30 January 2013

Hati Sang Ibukota

Banyak orang di Jakarta yang mempersalahkan terjadinya kemacetan yang hampir tidak pernah terselesaikan. Banyak pembangunan jalan layang untuk mengatasi kemacetan. Namun beberapa percobaan itu hasilnya nihil, termasuk dengan membatasi kendaraan di pagi dan sore hari dengan adanya 3 in 1. Tidak sedikit memang pengguna mobil di Jakarta, bahkan sudah terlihat jelas saat macet dimana-mana, itu disebabkan mobil pribadi yang menumpuk bagaikan sampah yang terjejer di jalan. Dan dengan adanya jalur 3 in 1, munculah para pekerja dadakan dari kalangan kecil yang membuat para pengendara mobil bisa seenaknya membawa mobil pribadinya kejalan seorang diri lalu mencari pekerja 3 in 1, sebut saja joki, dan memasukan mereka agar tidak ditilang polisi.

Sebenarnya siapa yang salah? Apakah pemerintah? Apakah para joki yang mencoba mencari uang? Apakah para pengendara mobil itu? Atau.. ibu kota kita sendiri?

Jangan terus berteriak kesal karena mengalami kemacetan. Jangan terus mengeluh. Pada dasarnya Jakarta memang sudah sangat terkenal dengan kemacetannya. Jika memang sudah lama tinggal di Jakarta, pasti sudah sangat mengenal betul tentang kemacetan ini bukan? Buat apa berteriak macet, buat apa marah-marah lalu menyalahkan Jakarta, buat apa? Seharusnya bisa menerima keadaan ini kalau memang kemacetan belum bisa terselesaikan. Jika terus berteriak dan memaki-maki terjadinya kemacetan di Jakarta, pastilah bukan orang jakarta, melaikan orang dari kota lain atau mungkin orang daerah  yang baru datang ke jakarta. So? Welcome to jakarta! Inilah ibu kota negara kita!

Tidak sedikit memang orang yang terus memaki-maki terjadinya kemacetan. Kebanyakan dari mereka orang yang sudah lama tinggal di Jakarta. Bodoh bukan jika memang sudah lama tinggal di Jakarta tapi masih belum bisa menerima keadaan seperti itu? Ya.. pakailah otak, kalau memang sudah tau Jakarta macet, gunakan otak untuk berpikir bagaimana menghindari kemacetan itu. Jika memang sudah tidak bisa di hindari, ya otomatis bisa harus menerima, bukan terus mencaci maki.

Apakah Pemerintah tidak bertindak untuk mengatasi kemacetan itu sendiri?

Pemerintah sudah terus bertindak. Dengan terus menambah beberapa jembatan layang untuk menghindarinya, dan bahkan Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan untuk pengemudi kendaraan bermobil agar tidak mengemudikan mobilnya seorang diri saat pagi dan sore hari di waktu kerja. Tapi apa? Usaha pemerintah itu nyatanya sia-sia. Bukan salah pemerintah, pengemudi sendiri itulah yang sama sekali tidak punya otak. Tidak sedikit pengendara mobil yang masih nekad mengemudikan mobilnya seorang diri, dan saat di jalan lalu menggunakan jasa joki agar tidak di tilang. Dimana otak pengemudi itu? Mungkin ditinggal dirumah. Lalu saat terkena macet, keluarlah caci-maki untuk Jakarta.

Pemerintah juga sudah menyediakan transportasi yang cukup layak, seperti transjakarta. Banyak dikalangan orang-orang sederhana yang tidak mempunyai mobil yang masih menggunakan jasa transjakarta sebagai alat transportasinya. Selain itu juga ada kendaraan umum. Tapi sangat di sayangkan, kendaraan umum nyatanya kadang banyak yang kurang perawatan, dan kotor. Bukan hanya kendaraan umum, nyatanya transjakarta juga sudah tidak terurus lagi. Banyak sekarang kita jumpai transjakata yang sudah kotor, berdebu, dan kadang juga kita bisa temukan sampah-sampah kecil didalamnya. Dan tidak banyak juga pengendara mobil yang beralih menggunakan jasa kendaraan umum berdasarkan alasan tersebut.

Kemacetan bukanlah hal mudah yang bisa terselesaikan begitu saja, tapi di lain sisi kita bisa membantu mengatasi hal tersebut. Kitalah yang harus memulainya dari diri kita sendiri. Kita yang harus mempunyai kesadaran besar. Jika kita tidak begitu penting berpergian menggunakan mobil di waktu kerja, maka gunakanlah kendaraan umum. Kita tidak usah terus memaki-maki ibukota kita sendiri. Apakah tidak lelah jika kita terus memaki-makinya? Kita harus bisa menerima keadaan ini, tidak perlu mencaci maki Jakarta jika memang sudah tahu betul Jakarta itu seperti apa. Kita yang harus mendukung program pemerintah agar kedepannya berjalan dengan lancar. Kita harus bisa menggunakan kendaraan umum, dan merawat kendaraan itu selayaknya kita merawat kendaraan kita sendiri. Jangan membuat kendaraan umum kotor, dan jangan seenaknya membuang sampah didalamnya. Kita juga mempunyai taksi jika kalian para pengendara mobil tidak mau naik kendaraan umum. Tapi kebanyakan dari kita tidak mau mengeluarkan uang banyak untuk naik taksi. Lalu kalau begitu naiklah transjakarta yang terlihat jauh lebih murah ketimbang harus naik taksi.

Kita yang harus bisa melakukan itu dari diri kita sendiri.
Jika kita orang berpendidikan dan mempunyai otak yang masih berjalan dengan baik, pasti kita akan menyadarinya dan bisa ikut membantu program pemerintah tersebut, dan kita pastinya juga perlahan bisa mengatasi kemacetan itu.

Bukan ibukotalah yang harus terus mengerti keadaan kita, tapi kitalah yang harus bisa mengerti keadaan ibukota kita.

KITA, warga Jakarta.
 


oleh @skandarwhe
diambil dari http://thisismyshortstories.blogspot.com

No comments:

Post a Comment