30 January 2013

Malang, Aku Bercerita

Malang, untuk kisah cinta malang

Dari sini aku mengenal jarak dan dipaksa menyerah olehnya dengan kamu pria pertama yang membuatku jatuh cinta.
Disini aku mengakhirkan perjuangan memulihkan hati dengan kamu yang sempat memberiku perhatian lebih.
Disini aku kembali membuka hati dengan kamu yang ku anggap mampu memulihkan hati namun kembali harus menutupnya sebelum berhasil menempatkanmu di hati ini.
Disini aku memaksakan untuk menyembuhkan hati dengan kamu sahabatku sensiri dan berujung dengan saling menyakiti.
Memang, kisah cintaku terbilang malang sesuai dengan nama kota ini, Malang. 


Malang, untuk hariku yang tak malang

Disini aku aku banyak belajar tentang hidup. Dimana aku harus bisa berkomunikasi yang baik dengan orang yang baru saja aku kenal. Dimana aku harus menghargai arti uang dan yang terpenting bagaima aku harus menghargai waktu yang sering aku buang sia-sia.
Disini, tempat pertama aku harus jauh dari keluarga. Disini tempatku menumpang untuk mencari ilmu.
Dan disini pula Tuhan memberiku keluarga baru untuk menemani hariku. Aku bersyukur memiliki mereka. Karena mereka, hariku tak malang seperti nama kota ini, Malang. 


Malang, untuk mereka yang selalu membuatku senang

Disini aku menemukan keluarga baruku. Mereka yang selalu ada saat aku butuhkan. Mereka yang selalu membuatku tersenyum.
Gadis kecil berkaca mata dan bertampang jutek yang kutemukan saat ospek.
Gadis kecil berkerudung dan sangat periang yang sering dibilang mirip denganku.
Gadis berambut pendek yang sudah ku anggap seperti kakakku.
Gadis berkulit sawo matang yang dengan sabar mendengarkan keluh kesahku.
Gadis berkurudung yang mengau dirinya peranakan Uzbek.
Pria berkumis tipis berkaca mata dengan sejuta ucapan manisnya. Beruntung aku tak berpikir untuk jatuh cinta denganmu.
Pria bertubuh bongsor dengan segala ketidak jelasan dan leluconnya yang selalu dapat menghibur.
Pria dengan sosok peranakan china dengan segala kata-katanya yang tajam.
Pria berkaca mata namun tak berkumis yang sangat cuek namun selalu asik untuk jadi bahan bullyan.
Dan, pria berkulit sawo matang yang sangat sabar dan rajin ibadah.
Aku bersyukur bisa mengenal kalian. Aku tak sabar melihat kita mewujudkan mimpi-mimpi besar yang kita ciptakan.  


Malang, cukup disini aku bercerita. Aku beruntung memiliki kesempatan untuk menikmati hidup disini.


 
Malang, 29 Januari 2013
Aku.



Oleh @oriin_
Diambil dari http://orindmorind.blogspot.com/2013/01/malang-aku-bercerita.html#links

No comments:

Post a Comment