16 January 2013

Surat #DuaHati @caplang dan @rorolembayung

Padang Rumput Datar

Aku pernah memandangimu dari jauh. Aku juga pernah melintasi halaman depanmu.

Lukai aku dengan tajam ilalangmu,
lalu basuh goresnya dengan sejuk bulir-bulir embun pagi
rebahkan aku dalam lembut semak perdu
buai hembus angin hingga aku tidur tersenyum bahagia di sore hari.



Hai perempuan yang bersembunyi dengan kata-kata berbaris menunggu pagi,

Terima kasih buat pertemuan kemarin. Iya, kemarin; malam di mana hujan, tatap mata, dan kata-kata menyelinap di antara teriakan orang-orang di tepi lapangan bola. Semoga bukan terakhir kali.

Kau tahu aku pernah terluka. Kau juga. Aku lupa bercerita aku memiliki tawa. Kau pun sama. Biarkan aku menjadi cerdas dengan cerita-ceritamu, gelap dan terang. Buka pintu sunyi tanpa nada, tunjukkan betapa kelam hidup fana pernah kau jumpa. Kita berhak bahagia.

Aku,

Menginginkanmu.


Oleh @caplang untuk @rorolembayung
Diambil dari: 30hari.cahyono.com


---

Surat balasan @rorolembayung

Malam Kemarin

Teruntuk kamu,

Entah apa, entah bagaimana, datang tiba-tiba, tiba-tiba saja. Diiringi temaram lampu jalan serta angin dan rinai hujan malam itu kau berdiri tepat di depan surau dekat kediamanku. Lagi-lagi mungkin aku bertanya mengapa Tuhan selalu mempertemukan aku dengan seseorang yang bahkan di selipan tasbihkupun tak pernah terlintas namanya. Pria ramah dan amat bersahaja pikirku. Walaupun jantungku kala itu tidak bak panggung orkestra, konduktor yang tak berpiawai memburu nada namun tetap saja membaca partitur rumit bait-bait keberadaanmu. Kau tahu satu kelebihanmu, sepertinya telingamu sengaja didesign Tuhan untuk mendengar semua ceritaku. Di dekatmu aku bisa lepas tanpa beban, menjadi diriku sendiri dengan segala kekuranganku dan sialnya aku merasa nyaman. Malam pun kian meninggi padahal sesungguhnya aku tidak ingin segera bergegas pergi.
 
 

No comments:

Post a Comment