Laki-lakimu Sedang
Rindu.
Halo Perempuan ku,
Atas nama kerinduan yang
tak mampu ku bendung lagi, kutuliskan surat ini. Semoga ketika kau membacanya
tetes-tetes rindu yang menyatu dengan keringat ketika ku menulis surat ini
mampu menemukan dahaganya, ketika ia sampai kepada sang penyebab rindunya.
Aku ngomong apa itu
barusan.......
Apa kabar kamu disana
sekarang ? Sejak kepindahanmu dari Jakarta menuju sebuah pulau kecil di
Sumatera Utara sana, aku belum mendengar cerita utuhmu tentang keadaan disana
terutama dari mulut kecilmu langsung, maksudku saat kita bertatap muka. Aku
hanya sedikit mendapat gambaran dari apa yang kau tuliskan di Linimasa. Yah
dari yang ku baca sepertinya kau tidak akur dengan provider teleponmu, yang
mengharuskan dirimu untuk mengganti kartu rupanya, bukan begitu ?. Oiya, SMS
pemberitahuan nomor baru mu sudah kuterima kok, kau tentunya tidak sambil
memanjat Pohon Kelapa kan saat itu untuk sekedar mendapatkan sinyal ?. :p
Dan perihal kendala komunikasi
mu itu, aku jadi teringat salah satu adegan di film Barat dimana saat Tokoh
utama nya bermain di tepi pantai kemudian menemukan surat di dalam botol
terdampar, yang telah dihanyutkan dari seberang lautan, seketika terasa nyata
bagi ku. Yah, aku mendapatkan “Pesan dari Seberang Samudera” ku sendiri.
Hahahah, untungnya berupa sebuah SMS, tapi next time layak kita coba tuh.
Selanjutnya, sepertinya
kau mulai menyukai tempatmu ditugaskan sekarang kan ? Kau sudah bisa mengamati
dan berkomentar tentang orang-orang baru di Kantor mu. Menjalin pertemanan,
berkelakar dan sebagainya dengan mereka, dan aku berani bertaruh deh, gak ada
yang lebih ganteng dari Aku kan disana ? hahaha, buktinya kamu masih mau sama
aku. Kalau begitu tandanya, adaptasi mu dengan lingkungan sekitar yang baru itu
sukses, atau skill akting mu semakin mumpuni. Jadi aku tak perlu selalu
menemani mu ngobrol sampai larut malam, seakan kau kesepian disana,
sampai-sampai aku jadi sering ngantuk saat apel pagi.
Eh, pantai-pantai nya
gimana ? dari yang aku baca tentang Nias, banyak terdapat pantai bagus tuh.
Kamu kan suka pantai, jadi gak ada alasan buat sedih dong semestinya, termasuk
bagian kalo sewaktu-waktu aku nyuekin kamu pas lagi banyak kegiatan.
Ngomong-ngomong, ada
berita baru nih entah kamu udah denger apa belum. Sigur Ros mau maen di Jakarta
tuh. Aku inget banget waktu itu kamu mulai dengerin musiknya mereka terus kamu
tweet di akunmu, padahal kan diam-diam aku udah dengerin mereka duluan. Hehehe.
:p
Denger-denger sih Maret
mereka mau konser di Jakarta, sayang banget kamu udah gak disana lagi. Kalo
enggak kita kan bisa nonton bareng. Yah walaupun mungkin gak tau liriknya di
tengah-tengah pas sing along, kita bisa ganti dengan
“WOHUUUUUUW......WOHUUUUUW....”. Yang penting kita nonton nya berdua. Asyik
pasti.....
Disini lagi sering hujan nih, udah lebih seminggu
hujan terus tiap sore. Saking sering nya hujan, jadi makin banyak orang galau.
Galau karena rindu lah, karena kedinginan lah, karena kesepian lah, karena
kelaparan lah. Memang hujan bisa memancing orang untuk bertindak macam-macam.
Tapi yang aku gak habis pikir sih nih ya, kok hujan selalu diidentikkan dengan
kerinduan sih ? Padahal aku gak pernah rindu kamu kalo lagi hujan, kalo lagi
hujan biasanya aku rindu selimut.
Apa mereka yang sering
rindu pas lagi hujan itu, jadiannya di kala hujan, atau pacarannya
hujan-hujanan kali yah ? pasti cowoknya gak modal tuh, masak cewenya gak
dibawain payung sih, yah minimal jas hujan lah, atau jaket. Gimana sih. Duh kok
jadi ngomongin orang sih, aku mulai gak fokus nih. Mungkin karena rindunya
kebanyakan..
Kalo aku sih, kalo memang lagi rindu kamu yah rindu
aja, mau lagi panas terik, mendung,hujan badai, petir menggelegar, pagi buta,
siang bolong, tengah malam, shubuh tetap gak peduli. Makanya kamu kadang-kadang
suka aku telpon di jam-jam yang gak biasa kan ? yaitu, berarti aku lagi rindu
kamu banget. Tapi kalo lagi gak rindu sih yah biasa aja, bukan berarti pas
hujan datang tiba-tiba terus aku pura-pura rindu kamu, terus kirim-kirim kata
puitis, bikin syair-syair menye tentang hujan biar disangka rindu banget.
Huffft. Kamu jangan gitu yah. Awas lho, nanti aku unfollow. (--,)
Kalau Jatinangor sih
masih sama seperti terakhir kali kamu kemari, bedanya sekarang ada Mini Cafe
baru, namanya Lumiere Coffee. Tempatnya nyaman walau agak berhimpitan sama
Dunkin Donuts di sebelahnya. Lumayan sih buat ngebunuh waktu ku, kalo lagi
bosen dan mau main ke Bandung tapi takut kejauhan.
Sampai disini aku
bingung mau cerita apalagi ke kamu, kamu kan tau aku paling gak tau mau mulai
darimana kalo mau bercerita tentang diriku, tentang kegiatan ku selama ini
setelah kepindahanmu dari Jakarta. Harus ada kamu dulu buat nanya-nanya ke Aku
baru deh aku bisa bercerita panjang lebar. Hehehe.
Nah sekarang Aku sudah kehabisan
kata-kata, ini aja cuma diem mandangin foto kamu. Serius, ini bego banget dan
lebih bego lagi ngapain juga aku tulis disini. Hahahaha. Pacar mu ini emang
norak.
Kamu kalo ada waktu
balas surat aku yah. Kalo lagi rindu telpon aku, tapi kalo lagi rindu banget
kirim e-mail aja, kalo bisa sekalian attach file tiket pesawat PP,
Muahahahaha.....ngelunjak. Soalnya kamu
kalo telponan pasti cuma bisa diem sambil sesekali bersuara lirih,
“Kangeeen.....” , entar aku yang jadi bingung kalo udah gitu.
Segitu dulu yah, Sayang.
Kalo ada apa-apa kabarin aku, tapi yah tetep harus kamu yang hadapi. Aku kan
jauh mana bisa ngapa-ngapain, paling cuma bisa nyemangatin. Kamu kan kuat, aku
selalu tau kok. :)
Selamat menerima luapan
kerinduan ku bersama surat ini,
Laki-laki mu.
Oleh: @superamz untuk
@ezapia
Diambil dari: http://superarmz.blogspot.com/
---
Untukmu, @superamz
Hai, kamu.
Dengan jujur hati
kuceritakan, tawaku tak terkatakan membaca suratmu. Kemarin pekerjaan di kantor
sedang banyak-banyaknya. Dalam kelelahan di perjalanan menuju kosan,
kusempatkan menyimak kata demi kata yang kaukirimkan di surat pertamamu
untukku. Aku terhibur
Sejak kapan kamu boleh
sesukanya memanggilku dengan sebutan kesayanganmu? Nanti gadis muda yang yang
senantiasa kausindir di linimasamu curiga dengan status jomblomu. Kasihan kalau
dia malah berpikir ulang untuk menjadikanmu tujuan. Pun aku juga tak tahu apa
benar akulah tujuanmu.
Surat ini kutuliskan
juga dengan rindu. Meski mungkin tak sebesar rindu yang kautuliskan kemarin
untukku. Sekaligus ini surat kedua di #30harimenulissuratcinta-ku. Kebetulan
hari ini ditentukan tema menulis surat untuk selebtwit. Kamu kan selebtwit.
Iya, kan? iyain. Kalau tidak, nanti ku-unfollow akunmu! :p
Di Gunungsitoli, sejauh
mata memandang, laut dimana-mana. Cuacanya suka berubah-ubah. Seringkali di
tengah teriknya matahari pantai, segumulan awan menjatuhkan bawaannya.
Orang-orangnya ramah. Mereka tampak cantik dan tampan dengan kulit putih dan
mata sipit seperti artis-artis langsing berkaki panjang kesukaanmu. Aku masih
ingat screensaver laptopmu. Ya. Seperti perempuan-perempuan itu. Kalau
pantainya, hmm, baru satu pantai yang kudatangi di sini. Namanya pun aku lupa.
Bagus sih, tapi kurasa belum cukup bagus untuk kupamerkan padamu. Nanti kalau
kutemukan pantai biru kesukaanmu, kukabari secepat kumampu.
Aku sudah dengar tentang
kabar konser Sigur Ros. Tapi sudah lama
aku tidak mendengarkan mereka. Mungkin sejak satu lagu itu kudengarkan di
sepanjang jalan kepulanganku yang tiba-tiba dari Bandung dulu. Nanti kalau kamu
jadi nonton mereka, rekamin yang Agaetis Byrjun ya! Meskipun sulit untuk
mengakuinya, aku juga kangen Bandung. Apa kabar dia?
Seharusnya aku bisa
ngambek untuk farewell party yang tak jadi kita lakukan sebelum aku pergi.
Tentang naik vespa keliling kota. Tentang nonton film apapun yang kuminta.
Tentang antusiasmu yang meladeni pertanyaanku sepanjang malam. Tapi seperti
yang kaubilang, kalau kaumampu pasti kaupenuhi, kan? Aku tahu. Sebab sulit juga
untukku membebani perasaanmu. Membatasimu adalah hal yang sulit kulakukan.
Begitupun dengan pertanyaan. Jadi, bercerita apa sajalah. Tak perlu kutanya.
Banyak juga yang akan kuceritakan padamu tentang pulau ini. Aku janji
menuliskannya dalam tiga puluh hari.
Jadi, bagaimana Lombok
yang kemarin menahanmu? Mana foto terbaiknya?
Ohya, ada satu bau tubuh
yang sering mampir ke hidungku beberapa hari ini. Lelaki itu tidak setampan
kamu, juga tidak seideal yang kudambakan. Hanya saja bau tubuhnya diam-diam
kuhafalkan. Aku takut tertawan. Menurutmu, apa yang harus aku lakukan?
Jaga baik-baik punggung
yang pernah menemaniku melintasi perjalanan Jatinangor-Boscha.
Sekian dulu suratku.
Surat balasan dari @ezapia untuk @superamz_
Diambil dari: http://komidiputar16.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment