Kita berjalan dalam diam. Tak sepatah kata yang ingin kuucapkan.
Kau pun hanya membiarkan senyum kecilmu, entah apa yang kau bayangkan. Saat semesta
menyampaikan segala apa yang ingin kita katakan, aksara dengan bahagia mati.
Karena segalanya baik-baik saja, semestinya. Seharusnya kusanggah
seperti biasa. Kecurigaanku yang telah lama padam. Digantikan kepercayaan
pualam. Kau menggenggam tanganku perlahan. Tanganmu yang lembut dan ringan.
Apakah saat itu kau berbisik? Karena disetiap kudukku ada yang
menelisik. Genggamanku yang masih dingin. Seperti angin. Ya, aku menggenggam
sepi. Ketiadaanmu terlalu tiba-tiba. Aksara masih lelap. Suaraku telah kau
curi. Kau yang datang dan pergi tanpa alasan.
Sesal ini tiap hari kucoba hapuskan. Ampasnya membekas.
Menghitam.
Oleh @chiizen
diambil dari http://ukiu.tumblr.com
No comments:
Post a Comment