16 January 2013

Surat #DuaHati @ch_evaliana dan @EviSriRezeki

Hi Mate!

Apa kabarmu di sana?
Aku tahu kamu pasti sedang berada dalam puncak stress tingkat tinggi menyelesaikan deadline tulisanmu.
Dapat aku bayangkan lingkaran matamu yang mulai menghitam, rambutmu yang acak-acakan, pola makan-tidur yang menjadi tidak beraturan demi tenggat waktu yang kian dekat memburumu tanpa ampun.
Hahahaa ... ada rasa iri yang terbersit dalam benak, "kapan yah aku bisa nulis novel sepertimu juga?"

Sejak kamu disibukkan dengan tulisanmu, kamu jarang membaca cerpenku lagi.
Padahal dalam beberapa bulan terakhir aku banyak publish cerpen di blog.
Aku rasa kamu malah tidak menyadarinya, yah?
Cerpen-cerpenku rindu untuk kau komentarin, kau kritik sesukamu.
Lagipula siapa yang selalu menyemangati aku untuk terus menulis?

Ada banyak cerita yang masih ingin kutulis.
Tapi aku tidak mau menganggumu lebih lama lagi dengan menuliskan surat panjang-panjang.
Nanti malah tidak kau baca!
Biar kuceritakan di surat berikutnya saja.

Hi Mate! Sesibuk apa pun kegiatanmu, luangkanlah sedikit waktu untuk membalas suratku.
Kutunggu balasan suratmu :)

Semangat Menulis, Mate!

-Your Soul-
 
 
Oleh @ch_evaliana untuk @EviSriRezeki
Diambil dari  3v4s-mind.blogspot.com


---


Surat balasan @EviSriRezeki untuk @ch_evaliana


Dear Mate!

Dear Eva,

Suatu kehormatan kamu panggil 'Mate'.

Kabarku kurang baik, seperti yang kamu tahu. Sibuk dengan deadline sampai-sampai tidak sempat mencari penghasilan untuk makan. Tapi yah resiko. Semoga ke depannya manajemen diri jadi lebih baik, hingga tak mesti begini.

Mate, tak usahlah kau iri. Setiap penulis punya perjalananya sendiri. Begitupun denganmu.
Aku bisa menulis novelpun dengan perjalanan yang panjang.

Mate, aku minta maaf karena belum sempat membaca tulisan-tulisan dan berkunjung ke blogmu. Sehabis deadline, aku pasti menyikat habis tulisanmu. Siapakan mental mendapat beberapa catatan dariku.

Mate, setahun sudah aku punya blog. Dan kau tahu? semua berkat semangat darimu. Kita memang bisa saling melengkapi ya. Teruslah menjadi Evaku, patrner dalam menulis dan bekerja.

Dulu, seorang lelaki bernama Minke pernah mengatakan padaku, "kalian itu sahabat yang saling memberi semangat dalam menulis."
Yeah, sekarang, justru laki-laki itu lebih banyak memberimu semangat dari pada aku, kan?

Nanti disambung lagi ya, MateAku mau lanjut nulis novel. Hari ini adalah saat kritis, yang menentukan aku bisa masuk 3 besar atau tidak.
Wish me luck.


Peluk Cium,


Your Mate.


 
 

1 comment: