16 January 2013

Surat #DuaHati @buffhans dan @bukanadelia

SURAT RINDU #1 : Merindukanmu 

Ini bukan pertama kalinya aku menulis surat. Tetapi, inilah surat pertama yang aku tulis untuk orang yang belum pernah ku temui sebelumnya..
Teruntuk kamu, perempuan perindu senja. Surat rindu ini sengaja kukirim untukmu, tanpa harapan balasan darimu, bahkan alasan untuk bertemu. Bentangan pemisah begitu lebar antara ruang dan waktu. Surat ini tentang rindu, yang tertumpuk oleh dentingan waktu, hingga menjulang bagai merbabu.
Pernah kita saling menatap senja diwaktu yang sama namun berbeda ruang. Lalu masing-masing dari kita terseyum sendiri dengan apa yang sedang dibayangkan. Aku tersenyum membayangkan sosok indah bayangmu dalam angan, mungkin juga kamu sebaliknya. Aku tak tahu persis apakah kamu saat itu sedang memikirkan hal yang sama.
Kita sama-sama merindu tanpa mengenal waktu, terkadang hingga larut malam aku selalu membayangkanmu hingga lupa untuk tidur. Draft pesan yang sering tak terkirim itu menjadi sebuah bukti rindu. Namun selalu saja ego memenangkan pertarungan hati dan pikiran untuk menyampaikan rindu berakhir menjadi pesan yang terendapkan. Pada akhirnya, tak satupun dari kita berani memulai sapa.
Merindumu adalah hal yang biasa kulakukan setiap waktu, bahkan dalam doa panjang yang selalu berakhir dengan harapan bersatu. Lalu sesekali aku bertanya padamu tentang doa yang sering kau panjatkan setiap waktu dengan harapan akan ada terselip sebuah nama didalamnya. Tentu saja yang kuharapkan adalah namaku.
Terkadang saling merindu tidak menyenangkan ketika setitik cemburu hinggap. Lalu salah satu dari kita mencoba memberanikan diri bertanya untuk sebuah kepastian. Kepastian agar cemburu salah terhadap prasangka dalam pergelutan antara pikiran dan hati.
Merindukanmu itu mudah, mengatakannya rumit. Entah bibir yang terlalu kelu, atau hati yang terlanjur malu. Hanya pesan singkat “Kamu sedang apa?” menjadi pengganti dari setiap kerinduan yang melanda, lalu jawaban adalah obat dari kerinduan yang telah menganga.
Apa kabar, kamu? Perempuan senja.
Oleh: @buffhans untuk @bukanadelia
Diambil dari: www.buffhans.com
---
Surat balasan @bukanadelia untuk @buffhans

SURAT RINDU #2: Sesempurna Senja

Selamat pagi, kamu.
Pagi ini aku sesap teh, bukan kopi seperti biasanya. Rasanya manis sempurna, sesempurna pagiku saat mendapatkan surat rindu untuk pertama kalinya darimu. Entah kamu akan membaca surat pertamaku di tahun ini pada pagi, sore, atau malam hari. Yang jelas aku mengharapkan adanya kesempurnaan yang juga mampir di hatimu saat membaca suratku. Kesempurnaan yang dapat menghilangkan penatmu setelah bersibuk mengurusi banyak hal sepanjang waktu.
Teruntuk kamu, lelaki pengganggu tidurku. Pengganggu favorit yang paling aku rindu.
Kamu sudah tahu, kabarku sesempurna senja sore hari yang mencintai jingga. Jika kabarku lebih baik dari itu, tentu saja karenamu.
Aku mencintai senja seperti mencintai pesan-pesan singkat yang menyebalkan darimu.
Ya, pesan singkatmu semuanya menyebalkan kecuali satu, saat kamu kirimkan foto senja yang menjulang indah dengan rona jingganya dan disana kamu tuliskan, “suatu saat nanti, kita akan menggapai senja”. Lalu aku merasa sempurna. Aku merasa baik-baik saja. Semua hal yang terjadi tampak begitu benar saat aku memandang senja darimu. Aku berdebar dan tak sabar untuk segera menggapai senja bersamamu. Kamu tak akan mengerti rasanya. Ini hanya dirasakan oleh perempuan yang berpapasan dengan cinta.
Terimakasih telah menjadi tangan Tuhan untuk mengabadikan senja yang begitu indah untukku dan terimakasih juga atas doa-doa yang dengan sengaja kamu selipkan namaku di dalamnya. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku selalu mendekapmu melalui doa-doa yang aku panjatkan dalam satu kesempatan saat aku akan terlelap. Aku mendoakanmu. Mendoakan kita dengan harapan Tuhan akan izinkan aku dan kamu menjadi satu.
Mengenalmu adalah awal dari kerepotanku karena aku harus bertarung melawan perasaan sendiri untuk memenangkan malu atau rindu yang mengendap dalam kalbu. Ah.. Merepotkan sekali memang, tapi lagi-lagi aku merasa sempurna karena semua ini tentang kamu.
Terimakasih lagi untuk menyisakan ruang di hati dan pikiranmu untuk merindukan sekaligus memikirkanku. Kamu tahu kan? Aku orang yang menawan, jadi lebih baik kamu sampaikan rindumu itu sebelum didahului oleh lelaki lain. Agar kamu tidak menyesal kelak. Hahaha.
Aku hanya bercanda. Jangan terlalu serius.

Tidak, aku serius.
Sampaikan pesan rindumu karena tempatnya memang berada di kotak terkirim atas nomor handphoneku, dan bukan hanya berada di kotak draftmu itu. Kamu yang paling tahu siapa sebenarnya pemilik rinduku.
Nb: Aku menunggu sempurnaku selanjutnya. :) 

Diambil dari: aratiararismala.com

No comments:

Post a Comment