15 January 2013

[1] It's Easier When We're Younger

Dear Nel„


So, Axl Rose has coming to town, huh?



Lelaki yang wajahnya memenuhi kamarmu dulu. 

Ah, too bad we missed him. Andai aku di sana, di Jakartamu, kita pasti sudah ber-headbanging ria dan sing along bersama ya.
What? loncat-loncat. entah lah. Sepertinya aku terlalu tua untuk itu.


Dan dengar-dengar konsernya keren. ah..



Jadi, apa kabarmu?

Pasti sedang asyik-asyiknya mendoktrinasi jagoan kecilmu dengan hal-hal keren ya. How cool.
Jujur, aku iri. hahahah. Iri melihat semua ibu muda dengan anak kecil dalam dekapan. Juga iri dengan ayah mudanya *wink* :’)


Aku rindu kau, sobat hati, love you when we’re apart, sebagaimana yang sering kau kutip dari nyanyian beatles itu.



Aku rindu perjalanan kita. 



Masih ingatkah dulu, saat kita masih nakal, kau cabut kerja aku bolos kuliah untuk menonton kekasihmu Jonathan Davis menyanyi di PRJ sana, kau bahkan pingsan di hadapannya, haha! entah karena terlalu terpesona, tapi sepertinya terlalu terjepit oleh manusia yang sesak itu. Badanmu yang kecil dan ringkih terpaksa diangkut paksa para bodyguard penjaga konser ke luar arena. Tapi katamu kau malah dapat tempat yang asik, bebas dari himpitan massa. Sedang aku sendiri pada frontrow terpukau oleh tatapan Munky, hah!



Lalu kita, pulang jam 2 pagi demi kau menunggu Boomerang yang pada festival itu menjadi penutup konser. Boomerang yang kau idolakan pada masa remajamu dengan Ivan yang rambutnya mengembang. Akhirnya kau berjumpa juga dengan Ivan di tempat kerjamu, dan kau mintai tandatangannya pada foto kita di festival itu. 



Dan petualangan2 kita selanjutnya.



Ngampar di kampus orang menyaksikan band rock tua idolamu tampil, sambil menggendong seransel besar buku2 Haekal dan Deedat. Seperti tidak sinkron, tapi bagi kita itulah keseimbangan.



Jaman dulu aku masih susah. Mahasiswa dekil yang cuma bermodalkan uang saku dari kampus. Bahkan ongkos P6 pun masih kau bayari. But it’s always fun with you. Kini barangkali aku sudah tak terlalu susah lagi. bisakah kita mengulang sekedar duakedar keriangan dulu? Aku akan membayarimu taksi. 

  
Masih ingat petualangan kita dari festival ke festival? mencari buku, kaset, atau menonton band favorit.


Mencium aroma buku lama maupun baru terasa bagaikan surga. Untuk itu kita rela berpanas-panas di Kwitang, atau berpegal-pegal keliling Istora. 



Ah, aku masih ingat festival buku terakhir kita. Istora Senayan, 2006, sekitar Juni atau Juli. Aku lupa. Pokoknya bertepatan dengan final Piala Dunia Perancis vs Italia. Zidane menanduk Materazzi, Italia menang.



Hari itu aku mendapat harta sangat berharga, dua buah buku James Joyce dengan harga murah. Lima belas atau dua puluh ribu, aku lupa. Dan yang paling lucu adalah kedua buku itu masih belum berhasil kutamatkan sampai hari ini. haha. Sepertinya otak tuaku tak mampu mencerna isi kepala Joyce. Tapi untuk setiap buku terjemahan yang sulit dipahami, salahkan penerjemahnya, ya kan?



Kau tahu, Norwegian Wood-nya Murakami -iya, yang kau hadiahi dulu itu- masih merupakan buku favoritku. Kurasa aku hampir hapal pada bagian mana Midori memakai rok pendek sekali datang ke rumah sakit bersama Watanabe. 



It’s easier when we’re younger, huh? 



Menjadi dewasa itu tidak gampang. Banyak ini itu yang harus dipikirkan.



Kurasa, semakin tua orang-orang semakin membosankan, menurutmu?



Mungkin tidak sih. Barangkali cuma aku yang masih gini-gini aja. sementara orang lain sudah sibuk membahas menu untuk bayinya, aku masih berharap ada orang yang bisa diajak ngobrol ngalor ngidul tentang buku, musik, film. Seperti kita dulu. Sejenak melupakan persoalan hidup dan masuk ke utopia yang berisi orang-orang yang kita anggap keren. Masuk ke dalam kepala mereka, berlagak mengetahui isinya kemudian menganalisis pura-pura. Bukankah itu menyenangkan? well, sekarang sudah tak bisa melakukan itu lagi. Tampaknya tidak ada lagi yang tertarik mendengarkan aku berbusa-busa mempromosikan Seno Gumira Ajidarma, atau album terbaru Radiohead. Sigh. Kuharap aku pun segera memasuki dunia itu, membahas menu. Juga buku-buku :)



Mungkin kita harus lebih sering menulis surat ya. Seperti dulu, saat kita punya buku rahasia untuk ditulisi mimpi, sampah, puisi, atau sekedar nyanyi-nyanyi. Ya, buku itu menjadi penyatu. Dan ya, aku rindu. Sekarang tak ada lagi buku itu untuk dibaca atau dicorat-coret.



Nel, thanx ya udah jadi bagian dari proses masa mudaku. It’s really fun. Bukannya aku merasa tua sekarang, hanya, cukup tua untuk mengenang.



Lalu, kau apa kabar?



..yang bahagia ya di sana. kali lain kita main lagi.

i wish..


salam buat jagoan kecilmu




love you when we’re apart.

-xoxo-


Ditulis oleh : @daynif
Diambil dari http://braincrashing.tumblr.com

No comments:

Post a Comment