15 January 2013

Teruntuk Kamu, yang Kususahkan Selalu.


Apa kabar dirimu? Aku tahu kamu di sana baik saja karena Tuhan akan selalu menyampaikan doa-doaku yang berselip namamu. Amin.

Kemarin, hari kesekian aku menyusahkan kamu. Dengan segala tingkah sembronoku, dengan semangat ingin membantu, yang berujung berantakan selalu. Seperempat kantong bubuk cokelat yang seketika memenuhi lantai dapurmu, genangan air putih di atas meja makanmu dan entah apalagi yang tercecer ataupun ditumpahkan olehku. Dan kamu masih tersenyum sabar sambil membersihkan semua itu.

Kemarin, hari kesekian aku menyusahkan kamu. Dengan keinginan yang kupaksakan untuk dituruti olehmu, dengan semua hal yang membuatku cemburu dan bibirku yang seolah tidak hentinya cemberut. Sore-sore di Kota Batu, perjalanan ke pantai yang berliku dan repotnya membuatku menentukan apa yang ingin kumakan siang itu. Dan kamu masih tersenyum sabar sambil melajukan motormu ke manapun aku mau.

Kemarin, hari kesekian aku menyusahkan kamu. Dengan segala pesanku yang merajuk, dengan segala kata-kataku yang terkadang menusuk dan pada akhirnya semua puncak kekesalanku padamu yang semburat memburu. Sempat sekali aku lepas kontrol memakimu, lain waktu aku sibuk tersedu-sedu dan tak jarang sepasang tanganku yang kesal memukulimu. Dan kamu masih tersenyum sabar sambil mengelus puncak kepalaku.

Lewat surat ini aku ingin menyampaikan sebuah pesan atau mungkin lebih tepatnya pinta dariku. Hari ini dan selanjutnya, semoga tak pernah luntur sabarmu itu. Masih banyak tempat yang ingin kukunjungi bersamamu, masih banyak kecerobohanku yang harus dibenahi olehmu dan masih banyak hal-hal di luar sana yang akan membuatku merengek cemburu.

Maafkan aku yang selalu menyibukkan hari-harimu yang sudah sibuk itu. Tapi ketahuilah ini hanya karena aku tidak ingin kehilangan waktu untuk bersamamu.

Dari aku,

Yang menyusahkanmu selalu.




Oleh : @nabillaramadila
Diambil dari http://ispicat.tumblr.com/post/40481055230/1

No comments:

Post a Comment