengan  persamaan atau perbedaan dalam menyebut nama Tuhan. Aku mencintaimu karena kamu..

Aku mencintaimu,
Shandy 



Oleh @shandyputraa untuk @helloechy



---



Surat balasan @helloechy untuk @shandyputraa

Mengertilah.  

Dear Shandy,

Bukan maksudku untuk membuat cinta kita menjadi sebuah komplikasi. Aku mencintaimu, sungguh. Demi nama Tuhan yang menciptakanku, aku mencintaimu dengan segenap hati. Aku mencintai dirimu. Sungguh. Namun tidakkah kau mengerti, Sayang? Yang kuhadapi ini adalah Ibuku. Wanita yang sudah mempertaruhkan nyawa demi memperlihatkan dunia kepadaku. Bagaimana tega aku menghancurkan harapan dan hatinya dalam waktu bersamaan? Aku satu-satunya yang Ia miliki setelah kakak pergi. Aku tak sanggup melihatnya menitikkan air mata lagi untuk diriku. Kukira di dalam agamamu kau diwajibkan untuk mencintai Ibumu, bukan? Bagaimanapun Ibu takkan pernah bisa memahami, sampai kapanpun yang kucintai adalah kau. Kamu. Bukan Tuhanmu. Ibu hanya tak mau melihatku menderita saja, sungguh. Tapi beliau terlalu cepat menjatuhkan penilaian terhadapmu. Dikiranya kau akan membawa gadis satu-satunya pergi jauh. Tidakkah kau mengerti bahwa semua permasalahan ini berkecamuk di dada? Belum lagi permasalahan sekolah yang waktunya tinggal 10 hari lagi menjelang penggusuran. Semua masalah ini berputar di kepalaku.

Sayang, aku ingin menjadi istrimu. Sungguh ingin. Wanita mana yang sanggup menolak pria sepertimu. Tapi mengertilah, sayang.. Ketika kau mendapatkan hatiku, jangan pernah lupa berusaha mendapatkan hati Ibuku. Pernikahan ini bukan perkara mudah. Bukan hanya memajang foto di buku nikah kemudian hidup bersama. Bukan! Ingat, di agamaku kita menikah sekali seumur hidup. Dan akupun tak berharap kau meninggalkan aku nantinya. Jadi tolonglah.. Berusaha lebih keras untukku. Untuk kita. Raihlah cinta dari Ibuku juga. Agar kita mencinta dengan indah dan kita bisa mencinta Tuhan kita masing-masing.


Mengertilah, sayang.. Kuharap kau mengerti bukannya aku tak mencintaimu, tapi cinta terhadap Ibuku tak kalah besarnya.



Echy.
 




Diambil dari rechyandani.tumblr.com   

Surat #DuaHati @yukidalamkurung dan @tfnyaprdht

Dalam Doaku

Wanitaku,
 ngomong-ngomong soal CD KFC, yang jelas jumlahnya masih banyak perasaan aku ke kamu, bukan berarti rasa sayangku sama kaya CD yang ga jelas di telinga cuman buat sekedar kita ketawa-ketawa ya. yaa, agak sama dikit sih lebih banyak ketawanya kita dari pada cemberutnya, alhamdulillah. Aneh tapi, kamu berhasil membuat orang yang bosanan seperti aku menjadi orang yang setia menunggu tanpa jelas tenggat waktu, tiap bulan kita menjalani hubungan, ga pernah ada rasa bosan. Mungkin bosan takut mampir gara-gara kamu kayanya yang selalu riang. Terima kasih sayang, adanya dirimu membuatku mengerti apa artinya setia dan bersyukur. 

  Sayang, tak sabar rasanya untuk segera bertemu, memelukmu dari kejauhan sungguh menyakitkan. Aku tidak dapat merasakan kenikmatannya lagi. Rasa dada yang berdebar-debar karena gugup layaknya pertama bertemu. Rasa rindu akan canda dan suara sinchanmu. Syarat yang kau selalu ajukan jikaku meminta sesuatu “paswot ulukkk”. Ya, kamu selalu sukses membuatku tersenyum meskipun aku sedang cemberut. Selamat ya sayang, kamu berhasil membuatku luluh lantak dalam daratan perasaan luar biasa di hatiku. Selayak teori BigBang yang selalu bersemayan dihatiku seraya ingin bertemu denganmu. Ah, Tuhan. Aku cinta karya senimu yang satu ini. Jagalah selalu dia dalam dekapan dan karuniamu. Bimbinglah kami hingga tanah lahat yang menghujam raga kami. Aamiin.

Selat Makassar, 01 Februari 2013
Priamu



Oleh @yukidalamkurung untuk @tfnyaprdht
Diambil dari yukidalamkurung.tumblr.com 



---


Surat balasan @tfnyaprdht untuk @yukidalamkurung

Merry-Age

image
Bimbinglah kami hingga tanah lahat yang menghujam raga kami. Aamiin.

Betapa baris terakhir suratmu tadi membuat lututku gemetar. Kata “amin” kuteriakkan syahdu dalam hati. Aku yakin Tuhan dan semesta pun mengamini amin kita. The power of hope.
Apa lagi yang kuinginkan
Selain dapat memandangimu masih berbantal mimpi setiap pagi.
Menyeduhkan kopi racikan kita, Formula 2™.
Mengecup punggung tanganmu sebelum kau berangkat kerja,
dan aku dengan syahdu menikmati satu kecupmu di keningku.
Sementara kala siang aku berurusan dengan klien-klien yang memiliki masalah dengan pikiran.
Kala malam aku meracik menu-menu masakan kesukaan untuk makan waktu kau pulang.
Melihat mata-mata malaikat kecil yang jenaka serupa milikmu mulai mengantuk redup.
Kita bergantian membacakan dongeng pengantar lelap,
menenangkan mereka karena tak ada yang perlu ditakutkan dari gelap.
Dan selarut malam kemudian kita meracau berbincang.
Kita bersisian berdekapan hingga kantuk datang menerjang.

Rutinitas yang indah ya?
Bahkan ada yang lebih indah, Sayang.
Yaitu saat kita berselisih paham,
dengan atmosfer yang menegang dan kita bersikukuh dalam diam.
Atau saat gundah meraja karena ada hal yang lain dari biasa.
Menganggap diri lebih benar daripada pihak satunya.
Aku tidak takut untuk memikirkan hal-hal tersebut, tidak perlu.
Aku akan tetap mencintaimu, sekalipun saat aku sedang membencimu.
Tetap mendampingimu meski saat aku ingin berlari mendahuluimu.
Biarlah ucapanku teruji masa.
Hingga rambut kita abu-abu dan gigi yang telah tanggal satu dua,
dan berhasil mengantarkan buah hati hingga sarjana dan berkeluarga.
Kamulah dengan siapa aku ingin mendengar lagu-lagu Jazz
dari gramafon tua hasil tabungan dan kerja keras.
Seraya merayakan masa-masa kita menjadi tua.
image

Sayang, aku pun tahu hal ini baru rencana. Dan sebaik-baiknya rencana, Tuhan tetap Sang empunya kuasa.

Tapi, Tuhan, jika Kau izinkan hambaMu yang tak berdaya ini meminta, pria ini adalah imam yang hamba damba.

Yogyakarta, 2 Februari 2013
Wanitamu



Diambil dari breakfastattifanys.tumblr.com

Surat #DuaHati @acturindra dan @meyDM

Siapkah Kau Jatuh Cinta di Bulan Cinta?

Dear Mey,

Membaca suratmu sebelumnya, memang sebegitu takutnya kau dengan laba-laba, Mey? Duh, padahal Spider-Man itu Superhero favoritku lho. Aku bahkan bercita-cita ingin jadi Spider-Man Hahaha…

Aku pun sama denganmu, Mey. Merasa kurang nyaman berada di keramaian. Entahlah, seperti merasa justru terasing di keramaian. Sebenarnya ini sesuatu yang tidak baik, aku selalu berusaha menghilangkannya ketakutan-ketakutan seperti demikian. Nah terus itu, bahumu sensitif banget, Mey. Lha nanti semisal aku ingin bersandar di bahu kamu, bagaimana coba??!

Oh ya, terima kasih ya untuk fotonya. Benar kan senyum kamu mirip senyum ibuku. kau ingin mengenal ibuku, sini ke Semarang, nanti aku ajak ke makam ibuku. aku kenalkan padanya. Mau? Hehehe. Kamu belum cerita, Mey, sejak kapan kamu tinggal sendirian? Bukankah keluargamu juga di Malang. Kok lebih memilih hidup sendiri, memangnya nggak takut?

Kemarin hariku sibuk sekali, Mey. Harus mempresentasikan beberapa konsep desain yang dibuat oleh teamku. Bayangkan saja dari jam sembilan pagi sampai jam dua siang. Sampai-sampai nggak sempat twitter-an hahaha, jangankan twitter-an makan saja nggak sempat. Bagaimana dengan kamu?

Hari ini memasuki bulan Februari ya, bulan yang katanya penuh cinta. Sudah siapkah, Mey, menjatuhkan cinta. Aku selalu siap menangkapnya. x’)

Indra



Oleh @acturindra untuk @meyDM




---


 Surat balasan @meyDM untuk @acturindra

Alarm Makan 

Dear Indra,

Aku suka Spiderman, sebesar aku suka padamu. Haha. Aku hanya bergidik melihat simbol laba-laba di kostumnya.

Soal bahu, kalau sengaja bersandar ya tidak apa-apa. Hanya saja, kalau di keramaian, seringkali aku harus menggeser bahu untuk memberi jalan pada orang-orang yang bergerak berlawanan arah atau memberi ruang untuk orang-orang asing yang berdesakan di sampingku. Aku tak terlalu suka, entah mengapa. Merepotkan ya?

Kamu penasaran soal tempat tinggalku? Aku tinggal dengan Ibu, semestinya begitu. Realitanya, aku sering sendiri. Panjang ceritanya, juga tidak baik diceritakan dalam surat. Kalau kamu sungguh ingin tahu, lebih baik kita ngobrol di tempat lain saja. Bukannya kamu juga tinggal sendiri? Merantau sendiri?

Jadi bagaimana hasil presentasimu kemarin? Cari kekasih sana, supaya ada alarm makan, dan lain-lain :p

Jangan lupa janjimu, ya!

(Mey)

N.B. Ini bulan penuh cinta, ya. Semoga cinta kita jatuh di tempat yang tepat (: 




Diambil dari meydianmey.wordpress.com
 

Surat #DuaHati @buffhans dan @bukanadelia

SURAT RINDU #19 : Kamu Koruptor! 

Heh! Kamu selalu membuatku menggeleng-gelengkan kepala perkara surat-suratmu! Tingkahmu selalu membuatku habis pikir, bingung, dan heran. Sudah berapa banyak suratmu yang terkirim untukku? Maka seperti perkataanmu, kamu berhutang pelukan sebanyak surat yang telah terkirim! Ditambah lagi bunga atas hutangmu, belum lagi kerinduanku yang semakin menumpuk, sepertinya kamu berhutang sangat banyak pelukan untukku!

Aku tidak sedang berbaik hati kali ini. Dan aku tidak sedang juga memaafkan semua kesalahanmu atas rindu yang entah sudah berapa banyak tertumpuk.

Kamu Koruptor!

Aku sadar, bukan hanya KPK saja yang sedang sibuk mengurusi koruptor. Tapi aku juga. Dan pelaku koruptor itu cuma kamu.

Maaf, tapi kenyataanya memang demikian.
Coba kita hitung apa saja yang sudah kamu korupsi dariku.

Pertama, kamu menyuapku dengan kerinduan. Kamu tahu sudah berapa banyak rekening rinduku? Ia sudah menumpuk penuh. Dan setiap rekening yang ada, sudah bisa disebut rekening gendut.

Kedua, kamu membuatku selalu mengucap harapan. Yang perlu kamu tahu, harapanku hampir semua terselip namamu. Kamu memonopoli harapan. Dan itu tidak seharusnya dilakukan.

Ketiga, kamu memeras semua doaku. Pada setiap tangan ini menengadah berdoa pada-Nya, selalu saja ada kamu. Selalu saja terucap satu bait doa untukmu. Selalu.

Keempat, kamu menggunakan kecantikanmu untuk memikatku. Kamu menggunakan kecantikan yang begitu banyak dipuja semesta untuk memperbudak diriku sehingga buta oleh kecantikan yang lain.

Dan yang terakhir, sudah beberapa kali kamu menolak panggilan temu dariku.

Kini sudah ada lima bukti kuat untuk menahanmu. Kamu tak bisa lari lagi. Kamu seharusnya malu menjadi koruptor. Ini surat peringatan agar kamu tak lari. Ini juga sekaligus surat perintah penahanan.

Kamu jangan lari. Aku akan pergi menjemputmu dan langsung menjebloskanmu dalam penjara hatiku.

Tertanda, ketua Komisi Pemberantas Kerinduan

Perseus
 
 
 
 
Oleh @buffhans untuk @bukanadelia
Diambil dari www.buffhans.com 
 
 
 
---
 
 
 
Surat balasan @bukanadelia untuk @buffhans
 
 

SURAT RINDU #20: Mungkin Maksudmu Kamu?


Halo, selamat sore.
Aku baru saja membaca suratmu..

Kamu benar, aku pasti sudah berhutang banyak sekali pelukan. Ah.. Tapi siapalah aku yang berani protes untuk urusan bunga yang kamu tetapkan? Bukannya aku hanya bisa melunasinya? Jika tidak, aku akan masuk penjara.

Ngomong-ngomong soal penjara, hmm.. Mungkin sebaiknya kamu koreksi dulu. Mungkin maksudmu kamu? Kamu juga patut dimasukkan dalam penjara.

Kamu pencuri. Semua orang pasti tahu kamu pencuri hatiku. Sampai sekarang kamu tak pernah mengembalikannya. Kamu simpan dimana?

Selain hatiku, waktuku pun habis kamu curi. Semuanya dihabiskan untuk memikirkanmu. Hmm.. Apa hukuman yang pantas untukmu selain penjara?

Kamu adalah tersangka utama dalam lamun cerita bahagiaku. Dalam bayang-bayang yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Dalam masa depan yang mungkin saja hanya tersimpan dalam angan.

Kamu terdakwa dari segala rindu yang menyerangku, yang memperkuat harapan untuk bertemu, yang tak segan untuk membiarkan aku menangis pilu. Tak peduli seberapa kuat aku bertahan, kamu selalu mampu menelusupkan rindu di antara sela-sela resahku.

Sudah banyak tuduhan yang tertuju padamu. Tidakkah kamu sadar bahwa kamu memang patut dijebloskan dalam penjara hatiku?

Bukankah ini akan menjadi kisah kriminal yang paling menarik? Aku masuk ke penjara hatimu dan kamu masuk ke penjara hatiku. See?

Milikmu selamanya, Andromeda.

 

Diambil dari aratiararismala.com

Forever and always

Hai sayangku,

Mungkin di saat kau membaca surat ini, aku sedang tidak berada di sampingmu. Tidak perlu menelpon atau mengabariku bahwa kau sudah menerima surat ini untuk bertanya langsung padaku apa isinya. Cukup luangkan waktumu sebentar untuk membacanya.
Mungkin pikirmu, ini terlalu oldies atau jangan-jangan kau menyangka aku pengecut karena memilih cara seperti ini untuk berbicara denganmu. Dan oh ya, tentu saja ini bukan karena aku menghindar, menjauhi atau memutuskan hubungan kita lewat sebuah surat. Ah, kau tahu pasti aku bukan orang seperti itu. Seingatku... kau pernah bilang, bahwa kau benci pecundang.

Sayangku, tujuanku menulis ini karena aku ingin surat ini menjadi salah satu bagian dari sejarah kita. Bahwa, aku, kekasih yang paling kaudambakan pernah mengirimimu surat. Biarpun ini terlihat aneh, tapi kupikir ini lumayan romantis. Jadi setidaknya, di saat kita sudah tua dan mata kita sudah tak mampu bekerja, aku bisa menyuruh cucu kita untuk membacakan surat ini, dan memamerkan pada mereka betapa romantisnya diriku. Kau jangan tertawa, aku tahu ini lebay, tapi please, aku bersungguh-sungguh ingin mengabadikan kenangan kita ke dalam sebuah tulisan. Karena menurutku, kita tidak bisa mengandalkan otak untuk menyimpan seluruh kenangan kita. Otak kan seperti flash disk, punya kapasitas. Maka dari itu, aku ingin sedikit membaginya ke surat ini, agar kelak, ketika kita sudah pikun, kita bisa membaca dan mengingatnya kembali, lalu tertawa bersama sambil menggenggam tanganmu yang hangat. Ngomong-ngomong, apakah di saat sudah tua nanti tanganmu masih akan tetap hangat seperti sekarang? Tidak tahu? Hmm... baiklah, kita buktikan saja nanti.

Sayangku, aku rindu denganmu. Haha. Padahal kita baru saja bertemu, ya? Aku tahu pasti kau berpikir bahwa kekasihmu ini sangat norak. Entahlah, sepertinya presentase rindunya bertambah saat kita berjauhan. Jadi, untuk menetralkan rasa ini, ada baiknya kita selalu berdekatan setiap saat. Kenapa? Kau mau protes? Atau kau sedang berpikir kekasihmu ini sudah gila?
Iya, kau benar. Aku sudah gila.
Entah mengapa, sebelum berpetualang ke negeri mimpi, yang selalu terbayang adalah dirimu, berikutnya yang kulakukan, adalah meraih ponsel, memandang fotomu yang menjadi wallpaper, membayangkan dirimu, hingga terlelap padahal harusnya aku berdoa dan bersyukur atas segala rahmat yang Tuhan berikan untukku.
Setiap pagi pun, saat aku terbangun, alih-alih ke kamar mandi, aku malah melakukan morning call atau sekedar mengirimkan SMS greeting setiap pagi.
Tapi aku tidak pernah bosan dengan aktifitas seperti tadi. Bagiku kau candu dan aku menikmatinya. Kalau kau tak percaya, kau bisa memasang CCTV di kamarku.

Humm... Tahukah kau, saat kita bersama tadi, saat melewatkan malam minggu bersama. Sepanjang kencan, aku berpikir lamat-lamat, bersitegang dengan semua suara yang ada di pikiranku lalu pada akhirnya... kau malah marah dan berkata bahwa mengapa aku berubah menjadi pendiam malam ini.
Aku diam karena ada alasannya, Sayang. Penasaran? Baiklah, akan kujelaskan sekarang, di sini.

Kau tahu pasti bahwa aku sangat mencintaimu, kau satu-satunya orang yang mampu menggerakkan hatiku, membuka pintu hatiku yang sudah tertutup lama karena takut terluka lagi, kau mengajarkanku tentang kasih, membuatku menjadi seseorang yang paling kaubutuhkan, dan kauandalkan.
Tahukah kau, bahwa aku merasa sangat istimewa ketika berada di dekatmu?
Tahukah kau, bahwa aku selalu ingin menyentuhmu, memelukmu, dan mengecupmu setiap hari?
Tahukah kau, bahwa aku selalu ingin berada di dekatmu sepanjang waktu walau sebenarnya itu tidak mungkin, karena kau perlu ke toilet untuk mandi.
Tahukah kau, bahwa mendengar suaramu sekedar lima menit, atau melihatmu tersenyum sebentar saja hatiku sudah sangat lega dan bahagia.
Aku benar ingin memilikimu seutuhnya, menginginkanmu...
Forever and always.
Bersama kita melakukan hal-hal yang menakjubkan, menjadi pasangan yang konyol, terkadang mesra, hingga membuat iri semua orang yang ada di sekeliling kita. Menertawakan hal-hal yang sebenarnya tidak begitu lucu, berdebat masalah sepele, bertengkar karena salah satu dari kita berpegang teguh pada prinsip masing-masing, lalu berbaikan satu jam setelahnya.
Did you ever notice that we are the best amazing couple in the world?
Aku benar-benar tidak ingin kehilangan momen-momen seperti ini.
Jadi... maukah kau terus berada di sampingku sampai akhir hayatku? Tumbuh tua bersama, menikmati sisa hidup kita bersama?
Jangan menggelengkan kepalamu, karena jika demikian, aku akan ke rumahmu sekarang lalu menarikmu ke dalam dekapan dan tak akan pernah kulepaskan.
Aku sangat sangat sangat ingin merengkuhmu sekarang, membelai kepalamu saat kau beranjak tidur, meniup telingamu untuk membangunkanmu, mengecup keningmu saat akan berangkat kerja, dan mendengarmu berkata, "hati-hati ya... jangan ngebut", atau menikmati kopi buatanmu saat memandang langit sedang menangis.
Aku ingin membuat jutaan kenangan bersamamu....
Menangis dan tertawa bersamamu jutaan kali....
Aku ...
Ah, aku tidak tahu harus menulis apalagi.
Aku hanya butuh jawaban darimu.
Secepatnya, setelah kau membaca surat ini.
Kirimi aku pesan.
Jawab saja "iya" atau "tidak"


Teruntuk Natalia,

Dari Pria Yang Sangat Memujamu

Love you



PS : Surat seperti inilah yang aku tunggu suatu saat nanti, saat Mr. Right hadir dalam kehidupanku. Aku menunggumu. Selalu. Forever and always.
 


Oleh @lia_neyh
diambil dari http://donasaku.blogspot.com

Aku Siap

Selamat pagi, sayang..
Aku minta maaf karena aku belum siap, dan tidak akan pernah siap untuk berkata selamat tinggal.
Tapi aku sudah cukup siap untuk mendengarnya dari mulutmu. Dari mulut yang pernah berjanji akan menikahiku Desember nanti.
Aku siap. Meskipun aku masih menunggumu pulang sendiri sampai detik ini.
Selamat malam, sayang..

Ps. Cinta ini butuh kamu untuk dibalas.
Pps. Sepertinya ada yang sedang menungguku untuk pulang juga, sayang.. Namanya Tuhan.



Oleh @meyrzashrie
Diambil http://meyrzashrie.blogspot.com/2013/02/aku-siap.html

Surat Untukku

Hai manusia bodoh, masih bodohkah kamu hari ini? Atau kamu sudah punya pilihan lebih baik? Apapun itu kodoakan selalu yang terbaik untukmu, kamu pasti tahu yang terbaik untuk dirimu sendiri. Tapi bisakah aku mengingatkanmu sekali lagi? Sudahkah kamu sadari apa yang kamu lakukan bukan hanya akan menyakitimu, tapi juga menyakitiku.


Sangat beralasan kamu menunggunya, aku merasakannya. Kamu masih sangat mencintainya, meski hanya bertukar pesan dengannya pun kamu sudah bahagia. Akupun ikut tersenyum jika kamu bahagia, tapi sampai kapan aku akan kamu buat seperti Roller Coaster? Sesekali kamu terbangkan, disaat yang lain kamu jatuhkan aku. Bisakah kamu berhenti menyiksaku?


Aku tahu kamu sudah berjanji padaku, ini yang terakhir kali kamu menyakitiku. Dan aku sudah terlanjur untuk mengiyakan permintaanmu, tapi sampai kapan aku harus menahan siksa? Luka yang kamu goreskan padaku sudah banyak. Berulang kali aku memendamnya dengan membiarkanmu menunggunya meski tanpa kepastian.


Emm, aku akan mengingatkannya lagi untukmu. Bukankah dia pernah berkata “Aku ingin memilikimu tanpa menghalagi wanita lain untuk memilikimu”? Begitu bukan? Aku ingat betul dia pernah mengatakannya padamu. Jadi pergilah, carilah wanita lain untukmu, carilah wanita yang menjadi jodohmu, carilah wanita yang akan mendampingimu disisa umurmu.


Aku sudah mengingatkanmu, semua keputusan kuserahkan padamu. Apakah kamu akan terus menunggunya atau kamu akan pergi dan membiarkan aku sedikit mengobati luka yang sudah banyak kamu tinggalkan untukku.


Aku akan menunggumu.


Oleh @mazni_
diambil dari http://dmazni.wordpress.com

Untuk Calon Pacarku Kelak

 Kepada kamu yang akan menjadi pacarku kelak,

Hai! Selamat!
Selamat akhirnya tuhan berhasil mempertemukan kita, sekalipun dengan cara seperti ini. Hahahahaha.
Mengapa aku tertawa? Karena ini lucu. Tuhan bisa mempertemukan kita dengan cara yang tidak sengaja. Dengan cara apapun itu sesuai kehendaknya.
Eh aku lupa, kamu kan masih tidak diketahui rupa nya seperti apa, ada dimana kah kamu sekarang, dari mana kah kamu berasal, siapakah kamu, apakah kamu pria berkemeja rapi dengan kacamata?
Kamu yang akan menjadi calon pacarku kelak bisa datang dari mana pun, bisa memiliki rupa yang tak aku kira, bisa saja kau pria tampan seperti di film-film.. Hahahaha berkhayal, maafkan aku karena aku memang seorang pengkhayal dan pemimpi ulung. Hidupku selalu diselimuti dengan mimpi yang aku susun dan lama-lama semuanya akan menjadi nyata satu-persatu, kamu jangan membenciku karena aku suka melakukan ini ya?
Tapi aku memang suka berandai-andai, itu memang menyenangkan dan tidak dipungut biaya. Aku selalu berandai-andai mengenai kamu, sosok seperti apakah yang akan menjadi calon pacarku kelak, aku selalu mengharapkan bahwa kamu adalah seseorang yang tampan, bertutur kata baik, sopan dan santun, pintar, rapi, wangi, tapi diantara semuanya yang paling aku harapkan adalah kamu tahu dengan baik bagaimana membuat seorang perempuan bahagia dan kamu tahu dengan baik bagaimana cara memperlakukan seorang perempuan agar dia merasa dihargai. Aku selalu mau jika seorang lelaki tahu hal-hal apa saja kah yang harus dia lakukan untuk memperlakukan seorang wanita agar dia merasa nyaman dan senang. Bagiku itu cukup.

Tahukah kamu duhai seseorang yang akan menjadi pacarku kelak, tuhan bisa mempertemukan kita dalam kondisi apapun, dimanapun dan kapanpun itu. Jadi aku akan dengan senang hati bersedia menunggumu hingga nanti tuhan sudah siap mengirimu untukku dan menuntun langkahmu menuju padaku. Akan ada masa, suatu hari nanti ketika kamu datang padaku membawa sebuah bingkisan berupa bahagia dan senyum termanismu.

Kamu yang masih samar di pandanganku, Tuhan bisa mempertemukan kita dengan cara apapun, di tempat apapun dan kondisi apapun, kita bisa saja bertemu di angkutan umum ketika kita sama-sama habis kehujanan dan sibuk mengeringkan diri masing-masing kemudian saling melempar pandang satu sama lain, kita bisa saja bertemu di sebuah toko perabotan rumah tangga ketika aku disuruh Ibuku dan kamu yang tidak sengaja menyenggolku sehingga aku tak sengaja menjatuhkan sebuah gelas dan memecahkannya lalu aku harus menggantinya, kita bisa saja bertemu karena kita berdua sedang terburu-buru di kampus dan tak sengaja salah satu di antara kita menyenggol dan terjatuh ke lantai, kita bisa saja bertemu di sebuah parkiran yang penuh dan berdesakan dan satu-satunya identitas yang kau tinggalkan hanyalah plat nomor dari motormu, kita bisa saja bertemu ketika kita sedang makan soto ayam di depan kampus di jam makan siang, kita bisa saja bertemu di sebuah toko buku saat tak sengaja sedang memilih buku yang sama dan saling tersenyum malu karena tahu buku yang tersisa hanya tinggal satu, kita bisa saja bertemu di sebuah toko cd ternama di kota ini saat tak sengaja keduanya diantara kita sedang asik mencari apa yang diinginkan dan ternyata memiliki kesukaan yang sama, atau kita bisa saja bertemu di suatu konser musik yang suasananya sangat pecah ketika semua orang menikmati bintang yang sedang perform di atas panggung dan animo penonton yang berdesakkan menuntun kita untuk dipertemukan dalam suasana ini. Ah dalam suasana apapun dan kemungkinan apapun, kita bisa dipertemukan. Tapi yang aku harapkan adalah suasana yang terakhir, aku berharap dipertemukan denganmu di sebuah konser musik yang aku datangi. Mendatangi konser musik adalah hobiku, bertemu dengan seseorang yang ada disana tentu lah bertemu dengan orang yang memiliki kesamaan denganku. Bertemu dengan seseorang dibalik alunan musik indah yang sedang dimainkan dan dibawah cahaya lampu yang menemani kita, kamu calon pacarku kelak, semoga sedang ada di konser musik.

Dari semua pria yang ada, aku harap kamu lah yang memenuhi kriteria untuk menjadi pacarku kelak. Tapi jika tidak pun aku tahu itulah kamu orangnya yang sudah tuhan pilihkan untukku, untuk menyayangiku dengan tulus, suatu hari nanti.
Semoga dalam kondisi apapun, dalam tempat seperti apapun dan waktu yang tidak tahu itu kapan, aku hanya berharap bahwa kamu lah seseorang yang telah tuhan siapkan dengan sangat baik untukku sebagai jawaban dari penantian panjangku, tuhan telah menuliskan takdirmu untuk berlabuh padaku dan begitu pun sebaliknya. Yang jelas apapun yang sedang tuhan persiapkan untuk kita, aku minta padamu untuk tidak lelah mencari dan berdoa juga berharap agar tuhan segera menunjukan jalanmu menuju padaku. Ketika aku yang tidak akan lelah menunggumu ini sedang berdoa agar kau tak tersesat, pastikan pada dirimu dan hatimu agar yakin bahwa akulah tujuan terakhirmu.

Ini suratku untukmu si calon pacar yang sedang mengantri untuk menjadi pacarku yang sebenarnya, jika kelak kamu membaca ini dan kau tertawa karena salah satu diantara ini menjadi nyata, tak apa. Aku malah bahagia. Mungkin hanya ini yang mampu aku tulis untukmu, ingat pesanku untukmu. Jangan lelah mencariku karena aku takkan lelah menunggumu.

Ditulis ketika hari sudah bukan lagi menunjukkan malam, 10 menit menuju dini hari ketika aku mengharapkanmu. Selamat tidur.



Oleh @maharanifilen
Diambil dari http://penenunkata.blogspot.com/2013/02/untuk-calon-pacarku-kelak_2.html

Maaf, Aku Terjebak Cinta Sesaatku

Menyesal. Ya, mungkin itulah kata yang bisa aku ucapkan kepadamu. Aku menyesal telah meninggalkanmu. Aku menyesal telah membohongimu. Aku menyesal telah mengkhianatimu. Dan sekarang, telah kau temukan wanita lain yang mungkin lebih baik di bandingkan aku. Kamu seakan sudah tak mengenaliku lagi, kamu telah menutup hati seutuhnya pada diriku. Bahkan sapaan hangat yang ku lontarkan padamu hanya di balas dengan senyuman sinismu itu.

Aku tau kamu membenciku. Amarah itu masih saja ada. Aku mohon maafkan aku. Aku hanya terjebak dalam cinta sesaatku yang sesat itu. Yang telah menghancurkan semua hubungan indah yang dulu telah kita jalin bahagia. Aku begitu bodoh meninggalkanmu secara sepihak. Tanpa aku tahu kamu adalah sosok pria yang tepat untukku. Dan sekarang aku sadar, kamu adalah seorang pria yang setia, yang selalu menjaga komitmen juga bertanggung jawab.

Rasa sesal yang sering muncul ini kadang dapat ku tepis, tapi kadang pula aku tak bisa mengingkarinya bahwa aku sangat menyesal. Memang benar, kita baru akan merasa sangat kehilangan ketika seseorang yang perduli kepada kita mendadak meninggalkan kita. Rasanya sepi dan sakit.

Sekarang kau telah bahagia dengannya. Dengan kekasihmu yang satu jurusan itu. Tampaknya kalian berdua sangat menyayangi dan juga sangat serasi. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kalian, semoga kalian bisa langgeng dalam menghadapi kisah cinta kalian. Di sini aku meminta maaf, mungkin ini bisa menjadi sebuah pelajaran bagiku untuk tidak menyia-nyiakan seseorang yang sangat sayang kepada kita, dan jangan sampai terjebak cinta sesaat karena cinta sesaat hanya bahagia pada saatnya saja.

Terimakasih :)



Oleh @OdeliaNitnott
Diambil dari http://aksarakata.tumblr.com/post/42068030407/maaf-aku-terjebak-cinta-sesaatku

Cinta di Masa Lalu

Untukmu, cinta di masa lalu,

Empat tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 Maret 2009. Saat itu adalah sehari setelah ulang tahunku. Takkan pernah aku lupa kejadian waktu itu. Kau memilih meninggalkanku diam-diam tanpa kabar. Pun, tanpa ucap salam perpisahan. Dan saat itu adalah perayaan setahun kita jadian, seharusnya. Tapi, kenyataan bukanlah tebak-tebakan yang bisa dijawab sekehendak hati. Sebab kenyataan bukanlah sebuah permainan.

Untukmu, cinta di masa lalu,

Sampai sekarang aku masih mengingatmu pada saat-saat tertentu. Sakit? Pasti. Tak ada kehilangan yang tak meninggalkan rasa sakit, meskipun sedikit. Aku pun seperti itu saat ini. Ada yang berdesir dalam dada setiap aku melewati tempatmu meninggalkanku dulu. Bahkan sampai saat ini aku masih merasakan hal itu. Mungkin mengingatmu tak semenyakitkan saat aku harus melewati tempat itu, sebuah lesehan di kawasan Bertais Cakranegara Lombok. Aneh memang. Tempat itu justru lebih dalam meninggalkan trauma yang menganga, dibanding kehilanganmu. Aku memang terlahir menjadi seekor domba yang ikhlas atas sebuah kehilangan. Tapi, bukan berarti mudah menghapus trauma yang menganga.

Untukmu, cinta di masa lalu,

Setahun bersamamu cinta semakin tumbuh. Meskipun mencintaimu menghadirkan banyak peluh, tapi aku tak pernah menyerah dan rapuh. Aku tetap berusaha memperjuangkan cintamu agar tidak berpaling dariku. Dengan caraku tentunya. Iya. Caraku yang sederhana. Sebab dengan kesederhaan aku bisa memahami kemegahan karunia. Begitu caraku meraih bahagia bersamamu. Kebahagiaan yang akhirnya tercerabut begitu saja oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Aku tahu itu bukan maumu. Sebab kamu hanyalah sosok lemah yang tak bisa melawan perputaran waktu.

Untukmu, cinta di masa lalu,

Berbagai usaha telah kulakukan untuk kembali menemuimu. Hanya sekadar menunjukkan rasa cinta yang kumiliki. Tapi, takdir lebih memilih kamu untuk meninggalkanku selamanya. Ah! Seandainya kamu ada waktu, kabari aku. Setidaknya dengan begitu aku tahu keberadaanmu. Bukan untuk membuatmu kembali, hanya untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja bersama orang baru yang memilikimu. Samudera ikhlasku cukup luas untuk kehilanganmu. Dan, aku cukup mampu untuk mencari penggantimu. Doakan kutemukan pengganti yang lebih baik darimu.

Untukmu cinta di masa laluku,

Berbahagialah kamu dengan segala keterbatasanmu. Sementara aku, biar aku mencari bahagia dari asa yang tersisa dalam usaha yang aku yakin takkan pernah sia-sia. Sebab begitu aku akan bisa menemukan penggantimu, motor Yamaha Mio-ku.

Dariku, cinta masa lalumu,

@momo_DM



Oleh @momo_DM
Diambil dari http://bianglalakata.wordpress.com/2013/01/31/30harimenulissuratcinta-20-cinta-di-masa-lalu/

Selamat Pagi, Fajar

Selamat pagi, Fajar

Bahkan berjam-jam jauh sebelum aku menyapamu di surat ini, kau sudah terlebih dulu menyapa semua umat dengan sangat cermat melalui sinar yang diam-diam menyelinap. Apakah hari ini balasan selamat pagi yang kau terima juga sesedikit biasa? Oh, jangan memutar bola matamu dengan malas begitu saat kami baru membalas ucapanmu di siang hari saat kau sudah menjelma menjadi Terik atau menjelang tenggelam menjadi Senja.

Fajar, berbeda dengan dua wujudmu yang lainnya, kau seringkali terlupakan. Oleh kami Senja dikagumi, dinanti-nanti. Padahal tak kalah indahmu dengan semburat kemerahan yang ditorehkan Senja. Bahkan Terik, wujudmu yang kadang membuat pening kepala, mendapatkan perhatian kami walaupun dalam bentuk keluhan atau caci maki. Namun engkau, Fajar, terlewati begitu saja.

Fajar, maafkan kami-kami ini yang mengabaikan alarm Tuhan yang telah didedikasikan padamu. Untuk meraupkan setangkup air ke wajah sebelum terang benar-benar datang. Untuk menengadahkan tangan memanjat syukur bahwa sehari lagi usia kami telah diperpanjang. Untuk mengingatkan kami agar tidak terlambat bergelut melawan dunia yang menantang.

Fajar, semoga dengan surat ini, esok atau lusa lebih banyak yang mengucapkan selamat pagi tepat waktu untukmu.



Oleh @tfnyaprdht
Diambil dari http://breakfastattifanys.tumblr.com/post/42090887931/hari-20-selamat-pagi-fajar

G.W.S Pite :)

Tetap sabar dan tetap yakin tuhan menaruh kamu di tempat yang sekarang bukan suatu kebetulan,tapi karena tuhan punya maksud dan tujuan tertentu 
Kata kata ini sering terucap dari bibir seorang sahabat terbaik ku di bandung.
Kata kata singkat,lugas,entah kutipan yang di dapat dia dari mana.

“Kita nyampe bandung mpuuuud”.ucapan yang mendadak keluar dari bibirnya,waktu pertama kalinya aku benar benar berada di bandung.Di bus dia menepuk nepuk pipi ku,waktu bus masuk ke terminal leuwi panjang.

Pertama kalinya aku menginjakkan kaki ke bandung,ke rumahnya.
Rumah yang dingin menurutku,kamar yang aku pikir pake AC,dan semua yang dia lakuin buat aku di bandung,berasa jadi majikan dan dia pembantu sementara aku 
Aku dan dia bersahabat selama 3 tahun,persahabatan yang jauh,jarang bertemu bahkan sekarang ini sudah 1 tahun kita belum ketemu.
sahabat yang kadang menyebalkan saat sedang ada masalah karena tangisan dia di sana sering membuat aku was was.

Dia sahabat yang gila menurut ku.
kami kadang melakukan hal gila dan hal konyol.
Demi untuk memata matain seseorang yang kami curigain mengganggu ketenangan kami :P
Sedikit lebay yah kami ini.

Karena sedikit saja ada masalah pasti tangisan keluar.
Sedikit saja ada yang bikin masalah,pasti bahasa kami bakal berubah menjadi bahasa pelaku antagonis.
Rindu yuvita dwi putri astiningrum yang sekarang sedang sakit.
Entah sakit apa kamu te,Cepet sembuh saja yah te 
Aku tahu kamu Cuma butuh tati tayang kan 
hugs

Tanggal 17 febuari aku ke bandung sayooong.
Demi kamu dan demi ketemu kak Elikah vuje.
Demi pengen meluk kamu,dan denger lansung suara kak ika 
Tunggu aku yaaah bandung.
Pite.
Kak ika.
Pos cinta.


Oleh @Put3Rena_GRasti untuk @MissLemu
Diambil dari http://pujatya.blogspot.com/2013/01/gws-pite.html

Masih

Selamat pagi, B.
Bagaimana kamu setelah tanpaku beberapa hari ini? Bagaimana hatimu? Bahagiakah? Masih punya rindu untukku? Masih memeluk harap untuk kita? Masih mau meneruskan mimpi? Masih mau menjadi seseorang yang memiliki peranan penting untuk pencapaian mimpiku? Masih ingin memperjuangkan kita? Ah, kamu.

Aku jahat? Hatiku membeku? Iya. Karena apa? Karena siapa? Karena sikapmu. Karena kamu.

Kamu tahu rasanya luka yang belum sepenuhnya kering, ketika tidak sengaja terkena perasan air nipis? Tahu kan? Pasti kamu tahu. Iya, perih. Seperti itulah rasanya aku ketika harus menerima semua tuduhan dan amarahmu, B. Aku yang sedang berjuang mengeringkan luka masa laluku, sambil terus mencoba menjadikan kamu alasan untuk pulih dari sakit hati, mengambil keputusan untuk menerima kamu dalam kehidupanku, tapi nyatanya.. kamu salah menilaiku. Kamu terlalu keliru. Lukaku semakin sakit. Dan itu karenamu. Iya, kamu. Pria yang secara perlahan dan diam-diam telah kupilih sebagai tempat untuk kupercayakan hati. Pria yang berhasil mencuri rasa sayangku. Iya, kamu. Kamu orangnya.

Maaf jika membiarkanmu begitu saja. Aku memilih untuk diam, B. Dan mengacuhkan getirmu. Aku sengaja. Aku butuh waktu untuk sendiri. Untuk benar-benar memikirkan, apa benar ini yang kita inginkan. Untuk benar-benar meyakinkan hatiku, bahwa memang kamu yang aku mau. Untuk benar-benar merenungkan semua kesalahanku padamu. Kesalahan yang membuatmu marah padaku, sehingga katamu kamu ingin mencaci, dan membenciku. Aku merenung untuk itu semua.. Dan memikirkan, apakah aku harus mempertahankan kita, atau malah mengikhlaskan.

Sekarang.. Ketika aku mendapatkan jawaban yang masih abu dari semua pertanyaan yang menyerang pikir dan nuraniku.., kamu datang lagi. Dan kamu memintaku lagi, untuk sebuah kita. Kamu menggoyahkan tembok keangkuhan dan keegoisanku, B. Setengah mati aku menipu hati, menepikan semua rasa dan rindu. Nyatanya..? Iya.. aku kalah.

Sayang, aku masih di sini. Untukmu. Dengan rasa yang masih sama. Malah mungkin sudah bertambah banyaknya karena aku sempat mendustai rindu. Kamu letih menghadapiku? Jangan ya.. Kamu mau berhenti berjuang untuk kita? Jangan. Karena aku belum berencana untuk berhenti. Kamu rindu aku? Aku juga. Aku sangat merindukanmu.

Kamu, terima kasih jika memang benar kamu sudah menanggalkan jubah keegoisanmu untukku. Dan kamu sudah melakukan sesuatu yang katamu, baru kali ini kamu lakukan untukku, diantara semua wanita yang pernah menyinggahi hidupmu. Terima kasih untuk itu, bahkan sebelum jarak menjadi sangat bersahabat untuk kita. Semoga aku bisa melakukan hal yang sama untukmu. Setelah konflik kecil yang menguji kekuatan perasaan ini, semoga aku bisa segera menunjukkan padamu bahwa aku bukan hanya mampu menjadi seseorang yang kamu sebut sebagai penyembuhmu, tapi juga seorang wanita yang pantas untuk kamu pertahankan.

Jarak jahat ya, sayang. Dia berhasil menyiksa perasaan kita.. Ah, tapi aku menikmati ini kok. Kamu bagaimana? Bagiku, sesuatu yang gampang didapat, akan gampang juga merangkak pergi dari kehidupan kita. Dan aku tidak mau itu terjadi untuk kita. Ikuti saja permainannya. Kita lihat siapa yang lebih kuat, jarak atau perasaan kita. Kamu percaya bahwa perasaan ini yang akan menuntun kita untuk saling menemukan, kan sayang? Jadi, biar waktu memanjakan rindu kita. Biar waktu meremajakan perasaan kita. Biar waktu mendewasakan keyakinan kita. Bukankah kamu bilang, masih memiliki waktu tiga tahun lagi untuk memikirkan kelanjutan hidupmu sebagai pria dewasa dan matang? Kalau begitu, biarkan aku mengisi tiga tahunmu dengan harapan yang tidak tergesa-gesa. Dengan perasaan yang nyaman tanpa penuntutan.

Sayang, apa Tuhan sedang menguji kita? Membiarkan aku dan kamu dikuasai perasaan yang masih belum pantas dinamai, selain diucap dalam doa. Kita bukan hanya menemukan jarak jutaan kilometer, sayang. Jarak kita yang lain juga ada dalam konsep pemahaman kita tentang DIA. Ah, kita masih terlalu dini untuk membahas masalah ini. Nikmati saja ya, jangan dijadikan beban. Karena rasa tidak mengenal beda kan? Rasa kita tidak butuh alasan apapun, selain kesediaan kita untuk memperjuangkannya. Dan kita sudah berjanji. Iya kan? Kalaupun nanti aku dan kamu menemukan alasan untuk akhirnya menyudahi kita.. maka kita harus ikhlas melepas.. harus kuat ya.. Janji?

Tadi, mungkin saat kamu sedang sholat subuh, aku mengambil waktu terbaik untuk saat teduh.. membicarakanmu padaNya. Dan aku teringat satu ayat manis. Mungkin ini hadiah dariNya. (Fillipi 1:3 – Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat kamu.) Iya, ayat itu yang akan menggiring kita masuk dalam doaku.. syukur padaNya, untuk kamu di hidupku.

Oh ya, tolong sampaikan maaf ku untuk nona [R], karena sudah berhasil kembali merebut kamu darinya. Karena memang sudah begitu seharusnya. Dia pasti marah sekali. Maaf. Dan J? Dia juga sudah kutepikan sejauh mungkin dari kehidupanku. Demi kamu. Karena sesungguhnya, harapan-harapan yang kini tumbuh di hatiku, bukan berbicara tentangnya.. tapi kamu.

Jadi, aku masih di sini.. Masih untukmu, Tubagus Baron Hariansyah Aldi. Dan kita? Kita ba(L)ikan kan? :’)

.heartyou.


Oleh @siitiikaa Untuk @bagusbaron
Diambil dari http://tikazefanya.blogspot.com/2013/02/masih.html

Guru-Guru di Masa Tumbuh

Pagi,

Aku ingin menulis surat untuk guru saja hari ini. Bukan aku bosan untuk menulis surat ke kamu. Tapi aku sadar, hidupku juga diisi orang lain yang mendukungku, dan berterima kasih adalah cara paling baik mengingat sesuatu.

Hari ini akan ada 4 guru dalam suratku. Ada guru sekolah, ada juga yang belum kutemui tapi sudah menjadi guru.

1. Pak Paidi

Beliau adalah guruku di Sekolah Dasar, suka sekali menungguku waktu siang hujan sebelum dijemput kakak . Rumahku cukup dekat dari sekolah, jadi aku jarang dijemput jika langit bersih cerah. Pak Paidi juga wali kelas ketika aku masih kelas 1.

Hal paling membekas dari Pak Paidi adalah beliau pencipta lagu Mars Attaufiq. Itu semacam lagu wajib setelah Indonesia Raya pada upacara bendera, bahkan lirik dan notasinya masih aku ingat sampai sekarang. Sayangnya, sekarang tidak ada lagi upacara bendera, artinya lagu itu sudah tidak pernah dinyanyikan, keponakan yang memberitahuku.

2. Pak Orbani

Panggilannya Pak OB, dia guru Bahasa Indonesia di SMP N 1 Jambi, sekolahku dulu. Kesukaannya adalah mengajak kami muridnya untuk rajin menulis, beliau selalu memberi tugas membuat ulasan atau membuat surat. Dan setelah itu, beliau sangat detil mengoreksi kata per kata dan tanda baca di tugas yang kami buat.

Beliau guru yang baik, kenal dengan hampir semua anak muridnya walau bukan dia wali kelasnya. Hal yang paling aku ingat dari Pak OB adalah beliau menyukai Fifi Aleyda Yahya, juga senang memberi tugas ke teman sekelas yang bernama Territia Tedja untuk menulis di papan, itu karena sudah tentu tulisannya bagus.

3. Bu Sulastri

SMA adalah masa paling menyebalkan di kehidupanku, tapi terima kasih, Bu. Ibu sudah mengajari aku untuk rajin membaca buku, sehingga di kilan kesepian bisa jadi ramai.

Buku pinjaman dari bu Sulastri yang paling diingat adalah Tuhan Izinkan Aku Menjadi Seorang Pelacur.

3. Hassan Shadily

Dua minggu lalu aku mengingat namanya. Tertegun dulu berpikir siapa beliau. Aku cari di google dan baru segar memori lagi.

Beliau adalah penulis kamus Inggris - Indonesia. Dulu di sekolah, yang wajib aku bawa adalah kamus Inggris-Indonesia dan Indonesia - Inggris. Bukan karena suruhan guru, tapi memang aku senang mengetahui arti tiap kata yang aku temui. Juga sekali-kali melihat halaman dengan acak lalu mencari kata baru.

Terima kasih, Pak Hassan. Karenamu saya jadi pintar. :)

Bandung, 2 Februari 2013



Oleh @rizkymamat
Diambil dari rizky-muhammad.blogspot.com/2013/02/guru-guru-di-masa-tumbuh.html

Untuk Anfield

Hello Anfield,

Entah kapan aku bisa mengunjungimu. Kamu yang begitu gagah berdiri megah, menjadi bukti setiap torehan prestasi yang dihasilkan oleh anak-anak muda liverpool.
Aku selalu bangga menjadi salah satu dari sekian juta pendukung Liverpool, dan aku tentunya selalu punya keinginan untuk duduk, berdiri dan berteriak di salah satu bangku stadionmu, antusias ikut menyanyikan “You’ll never walk alone” bersama mereka. Ah semoga mimpiku bisa menjadi kenyataan.

Kamu sudah tua, berdiri sejak 1892. Wajar setiap generasimu menghasilkan tropi-tropi kemenangan. Setiap pasukanmu berbeda karakter setiap generasinya, tapi selalu bisa di cintai oleh kami para liverpudlian, penggemarmu.

Merah dan selalu merah, warnamu. Bergetar setiap lawan jika memasuki stadion. Memberikan tambahan energi untuk setiap pemain.
The Reds, kini di isi sederet pemain muda. Di komandoi skipper kebanggan Steven Gerrard, ikut membimbing sederatan mutiara muda agar bersinar di era selanjutnya.

Jujur kuakui, kalau pasukanmu sedang dalam posisi kembali mencari jati diri. Sudah sekian tahun belum mampu menjuarai liga utama lagi, prestasi terjauh pernah di posisi dua. Tapi karakter pasukanmu yang tidak pernah hilang masih membuat getar bagi setiap lawan. Tetaplah berjuang the anfield gank.

Aku masih bermimpi. Menikmati aura magis disana. Berteriak gembira mengumbar semangat. Ikut berfoto bersama sederetan bintangmu. Gerrald, Suarez, Kelly, Agger, Skrtel, Allen, Johnson, Sterling, downing dan tentu masih banyak lagi yang lainnya. Aku sungguh mengidolakan mereka.

Merah akan selalu tetap merah. Anfield akan selalu menjadi bukti sejarah. Dan anfield juga selalu penyemangat utama para pasukan muda ini. Dan jauh dari sana, sangat jauh sekali, para pendukungmu tetap setia selalu mendukungkungmu dalam setiap jatuh bangun perjalananmu.

Anfield akan tetap selalu menjadi Anfield. Studion kebanggaan pasukan merah Liverpool. Tunggulah, suatu saat aku akan mengunjungimu. Dalam merah kita akan bernyanyi bersama You’ll never walk alone.

Aku
Di bibir pantai



Oleh @tdsamudra
Diambil dari http://awankuputih.wordpress.com/2013/02/02/untuk-anfield/

Yang Selalu Menemaniku

Kepada kamu, nomor satu yang selalu menemaniku..

Tak ada satu jejak tanpa hadirmu. Dalam setiap langkah, hanya kau yang paling tabah. Panas, hujan. Terjal bebatuan, atau licin air berserakan. Jika ada anugerah kesetiaan, aku yakin kaulah yang mendapatkan.

Sejenak aku tak mengerti. Mengapa selama ini kau terus berdiam diri. Tak urung satu huruf pun keluar dari bibirmu. Mengeluh kesah, atau berteriak kegirangan. Mengapa begitu mahal harga yang kau patok untuk satu huruf yang terucap? Sehingga sampai detik aku menuliskan ini, pundi-pundi kantungku tak dapat membelinya.

Aku ingin menyapamu saat di hadapan orang-orang. Mengajakmu pergi makan atau menghabiskan waktu menonton film di bioskop. Barangkali, kau juga butuh kopi kala senja lupa mengucapkan salam kepada malam. Atau mungkin, kau perlu membaca koran yang seperti Ayah lakukan setiap pagi sembari menikmati sepiring ubi? Apa pun, jika kau perlu, aku selalu ada untukmu.

Kadang aku mencoba legowo atas segala sikap angkuhmu padaku. Bersabar sembari terus menahan debar. Karena aku selalu yakin, selalu percaya, bahwa cinta akan menemukan muaranya. Bahwa cinta akan berujung pada bahagia. Atau setidaknya, kita dapat bercumbu saat senja. Bukankah itu menjadi pilihan kita saat pertama kali berjumpa?

Kini, aku tak minta apa-apa lagi selain kamu tetap terus menemaniku. Setiap waktu. Setiap langkah. Setiap jejak. Karena hanya dirimulah yang mampu mengupas jarak menjadi harum rindu yang semerbak.

Maaf, aku hanya bisa mengantarmu sebulan sekali pergi ke dokter. Sebulan sekali mencuci darahmu. Kadang seminggu sekali menemanimu ke salon. Atau tiap 30 KM memberi minum untuk dahagamu. Hanya itu yang bisa aku lakukan sebagai—sebut saja—pemilikmu. Penunggangmu. Empunyamu.

Aku menicntaimu tanpa syarat, Yamaha Jupiter MX.



Oleh @shandyputraa
Diambil dari http://anotherdidhurt.tumblr.com/post/42074481211/yang-selalu-menemaniku

Bidadari tak Bersayap-ku

Peluk Cium untuk Bidadari tak Bersayap-ku..

Malaikat, boleh aku ingin curhat dan kirim-kirim salam sedikit? Bukannya aku sok kenal sok dekat. Iya, aku tahu ini memang bukan acara Televisi musik yang bisa kirim-kirim salam kepada keluarga atau kerabat di rumah. Tapi mohon, dengarkan ceritaku sebentar. Aku memang tak pernah mengenalmu, apalagi melihatmu. Tapi, aku tahu Tuhan memberikanmu tubuh yang begitu kuat hingga kau diciptakan untuk tidak pernah merasakan lelah. Kau ciptaan-Nya yang sempurna. Tidak pernah lelah untuk selalu mencatat amal baik dan buruk yang setiap makhluk-Nya lakukan, termasuk aku.

Malaikat, aku selalu berdoa pada-Nya agar kau selalu menjaga Bidadariku itu. Terimakasih, jikalau kau sudah mau melaksanakan perintah-Nya untuk menjaga Bidadariku itu.

Bidadariku memang tak bersayap seperti yang katanya Bidadari-Bidadari lain yang berada di Surga. Tapi aku yakin, kalau Bidadariku yang ini juga calon penghuni Surga. Amiin. Kau mungkin bertanya mengapa aku begitu yakin kalau Bidadariku ini calon penghuni Surga?

Ah, sebelum aku menjelaskan kau mungkin sudah lebih tahu terlebih dahulu. Setiap hari kan kau mencatat amal baik dan buruknya. Dan aku yakin, kau yang bertugas di tangan kanannya begitu lelah mencatat amal baiknya. Begitu banyak hal-hal baik yang ia lakukan setiap harinya. Melaksanakan perintah-Nya. Menjalankan kewajiban-Nya. Tidak lupa juga dengan sunnah-Nya yang telah sebagaimana diperintahkan di dalam Al-Quran.

Malaikat, kenapa aku begitu sangat tenang saat Bidadariku melantunkan ayat-Nya? Hampir setiap ia melaksanakan kewajiban-Nya, ia selalu hampir tidak pernah lupa untuk melantunkan ayat-Nya. Rezeki-Nya pun selalu ia sisihkan untuk diberikan kepada yang tidak mampu. Bidadariku selalu mengajarkan bagaimana aku harus selalu bersyukur atas setiap nikmat-Nya yang telah diberikan kepada keluarga kami. “Jangan pernah lupa untuk bersyukur, kalau tidak nanti nikmat yang sudah Tuhan berikan, tidak akan pernah berkah.” Begitu yang selalu Bidadariku ucapkan, Malaikat. Mulia sekali Bidadariku, bukan?

Malaikat, Bidadariku sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Tubuhnya pun sudah tidak sekuat dulu lagi. Saat ia masih mampu untuk menggendongku. Rambutnya sudah mulai memutih. Kakinya pun sudah tidak kuat untuk berjalan lama, apalagi cukup jauh. Tulang-tulang kakinya sudah tidak kuat untuk duduk terlalu lama. Kadang penyakitnya pun sering kambuh. Penyakit yang katanya menunjukkan bahwa usianya sudah tidak muda lagi. Pandangannya sudah kabur, semakin menunjukkan bahwa ia sudah dalam lanjut usia. Setengah abad lebih sudah dia hidup di dunia ini. Bidadariku sudah tidak muda lagi ya, Malaikat? Ah tapi, dia selalu tetap terlihat cantik di mataku kok. Bukan benar begitu, Malaikat?

Malaikat, sampaikan pada-Nya untuk meringankan bebannya. Tidak sanggup rasanya aku mendengarnya merintih kesakitan saat penyakitnya mulai kambuh. Saat ia sudah mulai sulit untuk bangun dari duduknya. Bahkan, saat ia menjalankan perintah-Nya saja, ia kadang tidak kuat. Kakinya sudah tidak kuat untuk ditekuk. Bidadariku bilang, sakit sekali saat ia harus menekuk kakinya. Perih rasanya saat aku harus mendengar keluhan-keluhannya setiap hari. Sedangkan, tidak ada yang bisa ku lakukan selain hanya merawatnya saat ia sedang benar-benar jatuh sakit.

Malaikat, sampaikan pada-Nya untuk memindahkan semua sakit yang Bidadariku rasakan itu. Pindahkan kepadaku saja. Biar saja aku yang merasakan. Karena aku belum mampu membayar apa yang telah Bidadariku berikan. Bahkan mungkin, aku tidak akan pernah sanggup membayarnya.

Malaikat, sampaikan juga pada beberapa temanmu yang lain. Temanmu yang diperintahkan oleh-Nya untuk bertugas di lain tempat. Sampaikan untuk selalu menjaga Bidadariku itu. Bidadari tak Bersayap-ku.

Malaikat, Tuhan bilang, Surga ada di telapak kaki Ibu. Bagiku, Ibuku adalah Bidadariku. Ah, memang benar mungkin. Melihatnya saja, aku sudah seperti melihat Surga itu. Mendengar suaranya saja, dan merasakan belaiannya sudah sangat menenangkan bagiku. Pelukannya, sangat menghangatkan. Tangan Bidadariku begitu lembut walaupun ia sering melakukan pekerjaan rumah tangga. Harumnya Bidadariku, tidak akan ada yang bisa menggantikan meski dengan harga parfum yang paling mahal sekalipun.

Malaikat, sampaikan pada-Nya untuk selalu memanjangkan umurnya dan memberi selalu kesehatan untuknya. Ijinkan aku membahagiakannya meskipun belum mampu. Bahkan seperti yang Nabi Muhammad SAW bilang, bahwa kita tidak akan pernah sanggup membayar jasa seorang Ibu. Sampaikan juga sejuta rasa cinta dan sayangku untuk Bidadariku.

With a million love,

Your daughter, Puspa.



Oleh @PUSPATRIANA
Diambil dari http://disiniakankuceritakanberbagairasakehidupan.wordpress.com/2013/02/01/bidadari-tak-bersayapku/

Untuk Lelaki Berhati Sebening Embun

Untuk laki-laki yang rela mengorbankan segalanya untukku; Bapak.

Bapak, ketahuilah aku menulis surat ini dengan mata yang sedikit berkabut karena air mata. Sejujurnya, aku tidak tahu harus mengatakan isi hatiku seperti apa. Aku mencintaimu, Pak, tanpa harus banyak berkata-kata. Bukankah itu yang selalu kau ajarkan padaku, mengasihi orang lain dan membuktikannya dengan perbuatan. Untuk urusan membuktikan kasih sayang, Bapak memang juaranya.

Pak, terimakasih setiap pagi kau selalu membuatkanku air panas untuk mandi. Meskipun kau jarang sekali menjawab ucapan terimakasihku, tapi aku tahu sebenarnya hatimu mengiyakannya. Pak, terimakasih sudah membiarkanku istirahat setelah les seharian dan mau menggantikanku mencuci piring ketika ibu keluar kota. Kalau begitu, kau selalu saja menolak setiap kali aku bersikeras membantu mencuci. Kau bilang "sudah, nonton TV aja sana". Pak, terimakasih sudah mau menjemputku les meski itu hujan deras. Sebenarnya aku bisa naik becak saja, tapi kau selalu berkata "biar cepet sampai rumah".

Pak, waktu itu aku tidak bisa tidur dan kau lewat depan kamarku. Sebenarnya aku pura-pura memejamkan mata saja. Tiba-tiba kau masuk dan mengambil selimut di dekat kakiku, lalu menariknya hingga menutupi tubuhku. Ketika kau keluar dari pintu kamar, diam-diam aku menangis terharu. Ingin sekali rasanya bangkit dari tempat tidur dan mengatakan bahwa aku belum terpejam, lalu memelukmu dalam diam.

Pak, tentu kau masih ingat kapan terakhir kali aku pulang kerumah dengan tangisan sejadi-jadinya. Ya, itu berbelas-belas tahun yang lalu, ketika aku selalu kalah bermain petak umpet dan merasa teman-teman mainku curang. Setelah bertahun-tahun sejak kejadian itu,  kemarin aku kembali pulang dengan terisak-isak. Kali ini bukan karena teman mainku tidak adil, bukan. Tapi karena beberapa orang meremehkan pilihanku. Aku tidak bisa menahan air mata lagi, aku merasa selama ini aku tidak bisa membuatmu bangga. Kau tentunya terkejut melihatku dengan mata bengkak di pintu rumah, aku berlari ke arahmu, lalu kau dengan sayang mengusap-usap puncak kepalaku, seperti yang kau lakukan dulu ketika aku meminta perlindungan dari teman-teman mainku. Ah, kau selalu saja begitu, membuatku tenang dengan kata-kata sederhana yang meluncur dari bibirmu. Kau mengatakan mendukung segala pilihanku dan selalu bangga padaku. Kau bilang, biarkan saja mereka berkata apa, Tuhan selalu punya rencana yang baik asal aku sungguh-sungguh berusaha.

Pak, meski sekarang kau tidak perlu capek-capek mengantar jemputku lagi, ketahuilah, bagaimanapun aku tetap gadis kecilmu.  No matter how much I love my boyfriend, tidak peduli dengan siapapun aku menikah nanti, you will always be my number one man :')

Bapak, sampai pada kalimat ini air mataku semakin tidak bisa diajak kompromi. Yang perlu kau ketahui, aku selalu meyakini bahwa kata-kata limapuluh persennya adalah dusta, maka sekali lagi aku tegaskan, aku mencintaimu tanpa harus banyak berkata-kata.

Aku sayang Bapak.

-gadis kecilmu selalu, Laras-



Oleh @prayasti
Diambil dari http://ramuan-kata.blogspot.com/2013/02/untuk-lelaki-berhati-sebening-embun.html

My Beloved Ms. Yu

Teman seranjangku, kamu.

Kamu yang terakhir dan pertama aku lihat di sela jarak tempuh absurd (baca: mimpi) yang terjadi saat ragaku terpulas di sebelah ragamu. Begitu juga sebaliknya. Tak jarang kita terlibat percakapan ringan ataupun percakapan yang membutuhkan modal pemahaman sebelum akhirnya kita sama-sama terlelap. Jam rutinitas kita tak sama dan itu kadang yang membuat kita saling mendahului jam terbang untuk terlelap. Namun saat kita berada di satu ranjang yang sama, aku merasa terikat akan kamu, adikku.

Memang tak bisa dipungkiri, kita bukan tipe kakak adik yang terkesan manis harmonis di hadapan semua orang. Cukup banyak hal-hal yang berbeda dari segi selera, namun itu kita alihkan sebagai saling berbagi keseruan di luar comfort zone satu sama lain. Perdebatan-perdebatan juga tak bisa dipungkiri, mulai dari hal-hal kecil sampai ketidaksamaan kita dalam memaknai hidup. Namun dari sana aku tahu, aku butuh bahkan masih butuh pendapat-pendapat kamu tentang perihal untuk masa depanku. Aku yakin betul, kamu selalu berdoa yang terbaik untukku. Begitu pun denganku. Maaf ya kalau aku masih selalu merepotkanmu dan suka mengganggu waktu tidurmu di saat aku pulang larut karena ibu meminta kamu untuk menghubungiku dan aku masih suka nakal akan itu.

Andai pasangan janinmu tumbuh sehat sampai sekarang. Aku pasti senang sekali karena aku memiliki adik perempuan kembar yang dapat berbagi rasa denganku. Tapi meski kalian kembar, pasti kembaranmu berwatak sama denganku. Selalu menjengkelkan tapi selalu dirindu hehe. Kita akan menjadi perempuan-perempuan cantik versi lengkap yang akan membuat Ibu dan Bapak bangga akan kesuksesan kita. Namun, Tuhan lebih sayang padanya. Di dunia ini hanya ada ragaku dan ragamu tanpa ada raganya. Tapi aku ingin kamu tahu kalau sampai kapanpun aku tetap menganggap kalian menjadi kesatuan dalam hatiku. Aku, kamu dan dia lahir dari rahim yang sama. Itu tak terpungkiri sampai hayatku di dunia.

Saat kamu membaca surat ini pasti kamu menganggapku berlebihan dalam penggunaan setiap kata yang terlalu dramatisir. Tapi itulah aku, kamu tahu itu. Meski aku dan kamu bukan tipe yang selalu menyatakan sayang secara lisan tapi aku yakin kita saling menyayangi satu sama lain.

Hari ini aku akan tertidur sendiri di ranjang kita tanpa kamu karena kamu sedang pergi ke luar kota. Tapi kamu tak perlu khawatir aku akan baik-baik saja malam ini tanpa kamu. Aku malah yang sedikit mengkhawatirkanmu tapi semoga tidak ada hal-hal negatif yang menghampiri kamu selama di Bali. Selamat menikmati liburan di sana. Baik-baik kamu di sana & ingat solat. Jangan lupa bawakan aku oleh-oleh dari Bali ya dan kamu tahu apa yang aku mau hehe.

Perempuan menyebalkan, kakakmu. <3Teman seranjangku, kamu.

Kamu yang terakhir dan pertama aku lihat di sela jarak tempuh absurd (baca: mimpi) yang terjadi saat ragaku terpulas di sebelah ragamu. Begitu juga sebaliknya. Tak jarang kita terlibat percakapan ringan ataupun percakapan yang membutuhkan modal pemahaman sebelum akhirnya kita sama-sama terlelap. Jam rutinitas kita tak sama dan itu kadang yang membuat kita saling mendahului jam terbang untuk terlelap. Namun saat kita berada di satu ranjang yang sama, aku merasa terikat akan kamu, adikku.

Memang tak bisa dipungkiri, kita bukan tipe kakak adik yang terkesan manis harmonis di hadapan semua orang. Cukup banyak hal-hal yang berbeda dari segi selera, namun itu kita alihkan sebagai saling berbagi keseruan di luar comfort zone satu sama lain. Perdebatan-perdebatan juga tak bisa dipungkiri, mulai dari hal-hal kecil sampai ketidaksamaan kita dalam memaknai hidup. Namun dari sana aku tahu, aku butuh bahkan masih butuh pendapat-pendapat kamu tentang perihal untuk masa depanku. Aku yakin betul, kamu selalu berdoa yang terbaik untukku. Begitu pun denganku. Maaf ya kalau aku masih selalu merepotkanmu dan suka mengganggu waktu tidurmu di saat aku pulang larut karena ibu meminta kamu untuk menghubungiku dan aku masih suka nakal akan itu.

Andai pasangan janinmu tumbuh sehat sampai sekarang. Aku pasti senang sekali karena aku memiliki adik perempuan kembar yang dapat berbagi rasa denganku. Tapi meski kalian kembar, pasti kembaranmu berwatak sama denganku. Selalu menjengkelkan tapi selalu dirindu hehe. Kita akan menjadi perempuan-perempuan cantik versi lengkap yang akan membuat Ibu dan Bapak bangga akan kesuksesan kita. Namun, Tuhan lebih sayang padanya. Di dunia ini hanya ada ragaku dan ragamu tanpa ada raganya. Tapi aku ingin kamu tahu kalau sampai kapanpun aku tetap menganggap kalian menjadi kesatuan dalam hatiku. Aku, kamu dan dia lahir dari rahim yang sama. Itu tak terpungkiri sampai hayatku di dunia.

Saat kamu membaca surat ini pasti kamu menganggapku berlebihan dalam penggunaan setiap kata yang terlalu dramatisir. Tapi itulah aku, kamu tahu itu. Meski aku dan kamu bukan tipe yang selalu menyatakan sayang secara lisan tapi aku yakin kita saling menyayangi satu sama lain.

Hari ini aku akan tertidur sendiri di ranjang kita tanpa kamu karena kamu sedang pergi ke luar kota. Tapi kamu tak perlu khawatir aku akan baik-baik saja malam ini tanpa kamu. Aku malah yang sedikit mengkhawatirkanmu tapi semoga tidak ada hal-hal negatif yang menghampiri kamu selama di Bali. Selamat menikmati liburan di sana. Baik-baik kamu di sana & ingat solat. Jangan lupa bawakan aku oleh-oleh dari Bali ya dan kamu tahu apa yang aku mau hehe.

Perempuan menyebalkan, kakakmu. <3



Oleh @ssartikaa untuk @auuyuua
Diambil dari http://ssimply.wordpress.com/2013/02/02/my-beloved-ms-yu/-puluh