Kesalahan yang Sama
Hai Vari,
Maaf ya baru sempat
membalas email yang kamu kirim. Sudah seminggu sepertinya surat itu kubiarkan
kaku di kotak masuk. Hari-hari kemarin saya masih lelah untuk menulis, masih
belum sanggup bercerita.
Kabar? Patah hati
kuadrat.
Pekerjaan? Berantakan.
Toko kadang baru bisa buka siang karena malamnya saya sibuk begadang. Seperti
malam ini.
Sekolah? Puji Tuhan
masih ada yang bisa kubanggakan. Nilai-nilai masih sempurna.
New York tak lagi sama,
Var, sepeninggal Clint. Stasiun 96th tempat saya dan dia biasa saling menyapa
tidak lagi istimewa. Gerbang Universitas seperti gerbang menuju neraka. Setiap
mata saya terbuka dari tidur tak lelap malam hari, saya selalu mencari alasan
masuk akal untuk keluar dari kamar. Saya merasa tujuan hidup saya tak lagi
sama.
Saya ingat perkataan
kamu setahun lalu, sebelum saya mencoba menerima Clint menjadi kekasih. Bahkan
saya ingat setiap kalimatnya. “Bersama Clint tidak akan membuatmu lebih baik,
Agnes. Kamu justru melakukan kesalahan yang sama. Kesalahan yang kamu pernah
lakukan terhadap Julian, atau juga Handi.” Dan kamu benar, Vari, saya seperti
seorang pandir yang mengulang kesalahan yang sama. Menjatuhkan hati pada orang
yang memang tidak benar-benar saya cintai. Tadinya saya pikir Clint lelaki
tepat untuk menemani saya menikmati kakunya New York sampai saya siap
meninggalkan kota ini.
Mahasiswi paling cerdas
se-universitas pun ternyata kalau patah hati tetap meraung-raung ya. Ditambah
lagi lagu Kerispatih yang berjudul sama dengan judul surat ini seperti
menghantam saya. Feel like they drop an anvil on my head.
Vari, sudah hampir pagi
di sini. Saya akan kembali melanjutkan tidur. Mudah-mudahan bisa bermimpi.
Oh ya, bagaimana
persiapan kamu, sudah siap berangkat ke kota impian? Entah kapan saya bisa
mampir ke Barcelona, meski cuma sekedar untuk menyesap susu coklat panas dan
duduk di dekat kamu. Menerima banyak tepukan di bahu, sambil sesekali
menertawakan mata bengkak saya. Ingat, hanya mampir, karena saya pecinta kota
besar. Seperti saya suka New York dan kamu lebih memilih California, saya
memaksa kamu tinggal di Madrid sedang kamu lebih memilih Barcelona.
Semoga Barcelona mampu
menemanimu mengejar mimpi. (Ah, kenapa sih harus Barcelona? Hahaha).
Have a safe flight,
Vari. Sampaikan salam saya untuk Juan Carlos I.
Agnes
Oleh: @starlian untuk
@@egbertz
Diambil dari: http://starlian24.wordpress.com/
----
Perjalanan Ini
Halo Agnes,
Membalas suratmu ini
terasa berbeda, apalagi saat dilakukan di atas bentangan awan - awan.
Sebenarnya awan - awan
itu tidak terlihat, di luar sana gelap pekat.
Mungkin saat ini saya
sedang berada di atas Samudera Hindia dan perjalanan masih panjang, karena
nanti saya masih harus transit dulu di Dubai.
Tapi gelap ini memang
menyenangkan Nes, sama seperti birunya laut yang bisa kita lihat saat
penerbangan siang hari, gelap ini membuat saya benar - benar menikmati
perjalanan ini.
Sepertinya saat
menanyakan kabarmu, bukan jawaban - jawaban seperti itu yang saya harapkan.
Saya berharap perkataan
saya setahun yang lalu itu salah dan kamulah yang benar.
Mungkin saya melihat
Clint dari sisi yang tidak pernah bisa saya lihat sebagaimana kamu bisa
menerimanya.
Ah, tapi sudahlah.
Membahas itu tidak akan membuat hidupmu jadi lebih baik kan ?
Bagaimana cuaca di New
York ? Semoga ia tidak membuat hatimu semakin meraung - raung ya.
Saya juga sedang
merenung. Di antara para penumpang yang sibuk dengan kesibukan masing - masing,
saya juga sibuk dengan perenungan saya.
Saya masih berpikir
tentang Sherli. Apa jadinya kalau dia bisa ikut bersama saya dalam perjalanan
ini. Cokelat panas bersamanya di Barcelona akan berbeda dengan secangkir kopi
mahal di Bandung.
Tentu saja kamu boleh
bergabung, kamu sudah berjanji akan mampir.
Tapi sekali lagi, saya
biarkan saja hal itu untuk saat ini.
Lagu Padi dengan judul
seperti surat ini memang sangat tepat menemani perjalanan separuh dunia ini.
Walaupun saya belum tahu kemanakah saya akan berpulang.
Tampaknya kegalauan saya
tidak mau kalah bersaing dengan kamu.
Nes, tampaknya saya juga
ingin bergabung dengan kelompok terbesar dalam pesawat ini, yaitu kelompok
orang - orang terlelap. Mungkin mereka sudah bermimpi telah sampai di
Barcelona.
Semoga kamu juga
bermimpi apa yang ingin kamu impikan.
New York - Barcelona
hanya terpisah Lautan Atlantik. Tapi jangan berenang ke sini untuk menikmati
hangatnya Barcelona.
Vari
ps : sekali - sekali
coba naik tangga di empire state building, coba kamu kuat berapa lantai
Surat balasan untuk @starlian dari @egbertz
Diambil dari:
http://lubang-hitam.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment