15 January 2013

Kecewa

Kita berjalan dalam diam. Tak sepatah kata yang ingin kuucapkan. Kau pun hanya membiarkan senyum kecilmu, entah apa yang kau bayangkan. Saat semesta menyampaikan segala apa yang ingin kita katakan, aksara dengan bahagia mati.

Karena segalanya baik-baik saja, semestinya. Seharusnya kusanggah seperti biasa. Kecurigaanku yang telah lama padam. Digantikan kepercayaan pualam. Kau menggenggam tanganku perlahan. Tanganmu yang lembut dan ringan.

Apakah saat itu kau berbisik? Karena disetiap kudukku ada yang menelisik. Genggamanku yang masih dingin. Seperti angin. Ya, aku menggenggam sepi. Ketiadaanmu terlalu tiba-tiba. Aksara masih lelap. Suaraku telah kau curi. Kau yang datang dan pergi tanpa alasan.

Sesal ini tiap hari kucoba hapuskan. Ampasnya membekas. Menghitam. 

Oleh  @chiizen

No comments:

Post a Comment