Hai Hujan.
Akhirnya kau datang juga ya.
Terimakasih untuk berkahMu ya Tuhan.
Walaupun hari ini bajuku tidak bisa kering, tapi bukan kah rahmat memang harus disyukuri?
Hujan di Tanah Deli kali ini tidak terlalu deras, tapi cukup untuk membasahi sekujur tubuh dan membuatnya menggigil.
Debu-debu jalanan pun sudah tak lagi ada, ah, aroma tanah basah.
Hujan membawa sekian banyak cerita di kota ini, maka kali ini, biarkan aku bercerita.
Sebuah cerita tentang tempat ini dan kenangan di dalamnya.
Kota ini, kota tempat pancake durian tak sulit ditemui.
Kota yang penuh dengan bermacam budaya, semua tumpah ruah dibalut tenggang rasa.
Di kota ini pula, aku akhirnya merasakan kupu-kupu dalam perutku.
Hujan di Kota ini waktu itu membawa kita pada sebuah cerita.
Cerita tentangku dan dia, yang kadang kupanggil Hujan.
Cerita yang hanya akan dimengerti oleh kita, dan Tuhan sang pemilik hujan.
Sebuah cerita di sudut kota.
Kau tau, sudah terlalu lama kau tak hadir di kota ini.
Begitupun aku, kota ini pasti merindukanmu.
Kau yang sering duduk berdiskusi dengan kopi hitam pekat.
Tatapanmu pun lekat.
Kota ini merindukanmu,
begitupun aku, dan hujan yang pernah kita pandangi bersama.
Jika sampai saatnya kembali, aku ingin menjemputmu di tempat yang dulu aku ingin menangis karena kepergianmu.
tersenyum dan berucap,
Selamat datang di rumah.
Medan, 29 Januari 2013.
Waktu Medan diguyur hujan, dan kau tak ada
Ditulis oleh: @dhanaalfi
Diambil dari http://dhanabercerita.blogspot.com
No comments:
Post a Comment