01 February 2013

Pilihanmu.


Untuk manusia yang paling tak terprediksi.

Sudah lama ya kita tak menghabiskan ritual pukul lima di beranda. Dengan gitar ulungmu, tumpukan bacaanku, cerita-cerita manis yang tercipta, secangkir kopi untukmu dan teh manis hangat untukku. Hiduplah segala angan-angan pada hari-hari yang kini selalu menorehkan kenangan. Asalkan bersamamu, matilah kekuatiranku. Asalkan bersamamu, aku tak butuh apa-apa lagi. ‘Bahagia’ adalah paket lengkap pertama diatas gabungan kita berdua. Mungkin dibanding para lelaki yang pernah menghiasi hati, kamulah yang paling menyamankan aku untuk selalu mempertahankanmu di sisi. Kamulah yang tak pernah kusangka. Dan akulah yang tak pernah mengira akan terjatuh tiba-tiba padamu.

Ingatkah mimpi-mimpi yang tak terbuat atas sekedar janji? Ketika percayaku mulai rapuh, kau yang buat ketakutanku luluh. Ingatkah persoalan-persoalan yang buat wajahmu jadi gusar? Dari situlah terpecahkan dan kita mencoba sama-sama belajar. Ingatkah hujan yang pernah menghiasi pipiku? Kamulah yang mengusap aliran itu hingga lenyap. Kamulah yang meyakinkan bahwa segalanya akan baik-baik saja. Senyumanmulah yang selalu mengobati luka yang segera berformula jadi duka.

Memang. Tak seharusnya padamu hatiku terjatuh. Tak seharusnya aku biarkan seluruh pusat kerja rasa menjadi lumpuh. Aku begitu payah jika harus berurusan denganmu. Aku begitu payah untuk menyadari datangnya rasa itu sebelum kehadirannya menculikmu. Aku begitu payah untuk mencegah kepergianmu. Tanganku lemah, bibirku berdaya lemah.

Tadinya aku mengira kita akan baik-baik saja. Tak mungkin secepat itu kau dibawa pergi dan meninggalkanku disini bersama sepi. Ada yang belum terceritakan, ada yang belum mendengarkan, ada yang sedang berteman dengan kesedihan dan kehilangan. Jika saja pilihanmu itu aku, pilihan kita pasti akan bertemu di titik yang satu. Tapi sayang, kenyataan terlalu jelas mengobrak-abrik pandangan. Aku harus tegap berjalan, dan menyembuhkan hati pelan-pelan. Entah sampai kapan.

Jika nanti kamu tidak bahagia, carilah aku sebagai tempat pertamamu. Dan tolong, hargai penantianku :’)

Pengisi hari-harimu (dulu)


Oleh @lovepathie
Diambil dari http://lovepathie.tumblr.com/post/41938607866/pilihanmu

Surat #DuaHati @niaaSanny dan @ominohim

Hari Interogasi..

Dear, kamu yang baru saja mengintrogasiku..
Bagaimana dengan ujian kita hari ini? Sangat mengejutkan bukan, him? Haha iya, aku tidak menduga akhirnya akan seperti ini. Kertas jawaban ujian kita diambil oleh pengawas. Dan kita tersentak kaget melihat kejadian itu. Maafkan aku, him.. Aku telah teledor.. Aku yang menyebabkan semua ini terjadi. Untuk itu aku minta maaf ya.. :’)
PS: Semoga nilai Kalkulus kita baik-baik saja ya :’)
Hari ini aku unmood total! And you knew, why I got it.. Yep, itu karna pengawas ujian kita hari ini! Ah, kesel kesel keseeeel *pukul-pukul kaca pake pulpen* Rasanya tuh tadi aku mau lompat aja dari lantai 5 saking keselnya, him! What if, him..
What if..
Coba aja aku menghiraukan feelingku..
What if.. again..

Aku nggak tau harus berekspresi seperti apa hari ini. Gairah untuk ujian besok pun pudar seketika, him. Padahal besok itu hari terakhir kita ujian ya? Apa aku masih bisa, konsentrasi memikirkan ujian besok sedangkan nilai satu mata kuliahku sedang (nyaris) di ujung tanduk? Apa aku sanggup, him? Beri aku kekuatan untuk menatap wajahmu di esok hari. Untuk melihat wajahmu setelah kejadian tadi saja, aku nggak sanggup. Aku sungkan, him.. Aku nggak berani menatapnya.

PS: Hey, apa kamu cemburu padanya (orang yang kamu tanyakan padaku hari ini)?



Oleh @niaaSanny untuk @ominohim
Diambil dari niasanny.blogspot.com 



---


Surat balasan @ominohim untuk @niaaSanny


Hari yang menyebalkan. 

dear kamu yang aku cintai,

hari ini aku merasa sangat badmood sayang, entah apa yang membuatku seperti itu ._. haha masalah kemarin ya sayang? sudahlah, itu masa lalu buat kita dan harus dijadikan pelajaran. ini bukan murni kesalahanmu :)

bagaimana uas terakhir hari ini sayang? apakah kamu lancar mengerjakannya? waah sepertinya kamu lancar ya :D beda denganku, aku tadi tidak konsen gara2 kedinginan dan AC tepat mengarah kepadaku -_-.  aku juga sudah mengikuti kemauanmu untuk tidak duduk di dekatmu saat ujian tadi :)

akhirnya UAS selesai ya sayang, dan holidaypun datang :D liburan kita sebulan ya, brarti absen juga untuk bertemu dengtanmu :( aku besok ingin mengajakmu jalan, semoga kamu bisa ya, tapi kalau tidak bisa juga gapapa kok sayang :)

oh ya, masalah tadi siang di basement, aku minta maaf atas kejadian itu. aku sangat malu sekali sampai ada kejadian seperti itu, pasti kamu juga malu ya? ;(

kamu menanyakan apakah aku jealous? haha aku tidak perlu jawab itu, aku percaya padamu 100% :))

PS : Hari ini ku tidak jadi di interogasi? :p 

yang sedang kangen,
Ohim



Diambil dari ominohim.tumblr.com


Lebih Dari Sekadar Lama


Hai, kita ketemu lagi. Kau tau? Sejak kejadian itu, sampai detik ini aku masih merasa malu setiap kali bertemu denganmu. Jangankan menatap matamu, berbicara denganmu saja aku sungkan. Ya, kejadian hampir 9 tahun lalu saat kita masih sama-sama kelas 6. Sudah lama memang, lama sekali. Tapi nggak sedikit pun aku bisa lupa. Maafkan kebodohanku ya. Aku memang terlalu bodoh untuk mengartikan perhatianmu saat itu.
Sepanjang malam aku terpikir dirimu. Memikirkan apa sebenarnya yang ku rasakan terhadapmu. Rasa suka kah ini? Selama ini? Selama hampir 15 tahun ini? Ah, aku pasti gila. 15 tahun adalah waktu yang lebih dari sekedar lama untuk menyukaimu.
Rasanya tak peduli kemanapun aku pergi, selalu saja berakhir dengan tanpa sengaja memikirkanmu. Maafkan aku ya karena belum benar-benar bisa melupakanmu. Andai aku bisa.. sekali saja memilikimu. Ah, bicara apa aku. Maafkan aku (lagi).
Semoga kau selalu bahagia ya. Semoga aku pun bisa bahagia. Amin.

p.s : ku dengar, kado yang ku beri 9 tahun lalu masih ada diatas lemarimu. benarkah?


-yang (masih saja) menyukaimu



Oleh  @nrsfrn
Diambil dari http://ilrow.blogspot.com/2013/01/lebih-dari-sekedar-lama.html

Surat #DuaHati @bataskata dan @penakecil

Bawa Aku

Kelak, bawa aku melayang bersama balon gas itu, denganmu. Hingga nanti jatuh bersama-sama, kita bahagia.
 
Salam, cinta


Oleh @bataskata untuk @penakecil
Diambil dari sebatascinta.tumblr.com


---


Surat balasan @penakecil untuk @bataskata

Jatuh

Kita sedang sama-sama jatuh, bukan? Jatuh dalam cinta yang berbentuk gulali merah muda. Tak membuat sakit, melainkan manis meski kita jatuh menelungkup. Ini jatuhku yang paling membahagiakan. Jatuh padamu.

Meski semakin hari semakin singkat, cintaku tetap padat. Anggap saja kita sedang menyingkatkan jarak. Melalui surat.

Sayang kamu, Rinduku :*



Diambil dari aksarapenakecil.blogspot.com 

Surat #DuaHati @dhanzo dan @fristia

Perbedaan yang Tersatu

Jakarta, 30 Januari 2013

Dear Fristia,

Tidak ada yang perlu kau khawatirkan dengan Gita, karena cuma dia yang aku kenal di kota ini saja. Tapi aku ingin memastikan bahwa aku “tidak akan berpaling dari kamu, Tia.”

Besok aku akan ke Semarang, kota tempat kelahiranku. Sudah hampir tujuh tahun aku tidak kembali. Masihkah kau ingat aku pernah bercerita tentang sejarah lunpia? Tentang indahnya perbedaan yang tersatu karena cinta? Tidak ada yang mustahil di dunia ini, aku akan selalu memperjuangkanmu, Tia. Tentu saja dengan segala permasalahan kita lainnya, aku akan datang menemuimu, menemui ayah ibumu dan memintamu.

Iya, tentu akan menjaga diriku baik-baik. Aku akan mendengarkan segala kata-katamu untuk menjaga kesehatanku. Aku suka dengan perhatianmu yang cerewet, tapi kamu juga jaga kesehatan ya. Pasienmu sudah cukup banyak, jangan biarkan mereka bertanya “dokter kok bisa sakit sih?”

Yang menyayangimu,
Dhanang



Oleh @dhanzo untuk @fristia
Diambil dari serigalasalju.wordpress.com 


---



Surat balasan @fristia untuk @dhanzo


Jangan Hanya Bersurat

Denpasar, 31 Januari 2013

Dear Dhanang,

Maafkan keraguanku, seharusnya aku bisa lebih paham. Kamu yang kekasihku dan dia yang sahabatku. Orang-orang yang akan selalu menyanyangiku. Hanya saja aku cemburu pada mereka yang bisa ada dekatmu.

Semarang mulai membuatmu rindu ya? Memang sudah waktunya kamu pulang, Dhan. Tidakkah lelah terus berkelana? Ah, mungkin kamu tak bisa seperti aku, seumur hidup setia pada Bali dan tak sedikitpun ingin beranjak.

Perbedaan kita masih saja menjadi awan hitam. Aku tak melihat adanya titik terang. Bapak dan ibu masih menahan restunya untukku. Dan aku? Aku masih saja gadis kecil yang penurut. Aku masih percaya, cinta adalah sama pentingnya dengan restu itu sendiri. Aku terjebak, cinta dan restu tidak sejalan, berlawanan malah.

Suratmu selalu membawa senyum bagiku, terutama di hari seperti ini. Jangan hanya bersurat padaku, cepatlah datang!

Masih menunggumu,
Fristia.



Diambil dari fristiaindarini.wordpress.com

Surat #DuaHati @_KataSandy_ dan @erlinberlin13

Aku penanyamu yang lancang.

"Ya, memang harus aku!". Apa boleh buat? Kelemahanmu sudah mampu kuduga. Tanpa menganggapmu rendah, aku memahami itu.

Pada saat lonceng berdentang dua belas kali di malam tahun baru, yang menandai
peralihan dari bulan Desember ke bulan
Januari, kita mengucapkan selamat tinggal
kepada tahun yang silam dan menyambut
kedatangan tahun yang baru. Sungguh tepat bahwa bulan yang pertama ini disebut
Januari. Dewa bangsa Romawi, Janus, yang namanya digunakan untuk menamai bulan pertama ini, selalu ditampilkan berwajah dua; satu menghadap ke masa lalu dan satu lagi ke masa depan.
Apa engkau ingin menyerupai dia? Apa engkau harus terus bermanis didepanku?

Aku akan terus bertanya, sampai engkau mampu menjawab sendiri pertanyaanmu itu.

Padang kerapuhanmu akan terus coba kusiram, dengan air kehidupan yang akan terus kucoba sirami. Lancang memang, namun harus aku bisa-kan.

Aku, penanyamu yang baik.




Oleh @_KataSandy_ untuk @erlinberlin13
Diambil dari febryansandy.blogspot.com


---



Surat balasan @erlinberlin untuk @_KataSandy

Kunci


Aku pernah membaca beberapa literatur tentang Janus. Dalam bait-bait karya sastra terdahulu, maupun tulisan kontemporer dari penulis masa kini. Satu kali Janus memegang kunci di Labirin milik Daedalus dan memaksa seorang demigod untuk menentukan pintu mana yang akan dia ambil.

Semuanya merujuk pada satu kesimpulan: Pilihan.

Aku yakin setiap orang pernah berada dalam posisi ini: memilih keputusan terbaik. Kupikir, Pilihan itu jahat – iya, seperti Janus. Ketika kita dihadapkan pada dua pilihan baik, kita berubah menjadi rakus dan ingin mengambil dua-duanya. Namun, begitu diberikan dua pilihan buruk, kita enggan dan mencoba untuk menghindar.

Tapi, sudah kubilang, pilih yang terbaik. Januari menyodorkan dua jalan bagiku sebagai penentu ke mana aku akan berpetualang tahun ini. Masih betah dengan kubangan masa lalukah atau menapaki masa depan yang buram tanpa petunjuk. Sebenarnya, aku ingin bergelung pada masa lalu yang menawarkan kehangatan semu.

Itu, sampai aku menangkap bayanganmu di jalur masa depan.

Aku tidak tahu, tapi aku percaya kamu memiliki kekuatan untuk menyeretku pergi dari kukungan masa lalu. Jadi, seandainya Janus tengah mempermainkanku sambil melempar kuncinya ke kanan dan kiri, maukah kamu membantuku untuk menyambar kunci masa depan dari tangannya yang sialan itu?

Karena, kita sudah setengah jalan bersama. Bagaimana aku bisa mundur lagi?



Diambil dari heyerl.wordpress.com

Retoris


"Masih menunggu?"
"Menurutmu?"
"Hei, aku bertanya bukan untuk ditanya balik. Pertanyaan itu butuh jawaban."
"Buat apa kau bertanya jika kau sendiri sudah jelas-jelas mengetahui jawabannya?"
"Iya iya, terserah kamu. Kenapa masih mau menunggu? Masih berharap?"
"Yah, hanya itu yang bisa aku lakukan. Apa tidak boleh?"
"Tidak. Tidak ada yang melarangmu. Tapi mau sampai kapan diam dan menunggu? Sedangkan yang ditunggu tidak pernah tahu dan merasa?"
"Aku tidak diam! Aku sudah berusaha. Aku sudah melakukan apa yang aku mampu."
"Bila sudah seperti itu sebaiknya kau tinggalkan dia. Kau tahu? Hatimu itu ibarat sebuah papan puzzle, yang kepingannya masih berpencar dan belum tersusun sempurna, mungkin dia bukan kepingan puzzle yang pas untukmu. Bagaimanapun kau memaksanya, kepingan itu tidak akan pernah pas."



Percakapan singkat yang sempat hadir di pikiranku saat menunggu surat balasan darimu.
Yang mungkin kau tak akan pernah tahu.



Oleh @nadhiayoe
Diambil dari http://ceritadikalahujan.blogspot.com/2013/01/retoris.html

Untuk Dia


Untuk dia jodohku,

Dimanakah dia berada saat ini? Mungkinkah dia sedang berkelana di satu sisi dunia yang berseberangan denganku dan sedang mencari jodohnya juga?

Ataukah dia sedang berjodoh dengan yang lain? Ah tak apa jika memang dia yang Kau ciptakan untukku sedang menjalani kehidupannya bersama yang lain. Aku akan menunggu.

Wahai Tuhan, benarkah Kau ciptakan jodoh untukku? Tidak, aku sama sekali tak meragukan-Mu. Aku tahu Kau telah meyiapkan jodohku, entah dimana. Jika bukan disini, mungkin aku punya jodoh di kehidupan selanjutnya.

Semoga.

~ dari seseorang yang sedang dalam pencarian.



Oleh @mazni_
Diambil dari http://dmazni.wordpress.com/2013/01/31/penuh-tanya/

Untuk Duniaku.


Selamat pagi.

Terimakasih telah menyambutku dengan nyanyian burung-burung yang merdu.

Terimakasih telah memberikan sinar kehidupan yang membuatku tambah bersemangat untuk memulai hidup.

Melalui pohon-pohon rindang, engkau menyejukanku sampai ke hati yang aku pun tak tau seberapa dalam. Dengan alunan nada dedaunan yang dimainkan oleh sang maestro, angin.

Tidak lupa juga aku berterimakasih kepada hujan.

Ah! Engkau memang selalu bisa membuatku tenang dengan nada rintik air yang serupa tapi tak sama.

Aku berterimakasih kepada kalian semua. Kalian memang selalu bisa menjadi dunia yang nyaman bagiku.

Aku ingin bertanya, siapa yang telah menciptakan kalian sehingga aku dapat hidup dengan tenang?

Kepada siapa aku harus berterimakasih penuh?


Oleh @Leophardd
Diambil dari http://yoyoobngswn.tumblr.com/post/41936307445/untuk-duniaku

Hai, Kesayanganku.


Hai, Kesayanganku....
Aku mencintaimu setiap hari.
Mencintai caramu mencemburuiku.
Mencintai caramu memandangku.
Mencintai caramu memelukku,,
Menenangkan galau dihatiku.
Meredam emosiku, meredam sedihku.

Aku mencintaimu setiap hari.
Mencintai caramu membuatku tersenyum.
Mencintai kejutan-kejutan kecilmu yang tak pernah kuduga sebelumnya.
Mencintai caramu mengingatkan aku, akan semua hal yang hampir aku lupakan.
Mencintai caramu memarahiku.
Mendiamkan aku, hingga aku merasa menyesal telah melakukan kesalahan, sesepele apapun itu.
Mencintai caramu membujukku, ketika aku merasa kesal kepadamu.
Mencintai caramu membuatku selalu bisa memaafkan salahmu.

Aku mencintai semua itu.
Aku mencintai semua yang ada didalam dirimu.
Kekurangan maupun kelebihanmu.
Apa adanya kamu.
Kesederhanaan kamu.


Kesayanganku....
Aku mencintaimu setiap hari.
Ketika suka maupun duka.
Walau disaat kita tak lagi satu.
Walau saat itu aku menjerit, "AKU BENCI KAMU !!!"
Walau saat itu aku tak lagi ingin mengenalmu.
Walau saat itu kau benar-benar melukai aku.
Walau saat itu kau tak lagi menghapus linangan air mata dipipiku.
Walau saat itu kau tak peduli lagi akan siapa aku dihatimu.

Aku mencintaimu setiap hari.
Menikmati setiap perjumpaan yang ada.
Merasakan hangatnya pelukmu.
Erat genggaman tanganmu, seakan tak ingin aku jauh darimu satu senti pun.
Mencoba menebak isyarat dari semua bahasa tubuhmu.
menikmati antusiasmu ketika bercerita tentang apa yang kau alami.
mencintai caramu tertawa.
mencintai caramu mengkhawatirkan aku.
mencintai caramu membuat aku menjadi istimewa.

Aku mencintaimu setiap hari.
Sejak kita bertemu.
Sejak kita memutuskan untuk bersama 7 tahun yang lalu.
Sejak kita mengikrarkan komitmen kita di tahun ke-2.
Sejak kita menjadikan jarak bukan halangan untuk selalu bersama.
Walau terkadang rasa jenuh itu menghampiri kita.
Mencintai caramu meyakinkan aku, kalau kita akan selalu bersama, apapun keadaannya.
Amin.


Kesayanganku...
Sampai detik ini, Aku mencintaimu karena aku mencintaimu.
Dan aku rasa, aku tak perlu alasan lain.


Oleh @OkkyYolanda
Diambil dari http://okkyyolanda.blogspot.com/2013/01/hai-kesayanganku.html?spref=tw

Memori 4 Juni 2012


Dear Paddy,

Tanggal 4 Juni 2012. Kamu tentu masih ingat tanggal itu, kan? Tepatnya hari Senin. Hari saat pertama kali aku sengaja menemuimu di Jakarta setelah susah payah untuk mendapatkan izin dari atasanku. Semua kulakukan demi kamu, sebab aku telah berjanji untuk menjemputmu sesegera mungkin. Dan, kamu tahu aku takkan pernah mengingkari janji atas keinginan kuatku untuk memilikimu. Kamu yang kukenal dari dunia maya, ingin kujadikan nyata dalam pelukanku. Perasaan cinta memang tidak bisa dibohongi.

Dear Paddy,

Kamu tahu berapa jarak Lombok – Jakarta? Tidak tahu? Sama. Kalaupun tahu, aku juga tidak akan mungkin mengukurnya. Bagiku cinta tidak dihitung oleh jarak. Aku tak peduli dengan jarak saat cinta menguasai dan mengalahkan segalanya. Setidaknya itu menurutku. Sebab sejauh apa pun jarak, bagiku cinta itu tentang komitmen untuk menjaga rasa dalam satu kata setia. Terbukti akhirnya dengan kesabaran dan perjuangan tiada henti, aku bisa memilikimu seutuhnya.

Dear Paddy,

Awalnya memilikimu hanyalah sebatas mimpi. Untuk ukuran orang seperti aku, memilikimu hampir mustahil. Banyak kendala yang harus kuhadapi. Beruntung waktu itu banyak teman-teman yang mendukung keputusanku untuk bisa memilikimu. Itu sangat berharga bagiku. Meskipun, jabatan membuatku banyak orang mencibir karena memilihmu. Tetapi, aku tidak terpengaruh sebab aku punya alasan bahwa memilikimu adalah sebuah kebenaran dan bukan sekadar pembenaran.

Dear Paddy,

Saat ini aku telah bisa memilikimu seutuhnya. Ada tetes-tetes harap dalam dada. Menunggumu bisa membuatku benar-benar lebih bahagia. Setidaknya dengan begitu aku tidak akan merasa sia-sia memilihmu untuk menemani hari-hariku. Saat aku selesai menulis surat ini mungkin kamu sedang tertidur pulas setelah semalaman membuatku puas.

Dear Paddy,

Dalam dada juga ada gerimis asa. Semoga kamu selalu mengingat memori 4 Juni 2012 sebagai momentum awal kebersamaan kita, sehingga kita bisa saling menghargai dan tetap berdiri pada posisi masing-masing. Aku mencintaimu dengan merawatmu, kamu mencintaiku dengan mencoba bersahabat dengan sinyal jelek di wilayahku.

Dear Paddy,

Aku selalu mencintaimu, meskipun banyak orang mencelamu sebagai “talenan”. Aku tak peduli sebab aku mendapatkanmu dengan jerih payahku. Untuk itu, aku akan selalu dan tetap mencintaimu, iPad3 -ku.

Dariku yang suka menyentuhmu dengan lembut,

@momo_DM



Oleh : @momo_DM
Diambil dari http://bianglalakata.wordpress.com/2013/01/31/30harimenulissuratcinta-18-memori-4-juni-2012/

Setan Merah Italia

Selamat sore, waktu menunjukan pukul 17:17 Waktu Indonesia Barat.
Buonasera, I Rossoneri Ragazzi.

Sudah hampir 11 tahun panji Curva Sud tersemat di dalam kebanggaan hidup seorang fanatik sepakbola seperti saya.
Dimulai ketika seorang idola, Super Pippo Inzaghi menginjakkan kaki di Milanello. Berpindah seragam dari warna hitam putih si nyonya tua, menjadi warna kebesaran merah hitam klub kota Milan.

Wahai AC.Milan. Apa kabarmu hari ini? berhasil menggaet salah satu pemain bertalenta penuh mimpi seperti Balotelli, walau bengal saya yakin bahwa dia punya kualitas menjadi seorang juara yang akan kembali mengembalikan jati diri, Menjadi klub sepakbola yang disegani. Tak sekedar kembali diperhitungkan, tapi kembali ditakuti. Invicible Team layaknya team racikan Don Carlo di Tahun 2007.

Wahai AC.Milan. Apa kabar anak emasmu hari ini? Il Faraone, El Shaaraawy. Sang Firaun kecil yang kini sedang menggeliat gila mengoyak jala gawang lawan di Liga Italia. 15 Goals dia bukukan untuk kembali membawa dirimu bertengger di posisi 5 klasemen. Posisi Europe League yang sebenarnya bukanlah kastamu. Tenang saja I Rossoneri, saya yakin, bahwa Pemuda Italia berumur 21 Tahun itu akan mengembalikan levelmu, ke tingkat Champions League, Turnamen Para Juara Eropa yang selalu menarik minat dunia. Hai AC.Milan, sampaikan salamku pada El, Tetaplah bertahan dan tetaplah mencetak gol. jadilah Serie-A Capocannonieri.
Wahai AC.Milan. Banyak sekali ungkapan yang harusnya terurai dalam surat ini. Bahkan seharusnya banyak ungkapan yang tak dapat tertumpah dalam sebuah kata-kata.
Karena sebuah kecintaan kepada sebuah klub. Sebuah komitmen untuk tetap bersimpuh di bawah lambang kebesaran AC.Milan.

Wahai AC.Milan. Saya seorang Milanisti. Ultras pencintamu dari belahan bumi bagian timur, di Asia. Penyuka dirimu dari negara besar di Asia Tenggara. Fans beratmu dari Indonesia.

Wahai AC.Milan. Dengan surat ini, biarkanlah saya bisa menjadi sebuah titik dalam lukisan besar perjalanan kesuksesanmu. Kembali lagi ke jalur yang benar. Dinahkodai para pemain yang ranum dengan nahkoda pelatih muda penuh strategi pintar seorang Massimiliano Allegri.

Wahai Il Rossoneri, kembalilah besar di mata dunia. Kembalilah menjadi nomor satu di urutan klub teratas di bumi ini. Rebut kembali takhta Italia dari La Vecchia Signora, terus kalahkan La Beneamata, dan kudeta Blaugrana dari donimasi turnamen para juara, Champions League.

Wahai AC.Milan. Dengan bangga, saya akan tetap mencintaimu!

Forza Milan. Forza Il Rossoneri

Forza Milan! Milan Campione!
Forza Milan il Milan ole
Forza Milan! Vinci per noi!
Forza Milan la Sud e con te!

Ti Amo, AC.Milan


SC


oleh @sunoesche
diambil dari http://essayoflove.blogspot.com

Sahabat Terbaik

Untukmu,

Telah tuntas setengah surat-suratku dalam sebulan ini namun tidak pernah  tentangmu terlintas. Aku lupa untuk menujukan surat ini padamu padahal tentu kamu adalah maha penting untukku. Kamu yang selalu ada saat-saat titik terendah dan selalu kulupakan saat titik tertinggi. Aku memang pandir dalam menilai siapa yang lebih ikhlas dan tulus menemaniku sepanjang waktu.

Aku sering sekali menyakitimu, menghabiskan kata-kata kasar kepadamu, mencaci dalam setiap keadaan yang tak mampu ku hadapi. Padahal tentu saja, kamu adalah yang paling terluka saat ku sedih. Lagi-lagi itu kesalahanku yang tak pernah peka akan situasi.

Ada begitu banyak yang harus aku ucapkan namun mengkristal jadi dua kata; terima kasih. Aku bersyukur telah mengenalmu, walau mungkin sepanjang usia akan kuhabiskan untuk selalu mengenalmu. Aku bersyukur dapat mencintaimu, karena aku terlalu sering mencintai orang lain hingga aku lupa mencintaimu. Diriku sendiri. Sahabat yang pasti tidak pernah pergi dan paling mengerti. Terima kasih, sahabat.

“karena tak ada yang paling mengenalmu selain dia yang kau simpan dalam hati; suara hatimu”

dariku, untuk kita.



oleh @sedimensenja
diambil dari http://sedimensenja.wordpress.com

SURAT SOMASI

Tangerang, 31 Januari 2013

Kepada Yang Tercinta, Kamu.

Perihal : SOMASI CINTA

Dengan cinta,

Berkaitan dengan belum dilaksanakannya kewajiban pembayaran hutang penuntasan rindu yang sudah semakin menyiksa maka dengan ini aku sampaikan SOMASI sebagai berikut:
 
  1. Bahwa pada tanggal 27 sampai 29 November merupakan pertemuan kita terakhir kali dan kita sudah berjanji akan bertemu lagi setelahnya.
  2. Bahwa dengan rindu yang sudah semakin membukit dan keinginan untuk memelukmu sudah sampai ke ubun-ubun tapi belum juga ada pembicaraan kita untuk pertemuan selanjutnya
  3. Bahwa karena sibuknya dirimu untuk membicarakan kelanjutan hubungan ini hingga saat dikirimkannya surat SOMASI ini aku telah beberapa kali menghubungimu untuk memulai pembicaraan namun tindakan itu tidak juga mendapat tanggapan yang baik darimu
  4. Bahwa aku masih berkeyakinan kamu masih menyimpan rindu yang sama denganku, bahwa cuma hanya ada aku di hatimu meskipun ada beratus-ratus kilometer jarak yang memisahkan rindu kita ini
  5. Bahwa dalam hal hingga seminggu ke depan tidak juga ada niat baik darimu untuk menghubungiku maka jangan salahkan aku di sini mulai meragukanmu di sana.



Salam cinta dan rindu untukmu,

@rizton_


oleh @rizton_
diambil dari http://ungubirumuda.wordpress.com

Selamat Ulang Tahun, Perpisahan

Buat Mantan

    Sebelum menulis surat ini saya telah selesai membaca sejumlah surat Rilke di bukunya Surat-Surat kepada Penyair Muda dan Sejumlah Sajak. Kau tentu tak tahu dia. Ya, saya tahu. Dia seorang penyair asal Austria. Tak penting memang untuk kau ketahui. Tapi, saya mencintainya. O ya, surat ini bukan tentang Rilke. Saya bercerita, hanya ingin memberi kabar bahwa saya jatuh cinta lagi kepada penyair, setelah Neruda. Seperti kebiasaanku. Dulu. Saat kita masih saling bangga mengakui sebagai pacar.

    O ya, kau masih ingat ini hari apa? Aha, betul! Penyakit pikunmu sudah hilang rupanya. Meski masih berlaku buat masa lalu kita. Kau pikun, bukan? Sudahlah, bukankah masa lalu hanya genangan kenangan yang butuh direnangi untuk sampai di masa depan. Sialnya, saya tak pandai berenang, hingga arus harus, tenggelamkanku di dalamnya—di masa lalu. Iya, ini adalah hari ulang tahun perpisahan kita. Kita sepakat memutuskan hubungan di tanggal dan bulan yang sama dengan hari ini. Dua tahun yang lalu. Bagaimana jika kita rayakan? Bukankah lumrahnya ulang tahun dirayakan? Tak apa! Kita tak sedang merayakan luka. Tak ada kan yang terluka dalam perpisahan waktu itu? Saya tidak. Kamu juga. Pasti. Jadi mari kita rayakan.

    Ini ulang tahun kedua bagi perpisahan. Kau jangan bangga, membuatku dua tahun menjomblo. Hahaha, jangan bangga dulu. Jomblo hanya tak punya pacar, bukan tak punya cinta. Bagiku melupakan tak berarti move on, atau move on tak berarti melupakan—saya menggabungkannya; melupakan-(cinta)mu dan move on. Baiklah mari kita rayakan! Merayakan ulang tahun dengan sejumlah lilin di atas kue, terlalu lumrah. Bagiku. Bagaimana kalau kita rayakan dengan pelukan? Atau ciuman? Kamu memelukku, saya mencium kening, pipi, atau bisa juga bibirmu? Sepakat?

    O ya, saya berterima kasih kepadamu. Berterima kasih karena telah setuju saling memutusukan dua tahun yang lalu. Kau seharusnya tahu, saya belum berani memacari sesiapa setelahmu. Jangan geer, saya tidak menunggumu kembali. Saya hanya menunggu ada perempuan yang mencintaiku. Hahaha, ya, saya tidak laku. Jangan merasa menang.  Ah, sudahlah, mari kita rayakan ulang tahun perpisahan kita. Kau sepakat, kan, kau memberiku kado pelukan, kadomu kubalas ciuman?

    Saya hampir lupa, sekarang siapa lelaki yang memcarimu? Tolong kabarkan padanya, bahwa orang yang pernah mencintai pacarnya, mengajakmu bertemu; merayakan ulang tahun perpisahan dengan ciuman dan pelukan. Jika ia marah, putuskan! Ia tidak baik buatmu. Hem, tapi pacar seharusnya pagar ya? Menjaga? Iya, juga sih. Ya sudah, jika ia tak mengizinkanmu, berikan ciuman dan pelukan kepadanya. Seharusnya bersamanya kaurayakan perpisahan kita, karena perpisahan waktu itulah yang mempertemukan kalian.

    Sedangkan saya merayakan perpisahan itu seorang diri. Karena saya tak ingin berbagi kebahagiaan, telah dipisahkan dari perempuan yang selalu memacari orang yang salah. Terakhir, kukutipkan puisi dari penyair yang membuatku jatuh cinta itu;

    bahkan jika dunia berubah secepat

    bentuk-bentuk mega

    segala yaang sempurna pada akhirnya

    akan kembali pada yang purba



    Salam

    Lelaki yang (mungkin) salah pernah kaupacari


oleh @sajakimut
diambil dari http://faisaloddang.tumblr.com

Surat #DuaHati @vinalvinal dan @Firokida


Banyak Tanya

Selamat menikmati hujan di hari Rabu, Kamu

Kabarku? Hmmm….tertidur larut malam dan terbangun lewat pagi hari dengan pola makan lebih banyak ngemil daripada sepiring nasi, setidaknya aku tidak menemukan masalah yang menyulitkan, maka masih bisa dibilang baik-baik saja kan? Mungkin aku memang baik-baik saja.

Ada kok hal yang lebih membosankan daripada hal yang membosankan, yaitu mengeluhkan kebosanan yang terjadi dan tidak berbuat apa-apa. Aku percaya meskipun kamu bisa memprediksi apa yang akan terjadi, kamu bukan orang yang akan melarikan diri. Kamu masih bisa melakukan banyak hal, sekecil apapun, untuk membunuh kebosanan itu sendiri bukan?

Kehadiranku membawa senyum? Apa kau serius? Apa kau bersungguh-sungguh? Aku sendiri ragu, aku sering melakukan tindakan bodoh. Tiba-tiba marah, tiba-tiba diam, dan tiba-tiba menangis. Kadang-kadang aku bertingkah menyebalkan hingga membuat kamu kesal dan bersuara keras. Apa kau yakin dengan kalimat “maaf  saya selalu bilang saya bosan, mungkin ini efek kalo gak ada kamu ” ? Ya, semoga saja.

Aku sedang membaca buku Chicken Soup pemberianmu dulu, memilih beberapa cerita secara acak yang kemudian mau tak mau harus aku baca sampai selesai. Ternyata pilihan jatuh pada cerita tentang Nenek Ruby. Aku ceritakan sedikit ya

Nenek Ruby baru membeli karpet putih yang indah menggantikan karpet tua yang sudah berumur 25 tahun. Ketika pesta natal, Nenek Ruby membagikan beberapa tabung madu kepada keluarganya. Salah satu cucunya, Sheena, menumpahkan tabung madu yang lengket ke karpet baru itu. Sheena menangis dan berkata “Nek, saya telah menumpahkan madu ke karpet baru nenek”. Nenek Ruby berlutut dan berkata “Jangan khawatir sayang, kami akan memberikan madu yang baru untukmu”

Entah kenapa hatiku agak tersontak membacanya. Ia luar biasa bukan? Adakah hikmah yang bisa kamu ambil dari cerita itu? Bagikan padaku ya :)



P.S : maaf, surat ini agak terlambat datang. Lagi-lagi aku terjebak situasi yang tidak memungkinkan untuk mengirim surat tepat waktu


Oleh: @vinalvinal untuk @Firokida


---




Sepertinya Begitu


Hay, selamat hari terakhir liburan. Kamu yang ada di sana.

Kurasa besok dan seterusnya gak akan ada lagi bosan yang berkepanjangan deh, soalnya anak-anak daerah mulai besok mungkin akan melakukan aktivitas perkuliahan yang sewajarnya. Mungkin bagi sebagian anak angkatan atas sih tidak penting, kamu tau kan alasannya kenapa?

Hari ini begitu menyenangkan seperti semestinya hari yang selalu dituntukan Tuhan. Sebentar terik dan sebentar mendung. Tuhan menjawab doa manuasia yang menguluh akan terik panas dan hujan rintik, mungkin inilah jawabannya. Ngomong-ngomong masalah mengeluh, sebagian manusia memang bertabiat pengeluh tanpa tau arti dari hal yang ia dapati. Semacam tidak percaya akan kehendak tuhan, bahwasanya Tuhan akan memberi yang terbaik buat manusia dan tidak ada hal yang menjadi sia-sia. Memang kehendak Tuhan biasanya untuk para manusia yang mau berfikir, seperti yang tercantum dalam sebuah kitab suci agama. Apakah kau mengerti apa yang sama maksud? Katakan saja kalo tak mengerti, bila perlu sambil acungkan tangan.

Mengomentari masalah nenek Ruby ada dua pelajaran yang bisa dipetik. Yang pertama, diapenjaga perasaan, makanya dia tidak mau menyakiti hati cucunya dengan memerahinya. Dia lebih memilih sabar dan lapang dada agar cucunya tidak terbebani dengan terlalu merasa bersalah. Yang kedua, dia terlalu sayang dengan cucunya, dia lebih memilih kedekatan dengan cucunya dari pada sebuah karpet. Karpet bisa dibeli lagi dan banyak orang yang menjualnya, tapi kedekatan tidak bisa dibeli dengan uang. Dia tidak mau mempermasalahkan hal yang penting dibandingkan dengan hal yang dapat dibeli di pasaran.

Jadi kesimpulannya untuk apa mempermasalahkan sesuatu yang dapat dibeli dengan mudah kalo itu bisa menghilangkan sesuatu hal yang sangat penting. Yaitu cinta.

Mungkin saya sok tau, tapi kalo kamu mintapendapat saya yah itu yang bisa saya lihat dari sebuah kejadian itu. Selamat menjalankan aktivitas see you soon.



Surat balasan dari @Firokida untuk @vinalvinal
Diambil dari: http://diarekancil.tumblr.com/

Surat #DuaHati @estipilami dan @idrchi


Peserta Pertama Telah Gugur

Bersama kepastian yang mantap, 14 Februari 2013

Teruntuk Indri,
yang barangkali sedang merayakan hari valentine sendiri.

HAHAHAHA aku sayang kamu, In :”) *ngebaik-baikkin*

Selamat hari valentine ya, kamu. Semoga secepatnya dipertemukan dengan seseorang, yang bisa membawamu pergi jauh-jauh dari lingkar masa lalu.

Ah, aku punya kabar bahagia. Kemarin, Resa mengajakku untuk bertemu. Pada pertemuan kami (mungkin untuk) yang terakhir kalinya, aku benar-benar memantapkan pilihan bahwa ia sudah seharusnya berada pada masa yang sudah lalu. Ia sudah seharusnya kutimbun bersamaan dengan perasaan yang mulai habis digerogoti waktu. Ia sudah seharusnya kutinggal tanpa perlu merasa sesal.

Aku hanya tak habis pikir dengan caranya. Dengan besar kepala ia menanggapi perhatian demi perhatian, dengan acuh tak acuh ia menanggapi setiap perlakuan-perlakuan istimewa, kemudian setelah aku membiarkannya pergi, ia justru kembali lagi, dengan sewujud cinta yang tidak lagi aku damba. Ia justru kembali dengan permintaan yang tidak bisa kukabulkan. Dan aku merasa malahan lebih baik kami jauh dan tidak lagi akrab. Dan begitulah, In, kini hanya tersisa dua, ya? Dan aku masih juga merasa bimbang.

Terima kasih, untuk selalu ada dan selalu pintar dalam mendukung setiap keputusan, In. Kini, biarkan aku mengetahui Nuel dan Manu lebih dalam lagi. Sebab seperti yang pernah kuceritakan, aku tidaklah piawai dalam memilih. Biarlah Tuhan yang pada akhirnya mengambil alih.

Dari yang kini sedang bersebelahan persis dengan sepupumu,

Esti.                


Oleh: @estipilami untuk @idrchi
Diambil dari: http://estipilami.tumblr.com/

---

Manu dan Nuel


Bandung, Februari hari lima belas, 2013

Teruntuk,
Esti
yang akhirnya sudah tak lagi mengalah pada waktu lampau

Hai, kamu..
Selamat Hari Kasih Sayang juga ya, Ti.. Semoga kasih kamu selalu ada yang menyayangi, semoga sayang kamu selalu ada yang mengasihi. :’))

Oke. Berhubung Resa sudah gugur dari kompetisi, mari kubantu kamu mendapat sedikit pencerahan bagi isi hati. Sekarang, biarkan aku menegaskan posisi bahwa aku tak berniat menjadikan siapapun oposisi. Aku netral, akan kucoba memberimu gambaran dua sisi koin—baik dan buruknya mereka.

Manu, yang selama puluhan tahun aku mengenalnya sebagai sepupu, belum pernah sekalipun mengecewakan aku. Dengan surga kecil yang Tuhan titipkan pada senyum ramahnya, aku yakin kamu akan mudah jatuh cinta. Dan ia adalah teman bicara yang sangat menyenangkan. Cerdas, wawasannya luas. Bicarakan apa saja yang ada dalam pikiranmu, pasti ia tahu cara menanggapinya. Yang barangkali kelak kamu kurang menyukainya, perihal sifatnya yang seringkali malas. Karena menyadari kemampuan dan kecerdasannya, Manu tak jarang jadi pemalas dan menunda-nunda banyak hal.

Selanjutnya, Nuel. Aku baru mengenalnya dua tahun belakangan ini. Manu seringkali mengajaknya ikut acara keluarga, maka tak heran Nuel cukup akrab di pandangan mata. Sejauh yang aku tahu, Nuel sudah tak punya Ibu. Banyak yang bilang ia jadi pendiam sejak peristiwa kehilangan itu. Nuel juga tak bisa cepat akrab dengan perempuan. Ia terkadang terlihat cukup tak nyaman jika berdekatan dengan lawan jenis. Malu, mungkin. Namun ketika sudah kenal lebih dekat, Nuel menjadi sangat menyenangkan dan perhatian. Pernah suatu kali, ia rela menjemput ibuku ketika hujan turun lebat sekali. Hanya karena aku dan Manu sedang ada ujian di kampus, kakakku sedang ke luar kota, dan ayahku belum pulang kerja. Ibuku entah mengapa justru menghubungi Nuel, dan bukan supir taksi. Beruntungnya, Nuel langsung setuju menjemput. ;’)

Begitulah, Ti. Perihal dua sisi koin—Manu dan Nuel—yang barangkali kamu perlu tahu. Sebetulnya masih banyak cerita yang ingin kutuliskan. Namun biar saja isi hati dan kepalamu yang meramu segala  fakta minim itu menjadi sebuah jawaban besar. Kuharap aku cukup membantumu, ya.. :D

yang selalu berharap kamu memilih yang terbaik,
Indri.


Surat balasan dari @idrchi untuk @estipilami
Diambil dari: http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/

Surat #DuaHati @brutalita dan @enkanaa


Tuhan Mengirimku Padamu

It is not simply a cosmological coincidence.

Rona pipiku tidak pernah pudar sejak awal bibir kamu menyentuhnya. Detak jantungku terasa lebih nyaman dari biasa sejak kamu dekap aku di bawah senja. Lidah juga bibirku tak sekalipun kelu terus-menerus merapal nama Kana dalam setiap doa. Luka lama seakan sembuh tiba-tiba dan aku tak ingin menanyakan kenapa. Hati ini seketika berhenti mencari dua, tiga pun lima sejak kau tuntun aku di jalan cinta. Tuhan ciptakan kita, pertemukan aku dengan Kana untuk satu tujuan. Bahagia.

Mari kuperjelas segalanya, kasih. Masalah datang silih berganti setiap kali. That is how life should be. But let me say something, baby. Tidak perlu lagi kamu lelah berlari sebab kini kau punya empat kaki. Aku akan menggenggam tanganmu, berjalan bersamamu setiap hari. Kamu tidak lagi sendiri. Tidak akan pernah sendiri. Akan kuajarkan kau cara berbagi suka-tawa-ria-bahagia-sedih-letih-pedih-perih.

Aku hanya seorang kekasih. Aku tidak akan mampu mengobati. Biarlah itu menjadi urusan kedua hati. Biarlah mereka saling mengisi dan melengkapi. Tugas kita hanya menjaga mereka tetap bersama dari pagi ke pagi.

Mbum,

Aku dan kamu telah lebur jadi satu. Jangan takut terlihat lemah. Berhentilah berpura-pura kuat setiap saat. Jangan ragu terlihat rapuh di hadapanku. Aku telah cinta kamu dan beserta segala retak-pecahmu. Melihat lemahmu, bukan jarak yang ingin ku ciptakan. Tapi dekat. Hangat air matamu tidak akan mengikis bongkahan rindu yang kian membatu. Jangan takut jatuh saat melangkah sebab telah kusediakan kedua bahu untukmu.

Ay, aku disini.

Kekasihmu disini. Selalu disini. Datanglah kapan saja sesuka hati.

Aku menunggu.

Aku tidak akan jauh. Tidak pernah jauh. Akan selalu dekat. Lebih dekat daripada darah dalam nadimu sendiri.



Oleh: @brutalita untuk @enkanaa


---






Bahagiaku Kekasih

Sampai
Senangnya hati, hari ini jalan jalan sama pacar mencari bakso..
Walaupun baksonya tutup..-____-
Senangnya hati, hari ini bercanda tawa daripagi hingga senja hari..
Walaupun kadang guyonannya keterlaluan -____-
Senangya hati, hari ini bisa dipeluk pacar..
Walaupun kadang aku gabisa meluk pacar pas nyetir -____-
Senangnya hati, hari ini bisa makan pentol sama pacar..
Walaupun baksonya tutup -____-
Senangnya hati, hari ini bisa hujan hujan sama kamu
Walaupun pakai mantel. -____-
Senangnya hati, hari ini bisa makan mie sama pacar..
Walau keselek sambel.. -____-
Senangnya hati, hari ini digandeng pacar..
Walau yang digandeng mukanya manyun.. -____-
Senangnya hati, hari ini pake kacamata
Walau rambutnya gondrong katamu.. -____-
Senangnya hati, hari ini bisa ketemu sama pacar..
Walau nggak 24jam.. -____-
Senangnya hati, hari ini dan seterusnya punya pacar seperti Talita Sagitarani..
Walau bawelnya Masya`owoh.. -____-
Senangnya hati, hadi ini bisa ngepost di tumblr.
Walau ngepostnya telat.. -____-

Senangnya hati jika bersamamu :))


Surat balasan dari @enkanaa untuk @brutalita
Diambil dari: http://kadalkrispi.tumblr.com/