30 January 2013

Pagi Kesekian Kalinya di Kota Padi

Pagi hari ini, menyempatkan diri untuk bermain dengan keyboard ditemani dengan cuaca mendung di balik jendela dan ditemani dengan kicauan burung gereja yang sepertinya sedang asik berkicau atau mungkin bernyanyi dengan teman-temannya.

Masih dengan Kota ini, kota tempat kelahiranku yang terhitung 15 tahun Aku tinggal di sini dan untuk 4 tahun pula Aku hanya pergi dan menjadikan kota ini untuk bersinggah sementara karena harus mencari ilmu di Jakarta dan Bandung. Kota yang selalu membuat Aku rindu pada keluarga serta seisi kota ini.

Karawang. Kota lumbung padi. Kota ini kota yang kecil. Tidak besar seperti kota yang aku tempati sekarang. Sawah-sawah yang terhampar hijau bak karpet, serta ditemani dengan hawa panas yang, yah memang sudah bersahabat dengan Kota ini.

Kota ini selalu membuat ku ketagihan untuk pulang. Terutama ketika harus hidup di Jakarta yang mungkin tak memiliki hamparan sawah seperti kota kelahiran ku. Namun, sekarang kota Karawang ini sudah mulai maju sedikit demi sedikit. Sawah yang selalu Aku rindukan hamparan hijaunya kini sedikit, sepetak demi sepetak entah mengapa sudah berdiri kokoh bangunan untuk kebutuhan masyarakat disini. Hawa yang panas, kini lebih terasa pekat. Karena banyak sekali pabrik-pabrik industry yang berpindah ke kota yang terbilang tidak begitu besar ini.

Untuk petani serta pemilik tanah sawah. Apa kalian sudah disokongkan dengan berjuta-juta penawar kebahagiaan yang disebut uang? Sehingga kalian rela menjual hamparan karpet hijau yang indah serta menyegarkan mata yang aku sebut sawah itu hilang, dan sudah digantikan dengan bangunan-bangunan. Atau kalian sudah malas untuk menggarap sawah yang notabene sudah melekat di kota ini sebagai kota lumbung padi?

Untuk panas yang sekarang terbilang 11-12 dengan sama nya dengan Jakarta. Untuk kawasan industry, apa semuanya harus berpindah ke kota kecil ini sehingga kota ini akan berganti sebagai kota industry di banding kota lumbung padi lagi? Entah, tapi kota ini sudah sangat jauh berbeda dengan yang lalu. Terhitung terlalu pesat.

Tak perlulah membangun begitu banyak sarana pemuas hati. Buatkan satu atau dua yang lengkap. Tak perlu buat banyak lalu hanya ramai di awal saja. Semakin lama kota ini akan sama saja dengan Ibu Kota yang besar itu. Tak lagi kota padi. Fikiran menerawang ke masa kecil, ketika aku sangat mencintai hamparan hijau serta hawa yang tak panas pekat seperti sekarang ini. Aku rindu kota lumbung padi. Bukan kota pemuas hati yang sedikit demi sedikit menghilangkan nama kota padi ini.

Untuk kota yang selalu dan akan selalu membuatku rindu pulang.

Karawang, Jawa Barat.


oleh @tiwi__
diambil dari http://hellofiercegirl.tumblr.com

No comments:

Post a Comment