SURAT RINDU #1 : Merindukanmu
Ini
bukan pertama kalinya aku menulis surat. Tetapi, inilah surat pertama yang aku
tulis untuk orang yang belum pernah ku temui sebelumnya..
Teruntuk
kamu, perempuan perindu senja. Surat rindu ini sengaja kukirim untukmu, tanpa
harapan balasan darimu, bahkan alasan untuk bertemu. Bentangan pemisah begitu
lebar antara ruang dan waktu. Surat ini tentang rindu, yang tertumpuk oleh
dentingan waktu, hingga menjulang bagai merbabu.
Pernah
kita saling menatap senja diwaktu yang sama namun berbeda ruang. Lalu
masing-masing dari kita terseyum sendiri dengan apa yang sedang dibayangkan.
Aku tersenyum membayangkan sosok indah bayangmu dalam angan, mungkin juga kamu
sebaliknya. Aku tak tahu persis apakah kamu saat itu sedang memikirkan hal yang
sama.
Kita
sama-sama merindu tanpa mengenal waktu, terkadang hingga larut malam aku selalu
membayangkanmu hingga lupa untuk tidur. Draft pesan yang sering tak terkirim
itu menjadi sebuah bukti rindu. Namun selalu saja ego memenangkan pertarungan
hati dan pikiran untuk menyampaikan rindu berakhir menjadi pesan yang
terendapkan. Pada akhirnya, tak satupun dari kita berani memulai sapa.
Merindumu
adalah hal yang biasa kulakukan setiap waktu, bahkan dalam doa panjang yang
selalu berakhir dengan harapan bersatu. Lalu sesekali aku bertanya padamu
tentang doa yang sering kau panjatkan setiap waktu dengan harapan akan ada
terselip sebuah nama didalamnya. Tentu saja yang kuharapkan adalah namaku.
Terkadang
saling merindu tidak menyenangkan ketika setitik cemburu hinggap. Lalu salah
satu dari kita mencoba memberanikan diri bertanya untuk sebuah kepastian.
Kepastian agar cemburu salah terhadap prasangka dalam pergelutan antara pikiran
dan hati.
Merindukanmu
itu mudah, mengatakannya rumit. Entah bibir yang terlalu kelu, atau hati yang
terlanjur malu. Hanya pesan singkat “Kamu
sedang apa?” menjadi pengganti dari setiap kerinduan yang melanda, lalu
jawaban adalah obat dari kerinduan yang telah menganga.
Apa
kabar, kamu? Perempuan senja.
Oleh: @buffhans untuk @bukanadelia
Diambil dari: www.buffhans.com
Diambil dari: www.buffhans.com
---
Surat balasan @bukanadelia untuk @buffhans
SURAT RINDU #2: Sesempurna Senja
Selamat pagi, kamu.
Pagi ini aku sesap teh, bukan kopi
seperti biasanya. Rasanya manis sempurna, sesempurna pagiku saat
mendapatkan surat rindu untuk pertama kalinya darimu. Entah kamu akan
membaca surat pertamaku di tahun ini pada pagi, sore, atau malam hari.
Yang jelas aku mengharapkan adanya kesempurnaan yang juga mampir di
hatimu saat membaca suratku. Kesempurnaan yang dapat menghilangkan
penatmu setelah bersibuk mengurusi banyak hal sepanjang waktu.
Teruntuk kamu, lelaki pengganggu tidurku. Pengganggu favorit yang paling aku rindu.
Kamu sudah tahu, kabarku sesempurna
senja sore hari yang mencintai jingga. Jika kabarku lebih baik dari itu,
tentu saja karenamu.
Aku mencintai senja seperti mencintai pesan-pesan singkat yang menyebalkan darimu.
Ya, pesan singkatmu semuanya menyebalkan
kecuali satu, saat kamu kirimkan foto senja yang menjulang indah dengan
rona jingganya dan disana kamu tuliskan, “suatu saat nanti, kita akan menggapai senja”. Lalu
aku merasa sempurna. Aku merasa baik-baik saja. Semua hal yang terjadi
tampak begitu benar saat aku memandang senja darimu. Aku berdebar dan
tak sabar untuk segera menggapai senja bersamamu. Kamu tak akan mengerti
rasanya. Ini hanya dirasakan oleh perempuan yang berpapasan dengan
cinta.
Terimakasih telah menjadi tangan Tuhan
untuk mengabadikan senja yang begitu indah untukku dan terimakasih juga
atas doa-doa yang dengan sengaja kamu selipkan namaku di dalamnya. Aku
hanya ingin kamu tahu bahwa aku selalu mendekapmu melalui doa-doa yang
aku panjatkan dalam satu kesempatan saat aku akan terlelap. Aku
mendoakanmu. Mendoakan kita dengan harapan Tuhan akan izinkan aku dan
kamu menjadi satu.
Mengenalmu adalah awal dari kerepotanku
karena aku harus bertarung melawan perasaan sendiri untuk memenangkan
malu atau rindu yang mengendap dalam kalbu. Ah.. Merepotkan sekali
memang, tapi lagi-lagi aku merasa sempurna karena semua ini
tentang kamu.
Terimakasih lagi untuk menyisakan ruang
di hati dan pikiranmu untuk merindukan sekaligus memikirkanku. Kamu tahu
kan? Aku orang yang menawan, jadi lebih baik kamu sampaikan rindumu itu
sebelum didahului oleh lelaki lain. Agar kamu tidak menyesal kelak.
Hahaha.
Aku hanya bercanda. Jangan terlalu serius.
…
Tidak, aku serius.
Sampaikan pesan rindumu karena tempatnya
memang berada di kotak terkirim atas nomor handphoneku, dan bukan hanya
berada di kotak draftmu itu. Kamu yang paling tahu siapa sebenarnya
pemilik rinduku.
Nb: Aku menunggu sempurnaku selanjutnya.
Diambil dari: aratiararismala.com
No comments:
Post a Comment