15 January 2013

Dari Yang (Pernah) Mengagumimu

Tahukah rasanya bertemu dengan seseorang setelah empat tahun lamanya tak bertemu?Rasanya sulit digambarkan dengan kata-kata, apalagi bila seseorang itu pernah menjadi sosok yang istimewa.Senyum yang selalu mengembang, mata yang tak berhenti menatap, dan jantung yang berdegup lebih kencang dari biasanya.  Terbesit juga sedikit haru.
Itulah yang kurasakan ketika bertemu denganmu siang itu.

Aku senang sekali.

Kulihat kau tak banyak berubah.  Mungkin hanya cambang tipis yang kini menghiasi janggutmu.  Selebihnya kau masih sama seperti yang dulu.  Tetap keren dan mempesona, di mataku.
Ah sayang sekali kita tidak sempat mengobrol.
Eh, sebentar.  Mengobrol?  Bukannya kita dulu juga tidak pernah mengobrol ya?
Hhehe.

Sesampai di rumah, aku membuka lemariku.  Kucari-cari buku harianku ketika SMA yang seingatku aku letakkan di rak paling bawah. Akhirnya aku menemukannya. 
Dan setelah membaca itu, aku merasakan rindu yang amat sangat.
Hei kamu, jangan ge-er dulu.  Aku tidak merindukanmu.
(oke, aku bohong. Aku merindukanmu)
Aku hanya merindukan saat-saat bisa mencintai tanpa tendensi apa-apa, tanpa pamrih apa-apa.
(Mungkin kata “mencintai” disini kurang tepat.  “Menyukai” sepertinya terdengar lebih cocok) 

Aku  ingin suatu saat nanti,entah dimana entah kapan, bisa duduk berdua mengobrol denganmu. Akan kutunjukkan kepadamu buku harianku itu.  Kau akan tahu bahwa dulu sewaktu SMA ada seseorang yang begitu menyukaimu, dari kelas satu hingga kelas tiga.  Mungkin kau akan terkejut. Kau akan melihat deretan kalimat yang merekam  gerak-gerikmu dengan sangat baik. Peristiwa-peristiwa yang membuat hatiku berdebar.  Hari dimana kau meminjam alat tulisku.  Hari dimana aku memergokimu sedang diam-diam menatap ke arahku.  Berpapasan denganmu yang membuatku berhenti bernafas untuk sementara waktu. Aku yang merindukanmu ketika kau tidak masuk sekolah.  Aku yang didera cemburu ketika melihatmu dekat dengan teman lain. Kau juga akan melihat kata-kata melankolis khas anak SMA sewaktu itu yang galau dan bingung menerka-nerka perasaanmu yang sebenarnya terhadapku.

Sampai kita lulus pun aku tak tahu, apa kau juga menyukaiku atau aku yang hanya terlalu ge-er. 

Ah, sudahlah.

Waktu berjalan cepat sekali.  Kita sudah sama-sama jadi sarjana sekarang.  Demi apapun yang pernah terjadi dulu, apapun perasaanmu,  terimakasih ya.  Berkat kamu, aku jadi punya kenangan indah sewaktu SMA.  Kamu salah satu sumber semangatku kala itu.
Selamat mengejar cita dan cinta, kawan!
Sampai bertemu lagi.


Ditulis oleh : @diyanrasyieqa
Diambil dari http://diyankhaeruddin.multiply.com

No comments:

Post a Comment