16 January 2013

Surat #DuaHati @yukidalamkurung dan @tfnyaprdht

Kepada cinta di pulau besar selatan sana.

hai, kekasih hati pemilik lengkung senyum sang dewi.

Sudahkah angin menyampaikan perasaan rindu ini kepadamu? aku titipkan bersama sekelebat asap putih dari rokok yang kubakar tadi, bingkai yang sempurna untuk selalu mengingatkanku untuk pulang, ya, sekedar untuk memelukmu dalam dekapan kesempurnaan. 

P.S: saat kau membaca ini, mungkin aku sedang bertaruh nyawa dengan ganasnya badai di  lautan, tak perlu khawatir, selama hatiku masih didirimu aku baik-baik saja. :*


Oleh @yukidalamkurung untuk@tfnyaprdht
Diambil dari: yukidalamkurung.tumblr.com


---

Surat balasan @tfnyaprdht untuk @yukidalamkurung

Ini Pertamanya

Wahai pria salju paling hangat,

Alhamdulillah kemarin surat pertamamu tiba di kaki pintu depan rumahku. Setelah terakhir kali aku melepas pelukmu di Bandara sore itu, akhirnya aku bisa memelukmu lagi. Well, memeluk suratmu. 

Ternyata bau air laut.

Angin selalu menyampaikan rindumu tepat waktu, Sayang. Bahkan ia - angin itu - terlalu rajin menyapu wajahku, datang bersama percik-percik deras air hujan. Iya, di sini tiap hari hujan. Aku tidak membenci hujan, hanya saja mendungnya membuatku jadi tidak memiliki kesempatan untuk menonton film singkat ciptaan Tuhan kesukaan kita berdua. Film dengan judul yang selalu sama: senja. Di tempatmu pasti enak, senjanya bisa kelihatan hingga benar-benar tenggelam di ujung laut sana. Kalau di sini kan senja hanya bisa terlihat sampai ujung atap rumah.

Bagaimana dengan hari-harimu, menyenangkan? Melelahkan? Masih susah tidur kah? Makanmu teratur kah? Bos-bosmu menyebalkan? Teman-temanmu? Ah, maaf aku mulai bawel lagi. Ceritakan lebih banyak, aku ingin membaca semua tentang dirimu di sana. Karena hanya itu, Sayang, caraku untuk menghayati hadirmu sementara ini. Dan aku masih dalam proses berteman dengan bentangan jarak karena menjalani hubungan jauh seperti ini baru pertama kali untuk kita. Harus kuat ya. Bagaimanapun ini untuk kebaikan masa depanmu - dan kita - kan?

Jaga kesehatanmu ya, Sayang. Terutama paru-parumu itu. Kalo kamu sakit, aku dua kali lipat lebih menderita karena tidak mampu berbuat banyak untuk kesembuhanmu. Oh iya, aku menyelipkan gelas air putihmu ke dalam koper, hehe. Banyak-banyak minum air putih, oke? Di sana rentan dehidrasi, bukan?

Kuharap tukang pos yang membawa surat ini tidak mabuk laut. Rindu ini ingin lekas sampai kepada sang empunya.

Kekasihmu,
Tifany

N.B: hatimu selalu di diriku. Pun doa selalu dilantunkan di ujung bibirku untukmu. Khawatirku sudah tentu, namun aku yakin Tuhan siaga menjagamu.

Diambil dari: breakfastattifanys.tumblr.com

No comments:

Post a Comment