30 January 2013

Untuk Sudut - Sudut Kota Bandung..


Selamat malam, Bandung.

Izinkan panca inderaku bermufakat dengan hati untuk sekedar mendeskripsikan apa rasaku tentangmu, yah minimal untuk malam yang sakit ini.

Bandung, udaramu yang kuresap saat aku memaknai setiap petemuan dan perpisahan, belai lembutmu yang membuatku mensubsitusi kata kehilangan menjadi sebuah inspirasi.

Bandung, lembaranmu terisi pun dengan ketukan masa indahku, saat-saat aku mengenal suatu getaran hati yang berpotensi membuatku bodoh. Kata orang itu namanya cinta.

Bandung, di salah satu sudutmu, aku bertemu gadis(ku), pengisi rona bahagiaku untuk sekian lama.

Bandung, malammu menjadi saksi pandangan yang bertemu, hati yang akhirnya beradu dalam setia yang tak lama menjadi sendu.

Bandung, langitmu menjadi saksi akan kening yang terkecup, akan senyum yang tersungging dalam setiap irisan bahagia dan setiap serpihan yang bertebaran tak tentu arah saat sesosok yang bernama hati itu patah.

Bandung, tempat aku memupuk rasa, tempat kami merangkai benci dan berpisah tanpa kata. Sesungguhnya bukan itu alasan Tuhan menciptakan sunyi, bukan untuk meninggalkan cinta di sudut gelap tanpa segigit kejelasan.

Bandung, kau adalah dimana setiap langkahku mendekatkan ragaku padanya, setiap langkah menjauhkan rasaku padanya.

Bandung, pesonamu mengingatkanku akan hati yang terjebak diantara dua rasa, dikuliti rasa rindu atau dibunuh perlahan oleh realita. Di kota ini aku merasakan takut kehilangan yang amat sangat akan sesuatu yang tidak pernah benar-benar kumiliki.

Bandung, dalam malammu, mimpiku bukan lah akhir dari kepahitan realita, tapi awal dari kesakitan aniaya bunga tidur.

Bandung, aku tak pernah berselingkuh dengan ibukota, karena hati ini tak pernah berpaling dari sejuknya indahmu. Walau kadang remah luka datang menusuk dari setiap sudut kenangan di kota itu, aku tak pernah ingin membiarkan sosok itu mengalahkan cintaku terhadap Bandung.

Bandung, rotasi hidupku di ibukota membuatku sadar seberapa berharga setiap langkah yang aku bagi dalam setiap meter jalananmu, jalanan yang kadang berisi serpihan rindu sisa asa yang tak lagi mencinta, walau kadang setiap langkahku semakin jauh mengikatku dalam ambiguitas perasaan antara dimanja rasa sakit atau dicintai rasa benci.

Bandung, sudut indahmu menyajikan firdaus bagi para pujangga, bukan hanya untuk mereka yang mencintai rindu, tapi pun untuk mereka yang merindukan cinta. Ya seperti aku, mungkin.

Bandung, didekapmu aku ingin meyusun (lagi) ceceran kepingku, dan kau gadis, ambilah sisa kepingan rasamu dan pergilah.

Bandung, tempatku menemukanmu, tempat aku kehilanganmu..

Bandung tempatku kehilangkanku, tempat aku (kembali) menemukanku.

-Andika Winchester Saputra-


Ditulis oleh : @chesterdee
Diambil dari http://chesterdee.tumblr.com

No comments:

Post a Comment