15 January 2013

Best Partner, Best Friend

This post especially written for the best partner, best friend, I have ever met…

Dear, Ita Sholihatin -semoga namamu nggak akan berubah atau bertambah dengan selipan huruf “k” di dalamnya-, bagaimana kabarmu? Bagaimana menjalani kehidupan perkuliahanmu tanpa seorang teman sebangku semacamku? Ah, pasti tak akan menjadi masalah buatmu, bukan? Ita yang kukenal kayak bunglon kan? Bisa beradaptasi di segala kondisi? :p

Bukan, surat ini bukanlah surat balasan untuk sebuah surat yang pernah kau tuliskan 339 hari yang lalu, jika kau mau menanyakan itu. Surat ini juga bukan penjawab pernyataanmu tentang menertawakanku jika tak menulis satupun surat untukmu. Bukan tentang itu. Hey, I just…miss you.

Aku ingat saat-saat kamu belum dateng ke kelas dan orang-orang selalu tanya “Ita kemana?”, hey, emangnya aku ini emakmu, gitu? Haha. Aku cuma nggak nyangka bakalan kangen hal-hal simpel semacam itu. Emang ya, hal-hal kecil selalu bisa membuat kita rindu #tsaah

Dan, hari ini entah hari yang keberapa semenjak sebuah kalimat pengumuman itu memaksa kita merentang jarak, memaksa kita melukiskan cerita kehidupan diatas kanvas yang amat berbeda. Aku bukannya mengeluh, tapi menjalani hari saat ini nggak semudah yang pernah terlintas dipikiranku sebelumnya. Kamu merasakan hal yang sama? Atau malah biasa saja?

Kupikir seiring berjalannya waktu, aku akan menemukan seseorang yang “sejenis” sama kamu, Tak. Tapi sepertinya nggak mungkin. Dimana lagi aku bakalan “nemu” orang telatan, malesan, selalu tidur di kelas, dll dll semacammu? :p

Tulisan ini nggak bakalan aku perpanjang lagi mungkin. Kamu punya ribuan kata lain yang terangkai jauh lebih indah daripada untaian milikku. Cerita-cerita kita jika dituliskan mungkin akan melebihi ketebalan Guyton ataupu Solomon. Mungkin. Tapi kita masih bisa kan saling melengkapi?

Udah ya, Tak. You always and will always be my best partner, won’t you? 


Oleh @bernitancc

No comments:

Post a Comment