This post especially written for the
best partner, best friend, I have ever met…
Dear, Ita Sholihatin -semoga namamu nggak akan
berubah atau bertambah dengan selipan huruf “k” di dalamnya-, bagaimana
kabarmu? Bagaimana menjalani kehidupan perkuliahanmu tanpa seorang teman
sebangku semacamku? Ah, pasti tak akan menjadi masalah buatmu, bukan? Ita yang
kukenal kayak bunglon kan? Bisa beradaptasi di segala kondisi? :p
Bukan, surat ini bukanlah surat balasan untuk
sebuah surat yang pernah kau tuliskan 339 hari yang lalu, jika kau mau
menanyakan itu. Surat ini juga bukan penjawab pernyataanmu tentang
menertawakanku jika tak menulis satupun surat untukmu. Bukan tentang itu. Hey,
I just…miss you.
Aku ingat saat-saat kamu belum dateng ke kelas
dan orang-orang selalu tanya “Ita kemana?”, hey, emangnya aku ini emakmu, gitu?
Haha. Aku cuma nggak nyangka bakalan kangen hal-hal simpel semacam itu. Emang
ya, hal-hal kecil selalu bisa membuat kita rindu #tsaah
Dan, hari ini entah hari yang keberapa
semenjak sebuah kalimat pengumuman itu memaksa kita merentang jarak, memaksa
kita melukiskan cerita kehidupan diatas kanvas yang amat berbeda. Aku bukannya
mengeluh, tapi menjalani hari saat ini nggak semudah yang pernah terlintas
dipikiranku sebelumnya. Kamu merasakan hal yang sama? Atau malah biasa saja?
Kupikir seiring berjalannya waktu, aku akan
menemukan seseorang yang “sejenis” sama kamu, Tak. Tapi sepertinya nggak
mungkin. Dimana lagi aku bakalan “nemu” orang telatan, malesan, selalu tidur di
kelas, dll dll semacammu? :p
Tulisan ini nggak bakalan aku perpanjang lagi
mungkin. Kamu punya ribuan kata lain yang terangkai jauh lebih indah daripada
untaian milikku. Cerita-cerita kita jika dituliskan mungkin akan melebihi
ketebalan Guyton ataupu Solomon. Mungkin. Tapi kita masih bisa kan saling
melengkapi?
Udah ya, Tak. You always and will always be my
best partner, won’t you?
Oleh
@bernitancc
diambil dari http://bernitanc.wordpress.com
No comments:
Post a Comment