Rasa Yang Beda
Kepada yang kukagumi,
Sonia Sanny.
Entah luapan rasa apa yang harus kutulis dikertas ini
Aku gak bisa menuangkannya walaupun hanya setitik rasa hati
Tiada yang bisa mewakili diri yang sedang gundah dengan cinta ini
Jujur.. saat kupertama melihatmu, aku tertarik, terpesona, tertegun
Kulihat pandangan pertama betapa indah dirimu dan cantik rupamu
Semua perasaan dihati ini terjadi karena begitu indahnya kau dimataku
Tapi entahlah tiba-tiba muncul dihatiku apakah pantas aku mendampingimu.
Kau bagaikan bidadari jelita dengan lirik mata yang penuh arti
Sedangkan aku hanya pria biasa yang hanya mampu tuk mengagumimu
Tapi saat ini kuberanikan diri tuk meluapkan isi hati ini
Aku nyatakan bahwa aku mencintaimu
Dan terserah apa katamu
Yang pasti ku menyayangimu
Kuharap kau membalas sepucuk suratku ini
Dengan berita yang menyejukan hati
Dapat menjawab semua gelisah hati selama ini
Kutunggu jawabanmu.. wahai kekasih hati..
Yang selalu mengagumimu,
Abdul Rachim
Oleh @ominohim untuk @niaaSanny
Diambil dari: ominohim.tumblr.com
---
Surat balasan @niaaSanny untuk @ominohim
Kepada, him...
Teruntuk, O!
O! ini bukan hal yang pertama buat aku mengirimkan sebuah surat. Tapi ini adalah pertama kalinya aku mengirimkan surat untukmu. Lagi apa kamu, planet baruku? Masih ingat tentang postinganku beberapa minggu lalu tentang kamu yang merupakan planet baruku? Aku bagai satelit yang melingkupi planetmu. Kamu magnetku, O! Masih ingat tentang percakapan kita di hari itu? Hari di mana aku dan kamu menjadi kita. Dunia seolah berjalan lamban. Aku merasakan di mana jantungku berdegup kencang saat sore itu. Seakan waktu sedang mempermainkanku. Aku.. diam tak bisa berpikir ketika kau terus mengikutiku hari itu.
28 Desember 2012…
Seharian itu kau terus mengikutiku. Seolah-olah, aku itu magnetmu! Kau seperti ingin mengucapkan sesuatu padaku. Tentu aku tahu apa yang ingin kau katakan padaku. Dan apakah kamu tahu, aku menunggu saat-saat itu sudah dari pertama kali kita dekat? Dan saat itu tiba, akhirnya kau mengucapkannya juga. Saat itu, kita sedang berjalan menuju gerbang kampus untuk pulang. Kita berenam saat itu. Kamu dan aku memutuskan untuk memperlambat langkah kaki kita. Dan kau tampak lucu saat menyatakannya padaku. Aku tak bisa menahan tawa saat melihat ekspresimu saat itu! Coba saja aku merekamnnya saat itu. Pasti ini akan menjadi hal yang mengasyikkan untuk kita kelak nanti. )
Kepada kamu, yang kusebut Him!
Saat kamu menjadi salah satu dari bagian hidupku, aku harap kamu nggak pernah menyesal. Seperti kata kita, semoga ini menjadi yang terakhir. Semoga kita bisa saling melengkapi satu sama lain. Aku tak pernah merasakan namanya takut kehilangan sebesar ini, him. Saat kamu nggak ada di sisiku seperti tadi yang di basement, aku merasakan sepi, him. Aku merasa kehilangan. Itu saja baru karna kamu meninggalkan aku untuk ibadah! Apalagi kalau suatu saat nanti kamu pergi meninggalkan aku untuk selamanya? Aku tak pernah berani untuk membayangkannya. Aku sudah terbiasa dengan kamu yang selalu mengikutiku ke manapun kakiku melangkah ketika di kampus. Tapi aku nggak mau membiarkanmu waktumu terbuang hanya untuk aku. Kamu punya teman yang harus kamu temani ketika mereka membutuhkanmu. Aku tidak ingin menjadi seorang yang egois.
Kepada dia, him..
Kepada yang sekarang menjadi kesayangan aku. Menjadi warna favoritku. Menjadi objek semua tulisan-tulisanku. mau aku beritahu sesuatu?
Pst!
Aku sayang kamu.
Diambil dari niasanny.wordpress.com
No comments:
Post a Comment