Rutinitas for
@santaaurelia
Yogyakarta, 14 Januari
2013
Hai kamu, yang sedang
bersusah payah menyelesaikan ujian, semoga hasilnya memuaskan, sesuai dengan
usahamu. Canggung ya ngobrol pakai surat ?
Kembali ke jaman kakek-nenek hanya pirantinya saja yang berbeda
Topik surat pertama
buatmu hari ini adalah rutinitas. Karena dalam 30 hari ke depan aku punya
rutinitas baru, berbalas-balasan surat dengan kamu, si marmut yang sering
di-bully, hahaha. Setahun ini, hidupku sama sekali berubah total, dari yang
sebelumnya hidupku seolah-olah hanya ada laki-laki yang kamu tau siapa, telepon
yang nyaris setiap jam, inbox penuh cuma ada namanya dari atas sampai bawah,
sampai tiba-tiba semua duniaku, rutinitasku yang lama hilang, aku kehilangan
dia, kehilangan yangkung yang sudah seperti ayahku sendiri, menjadi sebegitu
bergantungnya dengan Line, Twitter, dan buku notes untuk menulis segala hal
yang nggak bisa aku ungkapkan ke dunia luar. Aku jadi sebegitu bergantungnya pada
kalian ber-sembilan setelah dulu banyak schedule bareng kalian selalu aku
cancel hanya untuk punya waktu bersama laki-laki itu.
Walaupun jahatnya, aku
nggak pernah menyesal pernah bersama laki-laki itu. Karena ternyata melupakan
tidak harus dengan cari yang baru atau membalas apa yg diperbuat orang yg ingin
kamu lupakan
Hanya saja aku ingin
mengungkapkan betapa beruntungnya aku bertemu sahabat-sahabat seperti kalian di
SMA, setelah sebelumnya aku ini manusia bebas, memberi label sahabat kepada
banyak orang, nyatanya aku yang tidak bisa bertahan dalam ikatan seperti itu,
tapi dengan kalian? Aku tak pernah merasa ini seperti sebuah ikatan yang
mengekang, aku menemukan sebuah keluarga, yang bagaimana pun masing-masing
individual punya kekurangan atau melakukan kesalahan selalu ada rumah untuk
pulang dan menerimanya kembali,
Semoga kita ber-sembilan
bisa terus seperti ini sampai tua sampai harus berpulang ke rumah yang
sebenarnya, sehingga ini menjadi salah satu rutinitas yang nggak akan pernah
harus dan mau kuubah.
Maaf ya dengan
kalimat-kalimat tidak teratur ini, aku membiarkan isi otakku berloncatan tanpa
aturan haha bagaimana pengalamanmu? Apa yang ingin kamu ceritakan ? Aku tunggu
ya balasanmu !
Sedikit bergidik geli,
Sisca Riani
Oleh: @fransiscandra untuk @santaaurelia
Diambil dari:
http://fransiscandra.wordpress.com/
---
Surat dari Fans Nomor
Satu.
Membaca suratmu
membuatku senyum-senyum sendirian. Lalu kebingungan, apa yang harus balik aku
ceritakan. Terima kasih atas doamu. Dan di sela-sela rutinitas belajarku, akan
kuselipkan rutinitas menulis surat untukmu.
Kamu tahu aku tidak
mudah bercerita panjang lebar, aku lebih suka mendengar ceritamu, cerita kalian
berdelapan. Menengok tahunan ke belakang, aku banyak belajar dari seorang kamu
yang selalu nampak tegar. Aku mengagumi kamu yang masih bisa tertawa menertawai
kehidupan, bahkan saat kamu perlahan tergantikan dari hidup orang yang dulunya
adalah hidupmu. Kamu tahu aku tidak mungkin setegar itu, menilik malam-malam
yang kuhabiskan dengan menumpahimu rasa kesal tentang dia yang terlalu pasif,
juga naif. Lalu kita akhiri malam-malam itu dengan tertawa panjang. Menertawai
mereka, juga kita, yang dibodohi cinta.
Tetaplah tegar seperti ini,
Sis. Bahwa nyatanya ada seseorang di luar sana yang akan menghargaimu dengan
seutuhnya. Yang juga mencintai kamu apa adanya sebesar kami mencintaimu.
Seteledor-teledornya kamu, semudah-mudahnya kamu beradaptasi dengan laki-laki.
Tetaplah menjadi kamu. Bahkan jika nanti kami harus merelakan waktu bersama
kita agar bisa kauhabisi bersama laki-laki yang tepat itu, kami rela. Karena
persahabatan ini bukan seharusnya mengekang namun membebaskan.
Terima kasih, kepadamu,
kepada kalian berdelapan. Terima kasih telah telah menawarkan rumah yang
hangat. Terima kasih untuk tawa kalian yang menentramkan. Untuk detik-detik
ajaib dalam hidupku, saat aku menyadari, aku ingin Tuhan menjaga kalian,
menjaga kita agar tetap seperti ini.
Terima kasih, terima
kasih.
Surat balasan dari @santaaurelia untuk @fransiscandra
Diambil dari: http://santa-aurelia.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment