SURAT CINTA MULA-MULA
Dear Indri,
Mengapa tetap ada yang
kurang meski kita sudah saling berkabar yang tidak juga disebut jarang?
Bagaimana? Sudah sampai tahap manakah kalian? Oh, yang kumaksud adalah kamu
dengan revisi-revisi skripsi, aku tidak sedang bertanya perihal hati. *dikepruk
halus* Lalu bagaimana dengan ruang yang belum juga menemui penghuni? Masih
sanggup menjalani dan melakukan segala sesuatunya sendiri? *dikepruk halus dua
kali* Bagaimana kabarnya masa lalumu? Eh, apakah dia sudah menjadi masa lalumu?
Atau memang belum? Ups. *kemudian diblender*
Tidak pernah kuduga akan
bertemu seseorang dengan kesukaan yang sama, di dunia yang biasa dianggap tidak
mungkin itu. Rasanya masih tidak bisa disangka ketika semesta akhirnya
mempertemukan kita, mengakrabkan pertemanan, hingga akhirnya membongkar setiap
aib-aib memalukan. Namun seperti berkaca tanpa busana di depan diri sendiri,
tak ada satu pun dari kita yang begitu malu untuk mengakuinya. Sebab bukankah
pengalaman memalukan adalah bentuk tawa yang cukup puas di beberapa tahun ke
depan? Kalau begitu baiklah, aku akan memuaskan tawamu di beberapa tahun lagi
dengan mengungkit aib-aibmu kembali. *ngilang*
Sebagai sahabat yang
mungkin bisa dibilang cukup mengerti tentang kesepianmu, aku minta tolong agar
kamu menjaga hatimu. Jangan biarkan ia tersakiti lagi, baik oleh orang lain
maupun karena ekspektasi diri sendiri.
Kalau memang sempat,
kutunggu balasanmu secepatnya. Baik-baiklah di manapun kamu, dan berbahagialah.
Kecupeluk dari jauh
bertubi-tubi,
Esti
Oleh: @estipilami untuk
@idrchi
Diambil dari:
http://estipilami.tumblr.com/
---
S(c)ur(h)at
Bandung, Januari hari
lima belas, 2013
Teruntuk,
Esti
Yang seringkali terlalu pintar
mencintai
Hai, kamu..
Dengar-dengar,
belakangan ini cuaca Bekasi cerah terus ya? Eh, bukan. Maksudnya cuaca hati
kamu sepulang dari #NginepHore bersama Pefih. Benar begitu? :’))
Tak perlu dijawab, aku
tahu kamu membacanya sambil senyum-senyum. *dikepruk* X)
Yah setidaknya, itu
bukti nyata bahwa siapapun yang kamu ingat ketika membaca kalimat-kalimatku di
atas, telah dengan mudah membawakanmu bahagia. Sungguh, aku ikut senang, Ti.
Kuharap Tuhan sedang
menulis skenario paling baik untuk kelanjutan kisah kalian. Anggap saja aku
penggemar paling utama, menunggu kelanjutan cerita demi cerita sambil ikut
mendoakan. Yang kuingin, kelak kamu bisa ajarkan aku melupakan caranya menulis
kisah-kisah sedih. Sebab, bukankah membosankan menulis perihal kesedihan terus
menerus?
Hatiku yang lengang
masih baik-baik saja, Ti. Meski selalu kubiarkan ruangnya kosong, namun di sisi
lain Tuhan seperti memberi aku begitu banyak waktu untuk membekali diri. Dan
sepertinya memang lebih baik menjelang yang akan muncul di hadapan. Aku sudah
lelah menengok ke belakang, Ti. Mencari yang terbaik itu penting, tapi bukankah
lebih baik membentuk diri agar bisa menjadi yang terbaik bagi orang lain? Kita
berdua pun sering membicarakannya, bahwa lebih baik sendiri dan merasa kosong. Daripada
memaksakan untuk berdua, tapi belum tentu merasa terisi.
Ya, memang. Perkataanku
tadi hanyalah denial yang belum bisa kuhentikan. Tapi, aku juga tak mau
memberikanmu kesan bahwa aku tidak baik-baik saja. Sebab kabarku baik, tapi
kuyakin masih bisa lebih baik daripada ini. :)
Tentang skripsi, tak
usah ditanya. Masih in progress. Hahahaha.. Hampir selesai, sih. Bismillah, aku
berdoa dan berusaha semoga bulan depan sudah bisa sidang akhir. Aamiin.
Oh ya, kapan tepatnya
kamu akan berangkat ke London? Undang aku ke Jakarta secepatnya. Aku ingin
lihat langsung senyum kamu ketika membicarakan ‘dia’. Bersama Pefih, tentunya.
Akhir kata, yakinkan
hatimu, Ti. Untuk mengejar apapun yang ingin kamu kejar, untuk berusaha
mendapatkan apapun yang seharusnya bisa kamu dapatkan. Sebab Tuhan selalu baik,
tak mungkin doa dan usaha kita tak dilihatNya. Kita hanya harus terus berusaha
sampai titik terjauh dan berdoa sampai hitungan terbanyak.
Kecupeluk dari yang tak
pernah lupa bersyukur dipertemukan denganmu,
Indri.
Surat balasan @idrchi untuk @estipilami
Diambil dari:
http://abcdefghindrijklmn.tumblr.com/
No comments:
Post a Comment