Dear 02.02,
Untuk kesekian kalinya, aku menulis untukmu ya. Silakan tertawa. Silakan tertawa ketika kamu tahu bahwa kamu punya penggemar yang begitu setia.
Silakan tertawa di atas gemetarnya jemariku mengetik ini.
Aku ingat pertama kali menyukaimu. Tahun lalu. Aku menemukan buku kecilmu dan membaca untai kata-katamu untuk seorang wanita. Entahlah setelah itu bagaimana, tiba-tiba saja aku berpikir kalau kau mengagumkan.
Lalu kita mulai dekat. Tertawa-tawa bersama di lantai dua sekolah. Atau mungkin hanya aku saja yang tertawa karena lelucon basimu. Mungkin. Tapi... saat bersamamu, semua hal yang aku lihat terasa lucu. Bahkan anak paskib yang disiksa seniorpun menjadi lucu. Bahkan guru kimia super-duper menyebalkan yang berjalan di lorong seberangpun terasa lucu. Bahkan bentu awan yang bergelombangpun terasa lucu. Bahkan ring basket yang tetap bundar seperti semua ring basket di duniapun terasa lucu.
Dan yang paling lucu adalah senyummu.
Aku menyukaimu. Kutulis semua rasaku dimanapun aku mau.
Tetapi... entah sejak kapan kamu berubah. Atau mungkin aku yang berubah? Entahlah. Semua terasa tidak manis lagi. Kamu menjalin kasih dengan wanita lain, yang tidak pernah aku duga. Itu sumber duka lho. Tak tahukah kamu aku menangis di depan anak-anak sekelas saat mengetahui itu? Sangat memalukan. Semua tertawa. Semua berkata bahwa kau dan aku memang tak pernah pantas.
Tapi, sialnya, hatiku kok tetap berharap.
Iya aku memang bodoh. Tertawalah sepuasnya.
Yah... itu semua sudah berlalu. Seseorang mengatakan padaku bahwa aku harus membiarkanmu ‘terbang’ kemanapun kau mau. Seseorang melepaskan kaitan sayap kita, lalu kamu pergi, dan aku juga sedang belajar terbang lagi seperti dulu.
Menjadi aku yang dulu.
Tapi yang ingin aku katakan adalah, terimakasih. Terimakasih untuk beberapa bulan penuh canda ini. Terimakasih telah pernah menerimaku. Terimakasih sekali.
Dan sekarang aku terbang sendiri. Jaga dirimu baik-baik J
Penggemarmu.
Oleh @tullatul
Diambil dari http://gulajawadua.blogspot.com
No comments:
Post a Comment