16 January 2013

Empat Nomor Untuk @adimasnuel


Bandung, Januari hari lima belas, 2013

Teruntuk,
@adimasnuel

Selamat sore, Adimas.
Sepertinya, tak perlu lagi ada perkenalan. Sebab surat ini hanya melanjutkan apa yang setahun lalu pernah kutulis untukmu. Wajar jika kau lupa, “Gombalan Insomnia” judulnya. Kali ini, aku tak akan menulis panjang lebar, apalagi menggombal. Hanya ada beberapa goresan kata tak sengaja tercipta untukmu dan semesta milikmu, Kawah Luka.

1.
tiba-tiba aku di taman bermain
kesulitan berhenti gembira
sebab meski kawahmu penuh luka
kau menceritakan perih dengan penuh cinta

2.
di belantara aksara
kata-katamu menjelma taman bunga
menarik inderaku mendekat
membiarkan pikiranku melekat

3.
luka kaurangkai serupa tangga nada
pada setiap pijakannya, tabahmu selalu ada
bersabarlah, bernyanyi saja
barangkali ada cinta yang besar menunggumu di atas sana

4.
tak berani aku menakar sesibuk apa isi kepalamu
sebab selepas mataku berlabuh di kawahmu
sesuatu terus berlari-lari tanpa henti di dalam aku
adakah anak-anak lukamu kian gemar merumah di pikiranku?

Empat nomor saja. Ingin lebih, tapi tak usah. Sebab tak penting berapa nomornya, yang terpenting adalah kau tahu kawahmu tak hanya kaunikmati sendirian. Kutitip kagum pada dunia dalam pikiranmu. Semoga dewa aksara betah tinggal di sana, agar setiap mata yang membaca isinya akan merindu jika kau hilang tiba-tiba.
Semoga kelak, luka pada kawahmu berganti suka, bukumu terbit segera, dan jangan berhenti berkarya, Adimas!

Pengunjung harian kawahmu,
@idrchi – Indri Dwi Rachmawati

Oleh @idrchi kepada @adimasnuel
Diambil dari http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com

No comments:

Post a Comment