15 January 2013

Ibunya Jodohku


Teruntuk,
Ibunya jodohku.

Assalamualaikum, Bu. Aku tulis ini ketika umurku jelang 19 tahun. Ternyata pagi juga yang mengidekan sebuah surat untukmu. Mungkin nanti, ketika saatnya kita bertemu, aku akan tunjukkan blogku dan silakan engkau baca surat ini.

Ini lucu bagiku. Padahal aku belum mau menikah. Masih mahasiswa semester satu. Meskipun tak menutup kemungkinan bagi siapapun untuk menikah di umur sepertiku. Tapi apa daya? Ideku memilihmu. Tentu kita sama-sama menyadari kita belum saling kenal sampai nanti waktunya tiba. Jadi, bagaimana tingkah anakmu selama ini, Bu? Persiskah denganku? Karena yang aku dengar adalah apa yang aku beri, itulah yang aku dapat. Jika aku memberikan cinta kepada orang tuaku, apakah anakmu pun begitu? Semoga kebaikan selalu mengikuti kita semua, Bu.

Bu, jika sebelum anakmu meminangku dan engkau tau bahwa aku suka bangun siang, apakah engkau akan mengizinkan anakmu datang padaku? Jika porsi makanku melebihi porsi makan normal seorang wanita, apakah kau akan tetap membiarkan anakmu hidup bersamaku? Jujur saja, Bu. Tak ada yang lebih pahit ketimbang kejujuran yang terus dipendam.

Siapapun dan dimanapun engkau, Ibu, plis jangan menyesal ketika Tuhan memilihkanku sebagai pendamping anakmu. Ibuku pun pasti tak pernah menyesal jika ternyata jodohku adalah anakmu. Biar semua pertanyaan ini dijawab oleh waktu. Semoga engkau sehat selalu. Sampai kita bertemu dan kupersilakan engkau membaca blogku.

Salam hangat,
Jodoh anakmu

Oleh: @ulfaground
Diambil dari http://ulfarizkiana.blogspot.com

No comments:

Post a Comment