Lembar kusut ini ku kirimkan untuk
kamu yang berperan sebagai kepala keluarga di rumah itu, iya. Ini surat
untukmu, Kak.
Apa kabar rumah kita yang dulu menjadi
tempat menukar tawa, game zone paling seru, catwalk paling lucu, dan tempat
berteduh dikala hujan turun begitu deras itu? Apakah semuanya masih terpelihara
dengan baik? Apa lemari di kamar mama masih penuh dengan baju peninggalan papa?
Lain waktu kita coba memakainya lagi yuk, hanya sekedar berjalan melewati kaca
cermin yang tergantung di balik pintu kamarku.
Di sini aku merasakan sisa-sisa
kebahagiaan saat masih di rumah itu. Sisa dinginnya tidur siang di depan kulkas
yang terbuka, hangatnya jagung rebus buatan mama saat hari menjelang sore, dan
serunya ngepel lantai basah karena atap yang bocor selepas hujan turun
semalaman. Kenangan itu masih segar di ingatanku walaupun aku tahu
keadaan rumah itu sudah tak seindah dulu.
Kak..
Sejak papa sudah pulang ke tempat yang
paling abadi, rumah kita terlihat tidak terurus. Mama jadi lebih sibuk mencari
nafkah, menjaga agar asap dapur tetap mengepul. Sehingga sepulang dari kesibukannya,
mama langsung menuju ke tempat tidur hanya untuk sekedar sejenak melepas lelah.
Taman bunga di halaman depan yang dulu beralaskan rumput dan dihiasi pohon
jambu bertutup rangkaian bunga anggrek milik mama sudah terlihat kusut
berantakan. Pipa PDAM yang berhiaskan batu kali hitam legam, kini lembab hingga
tertutup lumut berwarna hijau kehitam-hitaman. Cat penutup rak sepatu yang
cemerlang itu juga sudah hilang dan terlihat usang. Kamu bisa kan menjaga
satu-satunya property berharga kita?
Eh, aku dapet kabar kalau istrimu baru
saja melahirkan. Waah, selamat ya.. itu bisa jadi hiburan paling menyenangkan
untuk mama. Menggendong cucu di sore hari, berusaha membuat cucunya tersenyum
tertawa bahagia. Kalau aku bisa lihat mama menggendong cucu sekarang, pasti
mencerminkan kala itu aku masih di pelukannya. Nang ning nang ningnang ning
nung ~
Bukannya aku mau menggurui kamu, tapi
tanggung jawabmu sekarang sudah semakin besar. Menjaga kesejahteraan keluarga
kita dan keluarga kecilmu, kamu tidak perlu memikirkan aku, aku sudah memiliki
jalanku sendiri, aku cuma titip mama aja, tolong diperlakukan sebagaimana
mestinya orang tua. Nanti seandainya ada kesempatanku pulang kembali ke rumah
lagi, aku juga mau merawat dan memerlakukan mama bak ratu di istana kerajaan.
Home sweet home.
Rumahku istanaku, akan ku ingat semua
kenangan itu.
Oleh @adidod
diambil dari http://adidod.blogspot.com
No comments:
Post a Comment