Hai, apa
kabar? Baikkah keadaanmu disana? Keadaan yang telah berbeda dengan apa yang
biasa kita rasakan bersama. Ya, seperti katamu, inilah kehidupan, dimana semua
akan terus melaju walau dengan atau tanpamu. Di sela-sela waktuku, kerap aku
merindukanmu, merindukan belai dan dekap hangatmu, semasa adanya dirimu maupun
tiadanya ragamu. Apakah kau juga kerap merasakan itu? rindu yang amat menggebu
dalam hatimu, meronta-ronta meneriakkan namaku, tangan yang gatal ingin
membelai rambutku, tubuhmu yang mengigil menginginkan pelukku, apakah sama
sepertiku?
Hubunganku
dengan kakak-kakakku disini baik, kami masih sering berkomunikasi dan
menanyakan kabar masing-masing walau hampir jarang sekali bertemu. Menceritakan
kesibukan dan kegemaran kami masing-masing sesekali waktu. Semua itu
menyenangkan, namun mungkin lebih menyenangkan bila ada kau disini dan ikut
mendengar atau mungkin sesekali menertawakannya.
Kerap aku
merasa gundah hendak bercerita pada siapa saat aku buntu akan beban yang aku
endapkan sendiri dalam diri. Bukan, bukan aku tidak ingin menceritakannya pada
seseorang. Aku memiliki beberapa orang terpercaya untuk berbagi keluh kesah
bersamaku, namun saja ada saat dimana aku hanya ingin menceritakan semua itu
denganmu.
Lima tahun
sudah kepergianmu, sosok yang amat berarti bagiku namun sukar untuk kurasakan
kasihmu setiap waktu. Kegemaranmu menghabiskan waktu bersama teman-temanmu,
menikmati kesenangan duniawi bersama rekan, mencurahkan perhatianmu sepenuhnya
pada cucu-cucumu, terkadang membuatku berfikir kau tidak membutuhkan
kehadiranku di sela hidupmu karena kau amat jarang sekali menghubungiku atau
sekedar menelpon untuk menanyakan bagaimana keadaanku. Apakah karena kau
berfikir aku telah berada di tempat yang lebih selayaknya aku sebut keluarga
dalam dekap suamimu?
Aku memang
memiliki malaikat, malaikat yang begitu tulus mengasuhku, mendidik,
menyayangiku, mendengarkan ceritaku, bercanda tawa denganku, dan mungkin lebih
perhatian darimu. Aku begitu menyayanginya, dia adalah permata dari Tuhan yang
akan aku jaga semampu dan sebaik mungkin. Sama sepertimu, kau juga adalah
permata murni bagiku, namun bedanya binarmu terpancar sedikit lebih redup.
Lima tahun
sudah kepergianmu, namun kau tetap menjadi inspirasiku. Kau tidak meninggal, kau
hanya sedang meniadakan diri dari hadapanku, hadapan orang-orang yang
mencintaimu. Ada waktu dimana kita akan berkumpul lagi bersama sebagai keluarga
besar yang bahagia, aku percaya itu. Kau akan tetap menjadi apa yang selalu aku
puja dan kuulami namanya dalam doa. Mereka bisa menyebutmu dan malaikatku
dengan berbagai macam nama, namun aku akan terus memanggilmu dan malaikat itu
dengan sebutan, Ibu.
Oleh @ayuwiedya
diambil dari http://ayuwiedya.tumblr.com
No comments:
Post a Comment