With Love and Sorry
Dear Mia,
Aku kasih banyak spasi
di atas bukan karena typo atau kepencet tombol “enter” nya kok. Sebenernya aku
bingung mau ngomong apa di awal sama kamu sih jadi ya anggep aja tadi di atas aku
udah buka percakapan supaya ini gak garing yah.
Kita udah gak pernah
ngobrol lagi yah. Terakhir kita ngobrol itu kapan yah? Waktu kita SMA kelas 2
bukan sih? So, it’s been like eight or nine years? Segitu lamanya yah. Time
flies that fast huh?
Terakhir kita ngomong
itu pas kamu mesti pindah sekolah kan yah terus kita akhirnya sampe lost
contact yah. Jujur, aku lumayan nyesel sih sampe kita lost contact gitu. Maaf
yah Mia, baru sekarang aku berani minta maaf ke kamu nih.
Gak nyangka yah via
twitter aku baru berani ngomong ke kamu lagi gini panjang lebar, ya walaupun
mesti lewat surat gini sih, paling gak aku belum mesti menatap mata kamu
langsung sekarang ini. Yang aku inget dulu sih mata kamu hangat jadi aku gak
mau mata kamu jadi dingin ke aku kalau kesempatan ketemu pertama kita hanya
untuk aku minta maaf.
Aku terlalu banyak
ngomong yah sampe agak lupa aku mau nanya kabar kamu nih.
Gimana kabar kamu
sekarang? How’s your (love) life? Sekarang kamu tinggal di mana? Ya jangan
kebanyakan tanda tanya dulu deh yah, tiga tanda tanya itu kalau berbuah jawaban
dari kamu baru akan muncul tanda tanya yang lain.
Hmm, sampe sekarang
masih cuma aku kan yang manggil kamu “Mia”? Well, I still hope somehow I am
still the one calling you “Mia” while the others calling you “Mimi”, bagi aku
Mia masih lebih cantik didenger daripada Mimi sih soalnya.
Love,
.E.
Oleh: @evanjanuli untuk
@myaharyono
Diambil dari: http://evanjanuli.tumblr.com/
---
Tiga Kali Maaf
Dear E,
Ya ya ya. Aku ingat kamu
setelah terlebih dahulu harus mencari tumpukan buku tahunan SMA dulu. Lalu
setelah membuka lembar demi lembar, akhirnya rasa penasaranku terbayar juga.
Aha! Januli.
Begitu kan dulu kamu
disebut? Si pintar berkaca mata tebal dengan rambut klimis yang dibelah sama
rata dari tengah.
Maaf ya aku sedikit
tertawa mengingatnya. Enggak sedikit sih, rada banyak lah.
Gak apa-apa kan? :D
Hey, sekarang kemana
semua ciri yang pernah melekat pada dirimu itu? Matamu kini tak lagi berkaca
mata tebal. Lasik ya, di mana?
Duh, maaf aku jadi salah
fokus.
Dan…rambutmu, wah kamu
berkiblat ke boy band Korea ya?
Aduh, maaf lagi ya
banyak bercandain kamu. :|
Sudah berapa kali tadi
ya aku menyebut maaf?
Ah iya, tiga kali. Sama
dengan jumlah tanda tanya disuratmu itu kan. (Percayalah aku tidak benar-benar
menghitungnya)
Anyway, I love your old
fashioned way by sending me a letter. Itu artinya biar penampilanmu sekarang
modern, jiwamu tetap kuno kayak penampilan Januli yang kukenal dulu.
Ha ha ha. Oops I did it
again.
Aku sepertinya grogi
kamu surati begini sampai ngawur jadinya.
Okay, your question
about my (love) life ya. Hmmmm….
Kamu mau tahu aja apa
mau tahu banget?
Xoxo,
Mimi
Ps. Tapi aku enggak
keberatan kok dipanggil Mia :)
Surat balasan dari @myaharyono untuk @evanjanuli
Diambil dari:
http://mimidanpipi.tumblr.com/
No comments:
Post a Comment