15 January 2013

Kata Rindu untuk Ibu

Hai, apa kabar? Baikkah keadaanmu disana? Keadaan yang telah berbeda dengan apa yang biasa kita rasakan bersama. Ya, seperti katamu, inilah kehidupan, dimana semua akan terus melaju walau dengan atau tanpamu. Di sela-sela waktuku, kerap aku merindukanmu, merindukan belai dan dekap hangatmu, semasa adanya dirimu maupun tiadanya ragamu. Apakah kau juga kerap merasakan itu? rindu yang amat menggebu dalam hatimu, meronta-ronta meneriakkan namaku, tangan yang gatal ingin membelai rambutku, tubuhmu yang mengigil menginginkan pelukku, apakah sama sepertiku?

Hubunganku dengan kakak-kakakku disini baik, kami masih sering berkomunikasi dan menanyakan kabar masing-masing walau hampir jarang sekali bertemu. Menceritakan kesibukan dan kegemaran kami masing-masing sesekali waktu. Semua itu menyenangkan, namun mungkin lebih menyenangkan bila ada kau disini dan ikut mendengar atau mungkin sesekali menertawakannya.
Kerap aku merasa gundah hendak bercerita pada siapa saat aku buntu akan beban yang aku endapkan sendiri dalam diri. Bukan, bukan aku tidak ingin menceritakannya pada seseorang. Aku memiliki beberapa orang terpercaya untuk berbagi keluh kesah bersamaku, namun saja ada saat dimana aku hanya ingin menceritakan semua itu denganmu.

Lima tahun sudah kepergianmu, sosok yang amat berarti bagiku namun sukar untuk kurasakan kasihmu setiap waktu. Kegemaranmu menghabiskan waktu bersama teman-temanmu, menikmati kesenangan duniawi bersama rekan, mencurahkan perhatianmu sepenuhnya pada cucu-cucumu, terkadang membuatku berfikir kau tidak membutuhkan kehadiranku di sela hidupmu karena kau amat jarang sekali menghubungiku atau sekedar menelpon untuk menanyakan bagaimana keadaanku. Apakah karena kau berfikir aku telah berada di tempat yang lebih selayaknya aku sebut keluarga dalam dekap suamimu?

Aku memang memiliki malaikat, malaikat yang begitu tulus mengasuhku, mendidik, menyayangiku, mendengarkan ceritaku, bercanda tawa denganku, dan mungkin lebih perhatian darimu. Aku begitu menyayanginya, dia adalah permata dari Tuhan yang akan aku jaga semampu dan sebaik mungkin. Sama sepertimu, kau juga adalah permata murni bagiku, namun bedanya binarmu terpancar sedikit lebih redup.

Lima tahun sudah kepergianmu, namun kau tetap menjadi inspirasiku. Kau tidak meninggal, kau hanya sedang meniadakan diri dari hadapanku, hadapan orang-orang yang mencintaimu. Ada waktu dimana kita akan berkumpul lagi bersama sebagai keluarga besar yang bahagia, aku percaya itu. Kau akan tetap menjadi apa yang selalu aku puja dan kuulami namanya dalam doa. Mereka bisa menyebutmu dan malaikatku dengan berbagai macam nama, namun aku akan terus memanggilmu dan malaikat itu dengan sebutan, Ibu.

Oleh @ayuwiedya

No comments:

Post a Comment