Membaca tulisan dan kicauan @hurufkecil, seperti menikmati hal sederhana namun dengan cara istimewa.
@hurufkecil,
Saya lupa kapan tepatnya mulai mengagumi Anda. tapi saya masih ingat mengapa. kali pertama saya mengenal account twitter Anda adalah saat, secara tidak sengaja, membaca kutipan kicauan Anda di beranda facebook (iya, saya memang kuper, kok, karena baru kenal twitter tahun 2012 haha)–yang dijadikan status oleh seseorang. sampai sekarang, bahkan saya masih bisa mengingat jelas kicauan itu: ‘saya rumit. iya, sesederhana itu.’. satu hal yang saya suka dari kutipan Anda: sederhana namun padat makna. satu hal yang saya membuat penasaran: siapa sebenarnya Anda, @hurufkecil.
Lantas, untuk kali pertama, saya mengakses twitter.com (ini serius, loh, haha). saya lihat kolom search lalu saya ketik: @hurufkecil. hal pertama yang saya lihat: tomat merah segar. setelahnya: tiba-tiba saya merindukan Mamak–dan cinta pertama saya. Mamak selalu rajin membawa beberapa tomat untuk dijadikan jus. dan cinta pertama saya, dialah gadis pertama yang memiliki sepasang pipi yang selalu bersemu merah, persis tomat segar.
Dengan headline twitter yang unik: timeline saya, panggung saya, Anda sukses menarik perhatian saya untuk betah berlama-lama mengintip linimasa Anda. sebenarnya, seperti yang saya katakan di awal, kicauan dan tulisan Anda sederhana dan biasa, seperti tema tentang cinta, ibu, kenangan dsb. tapi. Anda mengolahnya dengan istimewa, memberikan para penikmat karya Anda (bahkan, saya pribadi menganggap, kicauan kecil 140 karakter pun dapat dikatakan sebagai sebuah karya) sebuah sudut pandang baru, tanpa terkesan monoton.
Sejak mengenal akun Anda, saya juga semakin keranjingan mengunjungi sosmed burung itu, menyambangi beberapa akun yang rutin berkicau tentang qoute cinta dan sejenisnya, yang bisa dikatakan hampir sebelas dua belas dengan kicauan Anda. awalnya menyenangkan bahkan saya menikmatinya. setidaknya sampai dua puluh kicauan. sampai akhirnya mencapai titik jenuh–seenggaknya bagi saya, karena memang akun-akun tersebut monoton, seperti dijejali madu manis terus menurus, tanpa variasi apa pun.
Nah, di sinilah letak perbedaan dari akun Anda, sekaligus alasan mengapa saya masih setia mengagumi karya-karya Anda, baik di twitter (dan setelahnya saya tahu, Anda pun memiliki beberapa rumah, yang salah satunya: hurufkecil.net) maupun di blog: @hurufkecil bukan madu manis yang buat eneg, melainkan tomat segar yang dapat disajikan menjadi aneka santapan yang kaya gizi, lezat dan tidak membosankan.
Kadang saya menganggap Anda seakan menjadikan kicauan di twitter sebagai sebuah jus tomat dingin nan segar, kadang menjadi sebuah manisan, dan kadang pula seperti menawari followers-nya sebuah jus segar untuk dimakan begitu saja. itulah yang membuat Anda berbeda… dan spesial.
Dan berawal dari kekaguman di twitter pulalah, akhirnya saya semakin bisa mengenal karya-karya Anda, yang setelahnya saya tahu merupakan akun twitter dari sastrawan muda M. Aan Mansyur (yang karya-karya Anda pernah saya baca di beberapa media massa, dan saya benar-benar suprise saat tahu admin di balik akun itu haha). yang terakhir saya nikmati: Kukila (Gramedia Pustaka Umum). dengan buah tangan Anda yang selalu memberikan sentuhan dan sudut pandang baru, saya sangat berharap, kelak akan ada penerbit yang berniat untuk memuat seluruh kicauan Anda di @hurufkecil menjadi sebuah buku.
Jurangmangu Timur, 15 Januari 2013
#30hariMenulisSuratCinta by @bianglalaaaaa http://bianglalaaa.wordpress.com
No comments:
Post a Comment